Anda di halaman 1dari 10

IV.

HASIL PENGAMATAN
4.1 Data Hasil Praktikum
1. Uji Fehling
No Nama Zat Pengamatan Keteranagan
1 Benzaldehid Positif Ada endapan merah
2 Asetaldehid Positif Ada endapan merah
3 2-pentanon Negatif Tidak ada endapan
4 Aseton Positif Ada endapan merah

2. Uji Bisulfit

No Nama Zat Pengamatan Keteranagan


1 Benzaldehid Positif Ada endapan putih
2 Asetaldehid Negatif Tidak ada endapan
3 2-pentanon Negatif Tidak ada endapan
4 Aseton Positif Ada endapan putih

3. Uji Lugol

No Nama Zat Pengamatan Keteranagan


1 Benzaldehid Negatif Tidak ada endapan
2 Asetaldehid Negatif Tidak ada endapan
3 2-pentanon Negatif Tidak ada endapan
4 Aseton Negatif Tidak ada endapan
4. Uji 2,4 – dinitrofenilhidrazin

No Nama Zat Pengamatan Keteranagan


1 Benzaldehid Negatif Endapan Biru dan putih
2 Asetaldehid Positif Endapan merah dan hijau
3 2-pentanon Positif Endapan merah dan biru
4 Aseton Positif Endapan biru , putih dan merah

4.2 Pembahasan

1. Uji Fehling
Praktikum kimia dengan jedul percobaan Analisa kualitatif gugus fungsi II
dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 31 Mei 2014 bertempat di Laboratorium Kimia
fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi, didapat hasil sebagai berikut.
Senyawa karbonil adalah senyawa yang mengandung gugus karbonil (C=O),
Senyawa karbonil dikelompokkan menjadi beberapa golongan yaitu ; Aldehid,Keton,
dan lain-lain.
 Aldehida merupakan senyawa organik yang memiliki gugus karbonil
terminal. Gugus fungsi ini terdiri dari atom karbon yang berikatan dengan
atom hidrogen dan berikatan rangkap dengan atom oksigen. Golongan
aldehida juga dinamakan golongan formil atau metanoil. Kata aldehida
merupakan kependekan dari alcohol dehidrogenasi yang berarti alkohol yang
terdehidrogenasi. Golongan aldehida bersifat polar. Aldehida merupakan
senyawa organik yang mengandung unsur C,H,dan O dengan rumus R-CHO,
dimana:Alkil
-CHO : Gugus fungsi aldehida
Contoh :

Sudut yang dibentuk oleh gugus fungsi –CHO sebesar 120 derajat dan
panjang ikatan rangkap C=O sebesar 0,121 nm.
 Keton merupakan senyawa organik yang diidentikkan dengan gugus karbonil
yang terikat oleh 2 atom karbon. Atom karbon yang diikat gugus karbonil
dinamakan karbon α. Atom hidrogen yang diikat karbon α dinamakan
hidrogen α. Dengan katalis asam, keton bertautomeri keto-enol. Reaksi
dengan basa, keton menghasilkan enolat. Gugus karbonil bersifat polar
sehingga keton merupakan senyawa polar sehingga dapat larut dalam air.
Hidrogen α dari keton lebih asam dari hidrogen pada alkana. Aseton,
asetoasetat, dan β-hidroksibutirat adalah keton yang terdapat dalam
karbohidrat, asam lemak, dan asam amino sehingga terdapat dalam tubuh
manusia. Keton merupakan senyawa organik yang mengandung unsur C, H,
dan O dengan rumus R-CO-R’,dimana: R:Alkil-CO- : gugus fungsi keton
(karbonil),contoh:

:
Sudut yang dibentuk oleh gugus fungsi –CO- sebesar 120 derajat dan panjang
ikatan rangkap C=O 0,121 nm.

