Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

PERCOBAAN V

ALDEHID DAN KETON

OLEH

NAMA : SITTI HANAFIAH

STAMBUK : F1C1 18 031

KELOMPOK : V(LIMA)

ASISTEN : NURJANAH

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Senyawa- senyawa yang memiliki beberapa atau satu ciri yang sama, tidak

selamanya menunjukkan bahwa senyawa-senyawa tersebut secara keseluruhan

memiliki sifat atau ciri-ciri lain yang sama. Senyawa golongan tertentu dapat

diketahui berdasarkan ciri, sifat, atau struktur khas yang terdapat dalam golongan

senyawa tersebut. Adanya gugus fungsi dalam suatu senyawa dapat diperkirakan

dari hasil analisia unsur senyawa tersebut. Aldehid berasal dari alkohol primer

yang teroksidasi, sedangkan keton berasal dari alkohol sekunder yang teroksidasi.

Aldehid dan keton adalah contoh senyawa-senyawa karbonil yang

banyak ditemukan di alam bebas. Aldehid dan keton merupakan golongan

senyawa yang memeiliki gugus karbonil C=O. Aldehid adalah senyawa organik

yang karbon karbonilnya selalu berikatan dengan paling sedikit satu atom

hidrogen. Sedangkan keton adalah senyawa organik yang karbon karbonilnya

dihubungkan dengan 2 karbon lain. Aldehid dan keton memiliki banyak manfaat.

Contoh senyawa aldehid adalah formalin yang sering digunakan dalam

pengawetan zat organik. Sedangkan contoh senyawa keton adalah aseton yang

dapat digunakan untuk pembersih kuteks.

Gugus karbonil ialah satu atom karbon dan satu atom oksigen yang

dihubungkan dengan ikatan ganda dua. Gugus ini merupakan salah satu gugus

fungsi yang paling lazim di alam dan terdapat dalam karbohidrat, lemak, protein,

dan steroid. Gugus fungsi ini dijumpai dalam senyawa aldehid dan keton.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji pada percobaan aldehid dan keton

adalah :

1. Bagaimana metode identifikasi senyawa berdasarkan perbedaan gugus fungsi.

2. Bagaimana mengidentifikasi secara kimia senyawa golongan aldehid dan

keton.

C. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai pada percobaan aldehid dan keton adalah :

1. Untuk mengetahui salah satu metode identifikasi senyawa berdasarkan

perbedaan gugus fungsi.

2. Untuk mengetahui identifikasi secara kimia senyawa golongan aldehid dan

keton.

D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari percobaan aldehid dan keton adalah :

1. Mampu mengetahui salah satu metode identifikasi senyawa berdasarkan

perbedaan gugus fungsi.

2. Dapat mengetahui identifikasi secara kimia senyawa golongan aldehid dan

keton.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu protein oksidatif yang paling umum diukur modifikasi adalah protein

karbonil, yang digunakan untuk menilai status seluler oksidasi protein. Pro-

karbonil dihasilkan karena oksidasi prolin, arginin, lisin, treonin, dan residu asam

amino lainnya dan karena oksidasi tulang punggung protein. Selain itu hasil dari

reaksi sekunder asam amino (sistein, histidin, dan lisin) dengan reaktif senyawa

karbonil (keton, aldehida), muncul dalam lipid reaksi peroksidasi atau glikasi/

glikoksidasi. Satu arah untuk mengukur oksidasi protein adalah menentukan kadar

protein karbonil (Kolgiri dan Vinayak., 2017).

senyawa perak klorida (AgCl) digunakan sebagai zat pensensitif TiO2

yang diharapkan terjadi pergeseran gelombang serapan dari sinar UV ke arah

gelombang sinar tampak. Secara umum, peningkatan variasil mol awal AgNO3

menghasilkan AgCl semakin banyak (kualitatif), kecuali pada perbandingan mol

awal kristal sebesar 1:11 menghasilkan AgCl yang sedikit. Perkiraan secara

kualitatif jumlah kristal AgCl ditunjukkan oleh intensitas bidang-bidang kristalnya

(Zulfah dan Haris, 2017).

Aseton merupakan senyawa polar. Struktur aseton mengandung gugus

C=O yang memiliki selisih kelektronegatifan yang cukup besar yaitu 1. Kepolaran

aseton terjadi karena adanya gugus penarik elektron (atom O) yang menyebabkan

pengkutuban elektron menjadi parsial negatif dan parsial positif pada karbon

karbonil. Hal tersebut menandakan bahwa aseton bersifat polar. Secara

keseluruhan polimer selulosa asetat bersifat non polar, tetapi struktur polimer CA
memiliki sisi polar (yaitu gugus C=O). Aseton dapat berinteraksi dengan CA,

yaitu interaksi dipol-dipol. Hal ini sesuai dengan prinsip like dissolve like. Hal

tersebut didukung dengan nilai kelarutan dari CA dan aseton (Indrati dkk., 2017).

Glukosa dalam medium diukur dengan metode glukosa oksidasi dan

konsumsi, glukosa dihitung oleh konsentrasi sampel kosong mengurangkan

sisanya glukosa dalam sampel uji yang dilapisi dengan sel. Glukosa dalam serum

dianalisis menggunakan kit komersial tes oleh biochemical analyzer, dengan

mempertahankan homeostasis metabolisme glukosa menjadi fungsi penting dari

jaringan adipose (Tang dkk., 2019).

Formaldehid adalah molekul yang sangat reaktif dan yang lebih rendah

kerapatan elektronnya pada atom karbon sehingga mudah bereaksi dengan atom

yang kerapatan elektronnya lebih tinggi. Gugus metil yang dihasilkan dapat

membentuk ikatan silang dengan molekul lain dengan hilangnya air.

Formaldehida monomer adalah gas tidak berwarna pada suhu kamar dan biasanya

diterapkan sebagai larutan berair yang disebut formalin. formaldehida dalam

ruangan konsentrasinya meningkat tinggi (Solt dkk., 2019).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan aldehid dan keton dilaksanakan pada hari Senin, 16 September

2019 pukul 13.00–15.30 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,

Kendari.

B. Alat dan Bahan

1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan aldehid dan keton adalah tabung

reaksi, pipet tetes, gelas kimia, gelas ukur dan labu semprot.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan aldehid dan keton adalah formalin,

larutan glukosa (C₆H₁₂O₆), AgNO₃ 5%, pereaksi fheling, tisu, aluminium foil,

warp, aseton (C₃H₆O), dan NaOH 10%, dan akuades (H₂O).

.
C. Prosedur Kerja

Pereaksi Fehling Pereaksi Fehling Pereaksi Fehling


A+B A+B A+B

-dipipet sebanyak 1 ml -dipipet sebanyak 1ml -dipipet sebanyak

-dimasukkan dalam -dimasukkan dalam 1 ml

tabung reaksi 1 tabung reaksi 2 -dimasukkan dlm

-ditambahkan 5-10 tetes -ditambahkkan 5-10 tabungn reaksi 3

Formalin tetes glukosa -diambahkan 5-

-dipanaskan -dipanaskan 10 tetes aseon

-dipanaskan

- Amati

- Tulis persamaan reaksinya

Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data pengamatan

No Perlakuan Hasil Pengamatan


Sebelum dipanakan Setelah dipanaskan

1 Fehling A 1 ml + Biru muda dan


Fehling B 1 ml + Biru muda terbentuk endapan
formalin 5 tetes
2 Fehling A 1 ml + Biru muda Biru muda dan
Fehling B 1 ml + terbentuk endapan
Asetan 5 tetes
3 Fehling A 1 ml + Biru muda Biru tua terbentuk
Fehling B 1 ml + endapan
larutan glukosa 5
tetes

2. Reaksi-reaksi yang terjadi

a. Reaksi formalin dengan pereaksi fehling

H2CO + 2CuO HCOOH + Cu2O

b. Reaksi glukosa dengan pereaksi fehling

+ 2CuO + Cu2O

Pereaksi Merahbata

fehling

c. Reaksi aseton dengan pereaksi fehling

(CH3)2CO + CuO tidak terjadi reaksi


B. Pembahasan

Aldehid dan keton adalah senyawa organik yang mengandung salah satu

dari gugus-gugus penting dalam kimia organik, yaitu gugus karbonil C=O.

Perbedaan gugus karbonil antara aldehid dan keton,menimbulkan adanya dua sifat

kimia yang menonjol perbedaanya dari kedua senyawa tersebut yaitu ldehid cukup

mudah teroksidasi sedangkan keton sulit dan aldehid lebih reaktif daripada keton

terhadap adisi nukleofilik, yang mana reaksi ini karakteristik terhadap gugus

karbonal. Suatu keton dengan dua gugus alkil lebih stabil daripada aldehid yang

memiliki satu gugus alkil.Salah satu cara sederhana untuk membedakannya adalah

melalui reaksi oksidasi reduksi.

