adanya
hubungan
antara
dimensi
kepribadian
Extraversion,
Agreeableness, dan Neuroticism dengan pola asuh, namun mereka tidak menemukan
adanya hubungan antara dimensi Conscientiousness dan Openness dengan pola asuh
orangtua. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Maddahi, Javidi, Samadzadeh,
dan Amini (2012) menemukan hubungan antara kelima dimensi tersebut dengan
dimensi kepribadian yang lain terhadap pola asuh. Hal ini membuat peneliti ingin
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan dimensi kepribadian orangtua
dengan pola asuh.
Kata Kunci: Tipe kepribadian, Pola asuh, dan Big Five.
Pendahuluan
Roberts bersama teman-temannya pada tahun 2007 (disitat dalam Belsky,
Prinzie, Reijntjes, & Stams, 2009) menunjukkan bahwa ciri-ciri kepribadian dapat
memprediksi kematian, perceraian, dan pencapaian pekerjaan serta, status sosial
ekonomi dan kemampuan kognitif. Secara umum, ciri-ciri kepribadian orang tua
dapat langsung berhubungan dengan perkembangan anak-anak. Pertama, anak-anak
dapat mewarisi karakteristik kepribadian tertentu. Misalnya, orang tua dengan lowconscientious akan mewariskan pada anak-anak mereka kecenderungan kontrol yang
rendah dan meningkatkan tingkat perilaku eksternalisasi. Kedua, orang tua dengan
kepribadian tertentu dapat memodelkan perilaku agresif, dan kemudian anak mereka
dapat meniru perilaku tersebut. Misalnya, perilaku orang tua yang low- conscientious
dapat ditandai dengan impulsif dan tidak adanya kontrol dalam tindakan. Maka
perilaku agresif dan lalai dari anak-anak mengimitasi perilaku tersebut. (Aken,
Junger, Verhoeven, Aken, Dekovic, & Denissen, 2007).
Kami menemukan adanya hubungan antara kepribadian orangtua dengan pola
asuh diterapkan orangtua. Ada suatu penelitan yang menyatakan bahwa dimensi
kepribadian Conscientiousness dan Openness tidak berhubungan secara signifikan
terhadap pola asuh. Namun, beberapa penelitian lain dapat mengungkapkan hubungan
antara kedua dimensi tersebut dengan pola asuh, sehingga kami perlu melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai tipe kepribadian orangtua dan pola asuh.
Variabel Kepribadian Orangtua
Pada tahun 2007 Roberts dan rekannya menemukan bukti kuat yang yang
menunjukkan adanya perbedaan individu dalam bentuk kepribadian, yaitu proses
seseorang dalam mengalami dan menanggapi berbagai tugas perkembangan, mulai
dari hubungan sosial dalam tugas pendidikan dan pekerjaan. Selain itu mereka juga
menunjukkan bahwa ciri-ciri kepribadian dapat memprediksi kematian, perceraian,
dan pencapaian pekerjaan serta status sosial ekonomi dan kemampuan kognitif
(Belsky, Prinzie, Reijntjes, & Stams, 2009).
Secara umum, ciri-ciri kepribadian orang tua dapat langsung berhubungan
dengan perkembangan anak-anaknya melalui dua mekanisme yang mungkin terjadi.
Pertama, anak-anak dapat mewarisi karakteristik kepribadian tertentu. Misalnya, jika
orang tua dengan low- conscientious yang ditandai dengan ciri-ciri disiplin yang
rendah dan kecenderungan untuk bertindak sebelum berpikir, maka anak-anak mereka
cenderung memiliki kontrol yang rendah dan tingkat perilaku eksternalisasi yang
meningkat. Kedua, orang tua dengan kepribadian tertentu dapat memodelkan perilaku
agresif dan tidak diatur kepada anak mereka kemudian anak mereka dapat meniru
perilaku tersebut. Misalnya jika orang tua dengan Conscientious yang rendah yang
ditandai dengan perilaku impulsif dan tidak adanya kontrol dalam tindakan, maka
anak akan berperilaku agresif dan mengimitasi perilaku orangtua. (Aken, Junger,
Verhoeven, Aken, Dekovic, & Denissen, 2007).
Banyak psikolog kepribadian kontemporer percaya bahwa ada lima dimensi
dasar kepribadian, yang sering disebut sebagai kepribadian "Big Five".
The Big Five factor:
diandalkan.
Extraversion (outgoing / energik vs soliter / milik), berenergi, emosi positif,
ketegasan, kemampuan bersosialisasi dan kecenderungan untuk mencari
lain.
Neuroticism (Sensitif / saraf vs aman / percaya diri), mudah mengalami emosi
negatif seperti marah, cemas, depresi, atau kerentanan. Neurotisme juga mengacu
pada tingkat kestabilan emosi dan kontrol saraf yang biasa disebut dengan
patokan terendah dan kestabilan emosi (disitat dalam Dickson, Agyemang, &
Afful, 2014).
berkorelasi
positif
dengan
agreeableness.
Agreeableness
dan akhirnya,
tahun. Sebagian besar responden (66,6%) memilki latar belakang pendidikan tinggi.
54,2% dari responden merupakan orang tua yang sudah bekerja sedangkan sisanya
yaitu 45,8% orangtua yang melanjutkan pendidikan. Mereka menggunakan skala Ten
Item Personality Inventory yang dikembangkan oleh Gosling, Rentfrow dan Swann
pada tahun 2003 untuk mengukur aspek kepribadian. Skala ini mengukur lima besar
ciri-ciri
kepribadian.
yaitu
Openness,
Conscientiousness,
Extraversion,
Agreeableness dan Neuroticism. Skala ini memiliki sepuluh item yang dinilai pada
skala Likert 7 poin dengan rentang respon dari 1 (Sangat tidak setuju) sampai 7
(sangat setuju). Skala ini memiliki reliabilitas = 0,73 dengan Alpha Cronbach
tertentu dari subskala menjadi 0,68, 0,40, 0,50, 0,73, dan 0,45 untuk masing-masing
termasuk
Openness,
Conscientiousness,
Extraversion,
Agreeableness
dan
Neuroticism.
Variabel Pola Asuh
Gaya pengasuhan telah didefinisikan sebagai iklim global dalam fungsi
keluarga dan dalam keberlangsungan membesarkan anak (Darling & Steinberg,
1993), Gaya pengasuhan umum berhubungan dengan perkembangan anak-anak (
Collins, Maccoby, Steinberg, Hetherington, & Bornstein, 2000 ) (disitat dalam Huver,
Otten, de Vries, dan Engels, 2010).
Dalam Afful, Joana, et al. (2014), Gaya pengasuhan dari perspektif psikologis
dapat dipandang sebagai patokan strategi yang digunakan orang tua untuk
membesarkan anak mereka. Biasanya, hal itu dipengaruhi oleh kedua orang tua dan
temperamen anak-anak, dan sebagian besar didasarkan pada pengaruh orang tua
sendiri dan budaya. Kebanyakan orang tua belajar praktek pengasuhan dari orang tua
mereka sendiri (Santrock, 2007). Dalam keluarga dari kerabat, orang tua pendukung
untuk memastikan bahwa kebutuhan dan hak-hak anak ditegakkan dan dihormati. Ini
tanggung jawab advokasi meluas ke masyarakat. Seringkali gaya anak sosialisasi
yang diadopsi oleh beberapa orang tua bisa sangat banyak mencerminkan tipe
mendukung daripada
memberikan hukuman. Orang tua yang Permissive membuat beberapa tuntutan untuk
anak-anak mereka. Mereka akan lebih memilih untuk mengadopsi peran teman bukan
orangtua. Mereka jarang mendisiplinkan anak-anak mereka dan memiliki harapan
yang rendah dari mereka (disitat dalam Afful, Joana, et al. 2014).
Baumrind mengatakan bahwa pola asuh terdiri dari 3 dimensi, yaitu
kehangatan, perilaku mengontrol, dan dukungan kebebasan. Yang dimaksud dengan
kehangatan adalah orangtua yang dengan sengaja mendukung perkembangan individu
anak, meregulasi diri, dan pernyataan diri dengan cara menyesuaikan diri,
mendukung, dan menyetujui kebutuhan khusus dan permintaan atau keinginan anak.
Perilaku kontrol adalah tuntutan yang digunakan orangtua pada anaknya agar patuh
pada keinginan kedewasaannya, pengawasan, upaya pendisiplinan, dan tidak bersedia
mengikuti anak yang tidak menurut. Selain itu, perilaku kontrol juga berarti ketetapan
ekspektasi yang jelas untuk perilaku dewasa yang dikombinasikan dengan konsisten
dan batas aturan yang tepat. Dimensi dukungan kebebasan termasuk pada
memberikan semangat pada anak untuk secara aktif menyelidiki, menemukan, serta
merumuskan pandangan dan tujuan mereka. Baumrind kemudian membentuk 4 tipe
pola asuh dari ketiga dimensi tersebut,yaitu Authoriatarian parenting, Authoritative
parenting, Neglecful parenting, dan Indulgent parenting (disitat dalam Belsky,
Prinzie, Reijntjes, & Stams, 2009).
Pola asuh adalah suatu pola untuk melatih anak-anak yang dibentuk dari
interaksi norma atau peraturan orangtua dan respons orangtua terhadap perilaku anak.
Bamarynd berpendapat bahwa ada 2 dimensi dalam pola asuh. 1) Kemampuan
bereaksi (responsiveness) yaitu jumlah kehangatan, ekspresi emosional, dan positif
reinforcement yang diberikan ketika menghadapi pendapat anak. 2) Penuntutan
(demandingness) yaitu suatu metode untuk melakukan kontrol atau pembatasan,
adanya level permintaan, dan ekspektasi atau harapan. Dari dua dimensi tersebut,
terbentuklah empat tipe pola asuh. Pertama, pola asuh Authoritative yaitu pola asuh
yang memiliki nilai yang tinggi pada kedua dimensi. Orangtua dengan tipe pola asuh
ini memberikan kehangatan serta menerima anak dengan apa adanya, namun orangtua
juga memberikan batasan dengan cara memberikan penjelasan kepada anak sehingga
anak mengerti alasan orangtua melarang atau menetapkan peraturan. Kedua, pola
asuh Authoritarian yang memiliki nilai tinggi pada dimensi penuntutan dan nilai
rendah pada dimensi kemampuan bereaksi. Orangtua dengan tipe pola asuh ini
memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan anaknya. Orangtua memberikan
batasan yang kaku dan sering menghukum anak. Ketiga, pola asuh Permissive
Indulgent yang memiliki nilai rendah pada dimensi penuntutan dan nilai tinggi pada
dimensi kemampuan bereaksi. Pada tipe ini, orangtua cenderung memberikan banyak
kasih sayang pada anak tanpa adanya kontrol. Keempat, pola asuh Neglectful yang
memiliki nilai yang rendah pada kedua dimensi. Artinya, orangtua cenderung tidak
peduli pada anak (disitat dalam Maddahi, et al, 2012).
Dalam jurnal Personality and parenting style in parents of adolescents gaya
pengasuhan diukur dengan menggunakan instrumen Belanda karya Steinberg et al.,
yang telah menunjukkan validitas eksternal yang baik, konsistensi internal, dan
reliabilitas test-retest, kuesioner ini menilai dua dimensi gaya pengasuhan, yaitu
dukungan dan kontrol yang ketat. Orang tua diklasifikasikan sebagai berwibawa,
otoriter, memanjakan, atau tidak terlibat dalam pengasuhan. Analisis kontras
digunakan untuk membandingkan orang tua otoritatif, otoriter, memanjakan, dan
tidak terlibat dalam hal variabel demografis seperti usia, jenis kelamin, status
perkawinan, hidup bersama dengan pasangan, jumlah anak, pendidikan tingkat, laba
bersih, religiusitas, pentingnya agama, dan etnis. Untuk mengidentifikasi perbedaan
demografis antara orang tua ditandai dengan empat gaya pengasuhan, tabulasi silang
digunakan untuk variabel nominal dan ANOVA digunakan untuk variabel kontinyu.
Perbandingan pasca-hoc dibuat sesuai dengan metode Tukey HSD.
Dalam jurnal The Relations Between Parents Big Five Personality Factors
and Parenting: A Meta-Analytic Review, menggunakan metode pencarian utama yang
terlibat pemeriksaan komputerisasi database PsycINFO dan Sumber Daya Pendidikan
informasi (ERIC), kata-kata kunci berikut ini digunakan untuk mencari di berbagai
kombinasi: kepribadian, Big Five, lima model faktor, FFM, Extraversion,
Agreeableness,
Conscientious-ness,
Neuroticism,
stabilitas
emosional,
dan
Keterbukaan. Dan hubungan dengan orangtua, kata kunci berikut digunakan: orang
tua-anak interaksi, interaksi ibu-anak, interaksi ayah-anak, orangtua, ibu, ayah,
membesarkan anak, pengasuhan, orangtua interaksi bayi, orangtua, ibu, ayah, gaya
pemeliharaan, pemeliharaan praktik, dan gaya pengasuhan. Pada langkah kedua, studi
tambahan terletak dengan metode keturunan, yaitu pemeriksaan bagian referensi dari
artikel yang diperoleh, bab buku, dan disser-sultasi dan review narasi Belsky dan
Barends (2002) dan Belsky dan Jaffee (2006). Dalam upaya untuk melengkapi dan
menghindari bias publikasi, selain peer-review jurnal, relevan dan mudah diakses
artikel jurnal, bab dari sebuah buku, dan disertasi memenuhi kriteria untuk
dimasukkan.
Dalam jurnal Parental Personality and Parenting Style: A Ghanaian
Perspective, gaya pengasuhan diukur menggunakan Parenting Style Scale dirancang
oleh Robinson, Mandleco, Olsen dan Hart (1995) adalah bagian ketiga dari daftar
pertanyaan. Gaya pengasuhan diuji oleh skala ini adalah Authoritative, Authoritarian,
dan pengasuhan Permissive, membentuk tiga dimensi skala. Skala ini memiliki 32
item atas dasar perubahan yang dibuat pada tahun 2001 (Robinson, Mandelco, Olsen,
& Hart, 2001). Setiap item dari skala berperingkat lima 5-likert dijelaskan sebagai,
"tidak pernah", "sekali-sekali", "sekitar setengah dari waktu", "sangat sering",
"selalu". Skala ini memiliki reliabilitas = 0.81, 0.83 dan 0.65 untuk sub-skala
berwibawa, otoriter dan permisif masing-masing. Hal itu dicetak oleh menyimpulkan
sub-skala untuk mendapatkan skor total untuk setiap subskala.
Conscientiousness,
Extraversion,
Agreableness,
dan
Neuroticism.
Openness merupakan dimensi yang memiliki ciri-ciri rasa ingin tahu yang tinggi,
bijaksana, dan terbuka pada pengalaman baru. Conscientiousness adalah kepribadian
yang menyukai sesuatu yang teratur, disiplin, konsisten, dan berpikir secara logika.
Agreableness mencerminkan sifat mengampuni, empati, percaya diri, berkorban, dan
patuh. Dimensi Neuroticism biasanya ditandai dengan adanya kecemasan, stress,
impulsif, berpikir irasional, pemalu, serta memiliki self-esteem yang rendah
(Maddahi, Javidi, Samadzadeh, & Amini, 2012). Sedangkan dimensi Extraversion
memiliki ciri-ciri mampu bersosialisasi, tegas, banyak berbicara, dan memiliki emosi
yang positif (Dickson, et al., 2014).
Menurut Baumrind, pola asuh ditentukan oleh 3 dimensi yaitu kehangatan,
perilaku mengontrol, dan dukungan kebebasan (Belsky, Prinzie, Reijntjes, & Stams,
2009). Sementara itu, Bamarynd menentukan pola asuh berdasarkan 2 dimensi yaitu
responsif dan penuntutan. Kedua tokoh tersebut menyimpulkan pola asuh menjadi 4
tipe, yaitu Authoritative, Authoritarian, Permissive, dan Neglectful (Maddahi, et al.,
2012). Otten, de Vries dan Engels menyimpulkan bahwa tipe kepribadian orangtua
mencerminkan pola asuh yang diberikan orangtua pada anaknya (Dickson, et al,
2014).
Kontrol negatif yang dilakukan orangtua memiliki hubungan positif dengan
dimensi Neuroticism dan berhubungan negatif dengan dimensi Agreableness. Selain
itu, penelitian yang dilakukan oleh Kendler pada tahun 1997 menyatakan bahwa
Neuroticism berhubungan dengan kurangnya kehangatan dari orangtua (Huver, et al.,
2010). Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa semakin tinggi Neuroticism
seseorang maka pola asuhnya akan semakin mendekati pola asuh Authoritarian.
Sedangkan dimensi kepribadian Extraversion yang tegas namun memiliki emosi yang
positif berhubungan dengan pola asuh Authoritative yang memiliki ciri-ciri adanya
dukungan dan kontrol yang tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Losoya pada tahun 1997 (disitat dalam Huver,
et al., 2010) menemukan bahwa dimensi Conscientiousness dan Agreableness
berhubungan dengan adanya dukungan yang tinggi dari orangtua pada anaknya dan
kontrol negatif yang kurang. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
orangtua dengan dimensi Conscientiousness dan Agreableness yang tinggi cenderung
memiliki pola asuh dengan tipe permissive indulgent atau memanjakan.
Nama Peneliti
Tahun
Metode
Uji
korelasi
dimensi
Hasil
antara 1. Semakin
tinggi
dimensi
kepribadian
diukur menggunakan:
pola
asuh
Authoritarian.
asli (Belanda)
2. Semakin tinggi tingkat
Pengukuran variabel
stabilitas emosi orangtua
pola asuh: Dutch
maka semakin besar pula
instrument
yang
kemungkinan
mereka
diciptakan
oleh
menggunakan pola asuh
Steinberg
indulgent.
3. Dimensi Conscientiousness
dan
Openness
berhubungan
signifikan
tidak
secara
dengan
asuh (tabel 4)
pola
Dickson,
Agyemang,
2014
dan
Afful
Kepribadian:
tidak
lebih
memanjakan
menggunakan 10 butir
yang
dibuat
memiliki
Swann
Conscientiousness
pada
2003.
Pengukuran
tahun
variabel
dibuat
Robinson,
oleh
Mandleco,
dimensi
lebih
daripada
dimensi
(tabel 4 dan 6)
Olsen dan Harts pada 3.Ayah lebih Authoritarian
tahun 2001.
daripada Ibu (tabel 7)
4.Tidak ada perbedaan yang
signifikan antara orangtua
yang memiliki anak tunggal
dengan
orangtua
yang
Uji korelasi.
Variabel kepribadian:
NEO-FFI-60
Five
Personality
Factor
Questionnaire
Variabel pola
orangtua:
style
asuh
Parenting
questionnaire
(tabel 8)
1. Ada hubungan
antara
langsung
pola
Authoritative
dengan
dimensi
kepribadian
Openness
hubungan
2. Ada
antara
asuh
pola
Authoritarian
langsung
asuh
dengan
yang
dibuat
oleh
Naghashian
dimensi
kepribadian
Neuroticism
3. Dimensi
kepribadian
Agreableness,
dan
Extraversion
Openness
hubungan
memiliki
positif
dengan
dan
negatif
memiliki
dengan
4. Dimensi
pola
asuh
Authoritative
dan
Authoritarian
serta
Junger, 2007
Verhoeven,
Aken,
Dekovic,
dan Denissen
Uji korelasi
Variabel kepribadian:
30-adjective Big Five
dari Goldberg
Variabel pola
orangtua:
asuh
Dutch
Parenting
Questionnair,
dan
Discipline-scale of the
Checklist
dimensi
kepribadian
Extraversion
Conscientiousness
dan
daripada
Questionnaire,
Parent
pada
Parenting
Alabama
Behaviour
positif
serta
memiliki
Belsky,
Prinzie, 2009
Reijntjes,
Stams
dan
Studi
review
meta-analisis 1. Semakin
tinggi
dimensi
Extraversion, Agreableness,
Conscientiousness,
Openness
dan
dan
semakin
asuhnya
semakin
semakin
rendah
orangtua
Tabel hasil penelitian Maddahi, Javidi, Samadzadeh, dan Amini pada tahun
2007
Sampel yang digunakan dalam setiap penelitian berbeda-beda dan dipilih pada
daerah tertentu. Ada yang menggunakan jumlah sampel yang banyak yaitu 4000
orangtua, namun juga ada yang hanya menggunakan 112 keluarga. Setiap responden
diminta untuk mengisi biodata yang secara umum terdiri dari usia, jenis kelamin,
status
pernikahan,
dan
tingkat
pendidikan.
Ada
juga
penelitian
yang
Variabel bebas:
Tipe kepribadian
orangtua
Openness
Variabel
bergantung:
Pola asuh orangtua
Teori: Baumrind
Authoritatian
Conscientiousness
Authoritative
Extraversion
Permissive
Indulgent
Agreeableness
Neuroticism
Permissive Indifferent
(Neglectful)
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, kami menyimpulkan adanya hubungan
antara kepribadian orangtua dengan pola asuh. Hubungan tersebut memiliki
hubungan positif dan negatif. Misalnya, dimensi kepribadian Extraversion dan
Agreeableness memiliki hubungan yang negatif dengan pola asuh Authoritarian,
sedangkan dimensi Neuroticism memiliki hubungan yang positif dengan pola asuh
Permissive Indulgent atau memanjakan.
Hubungan antara dimensi kepribadian Conscientiousness dan Openness
dengan pola asuh perlu diteliti kembali karena ada penelitian yang mengungkapkan
bahwa kedua dimensi tersebut tidak berhubungan dengan pola asuh, namun penelitian
lain menunjukkan adanya hubungan antara kedua dimensi tersebut dengan pola asuh.
Dalam penelitian selanjutnya diperlukan sampel responden yang lebih banyak dan
dapat mewakili populasi pada umumnya serta dapat mencangkup kesetaraan dalam
status perekonomian.
Daftar Pustaka
Huver, R. M. E., Otten, R., de Vries, H., & Engels, R.C.M.E. (2010). Personality and
Parenting Style in Parents of Adolescents. Journal of Adolescence. 33, 395-
402.
Retrived
from
http://devpsychopathologyru.nl/wp-
content/uploads/2012/12/2010-Personality-and-parenting-style-inparenting.pdf
Maddahi, E. M., Javidi, N., Samadzadeh, M., & Amini, M. (2012). The Study of
Relationship Between Parenting Styles and Personality Dimensions in Sample
of College Students. Indian Journal of Science and Technology. 5(9), 33323335. doi: 10.17485/ijst/2012/v5i9/30682
Prinzie, P., Stams, G.J.J.M., Dekovic, M., & Reijntjes, A.H.A., Belsky,J. (2009). The
Relations Between Parents Big Five Personality Factors and Parenting: A
Meta-Analytic Review. Journal of Personality and Social Psychology, 97(2).
doi: 10.1037/a0015823.
Van Aken, C., Junger,M., Verhoeven, M., Van Aken, M.A.G., Dekovic, M., &
Denissen, J. J. A. (2007). Parental Personality, Parenting and Toddlers
Externalising
Behaviours.
European
Journal
of
Personality.
doi:
10.1002/per.643
Afful, Joana, Agyemang, Collins Badu, & Dickson, Erica. (2014). Parental
Personality and Parenting Style: A Ghanaian Perspective. Developing Country
Studies, 4, 5.