Anda di halaman 1dari 13

PROSES DEKARBOKSILASI THCA

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Stabilitas Obat

Disusun Oleh :
Septiani Rahayu (260110120089)
Tira Soleha Rahmatullah (260110120090)
Metha Claudia (260110120091)
Putri Churnia Arifin (260110120092)
Ratna Fitria Ermawati (260110120094)
Harbowo Dwi Prakoso (260110120100)
Andreas Putra (260110120101)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015

Kata Pengantar

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan


rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas
yang berjudul Proses Dekarboksilasi THCA
Sebuah karya sesungguhnya sulit dikatakan sebagai usaha satu orang, tanpa
dukungan dan peran serta dari yang lainnya. Demikian juga penyusunan makalah
ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dorongan semangat yang besar
dan kritik yang membangun dari semua pihak.
Pertama penulis mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah, SWT atas
segala limpahan karunia-Nya. Kedua, terimakasih kepada Bapak Muchtaridi
selaku dosen mata kuliah stabilitas obat yang telah mengajarkan banyak tentang
materi kuliah stabilitas obat.
Tidak ada sesuatu yang sempurna begitu juga dalam penulisan tugas ini masih
terdapat banyak kekurangan, namun penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Jatinangor, September 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ 2
DAFTAR ISI ..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................

1.1 Latar Belakang.........................................................................

1.2 Identifikasi Masalah.................................................................

1.3 Tujuan .....................................................................................

1.4 Kegunaan ................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

.....................................................................

2.1 Kasus THCA menjadi THC ....................................................

2.2 Reaksi dan Mekanisme THCA menjadi THC .........................

2.3 Pencegahan THCA Menjadi THC ...........................................

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................

11

3.1 Kesimpulan ............................................................................

11

3.2 Saran .......................................................................................

11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 12

Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Stabilitas adalah ketahanan suatu produk sesuai dengan batas-batas tertentu
selama penyimpanan dan penggunaanya atau umur simpan suatu produk dimana
produk tersebut masih mempunyai sifat dan karakteristik yang sama seperti pada
waktu pembuatan. Faktor yang mempengaruhi stabilitas dari sediaan farmasi,
antara lain stabilitas bahan aktif, interaksi antara bahan aktif dengan bahan
tambahan, proses pembuatan bentuk sediaan, kemasan, cara pengemasan dan
kondisi lingkungan yang dialami selama pengiriman, penyimpanan, penanganan
dan jarak waktu antara pembuatan dan penggunaan. Adapun Faktor dari
lingkungan sekitar yang mempengaruhi stabilitas obat seperti temperatur, radiasi
cahaya dan udara (khususnya oksigen, karbon dioksida dan uap air). Serta terdapat
beberapa pengaruh dari faktor formulasi yang mempengaruhi obat seperti ukuran
partikel, pH, sifat dari air dan sifat pelarutnya dapat mempengaruhi stabilitas
(Osol et al, 1980; USP, 1990)
Stabilitas sediaan farmasi merupakan salah satu kriteria yang amat penting
untuk suatu hasil produksi yang baik. Jika produk obat tidak stabil maka akan
terjadi penurunan sampai dengan hilangnya khasiat obat, obat dapat berubah
menjadi toksik atau terjadinya perubahan penampilan sediaan (warna, bau, rasa,
konsistensi dan lain-lain) yang akibatnya merugikan bagi si pemakai.
Ketidakstabilan suatu sediaan farmasi dapat dideteksi melalui perubahan sifat
fisika, kimia serta penampilan dari suatu sediaan farmasi. Besarnya perubahan
kimia sediaan farmasi ditentukan dari laju penguraian obat melalui hubungan

antara kadar obat dengan waktu, atau berdasarkan derajat degradasi dari suatu
obat yang jika dipandang dari segi kimia, stabilitas obat dapat diketahui dari ada
atau tidaknya penurunan kadar selama penyimpanan. Secara fisiologis, larutan
obat harus diformulasikan sedekat mungkin ke pH stabilitas optimumnya karena
besarnya laju reaksi hidrolitik dipengaruhi/dikatalisis oleh gugus hidroksi (Ansel,
1989; Lachman et al,1994).
Dekarboksilasi adalah reaksi kimia yang melapaskan karbon dioksida (CO 2)
atau reaksi kimia yang berlangsung dimana gugus asam karboksilat kehilangan
satu atom karbon dari rantai karbon. Banyak kasus dilingkungan sekitar yang
mempengaruhi stabilitas obat seperti contoh dalam ganja. Salah satu komponen
kandungan ganja adalah THCA (Tetrahydrocannabinolic Acid). Akibat adanya
pemanasan pada ganja yang berlangsung lama maka

