PERCOBAAN V
OLEH
KELOMPOK : V(LIMA)
ASISTEN : NURJANAH
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senyawa- senyawa yang memiliki beberapa atau satu ciri yang sama, tidak
memiliki sifat atau ciri-ciri lain yang sama. Senyawa golongan tertentu dapat
diketahui berdasarkan ciri, sifat, atau struktur khas yang terdapat dalam golongan
senyawa tersebut. Adanya gugus fungsi dalam suatu senyawa dapat diperkirakan
dari hasil analisia unsur senyawa tersebut. Aldehid berasal dari alkohol primer
yang teroksidasi, sedangkan keton berasal dari alkohol sekunder yang teroksidasi.
senyawa yang memeiliki gugus karbonil C=O. Aldehid adalah senyawa organik
yang karbon karbonilnya selalu berikatan dengan paling sedikit satu atom
dihubungkan dengan 2 karbon lain. Aldehid dan keton memiliki banyak manfaat.
pengawetan zat organik. Sedangkan contoh senyawa keton adalah aseton yang
Gugus karbonil ialah satu atom karbon dan satu atom oksigen yang
dihubungkan dengan ikatan ganda dua. Gugus ini merupakan salah satu gugus
fungsi yang paling lazim di alam dan terdapat dalam karbohidrat, lemak, protein,
dan steroid. Gugus fungsi ini dijumpai dalam senyawa aldehid dan keton.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji pada percobaan aldehid dan keton
adalah :
keton.
C. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai pada percobaan aldehid dan keton adalah :
keton.
D. Manfaat
keton.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu protein oksidatif yang paling umum diukur modifikasi adalah protein
karbonil, yang digunakan untuk menilai status seluler oksidasi protein. Pro-
karbonil dihasilkan karena oksidasi prolin, arginin, lisin, treonin, dan residu asam
amino lainnya dan karena oksidasi tulang punggung protein. Selain itu hasil dari
reaksi sekunder asam amino (sistein, histidin, dan lisin) dengan reaktif senyawa
karbonil (keton, aldehida), muncul dalam lipid reaksi peroksidasi atau glikasi/
glikoksidasi. Satu arah untuk mengukur oksidasi protein adalah menentukan kadar
gelombang sinar tampak. Secara umum, peningkatan variasil mol awal AgNO3
awal kristal sebesar 1:11 menghasilkan AgCl yang sedikit. Perkiraan secara
C=O yang memiliki selisih kelektronegatifan yang cukup besar yaitu 1. Kepolaran
aseton terjadi karena adanya gugus penarik elektron (atom O) yang menyebabkan
pengkutuban elektron menjadi parsial negatif dan parsial positif pada karbon
keseluruhan polimer selulosa asetat bersifat non polar, tetapi struktur polimer CA
memiliki sisi polar (yaitu gugus C=O). Aseton dapat berinteraksi dengan CA,
yaitu interaksi dipol-dipol. Hal ini sesuai dengan prinsip like dissolve like. Hal
tersebut didukung dengan nilai kelarutan dari CA dan aseton (Indrati dkk., 2017).
sisanya glukosa dalam sampel uji yang dilapisi dengan sel. Glukosa dalam serum
Formaldehid adalah molekul yang sangat reaktif dan yang lebih rendah
kerapatan elektronnya pada atom karbon sehingga mudah bereaksi dengan atom
yang kerapatan elektronnya lebih tinggi. Gugus metil yang dihasilkan dapat
Formaldehida monomer adalah gas tidak berwarna pada suhu kamar dan biasanya
Kendari.
1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan aldehid dan keton adalah tabung
reaksi, pipet tetes, gelas kimia, gelas ukur dan labu semprot.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan aldehid dan keton adalah formalin,
larutan glukosa (C₆H₁₂O₆), AgNO₃ 5%, pereaksi fheling, tisu, aluminium foil,
.
C. Prosedur Kerja
-dipanaskan
- Amati
Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data pengamatan
+ 2CuO + Cu2O
Pereaksi Merahbata
fehling
Aldehid dan keton adalah senyawa organik yang mengandung salah satu
dari gugus-gugus penting dalam kimia organik, yaitu gugus karbonil C=O.
Perbedaan gugus karbonil antara aldehid dan keton,menimbulkan adanya dua sifat
kimia yang menonjol perbedaanya dari kedua senyawa tersebut yaitu ldehid cukup
mudah teroksidasi sedangkan keton sulit dan aldehid lebih reaktif daripada keton
terhadap adisi nukleofilik, yang mana reaksi ini karakteristik terhadap gugus
karbonal. Suatu keton dengan dua gugus alkil lebih stabil daripada aldehid yang
memiliki satu gugus alkil.Salah satu cara sederhana untuk membedakannya adalah
Pada praktikum kali ini menggunakan tiga jenis sampel yang diuji, untuk
ialah glukosa, formalin dan aseton. Untuk membedakan aldehid dan keton maka
digunakan pereaksi fehling pada saat uji fehling. Dengan menambahkan reagen
Fehling A dan Fehling B, dimana Fehling A adalah CuSO4 dan Fehling B adalah
campuran dari NaOH dan Na-K-tatrat. Dalam reaksi ini terjadi reaksi reduksi dan
akan tereduksi menjadi Cu+. Hasil uji positif apabila dalam suatu sampel
terbentuk endapan merah bata. Larutan Fehling tidak boleh disimpan lama, karena
mudah teroksidasi sehingga harus dilakukan dengan cepat supaya hasilnya akurat.
aldehid. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa formaldehid merupakan gugus
aldehid, memiliki gugus OHˉ bebas sehingga ketika diuji dengan fehling
ditambahkan reagen fehling menujukkan bahwa uji fehling dan aseton adalah
negatif dan aseton bukan aldehid tetapi keton. Hal ini sudah sesuai dengan
literatur bahwa aseton merupakan gugus keton dan tidak memiliki gugus OHˉ atau
ditambahkan reagen fehling menujukkan bahwa uji fehling dan glukosa adalah
positif dan glukosa merupakan aldehid. Hal ini sudah sesuai dengan literatur
bahwa glukosa merupakan gugus aldehid, memiliki gugus OHˉ bebas sehingga
1. Perbedaan senyawa aldehid dan keton ditinjau dari segi gugus fungsinya
pada atom karbonilnya. Sedangkan keton memiliki dua gugus alkil yang
2. Aldehid mampu bereaksi dengan pereaksi fehling dengan baik, hal ini
ditunjukan oleh adanya endapan merah bata yang terbentuk. Sedangkan keton
tidak bereaksi dengan baik terhadap pereaksi fehling. Hal ini karena keton
Indrati K., Novitasari., dan Yudi, A.S., 2017. Pemisahan Pb(II) Menggunakan
Supported Liquid Membrane (SLM) dengan Variasi Jumlah Senyawa
Pembawa dan Konsentrasi Larutan Umpan. Jurnal Ilmu Dasar. 18 (2).
Ko F., Kazunori, H., Toshio, S., dan Ken-ichi, S., 2018. Unexpected Phenyl
Group Rearrangement of Thiele′s Hydrocarbon Derivative under Polycycli
Aromatic Hydrokarbon Synthesis. Journal homopage:
www.elsevier.com/locate/tatlet.
McCain H., R, Kalipatan, S., dan Drake, M.A., 2018. Invited Reviu: Sugar
Reduction in Dairy Produc. Journal Dairy Sci. 101(1-22).
Putri, O.K., Desy A., Farmaditya, E. P. M., dan Akhmad I., 2018. Pengaruh
Pemberian Eksrtat Daun Kelor (Moringa Oleifera) Dosis Bertingkat pada
Gambaran Mikroskopis Hepar Tikus Wistar yang Dinduksi Formalin.
Jurnal Kedokteran Diponegoro. 7 (2).
Wagenfeld J., Khalid A., Saif A., Angela, F. S., dan Nicolas C., 2019. Sustainable
Applications Utilizing, a By-Product from Oil and Gas Industry: A State-
of-the-art Review. Journal homopage: www.elsevier.com/locate/tatlet.