Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN UROLITHIASIS


DI RUANG BEDAH D RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
DR. SOETOMO SURABAYA
PERIODE TANGGAL : 1 APRIL 2002 S/D 4 APRIL 2002

OLEH :
S U B H A N
NIM 010030170 B

PROGRAM PROFESI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2002

TINJAUAN PUSTAKA
KONSEP DASAR UROLITHIASIS
Pengertian
Urolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat, calculi (batu
ginjal) pada ureter atau pada daerah ginjal. Urolithiasis terjadi bila batu ada di dalam
saluran perkemihan. Batu itu sendiri disebut calculi. Pembentukan batu mulai dengan
kristal yang terperangkap di suatu tempat sepanjang saluran perkemihan yang tumbuh
sebagai pencetus larutan urin. Calculi bervariasi dalam ukuran dan dari fokus
mikroskopik sampai beberapa centimeter dalam diameter cukup besar untuk masuk
dalam velvis ginjal. Gejala rasa sakit yang berlebihan pada pinggang, nausea, muntah,
demam, hematuria. Urine berwarna keruh seperti teh atau merah.
Faktor faktor yang mempengaruhi pembentukan batu
a. Faktor Endogen
Faktor genetik, familial, pada hypersistinuria, hiperkalsiuria dan hiperoksalouria.
b.

Faktor Eksogen
Faktor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi dan kejenuhan mineral dalam air
minum.

c.

Faktor lain
a) Infeksi
Infeksi Saluran Kencing (ISK) dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal
dan akan menjadi inti pembentukan Batu Saluran Kencing (BSK) Infeksi
bakteri akan memecah ureum dan membentuk amonium yang akan
mengubah pH Urine menjadi alkali.
b) Stasis dan Obstruksi Urine
Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah Infeksi Saluran
Kencing.
c)

Jenis Kelamin
Lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding wanita dengan perbandingan
3:1

d) Ras
Batu Saluran Kencing lebih banyak ditemukan di Afrika dan Asia.
e)

Keturunan
Anggota keluarga Batu Saluran Kencing lebih banyak mempunyai
kesempatan

f)

Air Minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi
kemungkinan terbentuknya batu, sedangkan kurang minum menyebabkan
kadar semua substansi dalam urine meningkat.

g) Pekerjaan
Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan terbentuknya
batu dari pada pekerja yang lebih banyak duduk.
h) Suhu
Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringan.

i)

Makanan
Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditas
Batu Saluran Kencing berkurang. Penduduk yang vegetarian yang kurang
makan putih telur lebih sering menderita Batu Saluran Kencing (buli-buli
dan Urethra).

Patogenesis
Sebagian besar Batu Saluran Kencing adalah idiopatik, bersifat simptomatik ataupun
asimptomatik.
Teori Terbentuknya Batu
a. Teori Intimatriks
Terbentuknya Batu Saluran Kencing memerlukan adanya substansi organik
Sebagai inti. Substansi ini terdiri dari mukopolisakarida dan mukoprotein A yang
mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentukan batu.
b. Teori Supersaturasi
Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urine seperti sistin, santin,
asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.
c. Teori Presipitasi-Kristalisasi
Perubahan pH urine akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urine. Urine
yang bersifat asam akan mengendap sistin, santin dan garam urat, urine alkali
akan mengendap garam-garam fosfat.
d. Teori Berkurangnya Faktor Penghambat
Berkurangnya Faktor Penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfat, polifosfat,
sitrat magnesium, asam mukopolisakarida akan mempermudah terbentuknya
Batu Saluran Kencing.
PENGKAJIAN DATA DASAR
1. Riwayat atau adanya faktor resiko
a. Perubahan metabolik atau diet
b. Imobilitas lama
c. Masukan cairan tak adekuat
d. Riwayat batu atau Infeksi Saluran Kencing sebelumnya
e. Riwayat keluarga dengan pembentukan batu
2.

