Anda di halaman 1dari 16

BIAYA MODAL

(COST OF CAPITAL)
Dosen :
Tetty Lasniroha Sarumpaet, S.E., M.Ak.

Tanggal Pengumpulan :
7 April 2015
KELOMPOK 7
NUR DWI Y

(0113U075)

KARLINA PUSPA S (0113U154)


MUHAMMAD IQBAL AL-KAHFI (0113U482)
KELAS C

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
Alamat: Jalan Cikutra No 204 Bandung Telepon: 022-7274010

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya jualah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Biaya
Modal tepat pada waktunya tanpa adanya hambatan yang berarti. Terimakasih yang sebesarbesarnya kami ucapkan kepada dosen pembimbing, teman-teman dan berbagai pihak yang
turut membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah yang kami sajikan saat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah-makalah selanjutnya.

Bandung, September 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I...................................................................................................................... 1
2

PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
1.1

Latar Belakang.............................................................................................. 1

1.2

Rumusan Masalah.......................................................................................... 1

1.3

Tujuan......................................................................................................... 1

BAB II..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN......................................................................................................... 2
2.1

Pengertian dan Arti Penting dari Biaya Modal........................................................2

2.2

Faktor Faktor yang Menentukan Biaya Modal......................................................3

2.3

Menentukan Komponen Biaya Modal..................................................................3

2.3.1

Biaya Modal Pinjaman Jangka Panjang (Cost of Debt).......................................3

2.3.2

Biaya Modal Saham Preferen (Cost of Preferred Stock)......................................5

2.3.3

Biaya Modal Saham Biasa (Cost of Common Stock)..........................................6

2.3.4

Biaya Modal Laba Ditahan (Cost of Retained Earning).......................................8

2.3.5

Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (Weighted Average Cost of Capital-WACC).......9

BAB III.................................................................................................................. 12
PENUTUP.............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 13

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan utk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham
biasa, dan laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan
besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang
harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.
Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau
ditolak suatu usulan investasi (sebagai dicont rate), yaitu dengan membandingkan tingkat
keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.Yang
dimaksud dengan biaya madal di sini adalah biaya modal yang menyeluruh (overall cost of
capital).

1.2 Rumusan Masalah


1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.1.5
1.1.6

Apakah Pengertian dan Arti Penting dari Biaya Modal?


Apakah biaya modal jangka panjang?
Apakah biaya modal saham preferen?
Apakah biaya modal saham biasa?
Apakah biaya laba ditahan?
Apakah modal rata-rata tertimbang?

1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat untuk memberikan pengetahuan yang lebih kepada pembaca juga
penulis, sekaligus untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah yang dosen berikan
kepada penulis.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Arti Penting dari Biaya Modal
Modal adalah dana yang digunakan untuk membayai aktiva dan operasi perusahaan.
Modal terdiri dari hutang, saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan. Perhitungan
biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan:

Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal)


diminimumkan.
Keputusan penggagaran modal (capital budgetting) memerlukan suatu estimasi
tentang biaya modal.
Keputusam-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan estimasi
biaya modal.

Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat
menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut.
Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar
biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya
modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu
investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku
rate) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya
pada tingkat risiko tertentu.
Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari
seluruh komponen modal (Weighted Cost of Capital atau WACC). Namun tidak semua
komponen modal diperhitungkan dalam menentukan WACC. Hutang dagang (accounts
payable) tidak dperhitungkan dalam perhitungan WACC. Hutang wesel (notes payable)
ata hutang jangka pendek yang berbunga (Short-term Interest-bearing debt) dimasukkan
dalam perhitungan WACC hanya jika hutang tersebut merupakan bagian dari
pembelanjaan tetap perusahaan bukan merupakan pembelanjaan sementara.
Pada umumnya hutang jangka panjang dari modal sendiri merupakan unsur untuk
menghitung WACC. Dengan demikian kita harus menghitung: 1) Biaya Modal Pinjaman
Jangka Panjang (cost of debt), 2) Biaya Modal Saham Preferen (cost of preferred stock),
3) Biaya Modal Saham Biasa (cost of common stock), dan 4) Biaya Modal Laba Ditahan
(cost of retained earning). Biaya modal harus dihitung berdasarkan suatu basis setelah
pajak (after tax basis) karena arus kas setelah pajak adalah yang paling relefan untuk
keputusan investasi.

2.2 Faktor Faktor yang Menentukan Biaya Modal


Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:
Keadaan-keadaan umum perekonomian.
Faktor ini menentukan tingkat bebas risiko atau tingkat hasil tanpa risiko.
Daya jual saham suatu perusahaan.
Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para investor akan turun dan
biaya modal perusahaaan akan rendah.
Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen.
Jika manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan
utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para
investor selanjutnya meminta tingkat hasil minimum yang lebih tinggi sehingga biaya
modal perusahaan meningkat pula.
Besarnya pembiayaan yang diperlukan.
Permintaan modal dalam jumlah besar akan meningkatkan biaya modal perusahaan.

2.2.1

Asumsi Asumsi Model Biaya Modal

Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya:

Risiko bisnis bersifat konstan.

Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan return atas suatu investasi.
Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan dengan kebijakan manajemen
investasi. Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk suatu
investasi yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah ada.

Risiko keuangan bersifat konstan.

Risiko keuangan didefinisikan sebagai peningkatan variasi return atas saham umum
karena bertambahnya pemanfaatan sumber pemiayaan hutang dan saham istimewa.
Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi dari struktur keuangan berjalan.

Kebijakan dividen bersifat konstan.

Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya modal yang berkenaan dengan
kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen
(dividen/laba bersih) juga konstan.
2.3 Menentukan Komponen Biaya Modal
2.3.1

Biaya Modal Pinjaman Jangka Panjang (Cost of Debt)

Biaya modal pinjaman jangka panjang (ki) adalah biaya sesudah pajak saat ini untuk
mendapatkan dana jangka panjang melalui pinjaman. Contoh: dana yang diperoleh
melalui penerbitan dan penjualan obligasi.

Hasil bersih (Hb) adalah dana yang sebenarnya diterima dari penjualan sekuritas.
Biaya penerbitan sekuritas (bp) adalah total biaya yang dikeluarkan untuk menerbitkan
dan menjual sekuritas, yangakan mengurangi dari penjualan sekuritas.
Biaya modal pinjaman jangka panjang ini merupakan biaya modal pinjaman jangka
panjang sebelum pajak (pre-tax cost). Dalam menghitung WACC, yang relevan adalah
biaya modal pinjaman jangka panjang setelah pajak (after-tax cost debt).
Biaya modal pinjaman jangka panjang sesudah pajak = Biaya modal pinjaman jangka
panjang sebelum pajak x (1 - tingkat pajak)
Contoh:
PT Widyatama menjual obligasi 20 tahun senilai Rp. 10.000 dengan tingkat bunga kupon
9% (tingkat bunga tahunan). Karena obligasi lain yang serupa memberikan bunga lebih
besar dari 9% maka perusahaan harus menjual obligasi dengan harga sebesar Rp. 9.800
sebagai kompensasi atas rendahnya bunga kupon. Biaya penerbitan sekuritas untuk
bankir investasi sebesar 2% dari nilai nominal atau sebesar Rp 200 = (2% x 10.000).
hasil bersih atas penjualan untuk setiap lembar obligasi adalah Rp. 9.600 = (9.800-200).
Walaupun aliran kas dari penerbitan obligasi tidak mengikuti pola konvensional, namun
perhitungan biaya tahunannya sederhana. Pola aliran kas berlawanan dari pola
konvensional terdiri dari aliran kas masuk awal (hasil bersih) diikuti dengan pengeluaran
tahunan (pembayaran Bunga). Pada tahun terakhir, ketika hutang jatuh tempo, terdapat
pengeluaran pembayaran pokok pinjaman. Aliran kas sehubungan dengan penerbitan
obligasi PT. Widyatama sebagai berikut:
Akhir tahun keAliran kas
0
9.600
1 s/d 20
-900
20
-10.000
Aliran kas masuk awal Rp. 9.600 diikuti dengan pembayaran bunga tahunan sebesar Rp.
900 = (9% tingkat bunga kupon x Rp. 10.000 nilai nominal) selama 20 tahun. Pada tahun
ke20 pengeluaran Rp. 10.000 menunjukkan pembayaran pokok pinjaman. Biaya hutang
sebelum pajak dihitung dengan mencari TPI yaitu tingkat diskonto di mana nilai
sekarang dari aliran kas keluar sama dengan aliran kas masuk awal.
Cara coba-coba:
Dengan menerapkan tingkat diskonto 10% pada aliran kas obligasi yang akan datang
diperoleh:
= Rp 900 x ( FBNSA 10%, 20 tahun) + Rp 10.000 x ( FBNS 10%, 20 thn)
= Rp 900 x (8,514) + Rp. 10.000 x (0,149)
= Rp. 7.663,6 + Rp. 1.490
4

= Rp. 9.152,6
Karena nilai obligasi Rp 10.000 dengan tingkat bunga kupon 9% lebih tinggi dari Rp.
9.600, maka biaya obligasi sebelum pajak harus berada dianta 9% dan 10%.
Karena nilai Rp. 10.000 dekat dengan Rp. 9.600 maka biaya obligasi sebelum pajak
dibulatkan pada nilai persen yang dekat dengan 9%. Dengan menggunakan interpolasi
diperoleh:
= 9% + [10.000 9.600] : [10.000-9.152,6] x 1%
= 9% + [400: 847,4] x 1%
Masukkan nilai PT Widyatama ke rumus maka dapat dihitung sebagai berikut:

bhbp = Rp 900 +

Rp 900+20
Rp . 9.800

Rp. 10.000Rp . 9.600


20

Rp .9.600+ Rp . 10.000
2

Rp 920
Rp 9.800

= 9,4%

Diasumsikan pajak sbesar 30%, maka biaya hutang sebelum pajak dari PT. Widyatama
sebesar 9,4% akan menghasilkan biaya hutang sesudah pajak sebesar 6,58% { 9,4% x (1
0,30)}.\

2.3.2

Biaya Modal Saham Preferen (Cost of Preferred Stock)

Biaya modal saham preferen adalah tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli saham
preferen atau Kp.
Kp =

Dp
Np

dimana:
Kp = biaya saham preferen
Dp = dividen saham preferen tahunan
Np = hasil penjualan saham preferen
Contoh soal:

PT Widyatama mengeluarkan saham preferen 10% dengan nilai nominal sebesar Rp 200
tiap lembar. Biaya penerbitan dan penjualan ditaksir sebesar Rp 15/lembar. Perusahaan
ingin menentukan biaya dari saham preferen :

Deviden Tahunan = 10%x Rp 200= Rp 20


Hasil Bersih = Rp 200 Rp 15 = Rp 185

Biaya saham preferen = Rp 20/Rp 185 = 10.81%


Jika dibandingkan dengan biaya hutang jangka panjang maka biaya saham preferen
10.8% lebih mahal dari hutang jangka panjang 6.58% karena bunga hutang jangka
panjang merupakan biaya yang dapat mengurangi pajak.

2.3.3

Biaya Modal Saham Biasa (Cost of Common Stock)

Biaya modal saham biasa adalah merupakan hasil yang diharapkan kembali atas
saham oleh para investor dipasar. Dua bentuk pembiayaan saham biasa yaitu laba ditahan
(retained earnings) dan penerbitan saham biasa baru. Sebagai langkah pertama dalam
menetukan biaya-biaya, kita harus memperkirakan biaya modal saham biasa.
Menentukan biaya modal saham biasa
Biaya saham biasa (ks) adalah tingkat dimana investor mendiskontokan dividen yang
diharapkan dari perusahaan untuk menentukan nilai sahamnya.
Dua teknik untuk mengukur biaya saham biasa dari modal sendiri yang tersedia , yaitu:
a. Constant growth valuation model (Gordon Model)
Constant growth valuation model, menggunakan dasar pemikiran bahwa nilai saham
sama dengan nilai sekarang dari semua dividen yang akan datang (yang diasumsikan
pada tingkat pertumbuhan konstan) yang diharapkan diperoleh terus dalam waktu yang
tidak terbatas.
P0 =

D1
Ksg

dimana:
P0 = nilai saham biasa
D1 = dividen per saham yang diharapkan pada akhir tahun ke-1
ks = tingkat pengambilan yang diinginkan atas saham biasa
g = tingkat pertumbuhan dividen yang konstan

Dari rumus di atas dapat dicari ks untuk menghitung biaya modal saham biasa sebagai
berikut:
ks =

D1
P0

+g

Rumus di atas menunjukkan bahwa biaya modal sendiri saham biasa dihitung dengan
membagi dividen yang diharapkan pada akhir tahun 1 dengan harga saham yang berlaku
dan ditambahkan tingkat pertumbuhan. Karena dividen saham biasa dibayar dari
pendapatan setelah pajak, maka tidak diperlukan penyesuaian pajak.
Contoh soal:
PT. Widyatama ingin menentukan biaya modal saham biasa (ks). Harga pasar saham
biasa P0 = Rp 1.000 per saham. Perusahaan mengharapkan pembayaran dividen D1 = Rp
80 pada akhir tahun 2000. Pembayaran dividen atas saham outstanding 6 tahun yang lalu
(1994 s/d 1999) sebagai berikut:
Tahun
1999
1998
1997
1996
1995
1994

Dividen
(Rp)
76,00
72,40
69,40
66,60
62,40
59,40

Cara mencari g:
Digunakan Tabel PVIF
PVIF k,5 = 59,40 / 76 = 0,782
Tingkat bunga yang mendekati adalah 5%, jadi g = 5%
ks =

Rp 80
Rp 1.000

+ 5% = 8%+5%=13%

biaya modal sendiri saham biasa adalah 13% merupakan tingkat pengembalian yang
diinginkan oleh pemegang saham atas investasinya agar harga pasar dari saham
outstanding tidak berubah.
b. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Menggambarkan hubungan antara pengembalian yang diinginkan atau biaya modal
saham biasa, dan risiko nondiversifikasi dari perusahaan seperti yang diukur oleh beta
koefisien.
ks = Rf+[ bx(Km-Rf)
7

dimana:
ks = tingkat pengambilan yang diinginkan atas saham biasa
Rf = tingkat pengambilan yang bebas risiko
b = koefisien beta
km

= tingkat pengambilan atas portfolio pasar

Dengan menggunakan CAPM, biaya modal sendiri saham biasa adalah pendapatan yang
ditentukan oleh investor sebagai kompensasi atas risiko yang tidak dapat didifersifikasi
yang diukur dengan beta (b)
Contoh soal:
PT. Widyatama menentukan tingkat pengembalian yang bebas risiko (risk-free rate = Rf)
sebesar 7%, beta perusahaan 1,5 dan market return (km) sebesar 11 %.
Masukkan nilai tersebut kedalam rumus CAPM maka dapat dihitung biaya modal saham
biasa (ks) sebagai berikut:
Ks = 7% + [ 1,5 x (11% - 7%)] = 7% + 6% = 13%
Biaya modal saham biasa sebesar 13% sama besarnya dengan menggunakan model
penilaian constant growth, hal ini menggambarkan bahwa investor PT. Widyatama
mengharapkan pengamilan saham biasa sebesar 13%.
Membandingkan teknik Constant growth dan Capital asset pricing model
(CAPM) yaitu dalam pertimbangan secara langsung risiko perusahaan yang dicerminkan
dengan beta untuk menentukan pengembalian yang diinginkan atau biaya modal sendiri
saham biasa.
Dalam constant growth model tidak memperhatikan resiko, tetapi menggunakan
harga pasar, yang mencerminkan preferensi risk-return yang diharapkan oleh investor di
pasar. Walaupun secara teoritis teknik untuk mencari pengembalian yang diinginkan atas
saham biasa dengan menggunakan constant growth dan CAPM adalah sama tetapi
dalam prakteknya sulit untuk mengukur masalah yang berkaitan dengan pertumbuhan.
Perbedaan lainnya model constant growth valuation dalam mencari biaya modal
sendiri saham biasa dapat dengan mudah disesuaikan biaya flotationnya untuk mencari
biaya saham biasa yang baru. Sedangkan dalam CAPM tidak dapat dilakukan mekanisme
penyesuaian sederhana karena kesulitan dalam menyesuaikan biaya modal sendiri saham
biasa denga biaya floatation sebab model tersebut tidak memasukkan harga pasar,
sebagai variabel yang dibutuhkan untuk membuat penyesuaian. Walaupun CAPM
mempunyai dasar teoritis yang kuat, perhitungan yang ditampilkan dalam model
constant growth valuation tetap digunakan untuk mengukur biaya saham biasa.

2.3.4

Biaya Modal Laba Ditahan (Cost of Retained Earning)

Laba ditahn merupakan laba yang tidak dibayarkan sebagai cash dividen, yang
merupakan hak milik pemegang saham biasa. Pemanfaatan laba ditahan mengandung
biaya kesempatan (opportunity cost) bagi pemegang saham biasa, sehingga requirednya
sebanding dengan seandainya bagian laba dibayarkan sebagai cash dividen.
Ke = kr =

D0
P0

atau Kr = atau Kr =

D1
P0

+g

Contoh:
Perusahaan PT. widyatama akan memperoleh pendapatan per lembar saham sebesar Rp.
400 dividen payout ratio ditetapkan sebesar 40% untuk tahun yang akan datang. Di bursa
harga saham dijual belikan dengan harga Rp. 8.000/lbr. Tent\ukan biaya laba ditahan
jika:
a. Perusahaan membayar semua pendapatan per saham sebagai dividen
b. Perusahaan membayar dividen sesuai dengan dividen payout rationya dan sisanya
diinvestasikan dengan return 14%.
Jawab:
a. Jika perusahaan membayar semua pendapatan per saham sebagai dividen
D0
400
Kr =
=
x 100% = 5%
P0
8000
b. Jika perusahaan membayar sebagian pendapatan per saham sebagai dividen
D1
Kr =
+g
P0
g = proposal aba ditaham x tingkat return
g = (1 0,4) x 14% = 8,4%
40 x 400
Kr =
+ 0,084 = 10,4%
8.000

2.3.5 Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (Weighted Average Cost of CapitalWACC)


Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital-WACC)
mencerminkan rata-rata biaya modal dimasa akan datang yang diharapkan. Biaya modal
rata-rata tertimbang diperoleh dengan menimbang biaya dari setiap jenis modal tertentu
sesuai dengan proporsinya pada struktur modal perusahaan.
Menghitung Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC)
Rumus:
ka = (wi x ki) + (wp x kp) + (ws x kr atau n)
9

dimana:
ka = biaya modal rata-rata tertimbang
ki = biaya utang sesudah pajak
kp = biaya saham preferen
kn = biaya saham biasa baru
kr = biaya laba ditahan
wi

= proporsi hutang jangka panjang dalam struktur modal

wp = proporsi saham preferen dalam struktur modal


ws

= proporsi modal saham biasa dalam struktur modal

wi + wp + ws = 1,0
Contoh:
PT. Widyatama mempunyai berbagai macam biaya modal yaitu:
Biaya modal pinjaman jangka panjang, ki = 5,6%
Biaya modal saham preferen, kp = 10,6%
Biaya modal laba ditahan, kr = 13%
Biaya modal saham biasa baru, kn = 14%

Sumber Modal
Pinjaman jangka panjang
Saham preferen
Modal saham biasa

Tertimbang (Weighted)
40%
10%
50%
100%

Perhitungan Rata-Rata Tertimbang Biaya Modal


Sumber Modal

Tertimbang

Biaya

Pinjaman
jangka
panjang
Saham preferen
Modal saham biasa
Total

0,40

5.6%

0,10
0,50
1,00

10,6%
13,0%

Biaya
Tertimbang
2,2%
1,1%
6,5%
9,8%

WACC = 9,8%
10

Perusahaan mengharapkan laba ditahan yang tersedia yaitu sebesar Rp 600.000 dan
merencanakan menggunakan biaya laba ditahan sebagai biaya modal saham biasa.
Dalam tabel di atas ditunjukkan rata-rata tertimbang biaya modal. Hasil dari biaya modal
rata-rata tertimbang perusahaan akan menerima semua proyek yang mengasilkan
pengembalian lebih besar atau sama dengan 9,8%.

Skema penimbangan yang bisa digunakan dalam perhitungan biaya modal rata-rata
tertimbang adalah berdasarkan:
a. Penimbangan nilai buku (book value weight), penimbangan yang menggunakan nilai
akunting untuk mengukur bagian setiap jenis modal dalam struktur keuangan
perusahaan.
b. Penimbangan nilai pasar (market value weight), penimbangan yang menggunakan
nilai pasar untuk mengukur bagian setiap jenis modal dalam struktur keuangan
perusahaan. Penimbangan dengan nilai pasar menarik sebab nilai pasar surat berharga
mendekati nilai rupiah yang sebenarnya diterima dari penjualan surat berharga. Biaya
dari berbagai jenis modal dihitung dengan menggunakan harga pasar umum sehingga
beralasan menggunakan penimbangan dengan nilai buku.
c. Penimbangan historis (historic weight), penimbangan nilai buku atau nilai pasar
didasarkan pada bagian struktur modal yang sebenarnya. Misalnya, nilai buku yang
lama atau yang berlaku dapat digunakan untuk membuat penimbangan historis.
Demikian pula nilai pasar yang lalu atau yang berlaku dapat digunakan untuk
membuat penimbangan historis.
d. Penimbangan target (target weights), penimbangan nilai buku atau nilai pasar
didasarkan pada bagian struktur modal yang diinginkan. Perusahaan menggunakan
penimbangan target sebagai dasar untuk mencapai struktur modal yang optimal. Dari
sudut pandang teoritis penimbangan yang lebih disukai adalah penimbangan target
dengan nilai pasar.

11

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat
menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut. Jika
investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang
ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal
merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat
pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus
dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko
tertentu.
Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:
Keadaan-keadaan umum perekonomian.
Faktor ini menentukan tingkat bebas risiko atau tingkat hasil tanpa risiko.
Daya jual saham suatu perusahaan.
Modal adalah dana yang digunakan untuk membayai aktiva dan operasi perusahaan. Modal
terdiri dari hutang, saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan.

12

DAFTAR PUSTAKA

Sumber:
http://blogelytekonomi.blogspot.com/2008/02/biaya-modal.html
http://arida-sugar.blogspot.com/2012/05/biaya-modal.html
Sunjaja, Ridwan S., dan Barlian, Inge, Manajemen Keuangan Dua: Edisi Kedua, Bandung,
PT. Prenhallindo, 2001.

13

Anda mungkin juga menyukai