1. Uji Fehling
Uji Fehling bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid. Pada percobaan
ini bahan atau zat yang digunakan untuk dianalisa ada 4 macam yaitu; Benzaldehid,
Asetaldehid, 2-pentanon dan Aseton. Sebelum memulai praktikum alat dan bahan
percobaan harus sudah disiapkan oleh praktikan. Alat yang digunakan berupa tabung
reaksi, rak tabung, gelas ukur dan pipet tetes. Pada prosedur percobaan ini praktikum
mengikuti skema kerja Uji Fehling. Mula mula praktikan memasukkan 2 ml zat yang
akan dianalisa (Benzaldehid, Asetaldehid, 2-pentanon dan Aseton) ke dalam tabung
reaksi. Selanjutnya praktikan menambahkan 4 tets larutan fehling. Larutan fehling
disini berperan sebagai indikator pengujian.. Kemudian praktikan memanaskan
tabung reaksi yang berisi campuran dengan penangas air selama 10 menit, lalu
didinginkan dengan cara didiamkan Selanjutnya tabung reaksi diamati dan praktikan
menentukan apakah reaksi yang terjadi positif atau negatif. Bila reaksi positif
(berwarna merah) maka zat tersebut adalah aldehid dan bila negatif (tidak memiliki
warna) zat itu bukan aldehid. Pada percobaan pertama, zat yang diuji yaitu
Benzaldehid. Perubahan yang terjadi ialah terbentuknya endapan berwarna merah
pada dasar tabung reaksi. Jadi pada pengujian ini, praktikan mendapatkan hasil uji
yang positif. Selanjutnya dilakukan uji pada Asetaldehid. Perubahan yang terjadi
sama seperti Benzaldehid yaitu terbentuknya endapan berwarna merah pada dasar
tabung reaksi. Jadi pada pengujian ini, praktikan mendapatkan hasil uji yang positif.
Selanjutnya dilakukan uji pada 2- pentanon. Dari hasil pengamatan didapatkan hasil
uji negatif dimana praktikan tidak menemukan adanya perubahan yang terjadi pada
campuran larutan. Yang terakhir zat yang diuji yaitu aseton. Perubahan yang terjadi
sama seperti Benzaldehid yaitu terbentuknya endapan berwarna merah pada dasar
tabung reaksi. Jadi zat aldehid pada percobaan ini adalah Benzaldehid, Asetaldehid
dan Aseton, sedangkan 2- pentanon bukan senyawa aldehid.

2. Uji Bisulfit
Pada percobaan Uji Bisulfit , praktikan mencobakan 4 bahan zat yang akan
dianalisa yaitu; Benzaldehid, Asetaldehid, 2-pentanon dan Aseton. Sebelum itu para
praktikan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum. Alat yang
digunakan berupa tabung reaksi, rak tabung, gelas ukur dan pipet tetes. Percobaan
dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang ada di skema uji Bisulfit. Mula mula
praktikan memasukkan 2 ml zat yang akan dianalisa (Benzaldehid, Asetaldehid, 2-
pentanon dan Aseton) ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya praktikan menambahkan 2
ml NaHSO3. NaHSO3 disini berperan sebagai indikator pengujian.. Selanjutnya
tabung reaksi diguncang agar campuran tercampur secara menyeluruh. Selanjutnya
tabung diamati dan praktikan menentukan apakah reaksi yang terjadi positif atau
negatif. Bila reaksi positif (terbentuk endapan putih) maka zat tersebut adalah aldehid
dan bila negatif (tidak terbentuk endapan) zat itu bukan aldehid. Selanjutnya
praktikan mengamati adanya perubahan pada larutan pada tabung reaksi. Pada
percobaan pertama, zat yang diuji yaitu Benzaldehid. Perubahan yang terjadi ialah
terbentuknya endapan berwarna putih pada dasar tabung reaksi. Jadi pada pengujian
ini, praktikan mendapatkan hasil uji yang positif. Selanjutnya dilakukan uji pada
Asetaldehid. Dari hasil pengamatan didapatkan hasil uji negatif dimana praktikan
tidak menemukan adanya perubahan yang terjadi pada campuran larutan. Selanjutnya
dilakukan uji pada 2- pentanon. Dari hasil pengamatan didapatkan hasil uji negatif
dimana praktikan tidak menemukan adanya perubahan yang terjadi pada campuran
larutan. Yang terakhir zat yang diuji yaitu aseton. Perubahan yang terjadi sama
seperti Benzaldehid yaitu terbentuknya endapan berwarna putih pada dasar tabung
reaksi. Jadi pada praktikum uji Bisulfit zat yang tergolong aldehid adalah
Benzaldehid, dan Aseton, sedangkan zat Asetaldehid, dan 2-pentanon bukan zat
aldehid.

3. Uji lugol
Iodoform adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodin dengan etanol /
aseton dan asetaldehida dalam suasana basa. Pada percobaan ini larutan Iodium
Iodida diganti dengan larutan Lugol, praktikan mencobakan 4 bahan sebagai zat yang
akan dianalisa yaitu Benzaldehid, Asetaldehid, 2-pentanon dan Aseton. Sebelum itu
para praktikan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum. Alat
yang digunakan berupa tabung reaksi, rak tabung, gelas ukur dan pipet tetes.
Percobaan dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang ada di skema uji Iodaform.
Mula mula praktikan memasukkan 3 ml NaOH 5% ke dalam tabung reaksi.
Selanjutnya ditambahkan zat yang akan dianalisa (Benzaldehid, Asetaldehid, 2-
pentanon, Aseton). Setelah itu tabung reaksi yang berisi campuran ditetesi dengan
larutan lugol. Larutan lugol disini berperan sebagai indikator pengujian.. Selanjutnya
tabung reaksi diguncang agar campuran tercampur secara menyeluruh. Selanjutnya
tabung diamati dan praktikan menentukan apakah reaksi yang terjadi positif atau
negatif. Pada penuntun praktikum dijelaskan bahwa, tes akan dinyatakan posistif bila
terbentuk endapan berwarna kuning. Selanjutnya praktikan mengamati adanya
perubahan pada larutan pada tabung reaksi. Pada percobaan ini dari keempat zat yang
diujikan, hasil yang didapatkan yaitu uji negatif. Jadi pada percobaan ini hasil yang
didapat ke-4nya adalah negatif, karena pada lugol tidak sama dengan Iodium iodida,
bila pada Iodium iodida memerlukan jumlah volume sedikit dalam praktikum
sedangkan lugol membutuhkan volume yang sangat besar sehingga hasil yang
prakikan lakukan tidak sampai zat yang dianalisa berubah warna karena keterbatasan
bahan lugol.

4. Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin
Uji ini akan memperlihatkan adanya ikatan rangkap O dan C. Pada percobaan
Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin , zat yang akan dianalisa oleh praktikan ada 4 macam
yaitu; Benzaldehid, Asetaldehid, 2-pentanon dan Aseton. Sebelum itu para praktikan
menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum. Alat yang digunakan
berupa tabung reaksi, rak tabung, gelas ukur dan pipet tetes. Percobaan dilakukan
sesuai dengan langkah-langkah yang ada di skema Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin. Mula
mula praktikan memasukkan 0,5 ml 2,4-dinitrofenilhidrazin ke dalam tabung reaksi.
Kemudian ditambahkan zat yang akan dianalisa (Benzaldehid, Asetaldehid, 2-
pentanon dan Aseton) ke dalam tabung reaksi sebanyak 5-10 tetes. 2,4-
dinitrofenilhidrazin disini berperan sebagai indikator pengujian.. Kemudian praktikan
menutup tabung reaksi yang berisi campuran dan mengguncangnya keras.
Selanjutnya tabung reaksi diamati dan praktikan menentukan apakah reaksi yang
terjadi positif atau negatif. Pada penuntun praktikum dijelaskan bahwa, tes akan
dinyatakan posistif bila terbentuk endapan merah. Selanjutnya praktikan mengamati
adanya perubahan pada larutan pada tabung reaksi. Pada percobaan pertama, zat yang
diuji yaitu Benzaldehid. Pada pengujian ini didapatkan hasil uji yang negatif. Tetapi
pada percobaan terjadi perubahan pada campuran yaitu terbentuknya endapan biru
dan putih. Selanjutnya dilakukan uji pada Asetaldehid. Perubahan yang terjadi yaitu
terbentuknya endapan berwarna merah dan hijau pada dasar tabung reaksi. Jadi pada
pengujian ini, praktikan mendapatkan hasil uji yang positif. Selanjutnya dilakukan uji
pada 2- pentanon. Dari hasil pengamatan didapatkan hasil uji positif dimana
praktikan menemukan endapan merah dan biru pada campuran larutan. Yang terakhir
zat yang diuji yaitu aseton. Perubahan yang terjadi yaitu terbentuknya endapan
berwarna biru, putih dan merah pada dasar tabung reaksi. Jadi pada praktikum ini zat
yang diketahui aldehid atau keton adalah Asetaldehid, 2-pentanon dan Aseton
sedangkan yang negatif adalah zat Benzaldehid.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan

Pada praktikum analisa kualitatif gugus fungsi (II) didapat kesimpulan sebagai
berikut;
 Senyawa karbonil adalah senyawa yang mengandung gugus karbonil
(C=O).
 Aldehida merupakan senyawa organik yang memiliki gugus karbonil
terminal, gugus fungsi ini terdiri dari atom karbon yang berikatan
dengan atom hidrogen dan berikatan rangkap dengan atom oksigen.
 Keton merupakan senyawa organik yang diidentikkan dengan gugus
karbonil yang terikat oleh 2 atom karbon.
 Perbedaan dari aldehid dan keton sendiri antara lain senyawa aldehid
mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua
buah atom hidrogen sedangkan keton yaitu senyawa organik yang
mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus
alkil. Aldehida mudah teroksidasi sedangkan keton agak sukar
teroksidasi. Aldehida lebih reaktif dibandingkan dengan keton
terhadap adisi nukleofilik.
 Pada percobaan uji Lugol, hasil percobaan tidak sesuai dengan
menggunakan zat iodium iodida karena pada lugol dibutuhkan volume
yang banyak dalam percobaan sedangkan Iodium iodida tidak.

5.2 Saran
1. Diharapkan bahan dan zat memadai dalam praktikum.
2. Dalam percobaan diharapkan para praktikan lebih teliti dan hati-hati
karena pada percobaan ini banyak menggukan senyawa atau zat kimia
yang cukup berbahaya.
3. Praktikan juga diharapkan untuk lebih teliti dalam memutuskan hasil dari
percobaan sesuai dengan yang diuji.
4. Setelah praktikum, diharap para praktikkan membersihkan alat yang telah
digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

 Fassenden. 1986. Senyawa Karbonil dan Fungsinya. CV: Yogyakarta.

 Brady, James. 1999. Karbonil Aldehid and Keton. Erlangga : Jakarta.

 Keenan Kleinfelter, Wood. 1989. Kimia untuk Universitas Jilid 1 . Erlangga:


Jakarta

 Sukamto. 1989. Kimia Fisika. PT Bhineka Cipta : Jakarta.


 Tim penyusun, 2011. Buku Petunjuk Praktikum. Lab. Kimia Fisik: Jember.

 Wood, Charles. 1996. Ilmu Kimia untuk Universitas. Erlangga : Jakarta


Pertanyaan Prapraktek
1. Tuliskan struktur umum aldehid dan keton serta tunjukkan gugus fungsinya.
Jawab;
a) Struktur umum aldehid ;

Gugus Fungsi Aldehid (R–COH)


b) Struktur umum aldehid ;

Gugus Fungsi Keton (R–CO–R’).

2. Jelaskan reaksi oksidasi pada aldehid dan keton!


Jawab:
Oksidasi Aldehida dan Keton. eaksi oksidasi terhadap aldehida menggunakan
reagen oksidator yang bervariasi akan menghasilkan asam karboksilat. Oksidator
yang paling umum digunakan untuk aldehida adalah kalium dikromat. Aldehida juga
dapat teroksidasi menjadi asam karboksilat oleh oksigen bebas di udara.
Senyawa golongan keton sukar dioksidasi menggunakan oksidator apa pun, termasuk
kalium dikromat dan oksigen molekuler. Aldehida mudah dioksidasi sedangkan keton
tidak bisa dioksidasi. Perbedaan kedua golongan senyawa ini secara sederhana dapat
diketahui melalui suatu uji.

Untuk menentukan suatu zat apakah aldehida atau keton, dapat dilakukan
langkah pengujian dengan oksidator ringan. Jika dapat dioksidasi, maka senyawa
tersebut adalah aldehida, sedangkan jika tidak maka senyawa tersebut pasti golongan
keton. Pengujian sederhana ini dapat menggunakan pereaksi Tollens melalui reaksi
cermin perak. Reaksi cermin perak adalah sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai