Disusun oleh :
Kelompok 4 TSB 2014
Akbar Kalam Ramzy
Avi Anggi Putri
14050724041
14050724012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul " pengertian umum,bentuk-bentuk dan angka-angka
presipitasi". Atas dukungan yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ir.Nurhayati Aritonang,M.T. selaku dosen pengajar matakuliah hidrologi yang
telah memberikan bimbingan, saran, ide dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
Surabaya, 16 Februari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................2
I.
II.
SUHU....................................................................................................6
2.
TEKANAN............................................................................................7
3.
ANGIN..................................................................................................7
i) ANGIN LAUT DAN ANGIN DARAT.................................................8
4.
ii)
iii)
ANGIN FOHN...................................................................................9
iv)
ANGIN MUSON.............................................................................10
AWAN..................................................................................................10
A.PENGERTIAN AWAN..............................................................................10
B.PROSES TERBENTUKNYA AWAN........................................................11
C.KLASIFIKASI AWAN...............................................................................12
1.Kelompok Awan Tinggi..............................................................................12
a.Awan Sirrus (Ci)......................................................................................12
b.Awan Sirostratus (Ci-St).........................................................................13
c.Awan Sirokumulus(Ci-Cu)......................................................................13
2.Kelompok Awan Sedang.............................................................................14
a.Awan Altokumulus(A-Cu)......................................................................14
b.Awan Altostratus(A-St)...........................................................................15
3.Kelompok Awan Rendah.............................................................................15
a.Awan Stratokumulus(St-Cu)...................................................................15
b.Awan Stratus(St).....................................................................................16
c.Awan Nimbostratus(Ni-St)......................................................................16
BENTUK-BENTUK PRESIPITASI..........................................................18
a.Berdasarkan Proses Terjadinya...................................................................18
Hujan siklonal......................................................................................18
Hujan Senithal.....................................................................................18
Hujan Orografis...................................................................................18
Hujan Frontal.......................................................................................19
Hujan Gerimis......................................................................................19
Hujan Salju..........................................................................................19
Hujan Deras,........................................................................................19
Hujan Sedang,......................................................................................19
Hujan Lebat.........................................................................................19
ANGKA-ANGKA PRESIPITASI..............................................................25
A.
2)
3)
4)
B.
gauge/recorder)..............................................................................................27
C.
D.
1.
2.
3.
Teknik isohyet......................................................................................33
F.
G.
H.
I.
Presipitasi adalah curahan atau jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan bumi
dan laut dalam bentuk yang berbeda, yaitu curah hujan di daerah tropis dan curah
hujan serta salju di daerah beriklim sedang.Presipitasi adalah peristiwa klimatik
yang bersifat alamiah yaitu perubahan bentuk uap air di atmosfer menjadi curah
hujan sebagai akibat proses kondensasi. Presipitasi merupakan factor utama yang
mengendalikan proses daur hidrologi di suatu wilayah DAS ( merupakan elemen
utama yang perlu diketahui medasari pemahaman tentang kelembaban tanah,
proses resapan air tanah dan debit aliran ).
Presipitasi mempunyai banyak karakteristik yang dapat mempengaruhi produk
air suatu hasil perencanaan pengelolaan DAS. Besar kecilnya presipitasi, waktu
berlangsungnya hujan dan ukuran serta intensitas hujan yang terjadi baik secara
sendiri-sendiri atau merupakan kombinasi akan mempengaruhi kegiatan
pembangunan ( proyek ).Jumlah presipitasi selalu dinyatakan dengan dalamnya
presipitasi (mm).
II.
1. SUHU
2. TEKANAN
Pengaruh tekanan terhadap hujan adalah ketika ada perubahan
tekanan,sudah jelas suhu pasti berubah,karea suhu dan tekanan berubah
arah angin dapat berubah pula,akibat arah angin inilah yang menimbulkan
hujan.
3. ANGIN
Angin adalah gerakan massa udara, yaitu gerakan atmosfer atau
udara nisbi terhadap permukaan bumi. Parameter tentang angin yang
biasanya dikaji adalah arah dan kecepatan angin. Kecepatan angin penting
karena dapat menentukan besarnya kehilangan air melalui proses
evapotranspirasi dan mempengaruhi kejadian-kejadian hujan. Untuk
terjadinya hujan, diperlukan adanya gerakan udara lembab yang
berlangsung terus menerus. Peralatan yang digunakan untuk menentukan
kecepatan angin dinamakan anemometer.
Yang disebut arah angina adalah arah dari mana angina bertiup.
Untuk penentuan arah angin ini digunakan lingkaran arah angina dan
pencatat angin. Untuk penunjuk angina biasanya digunakan sebuah panah
dengan pelat pengarah. Pengukuran angin diadakan di puncak menara
stasiun cuaca yang tingginya 10 m dan lain-lain.
Apabila dunia tidak berputar pada porosnya, pola angina yang
terjadi semata-mata ditentukan oleh sirkulasi termal. Angina akan bertiup
kea rah khatulistiwa sebagai udara hangat dan udara yang mempunyai
berat lebih ringan kan naik ke atas di gantikan oleh udara padat yang lebih
dingin. Apabila ada duamassa udara dengan dua suhu yang berbeda
bertemu, maka akan terjadi hujan dibatas antara dua massa udara tersebut.
Angin Laut adalah angin yang tiupannya yang berasal dari arah laut ke
darat, dimana pada umumnya terjadi disaat siang hari tepatnya pada pukul
09.00 - 16.00. Angin ini biasanya dimanfaatkan oleh nelayan untuk pulang
puncak gunung dan biasanya angin lembah terjadi pada siang hari.
Angin Gunung adalah angin yang arah tiupannya dari puncak gunung ke
lembag gunung dan biasanya angin gunung terjadi pada malam hari.
iii) ANGIN FOHN
Angin fohn disebut juga dengan angin jatuh. Angin fohn adalah angin yang
terjadi sesuai dengan hujan Orografis. Angin yang bertiup pada suatu
wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda.
Angin musom adalah angin yang berhembus secara periode yaitu minimal 3
bulan dimana periode satu dengan periode lainnya memiliki pola yang
berlawanan dan bergantian arah secara berlawanan setiap setangah tahun .
Angin Muson Barat adalah angin yang berhembus dari Benua Asia
(musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah
hujan yang banyak di indonesia bagian barat, hal ini disebabkan karena
4. AWAN
A.PENGERTIAN AWAN
Awan adalah sekumpulan tetesan air/kristal es di dalam atmosfer yang terjadi
karena pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah
melampaui keadaan jenuh.
10
oleh
tumbuhan
sebagai
bahan
pembentuk
makanannya,
titik itu akan terus jatuh ke bawah. Hingalah sampai satu peringkat titik-titik
itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.
Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan
menguap dan lenyaplah awan itu. Inilah yang menyebabkan awan itu selalu
berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti
menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada
awan yang tidak membawa hujan.
C.KLASIFIKASI AWAN
Pada tahun 1894, Komisi Cuaca Internasional membagi bentuk awan menjadi
4 kelompok utama, yaitu awan tinggi, awan sedang, awan rendah, dan awan
dengan perkembangan vertikal.
dan berstruktur seperti serat dan bentuknya mirip bulu burung.Awan ini juga
12
Bentuknya seperti kelembu putih yang halus dan rata menutup seluruh langit
sehingga tampak cerah, bisa juga terlihat seperti anyaman yang bentuknya tidak
teratur.
Awan ini juga menimbulkan hallo(lingkaran yang bulat) yang mengelilingi
matahari dan bulan yang biasanya terjadi di musim kemarau.
c.Awan Sirokumulus(Ci-Cu)
13
a.Awan Altokumulus(A-Cu)
14
b.Awan Altostratus(A-St)
Awan Altostratus
Awan Altostratus berwarna kekelabuan dan meliputi hampir keseluruhan
langit.
Awan ini menghasilkan hujan apabila cukup tebal.
Awan-awan di atas terbentuk pada waktu senja dan malam hari dan
menghilang apabila matahari terbit di awal pagi.
a.Awan Stratokumulus(St-Cu)
15
Awan Stratokumulus
Awan ini berbentuk seperti bola-bola yang seringg menutupi daerah seluruh
langit, sehingga tampak seperti gelombang.
Lapisan awan ini tipis dan tidak menghasilkan hujan.
Awan ini berwarna kelabu/putih yang terjadi pada petang dan senja apabila
atmosfer stabil.
b.Awan Stratus(St)
Awan Stratus
Awan ini cukup rendah dan sangat luaas. Tingginya di bawah 2000 m.
Lapisannya melebar seperti kabut dan berlapis.
c.Awan Nimbostratus(Ni-St)
16
Awan Nimbostratus
Bentuknya tidak menentu ddengan pinggir compang-camping.
Di Indonesia awan ini hanya menimbulkan gerimis.
Awan ini berwarna putih gelap yang penyebarannyaa di langit cukup luas.
a.Awan Kumulus(Cu)
Awan Kumulus
17
Merupakan awan tebal dengan puncak yang agak tinggi. Terlihat gumpalan
putih atau cahaya kelabu yang terlihat seperti bola kapas mengambang, awan
ini berbentuk garis besar yang tajam dan dasar yang datar.
Dasar ketinggian awan ini umumnya 1000 m dan lebaar 1 km.
b.Awan Kumulonimbus(Cu-Ni)
Awan Kumulonimbus
Berwarna putih/gelap.
Terletak pada ketinggian kira-kira 1000 kaki dan puncaknya punya ketinggian
lebih dari 3500 kaki. Awan ini menimbulkan hujan dengan kilat dan guntur.
Awan ini berhubungan erat dengan hujan deras, petir, tornado, dan badai.
18
A. BENTUK-BENTUK PRESIPITASI
a.Berdasarkan Proses Terjadinya
Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik
turunlah hujan.
Hujan Orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang
mengandung uap air yang bergerak horizontal. Angin tersebut naik menuju
pegunungan , suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi.
19
derajat Celcius.
Hujan Batu Es, curahan batu es yang turun dalam cuaca panas dari awan
jelasnya
ANE
sertakan
grafis
berikut
Tornado adalah di antara badai paling kejam di Bumi, dengan potensi untuk
menyebabkan
kerusakan
yang
sangat
serius.
20
Badai cepat berkembang - disertai hujan, guntur dan kilat. Ketika suhu tanah
meningkat,
udara
panas
dan
lembab
mulai
naik.
Ketika hangat, udara lembab dan dingin memenuhi udara kering, itu terangkat ke
atas, masuk lapisan udara atas. sebuah awan petir mulai tercipta pada fase ini.
Pergerakan udara keatas sangat cepat. Angin dari sisi samping menyebabkan arah
21
yang
berbeda
dan
membentuk
sebuah
pusaran
Sebuah kerucut hasil putaran udara yang berpilin tersebut mulai terbentuk dan
Terlihat
dari
awan
ke
permukaan
tanah.
HUJAN ASAM
Pengertian hujam asam adalah air hujan yang mempunyai pH di bawah
5,6. Proses
terjadinya
hujan
asam hampir
sama
dengan
pemanasan
global. Dampak dari hujan asam bagi kehidupan akan merusak ekosistem dan
kesehatan manusia. Untuk lebih detail tentang hujan asam seperti penyebab
hujan asam dan seabgainya, ikuti terus artikel ini. Pak guru akan menjelaskannya
secara detail.
22
23
Asap kendaraan atau asap pabrik terdapat zat belerang dan gas nitrogen yang
nantinya bereaksi dengan oksigen yang berada di udara. Reaksi tersebut
menghasilkan nitrogen oksidan dan sulfur dioksida. Zat tersebut akan terbawa ke
atmosfer yang akan bereaksi lagi dengan titik air di awan. Reksi tersebut
menghasilkan asam nitrat dan asam sulfat. Kedua jenis azam tersebut sangat
mudah bercampur dan larut dengan air hujan. Sehingga air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi sudah memiliki pH yang rendah atau asam.
Dampak hujan asam bagi kehidupan.
1. tingkat kesuburan tanah menurun karena kandungan asam yang berlebih.
2. ikan dan plankton sebagai sumber makanan ikan akan mati karena air memiliki
tingkan keasaman yang tinggi. Air dan plankton tidak bisa hidup dengan tingkat
keasaman tertentu.
3. proses fotosintesis pada tumbuhan terganggu sehingga tumbuhan banyak yang
mati dan pertumbuhannya terhambat.
4. kematian pada hewan dan terlambatnya pertumbuhan hewan. Hewan di alam
minum air yang asam sehingga merusak pencernaan dan akan menimbulkan
kanker pada hewan.
5. jika air minum sudah terkontaminasi dengan air hujan asam akan menyebabkan
sejumlah
penyakit
seperti
kanker
dan
masalah
lainnya.
6. Menyebabkan korosi pada berbagai logam khususnya yang mudah korosi atau
karatan adalah besi. Misalnya pada jembatan yang terbuat dari besi akan
24
berbahaya
III.
akibat
karatan
sehingga
bisa
roboh.
ANGKA-ANGKA PRESIPITASI
25
Pada dasarnya penyebaran data curah hujan kaitannya dengan dimensi ruang
(spatial distribution rainfall) berkaitan dengan faktor-faktor meteorologi dan
topografi.
26
pengukur/penakar
hujan
automatis
(automatic
rain-
gauge/recorder)
Satuan hujan dalam : mm atau inch.
Tujuan pengukuran : mengukur banyaknya dan intensitas hujan yang turun pada
permukaan datar tanpa memperhatikan adanya infiltrasi, pengaliran atau
penguapan.
Harus diletakan di tempat yang bebas halangan, supaya tidak ada pengaruh
hujan tidak langsung misalnya : pengaruh air tumbuh-tumbuhan yang
terbawa angin. Umumnya 45% terhadap horizontal tidak ada halangan,
atau alat tersebut ditempatkan pada jarak antara 2 sampai 4 x tinggi objek
terdekat.
Mulut penakar diletakkan + 120 cm dari permukaan tanah, untuk
mencegah adanya air hujan yang terpantul dan tidak boleh miring, sebab
dengan miringnya mulut penakar berarti lebih sedikit air yang tertampung
dan makin tinggi mulut penakar makin banyak koreksi yang harus
kencang/puyuh.
Harus dipagari, supaya tidak terganggu oleh binatang/manusia. Jarak alat
28
Alat perekam hujan ini , dapat dipakai juga untuk menentukan kecepatan atau
kederasan hujan untuk suatu jangka waktu pendek.Prinsip kerja :
1. Bucket atau cawan atau tempat penampungan air diletakkan di atas
pegas yang dapat bergerak turun apabila dibebani (air hujan).
2. Pinsil atau alat tulis dikaitkan pada bucket dan dihubungkan
dengan gulungan kertas grafik.
3. Gulungan kertas grafis dapat selalu berputar dari tenaga
baterai/accu.
4. Bila terjadi hujan, bucket akan bergerak turun karena beban air dan
pinsil akan menggores kertas grafis sehingga membentuk garis
gratis turun sesuai dengan tingkat kederasan hujan.
5. Intensitas hujan adalah perbandingan antara tinggi hujan dengan
waktu hujan
Intensitas hujan a = A h / A t ( mm/jam )
29
30
poros/sumbunya.
Tidak ada hujan yang tercatat selama bergeraknya penampung.
32
E. Perhitungan presipitasi
Dalam perhituungan presipitasi suatu tempat yakni dengan memanfaatkan sistem
jaringan kerja dari alat-alat penakar hujan harian, bulanan, dan tahunan suatu
tempat, digunakan tiga cara yakni:
Juumlah presipitasi total (m3) adalah ketebalan air hujan (m) di suatu titik
pengamatan dikalikan luas wilayah kajian (m2)
33
Sedangkan lama waktu hujan adalah lama waktu berlangsungnya hujan yang
dapat mewakili total curah hujan atau periode hujan yang singkat dari curah hujan
yang seragam.
Dalam penentuan intensitas hujan yakni dengan cara tabulasi data curah hujan
yang terdiri atas lama waktu hujan dan interval wakktu hujan dan dengan
pemanfaatan data penngukuran hujan dari alat penakar hujan weighing bucket.
Weighing bucket rain gauge terdiri dari corong penangkkap air hujan yang
ditempatkan di atas eber penampung air yang terletak di atas timbangan dengan
pencatat otomatis, yang dihubungkan ke permukaan kertas grafik yang tergulung
pada kaleng silinder.
Cara kerjanya: setiap ada pennambahan air hujan dari corong penangkap air ke
dalamm ember, maka timbangan akan bergerak turun dan alat pencatat akan
bergerak mencatat volume air hujan pada kertas grafik.
Kelemahan: dalam periode tertentu kertas grafik dan tiinta perlu diganti.
34
35
KESIMPULAN
Kesimpulan yang sangat jelas tentang karakter suhu permukaan laut dan hujan di
wilayah Indonesia telah dilakukan. Suhu permukaan laut di wilayah ini mempunyai
pengaruh penting terhadap curah hujan di wilayah yang lain yang telah dibuktikan
oleh model maupun observasi. Terlebih lagi, angka rata-rata tertinggi suhu permukaan
laut telah ditemukan terjadi pada bulan April dan angka terendah terjadi di bulan
Agustus. Sementara itu curah hujan di wilayah ini mempunyai ciri atau karakter yang
berbeda tergantung pada wilayah masing-masing. Terlebih lagi, kecenderungannya
menurun sejak lima decade terakhir berhubungan dengan tingkat sensitivitasnya
terhadap perubahan iklim dan fenomena iklim global. Pembahasan dan penelitian
lanjutan tentang model iklim global yang mempengaruhi hubungan antara samudra
dan atmosfer itu sangat perlu untuk dilakukan
36
DAFTAR PUSTAKA
http://www.berpendidikan.com/2015/06/jenis-jenis-hujan-dan-
penjelasannya.html
http://budisma.net/2015/02/jenis-dan-macam-macam-hujan.html
http://www.softilmu.com/2013/07/pengertian-hujan-dan-jenis-hujan.html
http://daengfandi.blogspot.co.id/2013/01/yuk-mengenal-jenis-jenis-
hujan.html
http://rajinbelajar.net/faktor-terjadinya-hujan
http://www.softilmu.com/2013/07/pengertian-dan-macam-macam-
awan.html
http://www.artikelsiana.com/2015/04/angin-Pengertian-angin-jenis-
macam-macam-angin.html
http://nugum.blogspot.co.id/2011/08/proses-terjadinya-tornado.html
http://mechagamma71.blogspot.co.id/2011/03/pengaruh-suhu-muka-laut-
terhadap-curah.html
https://prunusserulata.wordpress.com/2012/06/28/tekanan-udara-dan-
angin/
http://stromwarrior.blogspot.co.id/2011/02/meteo-umum-bab-5.html
Karnanto., dan Loebis J, 1980, Perhitungan Curah Hujan Maksimum Metode
Gumbel dan Probable Maximum Precipitation, Direktorat Penyelidikan
37