Anda di halaman 1dari 4

Intelektual Pemuda

Sang Aktor Utama Dalam Menghadapi MEA


Oleh : Jihan Ristiyanti (SMA Nusantara Bungah)

Pada awal tahun 2016 ini Indonesia harus menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN atau lebih dikenal dengan sebutan MEA.Sebelum kita membahas lebih
lanjut kita harus tahu, apa itu MEA ? MEA adalah perdagangan bebas antar negara
ASEAN baik dalam bentuk jasa maupun produk.Perlu kita ketahui dengan adanya
MEA yang telah disepakati oleh negara Indonesia dan sembilan negara ASEAN
lainnya,maka semua negara yang tergabung dalam Msyarakat Ekonomi ASEAN
bisa melalangbuana keluar masuk ke negara dikawasan ASEAN tanpa adanya
hambatan yang berarti,misalkan seseorang dapat bebas menentukan lokasi tempat
ia ingin bekerja atau mendirikan sebuah perusahaan dikawasan ASEAN .Dalam
menghadapi pasar bebas ini kita harus mampu bersaing dengan negara lain , jika
tidak maka pengangguran di negara kita akan merajarela dan kemiskinan semakin
banyak.Maka dari itu kita membutuhkan pemuda yang berintelektual untuk
menghadapi Msyarakat Ekonomi ASEAN ini. Ada sebuah pribahasa yang
mengatakan bahwa 1000 orang tua hanya bisa bermimpi tapi 1 pemuda bisa
mengubah dunia .Bukan hanya memiliki usia muda saja, tapi juga harus punya
skill serta semangat nasionalisme dijiwanya.
Kita harus sadar bahwa saat ini Indonesia sedang dalam keadaan
gawat.Kenapa bisa seperti itu ? bagaimana tidak ? Indonesia telah memutuskan
untuk bergabung dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN,sedangkan kita semua juga
tahu bahwa dari segi pembangunan infrastruktur, kualitas produk SDM kita masih
berada dibawah negara negara ASEAN lainnya. Semua itu menunjukkan bahwa
negara kita belum siap untuk terjun dalam persaingan pasar bebas.Agar kita dapat
bersaing kita butuh pemuda pemuda Indonesia yang berintelek yang tidak hanya
bisa berteori saja atau menjadi pemuda yang bersifat konsumtif semata melainkan
pemuda yang bersifat produktif, kreatif , dan inovatif. Semua itu dapat diperoleh
dari anak muda yang punya kualitas SDM yang bagus dan SDM yang bagus
diperoleh dari mereka yang berpendidikan. Orang orang intelek dituntut tidak

hanya mampu berteori saja namun juga harus mampu jadi seorang wirausaha .Jadi
tidak hanya menjadi pribadi konsumtif melainkan produktif . Contoh dalam dunia
nyata kaum intelek diajarkan membuat proposal yang baik yang nantinya akan
diajukan pada pihak pihak terkait dan jika proposal itu diterima meraka bisa
punya modal untuk membuat usaha dan dengan bekal kepandaian yang mereka
miliki mereka bisa mengubah sesuatu yang sederhana menjadi luar biasa. Inilah
peran para intelek dalam menghadapi MEA. Contoh kongkrit perbedaan sebuah
lahan berukuran 5x5 meter yang digarap oleh petani dengan yang digarap oleh
sarjana pertanian.
PETANI
Diketahui luas lahan 5x5 meter setiap satu kali satu meter hanya bisa
menampung 25 tanaman jagung, dengan setiap batang menghasilkan satu buah
jagung, maka lahan seluas 5x5 meter tersebut bisa ditanami 125 tanaman jagung.
Pada umunya para petani hanya tau menanam, memanen, lalu menjual di pasaran.
Jika ditimbang hasil panen tersebut menghasilkan 10kg jagung perkilogramnya
dihargai sebesar 45 ribu maka dalam sejkali panen pak tani dapat menghasilkan
omset 450 ribu.
SARJANA PERTANIAN
Luas lahan 5x5 meter menghasilkan 125 jagung kemudian jagung itu diolah
menjadi popcorne yang memiliki cita rasa beraneka ragam.setiap satu jagung
nantinya akan jadi satu bungkus popcorn.Setiap popcorn dijual seharga 10 ribu
.Jadi sarjana ini akan mendapatkan omset dari penjualan popcornnya sebesar
1.250 juta .
Dari data diatas kita bisa tahu perbedaan orang intelek dan tidak,oleh karena
itu dengan masuknya pasar bebas di negara kita . Kita butuh kaum intelek gar
bisa bersaing dengan orang luar.Kita harus jadi orang yang selalu kreatif dan
inovatif dengan begitu orang Indonesia bisa jadi raja di rumahnya sendiri, namun
jika sebaliknya makakita hanya akan diperbudak oleh orang asing,apa jadinya jika
semua perusahaan lebih mempercayakan perusahaan mereka pada orang asing dan
lebih bagusnya jika kaum intelek kita bisa membuka peluang kerja bagi orang

