PENDAHULUAN
2.
3.
1.
2.
melakukan
3.
Lintasan yang dipilih hendaknya tegak lurus jurus perlapisan batuan , serta
sedapat mungkin mengamati pola aliran yang terdapapat pada daerah tersebut.
4.
Setiap berjalan dari tiap stasiun harus memperhatikan perubahan warna soil atau
keterdapatan pelapukan batuan.
5.
6.
7.
1.
Tahapan perencanaan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
Orientasi medan
b.
d.
e.
f.
g.
h.
Study
Ekskursi dan wajib diikuti oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Study
Ekskursi untuk memberikan pengalaman atau latihan cara melakukan pemetaan
geologi dilapangan.
Tujuan dilakukannya Study Ekskursi adalah agar mahasiswa dapat
melakukan kerja lapangan geologi dan menghasilkan pemahaman kondisi lapangan
dengan baik.
1.3. Metode Penulisan
Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah
metode:
1. Metode Observasi
Metode observasi yaitu metode pengumpulan data dari hasil kegiatan
lapangan. Adapun data yang diambil di lapangan bersifat alamiah dan dapat di
pertanggung jawabkan.
2. Metode perpustakaan
Metode perpustakaan yaitu dengan menggunakan buku panduan laporan
terdahulu yang tersedia di perpustakaan kampus.
1.4. Batasan Masalah
Adapun masalah yang dibahas dalam laporan ini adalah hasil dari kegiatan
lapangan. Diantaranya adalah :
1. Kegiatan Orientasi Medan
2. Kegiatan Pemetaan Topografi
3. Kegiatan MS ( Measure Of Stratigrafi Section)
4. Kegiatan Mapping Geologi
lapangan adalah :
1. Peta-peta yang diperlukan (peta geologi dan peta topografi)
2. Kompas geologi (jenis azimuth ataupun kuadran)
3. Palu geologi (jenis pick atau chisel point, tergantung dengan daerah yang
diselidiki)
4. Lensa pembesar (loupe) dengan perbesaran 10 20 kali
5. Pita atau tali ukur
6. Larutan asam HCL
7. Komperator (Batuan beku ataupun sedimen)
8. Plastik sample batuan
9. GPS ( Global Positioning System)
10. Buku catatan dan alat tulis lengkap
11. Clipboard
12. Tabung peta
13. Kamera
14. tas lapangan
BAB II
KEADAAN UMUM DAERAH
Keterangan
Teratur
Penduduk laki-laki
481
Penduduk perempuan
485
247
Pengangguran
Kepadatan penduduk
65
Tabel 2.1 Keterangan Kependudukan
tidak ada, sehingga warga yang ingin melanjutkan kejenjang SLTP atau SLTA
harus ke wilayah lain. Dan ada pula fasilitas penerangan listrik (PLN).
Fasilitas listrik yang menjadi dambaan setiap penduduk utamanya
penduduk didesa Mawangi dapat menikmati penerangan listrik, meskipun tidak
semua penduduk dapat menikmati secara langsung listrik PLN. Namun secara
tidak langsung mereka yang tidak menggunakan listrik dirumahnya juga dapat
merasakan manfaat dari keberadaan listrik yang telah masuk desa walaupun hanya
penerangan jalan utama desa.
Selain itu fasilitas kesehatan yang sangat penting bagi pertumbuhan
masyarakat. Yaitu dengan adanya puskesmas atau puskesmas pembantu (PUSTU)
dengan beberapa tenaga medis.
2.4. Iklim dan Cuaca
Daerah penyelidikan seperti daerah di Pulau Kalimantan lainnya
mempunyai iklim tropis basah (Tropis Humid Klimate) dengan curah
cukup
tinggi berkisar
antara
hujan
BAB III
7
Tabel 3.1 Produksi Bahan Tambang Dan Galian Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Tahun 2007- 2012 (M3)
BAB IV
GEOLOGI REGIONAL
KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
4.1. Geomorfologi
Geomorfologi wilayah kecamatan Padang Batung meliputi sebaran
lithologi cekungan Barito. Pada akhir Miosen mengalami pengangkatan yang
mempengaruhi
pembentukannya
yaitu
adanya
pengangkatan
ketinggian
10
Singkapan dtemukan di sekitar gunung Batu Bini dan Batu Laki membujur ke arah
Timur Laut Barat Daya. Dan proses pembentukan satuan batu gamping tersebut
berakhir hingga meosen bawah menindih secara selaras terhadap Formasi Tanjung.
