Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

URANIUM

DISUSUN OLEH:
MARTIN S

(F1D113001)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2016

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama TUHAN YME, Kami panjatkan puja dan puji syukur
atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-NYA kepada kita, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Pengolahan bahan galian
Uranium.
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini

bermanfaat untuk masyarakan

ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.


Jambi,16-03-2016

Martin

I.

PENDAHULUAN

Penambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian (mineral


berharga) pada saat itu dari dalam kulit bumi baik penggalian yang dilakukan dipermukaan
maupun dibawah permukaan bumi, sedangkan tambang merupakan tempat menggali
(mengambil) hasil dari dalam kulit bumi berupa bahan galian (mineral berharga).
Adanya penambangan tidak lepas dari yang namanya pengolahan. Pengolahan bahan
galian (mineral processing, mineral dressing, mineral beneficiation) adalah proses atau
operasi dimana bahan galian diolah sedemikian rupa dengan mempergunakan sifat
fisika/kimianya sehingga menghasilkan produkta yang dapat dijual dan produkta yang tidak
berharga dengan tidak mengubah sifat fisik/kimia bahan galian yang bersangkutan.
Keuntungan pengolahan bahan galian:

Mengurangi ongkos pengangkutan.


Mengurangi kehilangan logam berharga pada saat peleburan.
Mengurangi ongkos peleburan.
Pemisahan secara fisik jauh lebih menguntungkan dari pada proses pemisahan secara
kimia.

Hasil pengolahan bahan galian :

Konsentrat, hasil pengolahan bahan galian yang mempunyai kadar mineral berharga
paling tinggi.
Tailing, hasil pengolahan bahan galian yang mempunyai kadar mineral berharga
paling rendah.
Midling, hasil pemgolahan bahan galain yang mempunyai kadar mineral berharganya
diantara konsentrat dan tailing.

Pengolahan bahan galian uranium memiliki penanganan yang khusus yang


dikarenakan terdapatnya senyawa kimiawi logam yang dapat melakukan penekan kerja
Ginjal. Sementara secara fisis, sebagai unsur radioaktif Uranium akan terkonsentrasi dalam
Paru-paru, ginjal dan sistem peredaran darah serta beberapa jaringan lunak lainnya untuk
sementara waktu. Dalam beberapa negara, konsentrasi Uranium di dalam tubuh dibatasi pada
angka 3 mikrogram pergram jaringan tubuh. IAEA sendiri memberikan batas maksimal dosis
serapan tahunan 1 mSv bagi penduduk yang berada di daerah peperangan dengan penggunaan
senjata DU. Ini dilakukan untuk menghindari efek buruk Uranium pada tubuh manusia, di
antaranya gangguan ginjal (secara kimiawi) ataupun kanker (akibat aktivitas radioaktifnya).
1.1 Perumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai uranium dan tahap-tahap pengolahannya secara
aman.

II.

PEMBAHASAN

Uranium ditemukan pada tahun 1789 oleh Martin Klaproth, seorang ilmuwan Jerman.
Nama Uranium diambil dari nama planet Uranus yang ditemukan 8 tahun sebelumnya.
Uranium terbentuk bersamaan dengan terjadinya bumi. Uranium adalah suatu unsur kimia
dalam tabel periodik yang memiliki lambang U dan nomor atom 92. Sebuah logam berat,
beracun, berwarna putih keperakan dan radioaktif alami, uranium termasuk ke seri aktinida
(actinide series).Isotopnya 235U digunakan sebagai bahan bakar reaktor nuklir dan senjata
nuklir.
Kadar uranium dalam bijih umumnya sangat rendah, yaitu berkisar antara 0,1 0,3 %
atau 1-3 kg uranium tiap ton bijih. Untuk mempermudah dan menekan biaya transportasi,
maka uranium dalam bijih ini perlu diolah terlebih dahulu. Tujuan utama dari pengolahan
adalah untuk pemekatan dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bahan lain yang ada
dalam bijih sehingga dapat menyederhanakan proses transportasi ke tempat pemrosesan
berikutnya. Pengolahan bijih uranium dapat dilakukan dengan cara penggerusan, pelindihan
maupun ekstraksi kimia dan pengendapan. Hasil akhir dari proses pengolahan uranium ini
adalah diperolehnya endapan kering berwarna kuning yang disebut pekatan (konsentrat)
yang berkadar uranium sekitar 70 %. Karena berwarna kuning maka endapan ini disebut juga
yellowcake. Dari 1000 ton bijih rata-rata dapat dihasilkan 1,5 ton yellowcake.
Pengolahan uranium terdiri dari : pemanggangan, penghancuran, pemekatan fisis,
pelindian asam/basa, dekantasi, pertukaran ion, presipitasi, filtrasi.

