Laporan Sag - Kelompok 5
Laporan Sag - Kelompok 5
Pengamatan matahari
Geoinformatika
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
Agustinus
Deswanti
Et-ding
Faisal amin
Fathir muh.
Niken susilowati
POLITEKNIK PERTANIAN
NEGERI SAMARINDA
KATA PENGANTAR
rahmat,
nikmat
serta
hidayah-Nya
karenaNya
penulis
dapat
sempurna, oleh karena itu sangat diharapkan saran yang membangun untuk perbaikan
laporan ini.
Wassalammualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.2
DAFTAR ISI....3
BAB I . PENDAHULUAN
a. Latar belakang............4
b. Maksud dan tujuan.4
BAB II. DASAR TEORI
a. Astronomi geodesi.5
b. Azimuth..5
c. Pemgamatan tinggi matahari..5
d. Koreksi-koreksi pengamatan matahari..6
BAB III. METODELOGI PRAKTIKUM
a. Pelaksanaan pengukuran......11
b. Alat dan bahan.11
c. Langkah kerja...11
BAB IV. HASIL
a. Hasil perhitungan.....13
BAB V. PENUTUP
a. Kesimpulan .........16
b. Saran16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
DASAR TEORI
2.2 Azimuth
Azimuth berfungsi untuk mendapatkan arah suatu sisi terhadap arah utara. Pada alat ukur
yang dilengkapi dengan kompas, pembacaan sudut horisontalnya ada ketentuan bahwa
azimuth adalah besar sudut yang
dimulai dari arah utara atau selatan jarum magnet sampai obyektif garis bidik yang besarnya
sama dengan angka pembacaan Azimuth dapat didapatkan melalui beberapa cara, yaitu :
Cara Lokal
Pengikatan pada dua buah titik tetap
Dengan kompas
Pengamatan Astronomis
Secara pendekatan :
Harga paralaks ini dapat diperoleh dari tabel yang terdapat pada Almanak Matahari dan
bintang.
Koreksi Refraksi Faktor alam, seperti temperatur, tekanan, dan kelembaban udara adalah
hal yang sangat berpengaruh terhadap pengukuran yang dilakukan. Hal ini jelas diketahui
karena dapat memberikan efek pemuaian ataupun melengkungnya sinar yang masuk ke
8
dalam teropong (refiaksi). Semua gejala ini dialami oleh hasil pengukuran sejak rnulai
dari target yang dibidik sampai didalarn teropong itu sendiri. Oleh karenanya jadi
diperlukan koreksi. Harga koreksi refraksi tersebut dapat diperoleh dari tabel pada
Almanak tahunan Matahari dan Bintang, dengan rumus sebagai berikut
Dimana:
Rm :Koreksi refraksi menengah ( pada p '=760mmHg ; t : l0"C; kelembaban nisbi 60%) dengan
argumen adalah tinggi ukuran dari matahari.
Cp :Faktor koreksi barometric, dengan argumen adalah tekanan udara stasion pengamat atau
ketinggian pendekatan dari stasion pengamat.
Cl :Factor koreksi temperature, dengan argument adalah temperatur udara stasion pengamat.
Tinggi matahari (h) diperoleh dari hasil pengamatan dari stasion pengamat.
Deklinasi matahari (6) yang diperoleh dari tabel pada almanak matahari dan
bintang dengan argument adalah waktu, tanggal dan tahun pengamatan.
Lintang (g) stasion pengamat yang diperoleh dari hasil interpolasi peta, yaitu dari
peta topografi daerah pengamatan
10
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
11
7. Setelah bayangan matahari sudah tampak dengan jelas di HVS, maka baca sudut vertikal dan
horisontal pada theodolit melalui lensa okuler dan tidak lupa untuk menutup teropong dengan
buku atau sejenisnya supaya cahaya matahari tidak masuk ke dalam teropong.
8. Lakukan langkah kedua hingga ketujuh untuk mendapatkan kuadran 1 dan 3
9. Hitung hasil dari data yang telah didapat, maka akan mendapatkan hasil pengamatan dan hasil
penghitungan azimuth matahari
12
BAB IV
HASIL
13
14
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum pengukuran pengamatan matahari yang telah dilaksanakan, dapat
disimpulkan bahwa :
1.Pengukuran yang digunakan adalah pengamatan matahari dengan metode tadah.
2.Pada pengukuran azimuth matahari dibutuhkan posisi lintang pengamat, waktu pengamatan,
sudut horisontal, sudut vertikal (zenith) matahari, suhu, dan tekanan udara.
3.Pengukuran azimuth matahari tidak boleh dilakukan di atas jam 9, karena pada saat itu
matahari sudah mulai terbit ke atas, sehingga sudut vertikal (zenith) matahari cukup kecil. Hal itu
menyebabkan susahnya dalam membaca sudut.
4.Kesalahan dalam pengukuran menyebabkan hasil dari perhitungan berbeda jauh dari data yang
satu dengan data lainnya sehingga menyebabkan pengukuran tidak presisi. Tidak presisinya
hasil penghitungan tersebut di antaranya disebabkan oleh: - Alatnya tidak center - Bayangan
matahari tidak jatuh tepat bersinggungan dgn benang diafragma - Rentang waktu antar
pengamatan terlalu jauh sehingga kemungkinan terjadi kesalahan cukup besar - Waktu yg
tercatat kurang tepat - Alat ukur yg sudah harus dikalibrasi .
5.2 Saran
1.Mengupayakan ketelitian dalam pembacaan sudut.
2.Mengusahakan pemilihan waktu pelaksanaan, keadaan cuaca yang cerah.
3. Melakukan pengukuran sebaiknya pada waktu pagi hari pukul 06.00 -09.00
16
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/6230456/materi_Pengamatan_Matahari
http://putra-syafrisar.blogspot.co.id/2012/06/penentuan-azimuth-dengan-pengamatan.html
http://kafeastronomi.com/sejarah-pengamatan-matahari.html
17