Selanjutnya Formasi Warukin (Tmw) pada meosen bawah hingga akhir
meosen tengah. Formasi ini terdiri dari batu pasir kuarsa, batulempung terdiri dari
sisipan batubara menindih selaras dengan Formasi Berai. Proses pengendapan
berlangsung pada fase regresi dan singkapannya ditemukan di daerah Madang dan
Panglima Dambung dimana selang pengendapannya terjadi akibat kegiatan
tektonik yang puncaknya terjadi pada akhir Miosen dimana menyebabkan
terbentuknya pegununggan Meratus dan ketidakselarasan antara Formasi Tanjung
(Tet) dengan Formasi Dahor diatasnya.
Dan yang terakhir Formasi Dahor (Qtd) terendapkan pada Pleistosen
dengan batuan yang terdiri dari batupasir,dan kuarsa, konglomerat,batulempung
ditemukan di wilayah Desa Jelatang. Pada Formasi Dahor (Qtd) ini pula terdapat
satuan anggota dengan hubungan menjemari yaitu anggota titik (Qtd) dengan
batuan berupa konglomerat anggota bahan., dan singkapannya banyak ditemukan
di gunung Layang-layang sekitar Desa Tanah Bangkang. Pada kala Pleistosenhalosen, endapan pada permukaan menindih secara selaras terhadap Formasi
Dahor. Singkapan endapan permukaan ditemukan di wilayah Desa Tanayung,
Karang Jawa dan wilayah Jambu Hulu.
4.3. Struktur Geologi dan Tektonik
Perkembangan geologi struktur dan tektonik dari daerah penyelidikan
didasarkan atas data-data dari hasil pemetaan geologi terdahulu, diketahui
berkaitan erat dengan proses tektonik yang berlangsung baik selama kapur maupun
tersier. Dari proses tektonik tersebut berlangsung sebagai akibat dari suatu
tumbukan antara lempeng mikro samudra sebagai bagian dari lempeng benua Asia
dengan lempeng samudra Hindia Australia.
12
13
BAB V
GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN
5.1. Geomorfologi
Berdasarkan interpretasi terhadap peta Topografi dengan skala 1 : 50.000
dan orientasi medan yang telah dilakukan pada awal kegiatan penyelidikan,
morfologi daerah yang ada pada lokasi pengamatan meliputi morfologi
bergelombang kuat sampai bergelombang lemah yang membujur dari Barat Daya
Timut laut. Satuan ini tersebar seluas kira-kira 27% dari seluruh luas wilayah
kecamatan, dengan ketinggian berkisar antara 25 26 meter dari permukaan laut.
Sungai Kariang, sungai tuyup, sungai Malutu dan sungai Pangkulan yang secara
umum pola daerah aliran sungai adalah Dendritik.
5.2. Stratigrafi
Pada wilayah penyelidikan tersusun atas beberapa formasi batuan yang
meliputi, Formasi Kapur Sedimen Pitap (Ksp) yang terdiri dari batulempung
kersikan, batupasir kersikan serta konglomerat aneka bahan yang menandakan
ketidaklarasan batuan pada formasi ini merupakan batuan tertua di daerah
Penyelidikan.
Formasi Pitap ini terendapkan pada lingkungan laut dengan umur kapur
bawah, lava basaltis dan breksi gunung api sebagai batuan penyusun anggota
Haruyan, pada formasi ini terendapkan bersamaan dengan dimulai pada kala Eosen
membentuk Formasi Tanjung (Tet), menindih secara tidak selaras terhadap batuan
Mesozoikum. Formasi Tanjung pengendapan formasi Haruyan secara menjemari.
Proses pengendapan tersier terdiri dari batupasir kuarsa dan batulempung dengan
14
sisipan batulanau dan batubara. Singkapannya dapat lintasan traverse sungai pada
Mandapai dan di wilayah muara Pipii bersamaan proses pengendapan tersebut
fase transgresi terjadi Eosen-Miosen Bawah. Pada kala oligimiosen, genang laut
meluas menyebabkan paparan batugamping pada formasi Berai (Tomb). Dimana
batuan itu terdapat sisipan napal dengan beberapa fosil yang terkandung
didalamnya. Proses pembentukan batugamping ini berakhir hingga miosen bawah
menindih secara selaras Formasi Tanjung.
5.3. Struktur Geologi
Pada daerah penyelidikan secara umum terdapat 7 Formasi yang dijumpai
yaitu meliputi, Formasi Pitap, Formasi Pitap dengan anggota Haruyan, Fomasi
Tanjung, Formasi Berai, Formasi Warukin, Formasi Dahor, dan Alluvial, dimana
didapat adanya struktur geologi yang meliputi :
Sesar mendatar Tayup (Dextral)
Sesar Mendatar Mawangi (Sinistral)
Sesar Naik antara Formasi Tanjung dengan Formasi Pitap anggota Haruyan.
Adanya ketidakselarasan antara Formasi Pitap dan Formasi Tanjung.
15
BAB VI
KEGIATAN LAPANGAN
Koordinat
Bujur Timur
Lintang Selatan
115 20 11,5
115 20 11,2
115 20 06,0
115 19 54,9
115 19 43,0
115 19 13,6
02 49 24,3
02 49 25,0
02 20 20,9
02 49 24,5
02 49 14,5
02 49 38,3
Elevasi
64 m dpl
102 m dpl
89 m dpl
150 m dpl
196 m dpl
73 m dpl
16
5
6
7
8.a
8.b
9
10
115 19 13,5
02 49 38,4
30 m dpl
115 19 39,8
02 49 57,3
27 m dpl
115 19 53,8
02 50 05,3
115 m dpl
115 20 07,7
02 50 04,7
121 m dpl
115 20 18,0
02 50 06,4
118 m dpl
115 20 23,4
02 50 08,1
100 m dpl
115 20 05,8
02 50 32,8
91 m dpl
Tabel 6.1 Titik-titik koordinat hasil orientasi medan
ST A
Strike/
Azimu
Dip
Tebal
Jarak
Slop
Terukur
Keterangan
17
()
1-2
2-2
2-3
207E/45
211E/45
3-3
3-4
4-4
200E/54
4-5
210E/44
5-5
5-6
6-6
6-7
7-7
7-8
204
50
270
0,66 m
0,53 m
295
335
305
0,80 m
289
0,75 m
300
217E/34
225E/25
221E/55
211E/34
31
55
40
1,7m
1,1
0,9 m
1,28 m
1,52 m
87
78
7m
5,32 m
5,07 m
3
0
2,1
7,7 m
9,11 m
5,47 m
+47
+0,2
+12
lempung,pasir,sisipan,lanau.
14,4 m
-0,1
2,7 m
-33
20,7 m
18,8 m
16,5 m
-0,1
pasir
-Pasir dan Lempung
21.3 m
16,8 m
-Sisipan lempung
-Batuan
-Lanau,sisipan,pasir.
-5
- Batu lanau
- Batu lempung
- Batu pasir
-Lempung, Pasir, Batubara
-0,1
Keterangan
Azimut
Jarak
Jarak
BT
Elevasi
i
1
Ke
2
10
( N E )
N 0E
(...)
-1
Terukur (D)
25 m
Datar
24,9 m
(m)
0,4
(mdpl)
31,6
1
10
N 282E
+2
15,5 m
15,4 m
+0,5
32,5
101
2
10
N 298E
-27
7m
6,2 m
-,31
29,4
102
3
10
N 265E
-15
9m
8,6 m
-2,3
27,1
102
4
10
N 202E
-9
12,8 m
12,64 m
-2
27,4
102
2
5
3
20
N 211E
N 31E
-8
+1
15,5 m
16 m
15,3 m
15,9 m
-2,1
+0,27
27,3
31,8
1
20
N 325E
-5
7,2 m
7,1 m
0,6
30,3
201
2
20
N 208E
-19
9m
8,5 m
-2,9
27,9
202
3
4
5
6
3
4
5
6
7
60
N 355E
N 34E
N 325E
N 273E
N 290E
-25
-1
-30
-3
+21
5,7 m
7m
6,44 m
13,5 m
13,7 m
5,1 m
6,9 m
5,5 m
13,4 m
12,7 m
-2,4
0,1
-3,2
-0,7
+4,9
25,5
31,7
28,5
27,8
32,7
Titik Ikat
Titik Ikat
Titik Ikat
Titik Ikat
6
7
1
8
70
N 258E
N 278E
+14
-4
13 m
26,5 m
12,6 m
26,4 m
3,1
1,84
30,9
31,2
Titik Ikat
1
70
N 218E
+1
15,3 m
15,2 m
0,2
32,9
701
8
9
2
9
10
N 242E
N 240E
N 283E
+1
+2
+10
9,2 m
23 m
12,2 m
9,1 m
22,9 m
12 m
0,1
0,80
2,1
33
32
34,1
Titik Ikat
Titik Ikat
Titik Ikat
Titik Ikat
19
90
9
1
90
N 145E
+20
15,9 m
14,9 m
5,43
37,4
901
2
90
N 125E
-17
14,92 m
14,3 m
4,36
33,04
901
3
90
N 150E
-15
18,1 m
17,5 m
4,68
28,36
901
10
11
11
11
12
4
11
12
111
112
13
12
N 258E
N 256E
N 340E
N 102E
N 108E
N 141E
-9
+18
+2
-30
-12
-11
8,85 m
19,4 m
30,4 m
7,75 m
17,81 m
29 m
8,74 m
18,4 m
30,3 m
6,7 m
17,4 m
28,46 m
1,4
5,9
1,1
3,8
3,7
5,5
36,4
40
41,1
36,2
32,5
35,6
12
1
12
N 98E
-28
27,30 m
24,1 m
12,8
28,3
12
2
12
N 71E
-25
23,2 m
19,05 m
9,8
18,5
12
13
3
14
13
N 14E
N 330E
-18
+10
16 m
20 m
15,2 m
19,69 m
4,9
3,47
13,6
38,7
13
1
13
N 100E
-11
10,8 m
10,6 m
2,0
33,6
13
2