THCA dapat berubah

menjadi THC. Perubahan ini menyebabkan terjadinya ketidakstabilan bentuk


THCA yang aman sehingga menimbulkan efek berbahaya bagi pengguna.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Bagaimana terjadinya kasus dekarboksilasi THCA?
2. Bagaimana reaksi dan mekanisme kimia dekarboksilasi THCA?
3. Bagaimana cara mencegah terjadinya proses dekarboksilasi THCA?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui jalannya kasus dekarboksilasi THCA.
2. Mengetahui reaksi dan mekanisme kimia dekarboksilasi THCA.
2 Mengetahui cara mencegah terjadinya proses dekarboksilasi THCA.
2.1 Kegunaan
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
mahasiswa dan pihak yang membaca mengenai materi stabilitas obat THCA
menjadi THC secara kimia dalam hal ini dalam reaksi dekarboksilasi.

Bab II
Pembahasan
2.1 Kasus Dekarboksilasi THCA
Ganja merupakan salah satu dari sekian banyak tanaman yang dimanfaatkan
dalam bidang farmasi. Ganja memiliki aktivitas farmakologi sebagai anti
inflamasi dan neuroprotektif. Namun dalam beberapa kasus ditemukan bahwa
pemakaian ganja dapat membuat si pengguna menjadi Fly (terbang). Mengapa
6

hal tersebut dapat terjadi ? Salah satu kandungan ganja adalah THCA
(Tetrahydrocannabinolic Acid). THCA ini lah yang memberikan aktivitas
farmakologi sebagai anti inflamasi dan neuroprotektif. Yang membuat pengguna
menjadi Fly (terbang) adalah THC (Tetrahydrocannabinol). THC merupakan
hasil reaksi dekarboksilasi dari THCA. Dekarboksilasi adalah reaksi kimia yang
melapaskan karbon dioksida (CO2) atau reaksi kimia yang berlangsung dimana
gugus asam karboksilat kehilangan satu atom karbon dari rantai karbon. Hal ini
yang menyebabkan THCA berubah menjadi THC. Perubahaan ini terjadi akibat
adanya pemanasan pada ganja tersebut yang berlangsung lama.
2.2 Reaksi Kimia dan Mekanisme Proses Dekarboksilasi THCA
Memanaskan sebagian besar asam karboksilat begitu saja tidak akan
menghasilkan suatu reaksi kimia. Namun suatu asam karboksilat dengan suatu
gugus beta karbonil akan mengalami dekarboksilasi (kehilangan karbon
dioksida/CO2) bila dipanaskan. Adapun temperatur pemanasan bergantung
menurut keperluan masing-masing senyawa. Dekarboksilasi berlangsung melalui
suatu keadaan transisi siklik (Fessenden, 1986).

Gambar 1. Reaksi Dekarboksilasi THCA menjadi THC

Gambar 2. Reaksi Dekarboksilasi THCA menjadi THC Melalui Keadaan Transisi


Gambar diatas merupakan gambar dari reaksi THCA menjadi THC.
Cannabinoid asam (salah satunya THC) mengalami reaksi dekarboksilasi pada
siang dan malam hari dan teramati sebagai proses yang bergantung pada
temperatur (Lindsholst, 2010).

Cannabis

di

Indonesia

dikenal

sebagai

ganja.

THCA

(tetrahydrocannabinolic acid) merupakan senyawa ditemukan dalam Cannabis dan


merupakan prekursor alam dari THC (tetrahidrocannabinol) melalui reaksi
dekarboksilasi yang dibantu pemanasan (Brunel et al., 2010). Aktivitas
farmakologi THC yaitu sebagai sebuah komponen psikoaktif dari marijuana
(Gaoni dan Mechoulam, 1964). Sehingga efek psikoaktif baru dapat diperoleh
setelah proses pemanasan Cannabis. Ketika Cannabis kering pun ia berubah
sedikit demi sedikit mengalami konversi THCA menjadi THC. Proses
dekarboksilasi ini tidak memerlukan waktu yang lama, hanya dengan
memanaskan Cannabis maka proses dekarboksilasi dapat terjadi dan akhirnya
dilepaskan THC. Saat membakar atau pun menguapkan Cannabis (seperti saat
merokok) maka Cannabis pun mengalami proses dekarboksilasi. Titik suhu yang
tepat untuk memanaskan Cannabis agar tidak menghilangkan zat aktif penting
seperti cannabinoid, terpen, flavonoid yaitu pada rentang 246,2-435,2 F (Mc
Partland dan Russo, 2001).
2.3 Pencegahan Proses Dekarboksilasi THCA
Stabilitas cannabinoid dalam ganja dipengaruhi oleh cahaya, dan suhu
penyimpanan. Terdapat perbedaan antara stabilitas cannabinoids asam dan netral ,
cannabinoidsasam lebih rentan terhadap degradasi.
Pencegahan terjadinya degradasi oleh proses dekarboksilasi
1. Resin ganja harus disimpan di tempat yang gelap.
Ketika resin ganja disimpan pada siang hari (terpapar sinar matahari) pada
suhu ruangan, degradasi THC netral dan asam meningkat relatif signifikan.
9

Dekarboksilasi merupakan reaksi utama pada degradasi THC asam. Adanya


cahaya matahari empengaruhi reaksi ini. Penelitian sebelumnya menggunakan
ekstrak ganja juga telah meyatakan bahwa asam THC terdegradai dengan adanya
cahaya. Penyimpanan di tempat yang gelap memperpanjang waktu paruhnya
sebesar 40% dibandingkan disimpan di tempat yang terang. Sedangkan pada THC
netral adanya cahaya hanya menyebabkan peningkatan yang tidak terlalu besar.
Oleh karena itu disarankan untuk menggunakan wadah pelindung ringan, seperti
botol kaca coklat atau tabung dibungkus kertas timah.
2. Penyimpanan pada suhu rendah
Penyimpanan pada suhu ruangan dapat mempercepat degradasi THC.
Penyimpanan pada 40C dapat menurukan laju degradasi (Lindholst, 2010).

Bab III

10

Kesimpulan dan Saran


1.1 Kesimpulan
Ganja mengandung THCA. THC merupakan hasil reaksi dekarboksilasi dari
THCA. Dekarboksilasi adalah reaksi kimia yang melapaskan karbon dioksida
(CO2) atau reaksi kimia yang berlangsung dimana gugus asam karboksilat
kehilangan satu atom karbon dari rantai karbon. THCA berubah menjadi THC.
akibat adanya pemanasan pada ganja tersebut yang berlangsung lama. Salah satu
pencegana agar THCA selalu stabil yaitu THCA disimpan di tempat yang selalu
gelap dan disimpan pada suhu 40C karena dapat menurukan laju degradasi.
1.2 Saran
Pencarian sumber yang lebih lengkap lagi dalam pemahaman kasus stabilitas
THCA

Daftar Pustaka

11

Ansel H.C, 1989., Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ed 4, Penerjemah Farida


Ibrahim, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 155-164
Brunnel Helene Perrotin, Wim Buijs, Jaap van Spronsen, Maaike J.E. van
Roosmalen, Cor. J. Peters, Rob Verpoorte, Geert-Jan Witkamp.
Decarboxylation of THCA: Kinetics and Molecukar Modelling. Journal of
Molecular Structure 987 (2011) 67-63.
Fessenden, R.J. dan Fessenden J.S. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga.
Jakarta.
Gaoni, R. & Mechoulam, R. (1964). J. Am. Chem. Soc. 86, 19461947.
Lachman, L., Lieberman, H. A., Kanig, J. L., 1986, Teori dan Praktek Farmasi
Industri, Edisi ketiga, diterjemahkan oleh: Suyatmi, S., Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta, 760-779, 1514 1587
Lindholst, C. 2010. Long term stability of cannabis resin and cannabis extracts.
Australian Journal of Forensic Sciences. Vol. 42, No. 3, September 2010,
181190
Lindholst, Christian. 2010. Long Term Stability of Cannabis Resin and Cannabis
Extracts. Australia Jurnal of Forensic Sciences Vol. 42, No.3, Page 181190.
Lindsholt Christian. 2010. Long Term Stability of Cannabis Resin and Cannabis
Extracts. Australian Journal of Forensic Sciences, 42:3, 181-190.
Mc Partland John M. dan Ethan B. Russo. 2001. Cannabis and Cannabis Extracts:
Greater Than the Sum of Their Parts?. The Haworth Press. New Zealand.
Osol A. et al, 1980., Remington's Pharmaceutical Sciences, l6th ed, Mack
Publishing Company, Easton-Pensivania, 104-135, 244-262
U S. Pharmacopeia, The Standard of Quality, 2007., USP Guideline for
Submitting Requests for Revision to USP-NF, V3.1

12

13

Anda mungkin juga menyukai