KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.6.1
1.6.2
Manfaat praktis.................................................................................11
Manfaat akademis............................................................................12
Pengertian Kurikulum.............................................................................13
Pengertian Kesiapan................................................................................14
Deskripsi Teori........................................................................................15
Kereangka Berfikir..................................................................................18
Desain Penelitian.....................................................................................20
Instrumen Penelitian................................................................................20
Informasi Penelitian................................................................................21
Teknik Pengumpulan Data......................................................................21
Teknik Analisis Data...............................................................................22
Uji Kredibilitas Data...............................................................................23
Jadwal Penelitian.....................................................................................24
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................25
4.1
MPS. KUALITATIF
1 | Page
4.1.1
4.1.2
4.1.3
Deskripsi Informan..................................................................................29
Deskripsi dan Analisis Data....................................................................29
Pembahasan dan Analisis Data................................................................31
BAB V PENUTUP.................................................................................................37
5.1
5.2
Kesimpulan..............................................................................................37
Saran........................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................40
LAMPIRAN...........................................................................................................41
MPS. KUALITATIF
2 | Page
BAB I
PENDAHULUAN
MPS. KUALITATIF
1 | Page
ini lebih menekankan pada isi daripada proses, yang disesuaikan dengan minat,
bakat, kemampuan serta kebutuhan belajar anak dan potensi lingkungan yang
lebih memahami perilaku belajar dari sudut pandang si pembelajar bukan dari
sudut pandang pendidik.
Pengembangan dunia pendidikan dihadapkan kepada perkembangan yang
pesat tentang ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi, yang ditandai
dengan semakin luasnya informasi dari berbagai belahan bumi. Namun di sisi lain
peradaban kehidupan terdapatnya esensi nilai yang harus dipertahankan, yang
menyangkut tatanan sosial. Oleh karena itu, sistem pendidikan dan perbaikan
kurikulum dan sistem pendidikan tak bisa ditawar-tawar lagi. Sistem pendidikan
kontekstual dengan pendekatan demokratic teaching merupakan alternatif yang
diambil secara nasional di bidang pengajaran.
Secara
normatif
Pembaharuan
sistem
pendidikan
nasional
yang
MPS. KUALITATIF
2 | Page
MPS. KUALITATIF
3 | Page
beratkan pada pengembangan daya cipta,rasa, karsa, karya dan moral yang
bertujuan agar pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia
pancasila sejati,kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan agama. Pada tahun
1975, 1984, 1994 merupakan tahun dimana kurikulum di indonesia lebih
berorientasi pada pencapaian tujuan, kurikulum ini menekankan pada isi atau
materi pelajaran yang bersumber dari disiplin ilmu. Kurikulum pada tahun
tersebut bersumber dari pendidikan klasik, perenalisme dan esensialisme. Pada
tahun tersebut telah dikeluarkannya putusan politik yang menghendaki perubahan
kurikulum dari kurikulum yang sebelumnya, karena dianggap kurikuum yang
sebelumnya masih munculnya berbagai masalah dan polemik yang tidak mampu
lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Berbagai hal permasalahan yang timbul dalam kurikulum dari tahun-tahun
sebelumnya, dimana kurikulum tersebut masih belum sesuai dengan tujuan dari
negara Indonesia, sehingga mendorong para pembuat kebijakan untuk
menyempurnakan kurikulum di Indonesia agar mampu menyesuaikan dengan
zaman yang semakin lama akan semakin terus berkembang dan menyesuaikan
dari kehidupan masyarakat Indonesia serta juga mampu menggapai tujuan dari
suatu bangsa Indonesia, maka pada tahun 2004 di berlakukanlah Kurikulum
Berbasis Kompetensi atau yang sering disebut dengan KBK. Lahir sebagai respon
dari tuntutan reformasi iantaranya UU No 2 1999 tentang pemerintahan daerah,
UU N0 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi
sebagai daerah otonom, dan Tap MPR No IV/MMPR/1999 arah kebijakan
Pendidikan Nasional.
KBK (Kurukulum Berbasis Kompetensi) tidak lagi mempersoalkan proses
belajar, proses pembelajaran dipandang merupakan wilayah otoritas guru, yang
terpenting pada tingkatan tertentu peserta didik mencapai kompetensi yang
diharapkan.
MPS. KUALITATIF
4 | Page
MPS. KUALITATIF
5 | Page
lantas
diberlakukan
secara
serentak
diseluruh
daerah
Indonesia.
MPS. KUALITATIF
6 | Page
Ketiga
pendidikan
ditujukan
untuk
mengembangkan
kecerdasan
kurikulum
sebelumnya
yakni
kurikulum
KTSP
dalam
dalam
MPS. KUALITATIF
kurikulum
2013.
Dalam
pelaksanaannya
7 | Page
MPS. KUALITATIF
8 | Page
5. Komunikasi
Dalam proses mengkomunikasian semua permasalahan, siswa diminta
mempresentasikan hasil kerja mereka. Kelima aspek dalam pelaksanaan
kurikulum 2013 sangat berkaitan satu sama lain. Pada dasarnya, kelima aspek ini
sudah pernah dilakukan oleh sebagian guru. namun pendalamannya dilakukan
kembali di kurikulum 2013 untuk menyegarkan semangat pendidikan Indonesia.
Sektor kesiapan guru dalam penerapan kurikullum 2013 sangat penting
untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik. oleh karena itu
guru perlu mencermati dan mampu memahami peserta didik. Hal ini tentu
diperlukan kematangan dalam kesiapan guru mengingat kebijakan pemerintah
tentang kurikulum 2013.
Banyak
permasalahan-permasalahan
dalam
penerapan
program
MPS. KUALITATIF
9 | Page
sekolah tiba-tiba ada penambahan jam, dan membingungkan sekolah serta guru
karena semuanya berimplikasi pada nasip guru.
Keempat, sekolah jenjang SMA bingung melakukan peminatan atau
penjurusan karena tidak ada pedoman pelaksanaannya. Muncul masalah ketika
peminatan di SMA diberlakukan begitu murid masuk kelas I.
Berdasarkan latar belakang serta berbagai permasalahan di atas perlu
adanya studi lebih lanjut mengenai bagaimana implementasi kurikulum 2013 di
sekolah, Kesiapan guru yang menjadi fokus penelitian adalah pemahaman guru
terhadap Kurikulum 2013. Pemahaman guru mengenai Kurikulum 2013 dapat
menunjukkan seberapa besar kesiapan guru dalam pembelajaran Kurikulum 2013.
Pemahaman
guru
yang
diteliti
meliputi
pengetahuan
mengenai
alasan
MPS. KUALITATIF
10 | P a g e
mengetahui
dan
mendapatkan
gambaran
mengenai
MPS. KUALITATIF
11 | P a g e
1.6.1
Manfaat praktis
1.6.2
Manfaat akademis
MPS. KUALITATIF
12 | P a g e
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA/ KERANGKA TEORI/ DESKRIPSI
TEORI
MPS. KUALITATIF
13 | P a g e
dan
kompetensi,
akan
semakin
efektif
hasil
yang
diperoleh(Mulyasa E. 2013).
MPS. KUALITATIF
14 | P a g e
terlibat dalam kegiatan tertentu. Konsep kesiapan guru merupakan frase yang
terdiri dari dua kata yaitu kesiapan dan guru. Kata kesiapan berasal dari kata
siap yang berarti sikap atau keadaan sudah bersedia (KBBI, 2005). Pengertian
Guru secara formal tersurat dalam UU No. 14 tahun 2005 diartikan sebagai,
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Jadi kesiapan guru dapat diartikan sebagai sikap kesediaan untuk
terlibat dalam tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
diterjemahkan
oleh
Agus
Dharma
2000,
h.179)
MPS. KUALITATIF
15 | P a g e
MPS. KUALITATIF
16 | P a g e
Antusiaskah
orang
itu
atau
kurang
berminatkah?
MPS. KUALITATIF
17 | P a g e
(knowledge)
yang
diperoleh
dari
pendidikan
MPS. KUALITATIF
18 | P a g e
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
KURIKULUM 2013
Ketersediaan buku
sebagai bahan ajar
dan sumber belajar
yang
mengintergrasikan
standar pembentuk
kurikulum
MPS. KUALITATIF
Kesiapan guru
sebagai tenaga
pengajar
Lulusan
Yang
Faktor
Kompeten
Pendukung
19 | P a g e
BAB III
METODE PENELITIAN
MPS. KUALITATIF
20 | P a g e
dalam
penelitian
ini
menggunakan
panduan
21 | P a g e
b. Study Pustaka
Study pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
memperoleh data dari karya ilmiah, media masa, teks book, dan masih
banyak lagi untuk menambah dan mendukung sumber informasi atau data
yang diperlukan dalam penelitian ini untuk memperkuat aspek validitas
data yang dihasilkan atau di peroleh.
c. Study Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan menggunakan alat elektronik
(rekaman) untuk bukti audio visual proses belajar mengajar agar dapat
membantu peneliti dalam penelitian.
MPS. KUALITATIF
22 | P a g e
Setelah
data
direduksi,
langkah
selanjutnya
adalah
mengumpulkan
data,
maka
kesimpulan
yang
23 | P a g e
1. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik yang dilakukan peneliti adalah dengan
menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan
dokumentasi untuk sumber data.
2. Triangulasi Dengan Sumber.
Sedangkan
trinangulasi
dengan
sumber
yaitu
No
Keterangan
Oktober 2014
BAB I
8 Oktober
Pendahuluan
2014
November
2014
Januari 2015
Januari
BAB II Tinjauan
2
Pustaka/Kerangka
1 November
Teori/Deskripsi
2014
Teori
2 November
Penelitian
2014
MPS. KUALITATIF
24 | P a g e
2015
BAB IV
4 Januari
Pembahasan
2015
9 Januari
BAB V Penutup
2015
BAB IV
PEMBAHASAN
lokasi
penelitian yang diteliti kemudian penelitian ini juga akan menjelaskan tentang
gambaran umum SMAN Negeri 22 Kabupaten Tangerang.
4.1.1
MPS. KUALITATIF
25 | P a g e
kualitas
pelayanan
dengan
melaksanakan
MPS. KUALITATIF
26 | P a g e
MPS. KUALITATIF
27 | P a g e
Bagan 4.1
Struktur Organisasi SMA Negeri 22 Kabupaten Tangerang
TATA USAHA
WKL.
KURIKULUM
KEPSEK
WKL.
KESISWAAN
WKL. SARPRAS
WKL. HUMAS
AGAMA
WALI KELAS
PPKN
B.INDONESIA
B.INGGRIS
MTK
FISIKA
BIOLOGI
KIMIA
GURU
SEJARAH
GEOGRAFI
EKONOMI
SOSIOLOGI
SENI BUDAYA
PENJASKES
TIK
B.ASING
MULOK
PENGEMB.DIRI
MPS. KUALITATIF
28 | P a g e
29 | P a g e
informasi yang lebih mendalam tentang subyek yang diteliti sehingga mampu
mendapatkan informasi.Peneliti menggunakan jenis Wawancara mendalam
(indepth interview) adalah data yang diperoleh terdiri dari kutipan langsung dari
informan tentang pengalaman, pendapat, perasaan dan pengetahuan informan
penelitian.
Dokumentasi yang peneliti ambil saat melakukan pengamatan/observasi
adalah berupa catatan lapangan peneliti, perekam suara, dan foto kondisi objek
penelitian. Alasan peneliti menggunakan data berupa perekam suara dan foto
adalah karena perekam suara dan foto dapat menghasilkan data deskriptif yang
cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah dan menganalisis objek
yang sedang peneliti teliti melalui segi-segi subjektif
Selanjutnya peneliti ini merupakan peneliti kualitatif, maka dalam proses
menganalisa datanyapun peneliti melakukan analisa secara bersamaan. Seperti
yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa dalam prosesnya analisa dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga kegiatan penting, diantarannya;
Data Reduction (reduksi data), mereduksi data berarti
merangkum,
memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya. Dengan demikian data yang sudah direduksi akan memberikan yang
lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya, dan
mencari data yang diperlukan.
Data Display (Penyajian data), setelah data direduksi langkah selanjutnya
adalah mendisplaykan data, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian
singkat , bagan, hubungan antar kategori dan selanjutnya, yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang
bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi berdasarkan apa yang telah difahami.
Conclusion Drawing/ Verification (Penarikan Kesimpulan), langkah ketiga
dalam analisis data kualitatif menurut Milles dan Huberman adalah penarikan
MPS. KUALITATIF
30 | P a g e
scientific,
Pendekatan
ini
lebih
menekankan
pada
MPS. KUALITATIF
31 | P a g e
materi saja kemudian siswa yang mencari tahu sendiri dari berbagai informasi
yang ada. Dalam pelaksanaannya pendekatan scientific ini menekankan lima
aspek penting, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan komunikasi.
Pernyataan ini diperjelas dengan dikatakan oleh Mis Elly sebagai Tenaga
Pengajar di SMA Negeri 22 Kabupaten Tangerang, bahwa :
Secara umum tuntutan yang di ajarkan sama seperti membimbing
menyampaikan pelajaran memberikan tugas, guru menjelaskan depan
kelas. Hanya saja K13 itu dalam pelaksanaaanya sekarang yang berubah
dalam pengajarannya jadi sekarang siswa yang lebih berperan aktif
dalam melakukan pembelajaran, siswa mencari tahu sendiri tentang
materi yang di berikan oleh guru, kemudian siswa mempresentasikannya
di depan, itu yang membedakan.
Pernyataan yan gsama di kemukakan oleh Bunda Lewih, sebagai Tenaga
pengajar bidang kurikulum. Beliau menyatakan bahwa :
Dari segi proses pembelajarannya lebih mengarahkan kepada
metode proses scientific karenakan ada langkah-langkahnya mulai dari
mengamati sampai kepada mengkomunikasikan kepada orang lain, sama
sebagai fasilitator Cuma di K13 anak lebih berusaha mengetahui sendiri,
memecahkan sendiri, dan pasti lebih berperan aktif. Guru yang sebagai
fasilitator menyiapkan tema, materi untuk siswa dengan siswa menggali
materi tersebut anak bisa mencari informasi dari manapun tidak hanya
dari guru. Pada sistem ceramah di gunakan untuk sebagai pengantar
saja. Di K13 tidak bisa di gunakan full untuk sistem ceramah
Jelas bahwa kurikulum 2013 yang di terapkan atau di keluarkan sangat
menjurus kepada pembelajaran siswa yang lebih berperan aktif, dimana siswa di
tuntut
untuk
lebih
kreatif,
mandiri,
disiplin.
Agar
siswa
mampu
32 | P a g e
pendidik profesional
MPS. KUALITATIF
33 | P a g e
MPS. KUALITATIF
34 | P a g e
MPS. KUALITATIF
35 | P a g e
MPS. KUALITATIF
36 | P a g e
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu penelitian tentang
Kesiapan Guru dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 di SMA Negeri 22
Kabupaten Tangerang. Pada penelitian ini
dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard (Dharma 2000, h.179). maka peneliti
dapat mengambil kesimpulan seesuai dengan rumusan masalah sekaligus dapat
menjawab rumusan masalah. bagaimanakah penerapan kurikulum 2013 di sekolah
SMA Negeri 22 Kabupaten Tangerang, dan bagaimanakah kesiapan dari para guru
dalam menerima kurikulum 2013 di SMA Negeri 22 Kabupaten Tangerang. Jika
dilihat dari faktanya guru-guu di SMA Negeri 22 memiliki kemampuan dalam
melakukan pembelajaran, membinmbing siswa dalam pelajaran, menjelaskan
materi pelajaran yang sesuai. Kemampuan guru sudah terbukti dengan diikutinya
pelatihan-pelatihan yang di selenggarakan pemerintah atau sekolah. Namun, tidak
bisa di pungkiri bahwa setiap kebijakan baru atau ada kurikulum baru tentu
awalnya memiliki kendala dalam menjalankannya, karena sesuatu yang baru itu
akan bisa dilakukan jika terus dilakukan sehingga menjadi terbiyasa dan tahu.
1. Dimensi kemauan dapat ditentukan dengan mengamati perilaku seseorang.
Dalam hal kemauan ini guru-guru SMA Negeri 22 Kabupaten Tangerang,
jika dilihat bahwa mereka adalah seorang guru yang pekerjaannya untuk
mendidik atau memberikan pelajaran kepada siswa-siswa yang sekolah di
SMA Negeri 22. Dilihat dari pekerjaan yang di tekuni tentu mereka
memiliki kemauan untuk menjadi seorang guru yang tugasnya mendidik
siswanya dan siap untuk memberikan pembelajaran. Namun, pada
penerapan kurikulum 2013 ini yang telah terlaksana di sekolah SMA
Negeri 22 Kabupaten Tangerang. Dapat dilihat dari prilaku guru-guru
MPS. KUALITATIF
37 | P a g e
dapat
dikatakan
bahwa
kesiapan
guru
dalam
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk meningkatkan kesiapan Guru
dalam pembelajaran kurikulum 2013. Maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai
berikut :
MPS. KUALITATIF
38 | P a g e
MPS. KUALITATIF
39 | P a g e
5. DAFTAR PUSTAKA
6.
7.
Fuad, Anis & Kandung Sapto Nugroho, 2014. Panduan Praktis Penelitian
Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
8.
9.
10.
https://aomvanriest.wordpress.com/2014/10/15/kesiapan-guru-terhadapimplementasi-kurikulum-2013/
11.
http://ndarima.blogspot.com/2013/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
12.
http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info%20Singkat-VI15-I-P3DI-Agustus-2014-56.pdf
13.
http://www.beritasatu.com/pendidikan/124256-persiapan-guru-padaimplementasi-kurikulum-2013-tak-maksimal.html
14.
http://www.academia.edu/3854090/Implementasi_kurikulum_2013_dan_K
esiapan_Guru
15.
http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif
16.
http://www.goriau.com/berita/pendidikan/guru-diminta-persiapkan-diriuntuk-implementasi-kurikulum-2013.html
MPS. KUALITATIF
40 | P a g e
17.LAMPIRAN
18.
19.
MPS. KUALITATIF
41 | P a g e
20.
21.
22.
23.
MPS. KUALITATIF
42 | P a g e
24.
MPS. KUALITATIF
43 | P a g e