Anda di halaman 1dari 21

Definisi

Kecemasan adalah keadaan individu atau


kelompok
mengalami
perasaan
gelisah
(penilaian atau opini) dan aktivitas sistem
saraf autonom dalam berespons terhadap
ancaman yang tidak jelas, nonspesifik
Gangguan depresif merupakan suatu masa
terganggunya fungsi manusia yang berkaitan
dengan alam perasaan yang sedih dengan
gejala penyerta termasuk perubahan pola
tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi,
anhedonia, kelelahan, rasa putus asa, tak
berdaya dan gagasan bunuh diri.

GAMBARAN
KLINIS

Ketegangan Motorik

1. Kedutan otot/ rasa gemetar


2. Otot tegang/kaku/pegal
3. Tidak bisa diam
4. Mudah menjadi lelah

Hiperaktivitas Otonomik

5. Nafas pendek/terasa berat


6. Jantung berdebar-debar
7. Telapak tangan basah/dingin
8. Mulut kering
9. Kepala pusing/rasa melayang
10. Mual, mencret, perut tak enak
11. Muka panas/ badan menggigil
12. Buang air kecil lebih sering

Sedangkan untuk gangguan depresif


ditandai
dengan
suatu
mood
depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan serta berkurangnya
energi yang menuju meningkatnya
keadaan mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit
saja) dan menurunnya aktivitas
merupakan tiga gejala utama depresi

Gejala lainnya dapat berupa :


Konsentrasi dan perhatian berkurang
Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak
berguna
Pandangan masa depan yang suram dan
pesimistis
Gagasan atau perbuatan membahayakan
diri atau bunuh diri
Tidur terganggu
Nafsu makan berkurang.

DIAGNOSIS

Gangguan Cemas
Menyeluruh

Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung


hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak
terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya
free floating atau mengambang).

Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:

1. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit
berkonsentrasi, dsb)
2. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan
3. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebardebar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)

Adanya

gejala-gejala

lain

yang

sifatnya

sementara (untuk beberapa hari), khususnya


depresi, tidak membatalkan diagnosis utama
Gangguan Anxietas Menyeluruh, selama hal
tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari
episode depresif (F.32.-), gangguan anxietas
fobik (F.40.-), gangguan panik (F42.0), atau
gangguan obsesif-kompulsif (F.42.-)

Episode

depresif

berat

tanpa

gejala

psikotik :
Semua

gejala

depresi

harus

ada

afek

depresif,

kehilangan minat dan kegembiraan serta berkurangnya


energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah.
Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya :
konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan
kepercayaan

diri

berkurang,

gagasan

tentang

rasa

bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan


yang suram dan pesimis, gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu,
nafsu makan berkurang.

Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi


psikomotor) yang mencolok, maka mungkin pasien tidak
mau

atau

tidak

mampu

untuk

melaporkan

banyak

gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian


secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih
dapat dibenarkan.
Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurangkurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat
dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk
menegakkan diagnosis dalam kurun waktu dari 2 minggu.
Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan
kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga,
kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

Episode Depresif Berat dengan


Gejala Psikotik :
Episode depresif berat yang memenuhi kriteria diatas.
Disertai
biasanya

waham,

halusinasi

melibatkan

ide

atau

tentang

stupor
dosa,

depresif.

Waham

kemiskinan

atau

malapetaka yang mengancam dan pasien merasa bertanggung


jawab atas hal itu. Halusinasi audiotorik atau olfaktorik biasanya
berupa suara yang menghina atau menuduh atau bau kotoran
atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat
menuju stupor.
Jika

diperlukan,

waham

atau

halusinasi

dapat

ditentukan

sebagai waham atau halusinasi yang serasi atau tidak serasi


dengan afek (mood congruent).

Gangguan Campuran Anxietas


dan Depresif:
Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana
masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang
cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk
anxietas,

beberapa

gejala

otonomik

harus

ditemukan

walaupun tidak terus-menerus, disamping rasa cemas atau


kekhawatiran berlebihan.
Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih
ringan, harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas
lainnya atau gangguan anxietas fobik

Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas


yang cukup berat untuk menegakkan masingmasing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut
dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran
tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal
hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka
gangguan depresif harus diutamakan.
Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan
stres

kehidupan

yang

jelas,

maka

harus

digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.

PENATALAKSANA
AN

ANTI DEPRESI
1.

Golongan

trisiklik,

seperti

amitryptylin,

imipramine,

clomipramine dan opipramol.


2. Golongan tetrasiklik, seperti : maproptiline, mianserin dan
amoxapine.
3. Golongan MAOI-Reversibel (RIMA, Reversibel Inhibitor of Mono
Amine Oxsidase-A), seperti : moclobemide.
4. Golongan atipikal, seperti : trazodone, tianeptine dan mirtazepine.
5. Golongan SSRI (Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor), seperti :
sertraline, paroxetine, fluvoxamine, fluxetine dan citalopram.

Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan


onset efek primer (efek klinis) sekitar 2-4 minggu,
efek sekunder (efek samping) sekitar 12-24 jam
serta waktu paruh sekitar 12-48 jam (pemberian 12 kali perhari). Ada lima proses dalam pengaturan
dosis, yaitu :
1.

Initiating

Dosage

(dosis

anjuran),

untuk

mencapai dosis anjuran selama minggu I.


2. Titrating Dosage (dosis optimal), dimulai pada
dosis

anjuran

sampai

menjadi dosis optimal..

dosis

efektif

kemudian

3.

Stabilizing

Dosage

(dosis

stabil),

dosis

optimal

dipertahankan selama 2-3 bulan. Misalnya amytriptylin 300


mg/hari (dosis optimal) kemudian diturunkan sampai dosis
pemeliharaan.
4. Maintining Dosage (dosis pemeliharaan), selama 3-6
bulan. Biasanya dosis pemeliharaan dosis optimal.
Misalnya amytriptylin 150 mg/hari.
5. Tapering Dosage (dosis penurunan), selama 1 bulan.
Kebalikan dari initiating dosage. Misalnya amytriptylin 150
mg/hari 100 mg/hari selama 1 minggu, 100 mg/hari 75
mg/hari selama 1 minggu, 75 mg/hari 50 mg/hari selama
1 minggu, 50 mg/hari 25 mg/hari selama 1 minggu.

ANTI ANTIETAS
Penggolongan
Benzodiazepin (Diazepam,
Chlordiazepoxide, Lorazepam,
Clobazam, Bromazepam,
Akprazolam)
Non-Benzodiazepin ( Sulpine,
Buspirone)

Golongan

benzodiazepin

sebagai

anti-

anxietas mempunyai ratio terapeutik lebih


tinggi dan lebih kurang menimbulkan adiksi
dengan toksitas rendah dibandingkan dengan
meprobamate atau phenobarbital
Golongan bezodiazepin= drug of choice dari
semua obat yang mempunyai anti-anxietas,
disebabkan
keamanannya.

spesifitas,

potensi

dan

Mulai

dengan

dosis

awal

(dosis

anjuran),

dinaikan setiap 3-5 hari sampai mencapai dosis


anjuran,

dipertahankan

23

minggu,

diturunkan 1/8 setiap 2-4 minggu, dosis minimal


yang masih efektif (manutenance dose), bila
kambuh

dinaikan

lagi

dan

bila

efektif,

pertahankan 4-8 minggu, lalu tapering off.

Anda mungkin juga menyukai