LP BBLR
LP BBLR
OLEH:
NUR ALAM, S.Kep
70900115037
Preseptor Lahan
Preseptor Institusi
()
(....)
OLEH:
NUR ALAM, S.Kep
70900115037
Preseptor Lahan
Preseptor Institusi
()
(....)
A. Defenisi
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram (WHO, 1961). Berat badan lahir rendah
adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Huda
dan Hardhi, 2013).
Menurut Ribek dkk. (2011). Berat badan lahir rendah yaitu bayi yang
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia
gestasi (dihitung satu jam setelah melahirkan).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram pada waktu lahir. (Amru Sofian, 2012).
B. Klasifikasi
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir
rendah dibedakan dalam beberapa macam (Abdul Bari saifuddin,2001) :
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat alhir kurang dari 1500
gram.
3. Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000
gram.
Sedangkan menurut
WHO
kelompok :
1. Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.
2. Aterm : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap.
3. Pos term : 42 minggu lengkap atau lebih.
Ada dua macam BBLR yaitu :
1. Prematuritas murni atau bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : bayi yang
dilahirkan dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Dismaturitas : bayi .lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk
masa gestasi itu.
C. Etiologi
Menurut Huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab
kelahiran bayi berat badan lahir rendah, yaitu:
1. Faktor genetik atau kromosom
2. Infeksi
3. Bahan toksik
4. Insufisiensi atau disfungsi plasenta
5. Radiasi
6. Faktor nutrisi
7. Factor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat pada masa
kehamilan, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya.
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram pada waktu lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat badan
lahir rendah dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain gizi saat hamil yang
kurang dengan umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan
persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat, penyakit menahun ibu :
hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok.
BBLR biasanya disebabkan juga oleh hamil dengan hidramnion, hamil
ganda, perdarahan, cacat bawaan, infeksi dalam rahim. Hal ini akan
menyebabkan bayi lahir dengan berat 2500 gram dengan panjang kurang dari
45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm kepala lebih besar, kulit tipis,
transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang, otot hipotonik lemah,
pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea biasanya terjadi pada umur
kehamilan kurang dari 37 minggu.
Kemungkinan yang terjadi pada bayi dengan BBLR adalah Sindrom
aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit
membran hialin, dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari
35 minggu, hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel
otak, hipotermia, hipoglikemia, hipokalsemia, anemi, gangguan pembekuan
darah, infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC),
bronchopulmonary dysplasia, dan malformasi konginetal.
E. Manifestasi klinis
Menurut Huda dan Hardhi. (2013), tanda dan gejala dari bayi berat badan
lahir rendah adalah:
1. Sebelum bayi lahir
a. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus
prematurus, dan lahir mati.
b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
c. Pergerakan janin pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat
walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
d. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut
seharusnya. Sering dijumpai kehamilan dengan oligradramnion
gravidarum atau perdarahan anterpartum.
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin
b. Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
c. Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterine.
d. Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.
Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
1. Berat kurang dari 2500 gram.
2. Panjang kurang dari 45 cm.
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm.
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
6. Kepala lebih besar.
7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
8. Otot hipotonik lemah.
9. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea.
10. Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus.
11. Kepala tidak mampu tegak.
12. Pernapasan 40 50 kali / menit.
13. Nadi 100 140 kali / menit.
F. Komplikasi
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani
secepatnya menurut Mitayanti, 2009 yaitu :
1. Sindrom aspirasi mekonium (menyababkan kesulitan bernapas pada bayi).
2. Hipoglikemia simtomatik.
3. Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan inspirasi,
tidak tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu dibutuhkan
tenaga negative yang tinggi untuk yang berikutnya.
4. Asfiksia neonetorom.
5. Hiperbulirubinemia
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia.
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan.
3. Titer torch sesuai indikasi.
rendah,
mempunyai
kesulitan
dalam
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata atau identitas pasien: meliputi nama tempat tanggal lahir jenis
kelamin
2. Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau
kebangsaan, pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal
pada kasus BBLR yaitu:
1) Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk,
merokok ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti
diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru.
2) Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran
multiple, kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm.
3) Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi
tidak teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
4) Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan
(kehamilan postdate atau preterm).
5) Riwayat natalkomplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang
sangat erat dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu
dikaji :
6) Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta
previa.
7) Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian
obat penenang (narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.
b. Riwayat post natal
1) Yang perlu dikaji antara lain
2) Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (03) asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.
3) Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm 2500
gram lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).
4) Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial
aesofagal.
4. Pola nutrisi: Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi
gastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu
diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk
mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi
dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat
intravena.
5. Pola eliminasi: Yang perlu dikaji pada neonatus adalah BAB : frekwensi,
jumlah, konsistensi. BAK : frekwensi, jumlah
6. Latar belakang sosial budaya: Kebudayaan yang berpengaruh terhadap
BBLR kebiasaan ibu merokok, ketergantungan obat-obatan tertentu
terutama
jenis
psikotropikaKebiasaan
ibu
mengkonsumsi
minuman
pada bayi (40-60 x/m), sering pada bayi post asfiksia berat respirasi sering
tidak teratur.
10. Kulit : warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstremitas berwarna biru, pada
bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.
11. Kepala : kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal
haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya
peningkatan tekanan intrakranial.
12. Mata : warna conjungtiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
conjungtiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukan refleksi terhadap
cahaya.
13. Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan
lender.
14. Mulut : bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
15. Telinga : perhatiakan kebersihannya dan adanya kelainan.
16. Leher : perhatikan keberhasilannya karena leher neonates pendek.
17. Thorak : bentuk simetris,terdapat tarikan intercostals,perhatikan suara
wheezing dan ronchi,frekwensi bunyi jantung lebih dari 100x/m.
18. Abdomen : bentuk silindris,hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah ascus costae
pada garis papilla mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya
asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma,bising usus timbul
1-2 jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI tract
belum sempurna.
19. Umbilicus : tali pusat layu, perhatikan ada perdarahan atau tidak adanya
tanda-tanda infeksi pada tali pusat.
20. Genetalia : pada neonates aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan
letak muara uretra pada neonates laki-laki, neonates perempuan lihat labia
mayir dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.
21. Anus : perhatikan adanya darah dalam tinja,frekwensi buang air besar serta
warna dari feces.
ketidakmampuan ingest/digest/absorb
Ketidakefektifan pola minum bayi b/d prematuritas
Hipotermi b/d paparan lingkungan dingin
Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan system kekebalan tubuh
Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit bayinya
C. Intervensi Keperawatan
No
1
Diagnosa Keperawatan
Kriteria Hasil
Pola nafas tidak efektif b/d NOC
imaturitas organ pernafasan
- Respiratory status : Ventilation
- Respiratory status : Airway patency
Vital
sign
Status
Definisi : Pertukaran udara
inspirasi dan/atau ekspirasi tidak Kriteria Hasil :
Mendemonstrasikan
batuk
efektif
dan
adekuat
suara nafas yang bersih, tidak ada
Batasan karakteristik:
sianosis dan dyspneu (mampu Penurunan
tekanan
mengeluarkan
sputum,
mampu inspirasi/ekspirasi
bernafas dengan mudah, tidak ada
Penurunan pertukaran udara per
pursed lips)
menit
Menggunakan otot pernafasan - Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama tambahan
Nasal flaring
nafas, frekuensi pernafasan dalam Dyspnea
rentang normal, tidak ada suara nafas
Orthopnea
abnormal)
Perubahan penyimpangan dada
- Tanda Tanda vital dalam rentang normal
Nafas pendek
(tekanan darah, nadi, pernafasan)
Assumption of 3-point position
Pernafasan pursed-lip
Tahap ekspirasi berlangsung
sangat lama
Peningkatan diameter anterior-
Intervensi
NIC :
Airway Management
Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau
jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
nafas buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
tambahan
Lakukan suction pada mayo
Berikan bronkodilator bila perlu
Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl
Lembab
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2
Oxygen Therapy
Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
Pertahankan jalan nafas yang paten
Atur peralatan oksigenasi
Monitor aliran oksigen
posterior
- Pernafasan rata-rata/minimal:
Bayi : < 25 atau > 60
Usia 1-4 : < 20 atau > 30
Usia 5-14 : < 14 atau > 25
Usia > 14 : < 11 atau > 24
- Kedalaman pernafasan
Dewasa volume tidalnya 500 ml
saat istirahat
Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg
- Timing rasio
- Penurunan kapasitas vital
Faktor yang berhubungan :
- Hiperventilasi
- Deformitas tulang
- Kelainan bentuk dinding dada
- Penurunan energi/kelelahan
- Perusakan/pelemahan muskuloskeletal
- Obesitas
- Posisi tubuh
- Kelelahan otot pernafasan
- Hipoventilasi sindrom
- Nyeri
- Kecemasan
- Disfungsi Neuromuskuler
- Kerusakan persepsi/kognitif
- Perlukaan pada jaringan syaraf
tulang belakang
- Imaturitas Neurologis
2
NOC:
Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway patency
Aspiration Control
Kriteria Hasil :
Mendemonstrasikan batuk efektif dan
suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu
mengeluarkan
sputum,
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada
pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang paten
(klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam
rentang normal, tidak ada suara nafas
abnormal)
Mampu
mengidentifikasikan
dan
mencegah
factor
yang
dapat
menghambat jalan nafas
NIC :
Airway Suction
Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah
suctioning.
Informasikan pada klien dan keluarga tentang
suctioning
Minta klien nafas dalam sebelum suction
dilakukan.
Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk
memfasilitasi suksion nasotrakeal
Gunakan alat yang steril sitiap melakukan
tindakan
Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam
setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
Monitor status oksigen pasien
Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan
suksion
Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila
pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan
saturasi O2, dll.
Airway Management
- Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau
jaw thrust bila perlu
kehamilan
kurang,
paparan
lingkungan dingin/panas
NIC :
Temperature Regulation (pengaturan suhu)
Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
Monitor TD, nadi, dan RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
Ketidakaktifan
berat
Dehidrasi
Paparan
dingin
atau
hangat/lingkungan yang panas
atau
aktivitas
ingest/digest/absorb
Intake
- Nutritional Status : nutrient Intake
Definisi : Intake nutrisi tidak - Weight control
cukup
untuk
keperluan Kriteria Hasil :
- Adanya peningkatan berat badan sesuai
metabolisme tubuh.
dengan tujuan
Batasan karakteristik :
- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi Berat badan 20 % atau lebih di
badan
bawah ideal
- Mampu mengidentifikasi kebutuhan Dilaporkan
adanya
intake
nutrisi
makanan yang kurang dari RDA
- Tidak ada tanda tanda malnutrisi
(Recomended Daily Allowance) - Menunjukkan
peningkatan
fungsi
Membran
mukosa
dan
pengecapan dari menelan
konjungtiva pucat
- Tidak terjadi penurunan berat badan Kelemahan otot yang digunakan
yang berarti
untuk menelan/mengunyah
Luka, inflamasi pada rongga
mulut
Mudah merasa kenyang, sesaat
setelah mengunyah makanan
Dilaporkan atau fakta adanya
kekurangan makanan
Dilaporkan adanya perubahan
sensasi rasa
Perasaan ketidakmampuan untuk
mengunyah makanan
Miskonsepsi
-
NIC :
Breastfeeding assistance
- Knowledge : breastfeeding
- Breastfeeding Maintenance
Kriteria Hasil :
- Klien dapat menyusui dengan efektif
- Memverbalisasikan
tehnik
untk
mengatasi masalah menyusui
- Bayi menandakan kepuasan menyusu - Ibu menunjukkan harga diri yang positif
dengan menyusui
-
pulang bekerja/sekolah
6
NIC :
Temperature regulation
Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
Monitor TD, nadi, dan RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan
akibat panas
Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu
dan kemungkinan efek negatif dari kedinginan
Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan
dan penanganan emergency yang diperlukan
Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
Berikan anti piretik jika perlu
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
Resiko
infeksi
ketidakadekuatan
kekebalan tubuh.
b/d
system -
NOC :
Immune Status
Knowledge : Infection control
Risk control
Kriteria Hasil :
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Menunjukkan
kemampuan
untuk
mencegah timbulnya infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
Menunjukkan perilaku hidup sehat
-
NIC :
Infection Control (Kontrol infeksi)
Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
Pertahankan teknik isolasi
Batasi pengunjung bila perlu
Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci
tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
meninggalkan pasien
Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
keperawtan
Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
pelindung
- Pertahankan
lingkungan
aseptik
selama
pemasangan alat
Kecemasan
orang NOC :
tua berhubungan dengan kondisi - Kontrol kecemasan
penyakit bayinya
- Koping
kriteria hasil:
Orang
tua
atau
keluarga
mengekspresikan
perasaan
dan keprihatinan mengenai bayi dan
prognosis
serta
memperlihatkan
pemahaman dan keterlibatan dalam
asuhan.
-
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
Gunakan pendekatan yang menenangkan
Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
pasien
Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
selama prosedur
Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
mengurangi takut
Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
tindakan prognosis
Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
Instruksikan pada pasien untuk menggunakan
tehnik relaksasi
Dengarkan dengan penuh perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan
Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
kecemasan
Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
Kelola pemberian obat anti cemas
DAFTAR PUSTAKA
Fishman, Marvin A. 2007. Buku Ajar Pediatri, Volume 3 Edisi 20. Jakarta:EGC.
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Difinisi Dan Klasifikasi
2012-2014/Editor,T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Suwarwati Dan
Nike Budhi Subekti. Jakarta: EGC.
Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa NANDA NIC-NOC. Jakarta: Media Action.
Ribek, Nyoman dkk. 2011. Aplikasi Perawatan Bayi Resiko Tinggi Berdasarkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Program Keperawatan: Digunakan
Sebagai Bahan Pembelajaran Praktek Klinik dan Alat Uji Kompetensi.
Denpasar: Poltekkes Denpasar Jurusan Keperawatan.
Wong, D.L,dkk. 2008. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta. Buku
Kedokteran.