13
N 36E
-24
15,5 m
14,25 m
6,3
29,3
13
14
3
15
14
N 344E
N 175E
-2
+20
15,4 m
14,6 m
15,4 m
13,7 m
0,5
4,9
35,1
43,97
14
1
14
N 95E
-27
8m
7,12 m
3,63
35,44
14
15
2
16
15
N 11E
N 97E
-16
-45
8,2 m
12,7 m
7,88 m
8,9 m
2,26
8,9
36,81
35,07
15
16
16
1
17
16
N 22E
N 80E
N 16E
-26
-24
-24
3,7 m
11,3 m
10,4 m
3,32
10,32 m
9,5 m
1,62
4,5
4,23
42,35
30,57
30,84
Titik Ikat
Titik Ikat
Titik Ikat
Titik Ikat
Titik Ikat
Titik Ikat
Titik Ikat
20
1
16
16
17
2
18
17
N 294E
N 95E
+5
-21
9,3 m
21 m
9,26 m
19,6 m
0,81
7,5
35,87
23,01
17
1
17
N 9E
-25
8,7 m
7,8 m
3,6
26,9
17
18
2
1
18
N 229E
N 355E
-15
+13
9,1 m
39 m
8,7 m
38 m
2,3
8,7
28,2
23,01
18
1
18
N 329E
-1
7m
6,99 m
0,1
22,9
18
2
18
N 305E
-4
16 m
15,9 m
1,1
21,9
18
N 289E
+2
14 m
13,9 m
0,4
23,4
Titik Ikat
Titik Ikat
berat
volume
21
Berat batubara
batubara.
BAB VII
PENUTUP
22
7.1. Kesimpulan
Study Ekskursi adalah sebagian dari ilmu geologi yang mempelajari
tentang cara/metode untuk melakukan pekerjaan geologi lapangan.
Adapun tujuan umum dari Study Ekskursi ini adalah agar dapat melakukan
kegiatan lapangan geologi dan menghasilkan pemahaman kondisi lapangan dengan
baik. Adapun pekerjaan geologi lapang diantaranya adalah :
1. Pemetaan geologi permukaan
2. Proyek-proyek terkait dalam bidang geologi
3. Eksplorasi bahan galian dan lain-lain
Kegiatan pemetaan geologi yaitu kegiatan pemetaan batuan dan pencarian
singkapan dipermukaan dengan menggunakan Metode traverse kompas dengan
cara melintasi jalan, sungai, atau keduanya yang diharapkan akan mendapatkan
singkapan batuan dan informasi geologi lainnya.
Kegiatan pemetaan topografi adalah merupakan bagian dari kegiatan
eksplorasi sumber daya mineral dan pemetaan geologi. Kegiatan pemetaan
topografi bertujuan untuk mendapatkan gambaran keadaan roman muka bumi
(relief morfologi) pada daerah penyelidikan, serta segala data kegiatan hasil
penyelidikan yang telah dilakukan dan hubungannya dalam eksplorasi.
Kegiatan MS adalah Kegiatan pengukuran penampang stratigrafi dengan
hasil kolom atau penampang stratigrafi. Pengukuran penampang stratigrafi
dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang :
1. Data Lithologi secara terinci
2. Ketebalan Yang Terinci
3. Menentukan ukuran stratigrafi
7.2. Saran-saran
1. hendaknya alat perlengkapan kegiatan Study ekskursi dilengkapi Total Station
atau Theodolite agar memudahkan untuk maping lapnagan.
2. Hendaknya pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan jauh sebelum diadakannya
ujian semester, agar dalam pembuatan laporannya tidak tergesa-gesa dan dalam
pengolahan datanya bisa akurat.
23
3. Dalam pelaksanaan praktikum hendaknya dilakukan lebih dari 4 hari agar pada
saat di lapangan bisa terfokus dilapangan dan dalam pembuatan data bisa
terfokus dalam pembuatan data.
24