lain.Kita harus punya pemikiran bahwa iIndonesia adalah negara produktif


sedangkan negara lain adalah negara konsumtif.Kita semua mengetahui bahwa
Indonesia kaya akan SDA dari sektor maritim saja kita menjadi salah satu negara
dengan perairan terbesar dan keanekaragaman hayati yang indah, tanah kita pun
terkenal dengan kesuburannya dengan semua kekayaan itu pantas jika negara kita
disebut

sebagai

tanah

surga.Bisakah

anda

bayangkan?

jika

kita

bisa

mengoptimalkan pemanfaatkan SDA kita dengan kemampuan dari para pemuda


kita sendiri maka itu akan menyerap tenaga kerja yang banyak dan devisa negara
pun bisa terpenuhi,tapi jika kita sebagai pemilik SDA tidak bisa mengelolahnya
alangkah ruginya kita. Apalagi jika SDA kita dikelolah oleh negara asing mereka
akan lebih semena - mena dalam mengeksploitasi kekayaan alam kita. Kita juga
hanya mendapat keuntungan kurang dari 50% dari kerjasama tersebut.Oleh karena
itu adanya kaum intelektual sangat penting sebagai aktor yang akan mengelola
SDA kita. Mereka akan menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang maju.
Jadi pemerintah harus mementingkan kualitas SDM terlebih dahulu untuk
meningkatkan daya saing negara kita. Jika kualitas SDM kita sudah baik . Kita
tidak perlu takut akan tersingkir dengab adanya pasar bebas ini, karena kita sudah
punya kemamopuan yang mumpuni untuk bersaing. Maka dari itu pendidikan
sangat penting di era ini.Semakin tinggi kualitas seseorang maka akan semakin
banyak pula hal hal yang bisa dilakukan untuk mamberi manfaat bagi orang
lain.
Pada intinya saya berpendapat bahwa semakin tinggi kualitas seseorang
maka semakin tinggi pula daya saingnya untuk itu intelektual pemuda sangat
penting dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN . Namun pada
kenyataannya para pemuda intelektual yang kita miliki lebih banyak memilih
untuk mengabdikan diri di negara lain, bagi saya hal tersebut sangat ironis sekali
terutama saat ini bangsa Indonesia dalam keadaan genting namun saya juga tidak
menyalahkan mereka seutuhnya jika mereka tidak memiliki jiwa nasionalise di
dada mereka.Kebanyakan dari mereka mersa tidak dihargai dengan pantas di
negara mereka sendiri ,oleh kkarena itu mereka lebih memilih bergabung dengan
negara lain.Ini juga bisa menjadi kritik bagi pemerintah bahwa kita harus lebih
menghargai talenta talenta muda generasi bangsa kita, sehingga mereka juga

akan dengan sukarela mengabdikan diri mereka untuk bangsa ini . Saya
berkeyakinan penuh bahwa indonesia akan maju pesat jika kaum intelek bangsa
ini di kumpulkan dalam satu kesatuan dengan satu tujuan yakni menjadikan
Indonesia menjadi negara yang lebih baik dan bersama sama membangun
negeri ini mejadi nagara maju dan itu juga didukung dengan kekayaan alam kita
yang melimpah ruah.Tidak ada yang tidak mungkin bagi kemajuan bangsa ini,
berani bermimmpi dan berani mengeksekusi mimpi adalah awal dari perwujutan
mimpi tersebut.Dan saya ingin menjadi salah satu dari sekianan bayak pemimpi
itu.Bismillahhirrohmanirrohim semoga saya bisa meyaksikan mimpi itu terwujud.
Penulis,

Jihan Ristiyanti

Anda mungkin juga menyukai