Oleh :
Ari Sudrajat
Iqbal Dzulhansyah
M. Restian Malik
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat
yang tidak terhingga kepada kami selaku kelompok kami, sehingga dapat
menyelesaikan makalah manajemen perpajakan ini.
Makalah lingkungan etika dan akuntansi ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah etika profesi dan tata kelola korporat. Makalah ini juga merupakan
salah satu bahan diskusi dalam proses belajar mengajar di kampus.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari pihak pembaca demi
penyempurnaan makalah yang akan datang.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar 2
Daftar Isi
BAB I
3
PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
4
5
31
16
DAFTAR PUSTAKA
17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Di era globalisasi ini, profesi akuntan sangat berperan penting dalam dunia
bisnis. Profesi akuntan memiliki tempat yang istimewa karena hampir dibutuhkan
oleh organisasi apapun, baik perusahaan swasta, BUMN/BUMD, perusahaan
multinasional, perusahaan asing, pemerintahan, dan organisasi nirlaba sekalipun.
Adanya tuntutan pada era globalisasi ini, untuk menyajikan laporan keuangan
yang dapat dipertanggungjawabkan kepada para pemakai eksternal maupun
internal menjadikan profesi akuntan banyak dibutuhkan oleh para pelaku bisnis.
Kondisi yang demikian, menjadikan seorang akuntan dituntut untuk mampu
bertindak secaara profesional sesuai dengan etika profesional yang dikeluarkan
oleh asosiasi profesi nya dalam hal ini adalah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Integritas, independen, dan profesionalisme merupakan suatu keharusan yang
dimiliki oleh seorang akuntan dalam menjalankan setiap tugasnya.
Kebutuhan profesi akuntan meningkat seiring dengan perkembangan
banyaknya perusahaan yang sudah go public, dimana perusahaan harus
menyajikan laporan keuangan yang telah diaudit mutlak sebagai standar
perusahaan go public. Untuk itu profesi akuntan sekarang banyak diburu karena
merupakan pekerjaan yang dianggap menjanjikan. Profesi akuntan pun dianggap
sebagai profesi yang mempunyai prospek ke depan yang cerah, baik sebagai
akuntan manajemen, akuntan public, auditor pemerintah, auditor intern, hingga
auditor pajak. Sehingga semakin banyak orang yang mendirikan KAP (Kantor
Akuntan Publik). KAP tersebut menyediakan jasa laporan audit keuangan, jasa
audit khusus, jasa atestasi, jasa review laporan keuangan, serta jasa konsultasi dan
jasa konsultasi pajak.
Ketika Akuntan Profesional dihadapkan dengan suatu permasalahan
tertentu yang tidak terdapat pada prinsip seta peraturan dalam kode etik, akuntan
dapat memilih alternatif keputusan berdasarkan prinsip umum. Alternatif tersebut
dibutuhkan suatu pembahasan tentang prinsip-prinsip etika dan bagaimana
mengembangkan sebuah kerangka keputusan menyeluruh yang praktis dan
komprehensif berdasarkan pada bagaimana tindakan yang diusulkan akan
mempengrtuhi pemangku kepentingan untuk membuat keputusan. Hal ini juga
didukung dengan kasus yang terjadi pada perusahaan pembuat mobil Ford Pinto
dan Ernst & Young di Amerika.
Oleh karena itu, penulis ingin mengangkat suatu topik Pengambilan
Keputusan Beretika Terhadap Keterbatasan Kode Etik yang akan menjadi
pokok pembahasan dalam makalah kali ini. Penulis berusaha untuk menyusun
makalah ini semenarik mungkin agar para masyarakat khususnya mahasiswa dan
pelajar lainnya dapat memahami serta dapat menerapkan kerangka keputusan
menyeluruh yang praktis dan komprehensif berdasarkan pada bagaimana tindakan
yang diusulkan akan mempengatuhi pemangku kepentingan utuk membuat
keputusan.
1.2.Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah ini adalah masih adanya Akuntan Publik yang
tidak mematuhi kode etik.
1.3.Tujuan Penulisan
5
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk mencari solusi atas masalah
yang terjadi berkaitan dengan etika profesi.
BAB II
ISI
1.1.
1.2.
Teori Etika
Sebelum membahas berbagai teori etika yang ada, terlebih dahulu perlu
dipahami apa yang dimaksud dengan teori dan apa yang dimaksud dengan ilmu.
Ilmu pada dasarnya adalah kumpulan pengetahuan yang bersifat menjelaskan
berbagai gejala alam (dan social) yang memungkinkan manusia melakukan
serangkaian tindakan untuk menguasai gejala tersebut berdasarkan penjelasan
yang ada, sedangkan teori adalah pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan
mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan (Suriasumantri,
2000) dalam (Agoes, 2019). Fungsi teori dalam ilmu pengetahuan adalah untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol. Etika sebagai disiplin ilmu
berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat kebiasaan, nilai-nilai, dan
norma-norma perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik.
1.2.1 Egoisme
Rachels (2004) dalam Agoes (2009) memperkenalkan dua konsep yang
berhubungan dengan egoisme, yaitu : egoisme psikologis dan egoisme etis.
Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan
manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri sendiri (selfish). Menurut teori
ini, orang bolehj saja yakin bahwa ada tindakan mereka yang bersifat luhur dan
suka berkorban, namun semua tindakan yang terkesan luhur dan/atau tindakan
yang suka berkorban tersebut hanyalah ilusi. Pada kenyataanya, setiap orang
hanya peduli pada dirinya sendiri. Jadi, menurut teori ini, tidak ada tindakan yang
sesungguhnya bersifat altruisme. Altruisme adalah suatu tindakan yang peduli
8
pada
orang
lain
atau
mengutamakan
kepentingan
orang
lain
dengan
penting
adalah
jumlah
kebahagiaan
atau
jumlah
ketidakbahagiaan.
justice
berkepentingan
dengan
bagaiamana
justice
diadministrasikan. Aspek utama dari suatu sistem hokum yang adil adalah
prosedur yang adil dan transparan. Artinya setiap orang diperlakukan sama dan
aturan diterapkan tanpa membedakan. Penerapan hukum harus konsisten di
wilayah hukum kapanpun terjadi. Keadilan juga dapat dinilai berdasarkan fakta.
Artinya informasi yang digunakan untuk menilai sebuah tuntutan harus relevan,
dapat dipercaya dan mudah diperoleh.
Berikutnya adalah distributive justice, melakukan alokasi yang adil
berdasarkan ketidaksamaan. Terdapat tiga kriteria yang dapat digunakan untuk
melakukan alokasi, yaitu berdasarkan kebutuhan, aritmatika kesamaan dan merit.
Sistem perpajakan cenderung menggunakan kriteria kebuthan, dimana anggota
masyarakat
yang
beruntung
secara
ekonomi
membayar
pajak
untuk
10
1.3.
11
baru lainnya untuk mendapat pengakuan sebagai bintang yang cemerlang. Iapun
dengan
cepat
dipromosikan
menjadi
Field
Recall
Coordinator
yang
1.5.
12
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Analisis dampak pemangku kepentingan menawarkan cara formal dalam
membawa kebutuhan dari organisasi dan individu konsikuennya (masyarakat)
kepada sebuah keputusan. Perdagangan merupakan hal yang sulit dan dapat
memperoleh keuntungan dari kemajuan teknik semacam itu. Penting untuk tidak
melupakan fakta bahwa konsep analisis dampak pemangku kepentingan yang
dibahas dalam makalah ini perlu diterapkan bukan merupakan teknik tunggal,
tetapi (teknik) bersama-sama sebagai suatu perangkat. Hanya dengan begitulah
suatu analisis yang komprehensif akan dicapai dan keputusan etis dapat dibuat.
Bergantung pada sifat dari keputusan yang akan dihadapi, dan pemangku
kepentingan yang akan terpengaruhi, analisis yang tepat dapat didasarkan pada
konsekuensialisme, deontologi, dan etika kebajikan sebagai kumpulan, atau salah
satu dari 5-pertanyaan yang dimodifikasi, standar moral, atau pendekatan Pastin,
dengan mempertimbangkan kemungkinan adanya masalah bersama yang timbul.
Setiap pendekatan EDM yang komprehensif harus menyertakan tidak hanya
sebuah pemeriksaan dampak keputusan atau tindakan, tetapi juga analisis gap dari
motivasi kebajikan, dan sifat karakter yang terlihat.
Seorang akuntan profesional dapat menggunakan analisis pemangku
kepentingan dalam membuat keputusan tentang akuntansi, audit, hal-hal praktik,
dan harus siap untuk memperisapkan atau membantu majikan atau klien dalam
13
analisi tersebut seperti yang saat ini menjadi kasus di area lain. Meskipun banyak
eksekutif berorientasi angka dan akuntan waspada jika terlibat dengan analisi
subjektif lunak yang menggambarkan analisis kebijakan dan harapan para
pemangku kepentingan, mereka harus ingat bahwa dunia telah berubah dengan
menempatkan nilai yang jauh lebih tinggi pada informasi non-angka. Mereka
harus berhati-hati menempatkan bobot terlalu banyak dalam analisis numerik, jika
tidak mereka jatuh ke dalam perangkap ekonom, yang, sebagaimana dikatakan
Oscar Wilde: ketahuilah harga dari segala sesautu dan nilai dari sesuatu yang
sebenarnya tidak bernilai.
Direksi, eksekutif, dan akuntan juga harus mengerti bahwa teknik-teknik
yang dibahas dalam makalah ini menawarkan pemahaman berarti yang lebih baik
dalam hal interaksi di antara organisasi mereka dan/atau profesi dan potensi
pendukung.
Penilaian
dampak
terhadap
pemangku
kepentingan
bila
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, Leonard J dan Paul Dunn. 2011. Etika Bisnis & Profesi untuk Direktur,
Eksekutif, dan Akuntan. Jakarta; PT Salemba Empat.
Tuankotta, Theodorus M. .2011. Berpikir Kritis dalam Auditing. Jakarta: Salemba empat.
16