Pada praktikum kali ini menggunakan tiga jenis sampel yang diuji, untuk

mengetahui adanya senyawa aldehid atau senyawa keton. Sampel-sampel tersebut

ialah glukosa, formalin dan aseton. Untuk membedakan aldehid dan keton maka

digunakan pereaksi fehling pada saat uji fehling. Dengan menambahkan reagen

Fehling A dan Fehling B, dimana Fehling A adalah CuSO4 dan Fehling B adalah

campuran dari NaOH dan Na-K-tatrat. Dalam reaksi ini terjadi reaksi reduksi dan

oksidasi. Aldehid dioksidasi membentuk asam karboksilat, sementara ion Cu2+

akan tereduksi menjadi Cu+. Hasil uji positif apabila dalam suatu sampel

terbentuk endapan merah bata. Larutan Fehling tidak boleh disimpan lama, karena

mudah teroksidasi sehingga harus dilakukan dengan cepat supaya hasilnya akurat.

Berdasarkan data hasil percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa uji

fehling dengan sampel formaldehid adalah positif dan formaldehid merupakan

aldehid. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa formaldehid merupakan gugus
aldehid, memiliki gugus OHˉ bebas sehingga ketika diuji dengan fehling

membentuk endapan merah bata.

Selanjutnya adalah sampel aseton. Pada sampel aseton yang sudah

ditambahkan reagen fehling menujukkan bahwa uji fehling dan aseton adalah

negatif dan aseton bukan aldehid tetapi keton. Hal ini sudah sesuai dengan

literatur bahwa aseton merupakan gugus keton dan tidak memiliki gugus OHˉ atau

H⁺ bebas sehingga tidak bereaksi dalam uji fehling.

Selanjutnya adalah sampel glukosa. Pada smapel glukosa yang sudah

ditambahkan reagen fehling menujukkan bahwa uji fehling dan glukosa adalah

positif dan glukosa merupakan aldehid. Hal ini sudah sesuai dengan literatur

bahwa glukosa merupakan gugus aldehid, memiliki gugus OHˉ bebas sehingga

ketika diuji dengan fehling membentuk endapan merah bata.


V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil percobaan yang telah dilakukan pada

percobaan uji senyawa aldehid dan keton, dapat disimpulan bahwa:

1. Perbedaan senyawa aldehid dan keton ditinjau dari segi gugus fungsinya

adalah aldehid memiliki sekurang-kurangnya satu atom hidrogen yang terikat

pada atom karbonilnya. Sedangkan keton memiliki dua gugus alkil yang

terikat pada karbonilnya.

2. Aldehid mampu bereaksi dengan pereaksi fehling dengan baik, hal ini

ditunjukan oleh adanya endapan merah bata yang terbentuk. Sedangkan keton

tidak bereaksi dengan baik terhadap pereaksi fehling. Hal ini karena keton

tidak mampu teroksidasi terhadap pereaksi yang telah diberikan.


DAFTAR PUSTAKA

Indrati K., Novitasari., dan Yudi, A.S., 2017. Pemisahan Pb(II) Menggunakan
Supported Liquid Membrane (SLM) dengan Variasi Jumlah Senyawa
Pembawa dan Konsentrasi Larutan Umpan. Jurnal Ilmu Dasar. 18 (2).
Ko F., Kazunori, H., Toshio, S., dan Ken-ichi, S., 2018. Unexpected Phenyl
Group Rearrangement of Thiele′s Hydrocarbon Derivative under Polycycli
Aromatic Hydrokarbon Synthesis. Journal homopage:
www.elsevier.com/locate/tatlet.
McCain H., R, Kalipatan, S., dan Drake, M.A., 2018. Invited Reviu: Sugar
Reduction in Dairy Produc. Journal Dairy Sci. 101(1-22).
Putri, O.K., Desy A., Farmaditya, E. P. M., dan Akhmad I., 2018. Pengaruh
Pemberian Eksrtat Daun Kelor (Moringa Oleifera) Dosis Bertingkat pada
Gambaran Mikroskopis Hepar Tikus Wistar yang Dinduksi Formalin.
Jurnal Kedokteran Diponegoro. 7 (2).
Wagenfeld J., Khalid A., Saif A., Angela, F. S., dan Nicolas C., 2019. Sustainable
Applications Utilizing, a By-Product from Oil and Gas Industry: A State-
of-the-art Review. Journal homopage: www.elsevier.com/locate/tatlet.

Anda mungkin juga menyukai