Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

OMSK (Otitis media supuratif kronik) atau yang biasa disebut dimasyarakat dengan congek
adalah suatu infeksi telinga tengah. OMSK merupakan penyakit yang sering dijumpai pada
negara yang sedang berkembang. Secara umum, ras dan faktor sosio ekonomi mempengaruhi
kejadian OMSK. Kehidupan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status
kesehatan serta gizi yang jelek merupakan faktor yang menjadi dasar untuk meningkatnya
prevalensi OMSK pada negara yang sedang berkembang. Indonesia merupakan negara dengan
prevalensi tinggi untuk kasus OMSK di mana prevalensi OMSK 3,8% dan pasien OMSK
merupakan 25% pasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia.
Penyakit ini ditandai dengan adanya perforasi membran timpani disertai dengan keluarnya cairan
dari telinga yang lamanya lebih dari 2 bulan. Berdasarkan tipe klinisnya, OMSK dibagi atas tipe
jinak (tipe tubotimpanal) dimana proses peradangannya hanya terbatas pada mukosa telinga
tengah, serta tipe ganas (tipe atikoantral) disertai kolesteatoma yang proses peradangannya
sudahmelibatkan tulang dan dapat mengakibatkan komplikasi di tulang temporal(ekstrakranial)
atau ke dalam otak (intrakranial).
Kekurangan pendengaran didapati pada 50% kasus OMSK dan kematian terjadi akibat
komplikasi ke intrakranial pada 18,6% kasus. Sebagian besar kasus komplikasi OMSK terjadi
karena penderita cenderung mengabaikan keluhan telinga berair menahun yang dapat
mengakibatkan komplikasi yang fatal.

BAB II

LAPORAN KASUS
Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke RS dengan keluhan wajah mencong ke kanan sejak 6
bulan terakhir
Data pasien
Nama

: Tn.Budi

Usia

: 50 tahun

Pendidikan

: SMA

Alamat

:Jl. Kampung Melayu,Jakarta Timur

Dari anamnesis didapatkan keluhan :


Wajah mencong ke kanan sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit. Selain itu pasien juga
mengeluh telinga kiri berair disertai bau tidak enak sejak SD. Sering kali keluar cairan dari
telinga pada saat pasien sakit batuk pilek atau setiap kemasukan air sehabis berenang. Saat ini
pendengaran di telinga kiri sangat menurun sehingga untuk komunikasi pasien lebih
mengandalakan telinga kanan.
Sakit kepala hebat, muntah proyektil dan gangguan keseimbangn tidak dirasakan oleh pasien.
Selama ini pasien sering mengobati diri sendiri dengan obat tetes telinga yang dapat dibeli bebas.
Tidak ada riwayat trauma sebelumnya pada kepala maupun rasa kebas/kesemutan pada kaki dan
tangan. Pasien juga tidak merasakan timbulnya bintik-bintik yang berisi cairan pada leher dan
wajah (vesikel).
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan :
Status generalis :
Keadaan umum dan kesadaran

: sakit sedang, kompos mentis

Tinggi dan berat badan

: 170 cm/60 kg

Tanda vital :

1. Suhu

: 38,5 0 C

2. tensi

: 140/80 mmHg

3. pernapasan : 18x/menit
4. nadi

: 100 x/menit

Kepala

: lihat status THT

Thorax

: normal

Abdomen

: normal

Ekstremitas

: normal

Pemeriksaan wajah
Pada saat inspeksi wajah pasien asimetrsi dalam keadaan diam, sulkus nasolabial kiri mendatar,
ketika pasien diminta untuk mengerutkan dahi tampak kerutan dahi dan kedua alis mata
asimetris, dimana pada sisi kiri lebih rendah. Tidak dijumpai adanya vesikel di sekitar leher dan
wajah pasien.
Status THT
Pada pemeriksaan THT didapati telinga kanan dalam batas normal dan telinga kiri terisi banyak
secret purulent. Setelah dibersihkan tampak membrane timpani hiperemis dan terdapat perforasi
marginal. Daerah retroaurikuler kanan dan kiri tengan serta tidak ada nyeri penekanan.
Pemeriksaan hidung didapatkan kedua cavum nasi lapang, konka inferior dan konka media
eutrofi serta tidak didapatkan secret pada kedua hidung. Pemeriksaan tenggorok dalam batas
normal. Pemeriksaan kelenjar getah bening tidak didapati pembengkakan.
Pemeriksaan lab
Hb

: 14 gr/dl

Leukosit

:14.000 uL

Trombosit

: 250.000

LED

: 20 ml/jam

Pemeriksaan radiologi mastoid


Kesan :

Mastoid kanan pneumatic


Mastoid kiri sklerotik dan tampak bayangan sugestif kolesteatoma

Pemeriksaan audiometri

Pemeriksaan fungsi Nervus Fasialis ;

Terdapat kelumpuhan nervus fasialis kiri perifer setinggi infra korda dengan fungsi motoric
terbaik 70 %

BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Identitas Pasien:

Nama

: Tn. Budi

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 50 tahun

Pekerjaan

:-

Alamat

: Jln. Kampung Melayu, Jakarta Timur

Agama

:-

Status Pernikahan: -

Pendidikan

: SMA

Anamnesis
Keluhan utama : wajah mencong ke kanan sejak 6 bulan yang lalu
Keluhan tambahan
1. keluar cairan dari telinga pada saat pasien sakit batuk pilek atau setiap kemasukan air
sehabis berenang.
. Selain itu pasien juga mengeluh telinga kiri berair disertai bau tidak enak sejak SD.

2. pendengaran di telinga kiri sangat menurun sehingga lebih mengandalakan telinga


kanan.
Sakit kepala hebat, muntah proyektil dan gangguan keseimbangn tidak dirasakan oleh pasien.
Selama ini pasien sering mengobati diri sendiri dengan obat tetes telinga yang dapat dibeli bebas.

Pemeriksaan fisik
Patofisiologi
Diagnosis
Dd
Tatalaksana
Komplikasi
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS

Otitis media supuratif kronik ( OMSK ) ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan
perforasi membrane timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang
timbul, sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah. Otitis media supuratisf kronis
selian merusak jaringan lunak pada telinga tengah dapat juga merusak tulang dikarenakan
terbentuknya jaringan patologik sehingga sedikit sekali / tidak pernah terjadi resolusi spontan.
Otitis media supuratif kronis terbagi antara benigna dan maligna, maligna karena
terbentuknya kolesteatom yaitu epitel skuamosa yang bersifat osteolitik.
Penyakit OMSK ini biasanya terjadi perlahan-lahan dan penderita datang dengan gejalagejala penyakit yang sudah lengkap dan morbiditas penyakit telinga tengah kronis ini dapat

berganda, gangguan pertama berhubungan dengan infeksi telinga tengah yang terus menerus
( hilang timbul ) dan gangguan kedua adalah kehilangan fungsi pendengaran yang disebabkan
kerusakan mekanisme hantaran suara dan kerusakan konka karena toksisitas atau perluasan
infeksi langsung.

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

Penyebab terbesar otitis media supuratif kronis adalah infeksi campuran bakteri dari
meatus auditoris eksternal , kadang berasal dari nasofaring melalui tuba eustachius saat infeksi
saluran nafas atas. Organisme-organisme dari meatus auditoris eksternal termasuk
staphylococcus, pseudomonas aeruginosa, B.proteus, B.coli dan aspergillus. Organisme dari
nasofaring diantaranya streptococcus viridans ( streptococcus A hemolitikus, streptococcus B
hemolitikus dan pneumococcus.
Suatu teori patogenesis mengatakan terjadinya otititis media nekrotikans akut menjadi
awal penyebab OMSK yang merupakan hasil invasi mukoperiusteum organisme yang virulen,
terutama berasalh dari nasofaring terbesa pada masa kanak-kanak, atau karena rendahnya daya
tahan tubuh penderita sehingga terjadinya nekrosis jaringan akibat toxin nekrotik yang
dikeluarkan oleh bakteri kemudian terjadi perforasi pada membrane timpani setelah penyakit
akut berlalu membrane timpani tetap berlubang atau sembuh dengan membrane atrofi.
Pada saat ini kemungkinan besar proses primer untuk terjadinya OMSK adalah tuba eustachius,
telinga tengah dan sel-sel mastoid. Faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah
supuratif menjadi kronis sangat majemuk, antara lain :
1. gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat :
a. infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang
b. obstruksi anatomic tuba eustachius parsial atau total

2. perforasi membrane timpani yang menetap


3. terjadinya metaplasia skuamosa / perubahan patologik menetap lainnya pada telinga
tengah
4. obstruksi terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid
5. terdapat daerah dengan skuester atau otitis persisten ddi mastoid
6. faktor konstitusi dasar seperti alergi kelemahan umum atau perubahan mekanisme
pertahanan tubuh.
PATOLOGI
Omsk lebih merupakan penyakit kekambuhan daripada menetap, keadaan ini lebih berdasarkan
waktu dan stadium daripada keseragaman gambaran patologi, ketidakseragaman ini disebabkan
oleh proses peradangan yang menetap atau kekambuhan disertai dengan efek kerusakan jaringan,
penyembuhan dan pembentukan jaringan parut secara umum gambaran yang ditemukan :
1. Terdapat perforasi membrane timpani dibagian sentral, ukuran bervariasi dari 20 % luas
membrane timpani sampai seluruh membrane dan terkena dibagian-bagian dari annulus.
2. Mukosa bervariasi sesuai stadium penyakit. Dalam periode tenang akan nampak normal
kecuali infeksi telah menyebabkan penebalan atau metaplasia mukosa menjadi epitel
transisonal.
3. Jaringan tulang2 pendengaran dapat rusak/ tidak tergantung pada berat infeksi
sebelumnya
4. Mastoiditis pada OMSK paling sering berawal pada masa kanak-kanak , penumatisasi
mastoid paling aktif antara umur 5 -14 tahun. Proses ini saling terhenti oleh otitis media
yang sering. Bila infeksi kronis terus berlanjut mastoid mengalami proses sklerotik,
sehingga ukuran mastoid berkurang. Antrum menjadi lebih kecil dan penumatisasi
terbatas hanya ada sedikit sel udara saja sekitar antrum.

TANDA DAN GEJALA

OMS TIPE BENIGNA


Gejalanya berupa discharge mukoid yang tidak terlalu berbau busuk , ketika pertama kali
ditemukan bau busuk mungkin ada tetapi dengan pembersihan dan penggunaan antibiotiklokal
biasanya cepat menghilang, discharge mukoid dapat konstan atau intermitten.
Gangguan pendengaran konduktif selalu didapat pada pasien dengan derajat ketulian
tergantung beratnya kerusakan tulang2 pendengaran dan koklea selama infeksi nekrotik akut
pada awal penyakit.
Perforasi membrane timpani sentral sering berbentuk seperti ginjal tapi selalu meninggalkan sisa
pada bagian tepinya . Proses peradangan pada daerah timpani terbatas pada mukosa sehingga
membrane mukosa menjadi berbentuk garis dan tergantung derajat infeksi membrane mukosa
dapt tipis dan pucat atau merah dan tebal, kadang suatu polip didapat tapi mukoperiosteum yang
tebal dan mengarah pada meatus menghalangi pandangan membrane timpani dan telinga tengah
sampai polip tersebut diangkat . Discharge terlihat berasal dari rongga timpani dan orifisium tuba
eustachius yang mukoid da setelah satu atau dua kali pengobatan local abu busuk berkurang.
Cairan mukus yang tidak terlalu bau datang dari perforasi besar tipe sentral dengan membrane
mukosa yang berbentuk garis pada rongga timpani merupakan diagnosa khas pada omsk tipe
benigna.

OMSK TIPE MALIGNA DENGAN KOLESTEATOM


Sekret pada infeksi dengan kolesteatom beraroma khas, sekret yang sangat bau dan
berwarna kuning abu-abu, kotor purulen dapat juga terlihat keeping-keping kecil, berwarna putih
mengkilat.
Gangguan pendengaran tipe konduktif timbul akibat terbentuknya kolesteatom bersamaan
juga karena hilangnya alat penghantar udara pada otitis media nekrotikans akut. Selain tipe

konduktif dapat pula tipe campuran karena kerusakan pada koklea yaitu karena erosi pada
tulang-tulang kanal semisirkularis akibat osteolitik kolesteatom.

PENATALAKSANAAN
Prinsip terapi OMSK tipe benigna ialah konstervatif atau dengan medika mentosa. Bila
sekret yang keular terus-menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H2o2 3 %
selama 3 5 hari. Setelah sekret berkurang terapi dilanjutkan dengan obat tetes telinga yang
mengandung antibiotic dan kortikosteroid, kultur dan tes resisten penting untuk perencanaan
terapi karena dapat terjadi strain-strain baru seperti pseudomonas atau puocyaneous.
Infeksi pada kolesteatom sukar diobati sebab kadar antibiotic dalam kantung yang
terinfeksi tidak bias tinggi. Pengangkatan krusta yang menyumbat drainage sagaat membantu.
Granulasi pada mukosa dapat diobati dengan larutan AgNo3 encer ( 5 -100 %) kemudian
dilanjutkan dengan pengolesan gentian violet 2 %. Untuk mengeringkan sebagai bakterisid juga
berguna untuk otitis eksterna dengan otorhea kronik.
Cara terbaik mengangkat polip atau masa granulasi yang besar, menggunakan cunam
pengait dengan permukaan yang kasar diolesi AgNo3 25-50 % beberapa kali, selang 1 -2
minggu. BIla idak dapat diatasi , perlu dilakukan pembedahan untuk mencapai jaringan patologik
yang irreversible. Konsep dasar pembedahan adalah eradikasi penyakit yang irreversible dan
drainase adekwat, rekontruksi dan operasi konservasi yang memungkinkan rehabilitasi
pendengaran sempurna pada penyakit telinga kronis.

KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS

OMSK tipe benigna :


Omsk tipe benigna tidak menyerang tulang sehingga jarang menimbulkan komplikasi,
tetapi jika tidak mencegah invasi organisme baru dari nasofaring dapat menjadi superimpose

otitis media supuratif akut eksaserbsi akut dapat menimbulkan komplikasi dengan terjadinya
tromboplebitis vaskuler.
Prognosis dengan pengobatan local, otorea dapat mongering. Tetapi sisa perforasi sentral
yang berkepanjangan memudahkan infeski dari nasofaring atau bakteri dari meatus eksterna
khususnya terbawa oleh air, sehingga penutupan membrane timpani disarankan.

OMSK tipe maligna :


Komplikasi dimana terbentuknya kolesteatom berupa :
1. erosi canalis semisirkularis
2. erosi canalis tulang
3. erosi tegmen timpani dan abses ekstradural
4. erosi pada permukaan lateral mastoid dengan timbulnya abses subperiosteal
5. erosi pada sinus sigmoid

Prognosis kolesteatom yang tidak diobati akan berkembang menjadi meningitis, abes otak, prasis
fasialis atau labirintis supuratif yang semuanya fatal. Sehingga OMSK type maligna harus
diobati secara aktif sampai proses erosi tulang berhenti.

DAFTAR PUSTAKA
1. Iskandar N, sopeardi EA, Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorok, edisi
ketiga FKUI Jakarta 1997

2. Adam GL, Boies LC, Hilger PA. Bois Fundamentals of otolaryngology. A textbook of
Ear, Nose and Throat Disease. 6 th edition WB Saunders Co, 1989.
3. P.D. Bull : Disease of the Ear, Nose and throat, edisi 6, Blackwell science ; 1995
4. www. Klinikumsolingen : chronic suppurative otitits media
5. www. Bcm.edu/oto/otologyprimer : otitis media complications
6. www.utmb.edu/otoref : otitis media complications.
KESIMPULAN

Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan kelanjutan dari otitis media supuratif sub akut
dan otitis media supuratif akut (OMA). Hal ini disebabkan oleh : terapi yang lambat atau terapi
yang tidak adekuat, virulensi kuman yang tinggi, imun yang rendah dan higienitas yang buruk
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan, maka
kelompok kami menyimpulkan bahwa Tn.Budi mengalami paresis nervus VII yang ditandai
dengan keluhan wajah mencong ke kanan dan tuli campur grade sedang akibat komplikasi dr
OMSK.
Untuk penatalaksanaanya perlu dilakukan terapi konservatif terlebih dahulu setelah itu dirujuk ke
spesialis THT untuk dimastoidektomi dan timpanoplasty. Pasien harus datang dengan teratur
untuk kontrol supaya tidak terjadi infeksi kembali.

Anda mungkin juga menyukai