1. Pemanggangan
Proses pemanggangan bertujuan untuk membuat senyawa Uranium dan Vanadium lebih
mudah dilindi, sehinnga Vanadium dapat diam bi l sebagai hasil samping, karena proses
pemanggangan ada pengaruh terhadap pemungutan Uranium dan Vanadium. Pada suhu 350 0
C U terambil dulu, tapi diatas 3500 -5000 C % U terambil turun, diatas 5000 C 8000 C
dengan NaCl V mulai banyak terambil. Selain itu pemanggangan dapat merusak ikatan
organik, sehingga memudahkan pelindian dan memudahkan pengenapan/dekantasi.
2. Penghancuran

Proses ini bertujuan untuk mereduksi ukuran bijih agar lebih mudah terlindi (+10 Mesh )
3. Pemekatan fisis
Bertujuan : untuk mengurangi bahan pelindi, mengurangi bahan-bahan yang tidak
membawa U tinggi. Pemekatan fisis bergantung pada tipe bijih,sehingga dapat dilakukan
dengan cara yaitu :
a) Flotasi buih
b) Pengenapan grafitasi
c) Pemilahan dengan meja-alur-getar
d) Pemilahan radioaktif
e) Pemungutan bahan bijih lain yang bernilai ekonomis
Bijih yang telah melalui pemekatan fisis, sudah memiliki grade rata-rata lebih tinggi.
4. Pelindian
Pelindian yang dikenakan dapat berupa :
Pelindian basa / alkali, dengan Na2CO3
Pelindian asam, umumnya dengan H2SO4 encer
Sebagaian besar bijih dapat dikenai lindi asam, tapi bijih dengan konstituen basa,
lebih ekonomis dikenai lindi basa, karena kalau lindi asam, perlu banyak. Mengingat semua
bijih U dilindi dengan asam sulfat atau dengan karbonat, maka hasil lindiannya banyak
mengandung asam bebas, Fe, Al; F;Mn;Ca;Ti;Si dan U dalam konsentrasi kecil, oleh karena
itu diperlukan cara seekonomis mungkin. Jadi cara pengendapan langsung umumnya tidak
ekonomis dan layak secara teknis.
Cara pertukaran ion ternyata sangat layak. Cara ini bekerja atas dasar kemampuan
resin-penukar anion dalam menyerap anion U secara selektif dari lautan asam / basa. Setelah
U terserap cukup banyak, maka dilakukan pengusiran U dari resin menggunakan garam
tetentu, supaya bisa dihasilkan U lebih pekat dan relatif lebih murni. Kemudian hasil
pemekatan ini bisa diendapkan dengan alkali menghasilkan Yellow Cake dengan kadar U
yang cukup tinggi.
Selain dengan cara pertukaran ion, pemurnian juga dapat dilakukan dengan proses
ekstraksi pelarut. Cara ini berdasar pada sifat pelarut organik tertentu yang tidak bercampur
dengan air ( eter; ester, amina dll) yang mencapai kesetimbangan dan punya kemampuan
membentuk komplek dengan garam U Kemudian kedua fase dibiarkan memisah, maka
senyawa logam akan terdistribusi dalam fase-fase tersebut.
Cara ekstraksi memberikan keuntungan : karena dapat isolasi U / pemekatan U dan
penghilangan kontaminan atau impuritas. Dalam proses ekstraksi larutan mengandung U

dan pengotor, akan diekstraksi dengan menggunakan alat MIXER SETTLER. Alat untuk
ekstraksi(ekstraktor).

Gambar 2. Mixer Settler (Pesawat Pengaduk Pengenap) 1 Stage

Langkah terakhir adalah proses pengendapan, filtrasi dan pengeringan untuk


memperoleh U-Konsentrat, karena umumnya hasil ekstraksi maupun penukar ion berupa
larutan encer.
Biasanya U mengendap bersama-sama dengan impuritas atau pengotor, tanpa dimurnikan
lagi.Tapi sering juga dilakukan pengendapan selektif dengan cara pengaturan pH. Jadi tujuan
utama proses pengendapan adalah untuk menghasilkan konsentrat padat dari uranium dan
terkenal dengan sebutan YELLOW CAKE.

Pemurnian Uranium

Proses pemurnian bertujuan untuk merubah yellowcake menjadi bahan dengan tingkat
kemurnian yang tinggi sehingga berderajad nuklir dan bebas dari unsur-unsur pengotor
lainnya. Senyawa kimia bahan bakar berderajad nuklir yang dihasilkan dapat berbeda
bergantung proses pemurnian yang digunakan. Dari proses pemurnian akan diperoleh produk
akhir berupa UO2, U3O8 atau U-logam yang siap untuk proses selanjutnya. Ketiga macam
produk akhir proses pemurnian itu disesuaikan dengan kebutuhan calon pemakai bahan bakar
nuklir.
Konsentrat uranium Yellow Cake(YC) sebagai umpan pelarutan mengandung uranium
cukup tinggi(50-90 %) U3O8. Pengotor dalam konsentrat masih cukup banyak, pengotor yang
paling banyak justru dari bahan yang digunakan dalam pengendapan (contoh penggunakan
NaOH dalam lar.carbonat) dan ion SO4 terdapat dalam konsentrat yang dihasilkan dariIon
Exchange
Selain itu terdapat Pengotor lainnya yang keberadaannya tidak diizinkan dalam jumlah
besar, seperti cadmium, boron, dan logam tanah jarang yang mampu menyerap neutron
sehingga mengganggu ekonomi neutron dalam reaktor.
Pemurnian uranium tersebut dilakukan dengan cara ekstraksi pelarut menggunakan
peralatan Mixer settler yang telah digambarakan sebelumnya. Mixer Settler terdiri dari dua
bagian yaitu bagian pencampur, yang merupakan bagian tempat terjadinya kontak antara fase

air dan fase organik. Dibagian ini terjadi perpindahan massa dari fase air ke fase organik.
Kemudian bagian lain Mixer Settler adalah bagian pengenapan, yaitu tempat terjadinya
pengenapan dan pemisahan antara fase organik dan fase air
Dalam proses ekstraksi pelarut yang banyak digunakan : Pelarut TBP dengan pengencer
Kerosen.
Beberapa sifat TBP :
Sifat TBP pada suhu kamar berupa cairan tak berbau dan tak berwarna, berwarna
kuning kecoklatan.

Densitas ( g/ml)
Viskositas (millipoise)
Kelarutan dalam air(g/l)
Kelarutan air dalam TBP(g/l

0,973
33,2
0,39
64

Pemilihan TBP sebagai solven, karena pertimbangan keamanan. TBP stabil pada
konsentrasi asam nitrat tinggi, tidak eksplosif, modal rendah, biaya operasi rendah. TBP dapat
terhidrolisa menjadi DBP dan MBP walaupun kecil diperkirakan peruraian TBP kurang dari
0,001 %. Persyaratan pengencer ( kerosen) adalah : tidak bercampur dengan air, harus
campur sempurna dengan TBP,viskositas rendah,harga murah

Pemurnian UO2

Proses ekstraksi dalam pemurnian uranium memegang peranan penting, sebab dengan
cara ekstraksi ini uranium dapat dipisahkan dari pengotor, shg didapatkan UO2 murni nuklir
dan pengotor dalam skala ppm, larutan U murni nuklir hasil proses ekstraksi pelarut perlu
dilakukan proses lebih lanjut yaitu tahap pengendapan.
Pengendapan dengan amonia ( NH4OH ) memberi hasil berupa Ammonium diuranate
(ADU)= (NH4)2U2O7
Reaksi :
2UO2(NO3)2 + 6NH4OH

(NH4)2U2O7+ 4NH4NO3 + 3 H2O

Selain pengandapan dengan ammonia, juga dapat dilakukan pengendapan dengan gas NH3
dan CO2 membentuk Ammonium uranyl Carbonat(AUC) dengan reaksi sebagai berikut :
1.

UO2(NO3)2 + 3NH4(CO3)
(NH4)4UO2(CO3)+ 2NH3
Faktor Yang berpengaruh : pH, suhu, konsentrasi U, amonia, carbonat

Dalam rangkaian pembuatan bahan bakar UO2, kalsinasi dilakukan sebelum proses
reduksi dan perlakuan panas dilakukan dalam atmosfer udara. Tujuan dari kalsinasi adalah
untuk menghilangkan semua zat yang tidak dibutuhkan (senyawa non uranil) yaitu bahan
volatil,H2O serta untuk membentuk U3O8.

Seperti halnya densitas, porositas merupakan salah satu karakteristik fisis yang
diperlukan terutama untuk mengkarakterisasi bahan padatan hasil proses maupun yang akan
diproses kembali. Sifat porositas bahan saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh besaran
fisis yang lain maupun sifat thermalnya, misalnya bahan yang porous akan mempunyai nilai
kerapatan yang rendah, luas permukaan yang lebih besar, konduktivitas panas yang rendah,
dan sebagainya.
ADU : (NH4)2U2O7 2UO3 + 10H2O + O2 (500oC)
AUC : (NH4)4UO2(CO3) UO3 +2H2O+4NH3+3CO2

(400oC)

Salah satu proses dalam pembuatan UO2 adalah proses reduksi, Reduksi merupakan
proses konversi oksida-oksida uranium meliputi UO3 dan U3O8 menjadi UO 2 yang
didahului dengan pelepasan air dan dekomposisi senyawa organik . Reaksi reduksi U3O8
menjadi UO2 adalah sebagai berikut:
U3O8 (s) + 2H2(g) 3UO2(s) + 2H2O(g)
Reduksi terhadap l U3O8 dapat dilakukan dengan gas H2 dalam medium gas N2.
Reduksi berlangsung pada kondisi atmosfer, hal ini karena dengan kadar H2 yang kecil dapat
menghindari bahaya kebakaran bila terjadi kebocoran pada tungku reduksi. Suhu yang
terlampau tinggi memungkinkan terjadinya pelelehan sehingga dapat menutup pori-pori .
Prosesnya reduksi sangat dipengaruhi oleh suhu dan waktu reduksi, Suhu reduksi merupakan
faktor yang berpengaruh pada proses reduksi dan biasanya berkaitan dengan waktu yang
digunakan, semakin tinggi suhu reduksi semakin singkat waktu yang digunakan. Suhu
reduksi juga bergantung dari kereaktifan bahan yang hendak direduksi dan sifat UO2 yang
dihasilkan. Perubahan fase selama proses reduksi U3O8 menjadi UO2 terjadi dalam dua
tahapan, yaitu:
U3O8 U4O9 UO2
Pada konversi U3O8 menjadi U4O9 terjadi reaksi pada permukaan antara hidrogen
dengan oksigen, laju reaksi proses ini sebanding dengan konsentrasi hidrogen dan oksigen
pada permukaan oksida. Selama proses reduksi ukuran partikel butir kernel UO2 mengalami
penyusutan.
Mekanisme reaksi yang terjadi pada proses reduksi yaitu mula-mula terjadi difusi gas
hidrogen melalui film gas ke permukaan, kemudian gas hidrogen masuk ke dalam butiran dan
terjadi reaksi difusi, karena oksigen yang berada dibutiran U3O8 sangat reaktif, maka hal ini
merupakan suatu sebab terjadinya difusi dari permukaan butiran ke dalam butiran. Suhu dan
waktu dalam proses reduksi U3O8 akan memberikan pengaruh pada kualitas UO2 yang
dihasilkan, diantaranya terhadap densitas, rasio O/U dan luas muka spesifik, volume pori
total, rerata jari-jari pori. Kenaikan suhu reduksi akan menaikkan kualitas kernel UO2 yang
dihasilkan. Waktu reduksi yang lebih lama akan menghasilkan kernel UO2 yang lebih baik,
karena semakin sempurnanya reaksi yang terjadi.
Reduksi : UO3 dan U3O8 jadi UO2

UO3(p) + H2(g) UO2(p)+H2O


U3O8(p) +2 H2(g) 3 UO2(p)+2H2O
UO2 yang dihasilkan dipakai sebagai bahan bakar nuklir. Oleh karena itu dituntut
mempunyai sifat kimia, fisis maupun thermodinamika yang baik , shg memenuhi spesifikasi
bahan bakar. Pemakaian UO2 sebagai bahan bakar dalam pil(pellet) dan disintering dengan
densitas lebih besar 95 % x10,96 g/Cm3(TD).
Bahan bakar reaktor nuklir yang menggunakan keramik uranium diantaranya UO2,
Struktur kristal UO2 adalah face centered cubic tipe CaF2 dan memiliki densitas teoritis
10,96 gr/cm3.Keramik uranium sebagai bahan bakar memiliki beberapa keuntungan yaitu
tahan terhadap temperatur operasi reaktor yang tinggi dikarenakan memiliki titik leleh yang
tinggi, titik leleh dari UO2 yaitu sekitar 2760o C ). Selain memiliki titik leleh yang tinggi,
keramik uranium juga memiliki kestabilan terhadap irradiasi yang baik (dimensi, struktur,
volume) karena tidak adanya transformasi fase pada suhu rendah, dan ketahanan korosi yang
baik.

III.

KESIMPULAN

Uranium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang U
dan nomor atom 92. Sebuah logam berat, beracun, berwarna putih keperakan dan
radioaktif alami, uranium termasuk ke seri aktinida (actinide series).Isotopnya 235U
digunakan sebagai bahan bakar reaktor nuklir dan senjata nuklir.
Pengolahan bahan galian uranium memiliki penanganan yang khusus yang
dikarenakan terdapatnya senyawa kimiawi logam yang dapat melakukan penekan
kerja Ginjal. Sementara secara fisis, sebagai unsur radioaktif Uranium akan
terkonsentrasi dalam Paru-paru, ginjal dan sistem peredaran darah serta beberapa
jaringan lunak lainnya untuk sementara waktu.
Pengolahan uranium terdiri dari : pemanggangan, penghancuran, pemekatan fisis,
pelindian asam/basa, dekantasi, pertukaran ion, presipitasi, filtrasi.

IV.
DAFTAR PSUTAKA
Uranium Extraction Technology: Current Practice and New Developments in Ore
Processing (OECD Publishing, 1983).
Uranium Resource/Technology Seminar II (Colorado School of Mines, 1979).
Y.-S. Kim, ed., Uranium Mining Technology: Proceedings of a First Conference (U.
of Nevada, 1977).
http://id.wikipedia.org/wiki/Isotop
http://large.stanford.edu/courses/2012/ph241/weil2/
http://www.world-nuclear.org/info/Nuclear-Fuel-Cycle/Introduction/What-isUranium--How-Does-it-Work-/

Anda mungkin juga menyukai