Kelompok 5 - Dekarboksilasi
Kelompok 5 - Dekarboksilasi
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Stabilitas Obat
Disusun Oleh :
Septiani Rahayu (260110120089)
Tira Soleha Rahmatullah (260110120090)
Metha Claudia (260110120091)
Putri Churnia Arifin (260110120092)
Ratna Fitria Ermawati (260110120094)
Harbowo Dwi Prakoso (260110120100)
Andreas Putra (260110120101)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
Kata Pengantar
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ 2
DAFTAR ISI ..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
.....................................................................
11
11
11
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Stabilitas adalah ketahanan suatu produk sesuai dengan batas-batas tertentu
selama penyimpanan dan penggunaanya atau umur simpan suatu produk dimana
produk tersebut masih mempunyai sifat dan karakteristik yang sama seperti pada
waktu pembuatan. Faktor yang mempengaruhi stabilitas dari sediaan farmasi,
antara lain stabilitas bahan aktif, interaksi antara bahan aktif dengan bahan
tambahan, proses pembuatan bentuk sediaan, kemasan, cara pengemasan dan
kondisi lingkungan yang dialami selama pengiriman, penyimpanan, penanganan
dan jarak waktu antara pembuatan dan penggunaan. Adapun Faktor dari
lingkungan sekitar yang mempengaruhi stabilitas obat seperti temperatur, radiasi
cahaya dan udara (khususnya oksigen, karbon dioksida dan uap air). Serta terdapat
beberapa pengaruh dari faktor formulasi yang mempengaruhi obat seperti ukuran
partikel, pH, sifat dari air dan sifat pelarutnya dapat mempengaruhi stabilitas
(Osol et al, 1980; USP, 1990)
Stabilitas sediaan farmasi merupakan salah satu kriteria yang amat penting
untuk suatu hasil produksi yang baik. Jika produk obat tidak stabil maka akan
terjadi penurunan sampai dengan hilangnya khasiat obat, obat dapat berubah
menjadi toksik atau terjadinya perubahan penampilan sediaan (warna, bau, rasa,
konsistensi dan lain-lain) yang akibatnya merugikan bagi si pemakai.
Ketidakstabilan suatu sediaan farmasi dapat dideteksi melalui perubahan sifat
fisika, kimia serta penampilan dari suatu sediaan farmasi. Besarnya perubahan
kimia sediaan farmasi ditentukan dari laju penguraian obat melalui hubungan
antara kadar obat dengan waktu, atau berdasarkan derajat degradasi dari suatu
obat yang jika dipandang dari segi kimia, stabilitas obat dapat diketahui dari ada
atau tidaknya penurunan kadar selama penyimpanan. Secara fisiologis, larutan
obat harus diformulasikan sedekat mungkin ke pH stabilitas optimumnya karena
besarnya laju reaksi hidrolitik dipengaruhi/dikatalisis oleh gugus hidroksi (Ansel,
1989; Lachman et al,1994).
Dekarboksilasi adalah reaksi kimia yang melapaskan karbon dioksida (CO 2)
atau reaksi kimia yang berlangsung dimana gugus asam karboksilat kehilangan
satu atom karbon dari rantai karbon. Banyak kasus dilingkungan sekitar yang
mempengaruhi stabilitas obat seperti contoh dalam ganja. Salah satu komponen
kandungan ganja adalah THCA (Tetrahydrocannabinolic Acid). Akibat adanya
pemanasan pada ganja yang berlangsung lama maka
Bab II
Pembahasan
2.1 Kasus Dekarboksilasi THCA
Ganja merupakan salah satu dari sekian banyak tanaman yang dimanfaatkan
dalam bidang farmasi. Ganja memiliki aktivitas farmakologi sebagai anti
inflamasi dan neuroprotektif. Namun dalam beberapa kasus ditemukan bahwa
pemakaian ganja dapat membuat si pengguna menjadi Fly (terbang). Mengapa
6
hal tersebut dapat terjadi ? Salah satu kandungan ganja adalah THCA
(Tetrahydrocannabinolic Acid). THCA ini lah yang memberikan aktivitas
farmakologi sebagai anti inflamasi dan neuroprotektif. Yang membuat pengguna
menjadi Fly (terbang) adalah THC (Tetrahydrocannabinol). THC merupakan
hasil reaksi dekarboksilasi dari THCA. Dekarboksilasi adalah reaksi kimia yang
melapaskan karbon dioksida (CO2) atau reaksi kimia yang berlangsung dimana
gugus asam karboksilat kehilangan satu atom karbon dari rantai karbon. Hal ini
yang menyebabkan THCA berubah menjadi THC. Perubahaan ini terjadi akibat
adanya pemanasan pada ganja tersebut yang berlangsung lama.
2.2 Reaksi Kimia dan Mekanisme Proses Dekarboksilasi THCA
Memanaskan sebagian besar asam karboksilat begitu saja tidak akan
menghasilkan suatu reaksi kimia. Namun suatu asam karboksilat dengan suatu
gugus beta karbonil akan mengalami dekarboksilasi (kehilangan karbon
dioksida/CO2) bila dipanaskan. Adapun temperatur pemanasan bergantung
menurut keperluan masing-masing senyawa. Dekarboksilasi berlangsung melalui
suatu keadaan transisi siklik (Fessenden, 1986).
Cannabis
di
Indonesia
dikenal
sebagai
ganja.
THCA
Bab III
10
Daftar Pustaka
11
12
13