Pemeriksaan fisik berdasarka pada survei umum dapat menunjukkan :


a. Nyeri. Batu dalam pelvis ginjal menyebabkan nyeri pekak dan konstan. Batu
ureteral menyebabkan nyeri jenis kolik berat dan hilang timbul yang
berkurang setelah batu lewat.
b. Mual dan muntah serta kemungkinan diare
c. Perubahan warna urine atau pola berkemih, Sebagai contoh, urine keruh dan
bau menyengat bila infeksi terjadi, dorongan berkemih dengan nyeri dan
penurunan haluaran urine bila masukan cairan tak adekuat atau bila terdapat
obstruksi saluran perkemihan dan hematuri bila terdapat kerusakan jaringan
ginjal

3.

Pemeriksaan Diagnostik
a. Urinalisa : warna : normal kekuning-kuningan, abnormal merah
menunjukkan hematuri (kemungkinan obstruksi urine, kalkulus renalis,
tumor,kegagalan ginjal). pH : normal 4,6 6,8 (rata-rata 6,0), asam
(meningkatkan sistin dan batu asam urat), alkali (meningkatkan magnesium,
fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat), Urine 24 jam : Kreatinin, asam
urat, kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat), kultur urine
menunjukkan Infeksi Saluran Kencing , BUN hasil normal 5 20 mg/dl

b.
c.
d.
e.
f.
g.

tujuan untuk memperlihatkan kemampuan ginjal untuk mengekskresi sisa


yang bemitrogen. BUN menjelaskan secara kasar perkiraan Glomerular
Filtration Rate. BUN dapat dipengaruhi oleh diet tinggi protein, darah dalam
saluran pencernaan status katabolik (cedera, infeksi). Kreatinin serum hasil
normal laki-laki 0,85 sampai 15mg/dl perempuan 0,70 sampai 1,25 mg/dl
tujuannya untuk memperlihatkan kemampuan ginjal untuk mengekskresi
sisa yang bemitrogen. Abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urine)
sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan
iskemia/nekrosis.
Darah lengkap : Hb, Ht, abnormal bila pasien dehidrasi berat atau
polisitemia.
Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal (PTH
merangsang reabsorbsi kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum
dan kalsium urine.
Foto Rontgen : menunjukkan adanya calculi atau perubahan anatomik pada
area ginjal dan sepanjang uriter.
IVP : memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri
abdominal atau panggul. Menunjukkan abnormalitas pada struktur anatomik
(distensi ureter).
Sistoureteroskopi : visualisasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukkan
batu atau efek ebstruksi.
USG Ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi dan lokasi batu.

Penatalaksanaan
a. Menghilangkan Obstruksi
b. Mengobati Infeksi
c. Menghilangkan rasa nyeri
d. Mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi kemungkinan terjadinya
rekurensi.
Komplikasi
a. Obstruksi Ginjal
b. Perdarahan
c. Infeksi
d. Hidronefrosis
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri pada daerah pinggang) berhubungan dengan
cedera jaringan sekunder terhadap adanya batu pada ureter atau pada ginjal
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya obstruksi (calculi) pada
renal atau pada uretra.
3. Kecemasan berhubungan dengan kehilangan status kesehatan.
4. Kurangnya pengetahuan tentang sifat penyakit, tujuan tindakan yang
diprogramkan dan pemeriksaan diagnostik berhubungan dengan kurangnya
informasi.

II.

PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN

DIAGNOSA
KEPERAWATAN/DATA
PENUNJANG
1 April Gangguan rasa nyaman
2002
(nyeri
pada
daerah
pinggang)
berhubungan
dengan cedera jaringan
sekunder terhadap adanya
batu pada ureter atau pada
ginjal
Data Penunjang :
- Kolik yang berlebihan
- Lemes, mual, muntah,
keringat dingin
- Pasien gelisah
TGL

TUJUAN/KRITERIA
Tujuan :
Rasa
sakit
dapat
diatasi/hilang
Kriteria :
- Kolik
berkurang/hilang
- Pasien tidak mengeluh
nyeri
- Dapat
beristirahat
dengan tenang

RENCANA TINDAKAN
-

Kaji intensitas, lokasi dan tempat/area serta penjalaran dari nyeri.

Observasi adanya abdominal pain

Kaji adanya keringat dingin, tidak dapat


istirahat dan ekspresi wajah.
Jelaskan kepada pasien penyebab dari
rasa sakit/nyeri pada daerah pinggang
tersebut.
Anjurkan pasien banyak minum air
putih 3 4 liter perhari selama tidak ada
kontra indikasi.
Berikan posisi dan lingkungan yang
tenang dan nyaman.
Ajarkan teknik relaksasi, teknik distorsi
serta guide imagine
Kolaborasi dengan tim dokter :
Pemberian Cairan Intra Vena

NAMA
PERAWAT /
MAHASISWA

RASIONAL

Peningkatan nyeri adalah indikatif dari


obstruksi, sedangkan nyeri yang hilang
tiba-tiba menunjukkan batu bergerak.
Nyeri dapat menyebabkan shock.
Kemungkinan
adanya
penyakit/komplikasi lain.
Kemungkinan salah satu tanda shock
Memberikan
informasi
tentang
penyebab dari rasa sakit/nyeri pada
daerah pinggang tersebut.
Cairan membantu membesihkan ginjal
dandapat mengeluarkan batu kecil.

Untuk mengurangi sumber stressor

Untuk mengurangi/menghilang
nyeri tanpa obat-obatan

Untuk memudahkan pemberian obat


serta pemenuhan cairan bila mual,
muntah dan keringat dingin terjadi.
Analgetik memblok lintasan nyeri
sehingga mengurangi nyeri/kolik yang

Pemberian obat-obatan Analgetic,


Narkotic atau Anti Spasmodic.

kan

berlebihan
-

2 April Gangguan perfusi jaringan


2002.
berhubungan
dengan
adanya obstruksi (calculi)
pada renal atau pada
uretra.
Data Penunjang :
Urine out put 30 cc per
jam
Daerah perifer dingin
pucat
TD 100/70 mmHg,
HR > 120 X/mt,
RR > 28 X/mt.
Pengisian kapiler > 3 detik

Tujuan :
Gangguan perfusi dapat
diatasi
Kriteria :
- Produksi urine 30
50 cc perjam.
- Perifer hangat
- Tanda-tanda
vital
dalam batas normal :
Sistolik 100
140 mmHg.
Diastolik 70 90
mmHg.
Nadi 60 100
X/mt
Pernafasan 16
24 X/mt
- Pengisian kapiler 3
detik

3 April Kecemasan berhubungan Tujuan :


2002.
dengan kehilangan status Rasa
cemas

Untuk mengetahui efek samping yang


tidak diharapkan dari pemberian obatobatan tersebut.

Observasi tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah dan pernafasan).


Observasi Produksi urine setiap jam.
-

Untuk mendeteksi dini terhadap


masalah
Untuk mendeteksi dini terhadap
masalah
Untuk mendeteksi dini terhadap
masalah
Untuk mendeteksi dini terhadap
masalah
Untuk mencegah/ mengurangi
masalah
Untuk mencegah/ mengurangi
masalah

Observasi perubahan tingkat kesadaran. Kolaborasi dengan tim kesehatan:


Pemeriksaan laboratorium : kadar
ureum/kreatinin, Hb, urine HCT.
Pemberian diet rendah protein,
rendah kalsium dan posfat
Pemberian ammonium chloride dan
mandelamine.

S u b h a n

S u b h a n
-

dapat

Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian obat-obat


Narkotic,
Analgetic
dan
Anti
Spasmodic.

Berikan dorongan terhadap tiap-tiap proses kehilangan status kesehatan yang

Untuk mengurangi rasa cemas

kesehatan.
Data Penunjang :
- Ekspresi
wajah
tegang, gelisah, tidak
bisa tidur.
- Tidak
kooperatif
dalam pengobatan.
- HR = 125 X/mt

diatasi/berkurang.
Kriteria :
- Pasien
dapat
nenyatakan
kecemasan
yang
dirasakan.
- Pasien
dapat
beristirahat
dengan tenang.
- Nadi dalam batas normal.
- Ekspresi
wajah
ceria/rileks.
-

April Kurangnya

pengetahuan Tujuan :

timbul.
Berikan privacy dan lingkungan yang
nyaman.
Batasi staf perawat/petugas kesehatan
yang menangani pasien.
Observasi bahasa non verbal dan bahasa
verbal dari gejala-gejala kecemasan.
Temani pasien bila gejala-gejala
kecemasan timbul.
Berikan kesempatan bagi pasien untuk
mengekspresikan perasaannya .
Hindari konfrontasi dengan pasien.
Berikan informasi tentang program
pengobatan dan hal-hal lain yang
mencemaskan pasien.
Lakukan intervensi keperawatan dengan
hati-hati dan lakukan komunikasi
terapeutik.
Anjurkan pasien istirahat sesuai dengan
yang diprogramkan.
Berikan dorongan pada pasien bila
sudah dapat merawat diri sendiri untuk
meningkatkan harga dirinya sesuai
dengan kondisi penyakit.
Hargai setiap pendapat dan keputusan
pasien.

Kaji tingkat pengetahuan pasien dan -

privacy dan lingkungan yang nyaman


dapat mengurangi rasa cemas.
Untuk
dapat
lebih
memberikan
ketenangan.
Untuk mendeteksi dini terhadap
masalah
Untuk mengurangi rasa cemas
Kemampuan
pemecahan
masalah
pasien meningkat bila lingkungan
nyaman dan mendukung diberikan.
Untuk mengurangi ketegangan pasien
Informasi yang diberikan dapat
membantu
mengurangi
kecemasan/ansietas
Untuk menghindari kemungkinan yang
tidak diinginkan
Untuk mengurangi ketegangan dan
kecemasan pasien
Untuk mengurangi ketergantungan
pasien
Untuk meningkatkan harga diri pasien.
S u b h a n
Pengetahuan

membantu

2002.

tentang sifat penyakit,


tujuan
tindakan
yang
diprogramkan
dan
pemeriksaan
diagnostik
berhubungan
dengan
kurangnya informasi.
Data Penunjang :
- Pasien
menyatakan
belum
memahami
tentang penyakitnya.
- Pasien bertanya-tanya
tentang
proses
penyakit
dan
pengobatan.
- Pasien
kurang
kooperatif
dalam
program pengobatan

Pengetahuan
pasien
tentang
penyakitnya
meningkat
Kriteria
- Pasien
dapat
menjelaskan kembali
tentang sifat penyakit,
tujuan tindakan yang
diprogramkan
dan
pemeriksaan
diagnostik.
- Pasien tidak bertanya
lagi tentang keadaan
penyakit dan program
pengobatannya.
- Pasien
kooperatif
dalam
program
pengobatan.

keluarga
tentang
penyakit
dan
pengobatannya.
Berikan penjelasan tentang penyakit, tujuan pengobatan dan program
pengobatan.
Berikan kesempatan pasien dan keluarga
untuk
mengekspresikan
perasaannya
dan
mengajukan
pertanyaan terhadap hal-hal yang belum
dipahami.
Diskusikan pentingnya banyak minum air putih 3 4 liter perhari selama tidak
ada kontra indikasi.
Diskusikan tentang pentingnya diet rendah protein, rendah kalsium dan
posfat.
Batasi aktifitas fisik yang berat.
-

mengembangkan kepatuhan pasien dan


keluarga terhadap rencana terapeutik
Untuk menambah pengetahuan pasien
Meningkatkan kemampuan
untuk memecahkan masalah

pasien

Untuk menambah pengetahuan pasien


bahwa
cairan
dapat
membantu
pembersihan
ginjal
dan
dapat
mengeluargan batu kecil
Untuk menambah pengetahuan pasien
dan mencegah kekambuhan
Untuk mencegah kekambuhan

S u b h a n

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Linda Jual. (1995). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan
(terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Doenges, et al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan (terjemahan). PT EGC.
Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume
I (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Long,

Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I.


(terjemahan).Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran.
Bandung.

Soeparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. FKUI. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai