Bab 6 Scott - Perspektif Pengukuran
Bab 6 Scott - Perspektif Pengukuran
10
Teori Prospek
Expected utility theory (EUT) sudah mendominasi
analisis pengambilan keputusan dalam kondisi
ketidakpastian (berrisiko). Bahkan teori ini sudah
diterima sebagai pedoman normatif dalam pemilihan
yang rasional.
Kahneman dan Tversky (1979) menyajikan bukti
empiris terjadinya pelanggaran aksioma EUT.
Berdasarkan aksioma EUT, dalam kondisi
ketidakpastian, orang akan memilih pilihan yang
menghasilkan expected utility terbesar. Mereka
menamainya teori prospek (prospect theory).
11
Teori Prospek
Teori prospek adalah teori yang menjelaskan bagaimana
seseorang mengambil keputusan dalam kondisi tidak
pasti. Substansi teori prospek adalah proses pembuatan
keputusan individual yang berlawanan dengan
pembentukan harga yang biasa terjadi di ilmu ekonomi.
Aksioma-aksioma dalam teori prospek (PT) meliputi:
Reference point.
Utility function.
Loss aversion.
12
Teori Prospek
Reference point:
PT. Orang menentukan laba atau rugi berdasarkan
reference point, bukan nilai absolut laba atau rugi
tersebut. Utilitas adalah fungsi dari laba atau rugi
relatif terhadap benchmark (reference point).
EUT. Orang menentukan laba atau rugi
berdasarkan nilai absolut kekayaan. Utilitas
adalah fungsi dari nilai kekayaan absolut (tidak
ada reference point).
13
Teori Prospek
Utility function:
PT. Dalam domain laba, orang risk averse;
dalam domain rugi, orang risk seeking. Fungsi
utilitas adalah cekung pada domain laba dan
cembung pada domain rugi.
EUT. Orang diasumsikan selalu bersikap risk
averse. Fungsi utilitas adalah cembung baik
pada domain laba maupun pada domain rugi.
14
Teori Prospek
Loss aversion:
PT. Loss aversion adalah tendensi orang lebih
mengutamakan menghindari rugi daripada
memperoleh laba. Rugi memiliki kekuatan
(power) psikologis sebanyak dua kali lipat
daripada laba. Overweight terhadap rugi dan
underweight terhadap laba. Berubah 1% dari 2%
ke 3% lebih bernilai besar daripada berubah 1%
dari 30% ke 31% (diminishing sensitivity).
EUT. Laba atau rugi tidak dapat didefinisikan
karena teori ini tidak memiliki reference point
untuk mengukur laba atau rugi tersebut.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.
15
Beta
Beta adalah pengukur volatilitas return suatu sekuritas
terhadap return pasar. Beta menggambarkan besarnya
perubahan harga suatu saham tertentu dibandingkan
dengan perubahan harga pasar.
Beta pasar diestimasi dengan menggunakan return
historis sekuritas dan pasar, misalnya 200 hari untuk
return harian. Beta pasar dapat diestimasi dengan CAPM.
Beta merupakan konsep yang penting dalam akuntansi
keuangan karena beta merupakan pengukur risiko
sistematis suatu sekuritas terhadap risiko pasar
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.
16
Beta
Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat
didiversifikasi melalui portofolio. Risiko ini
menggambarkan faktor ekonomi secara keseluruhan
yang mempengaruhi semua sekuritas yang ada.
Apabila fluktuasi return suatu sekuritas mengikuti
fluktuasi return pasar, maka beta sekuritas tersebut
bernilai 1. Beta bernilai 1 berarti bahwa risiko
sistematis suatu saham sama dengan risiko pasar.
17
Beta
Fama dan French, meneliti pasar modal USA untuk periode 19631990, menemukan bahwa beta memiliki sedikit kemampuan
untuk menjelaskan keuntungan sekuritas. Mereka menemukan
bahwa book-to-market ratio dan ukuran perusahaan (firm size)
lebih signifikan menjelaskan keuntungan sekuritas.
Daripada melihat beta, lebih baik melihat book-to-market ratio
dan ukuran perusahaan sebagai ukuran risiko. Risiko akan
meningkat dengan meningkatkanya book-to-marke ratio dan
menurun dengan semakin besarnya ukuran perusahaan.
Hasil penelitian Fama dan French ini menjadikan beta mati.
18
Beta
Schiller (1981) yang menyatakan bahwa variabilitas
harga sekuritas sama dengan variabilitas dividen.
Determinan yang menentukan nilai perusahaan adalah
dividen masa depan. Selain itu, asumsi bahwa beta
konstan (stationary) juga kurang tepat. Apabila beta
konstan, satu-satunya yang tidak pasti adalah RMt yang
bersifat random.
Hasil penelitian Fama dan French ini menjadikan beta
mati.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.
19
Beta
Beta pasar modal berkembang perlu disesuaikan
karena adanya perdagangan tidak sinkron.
Perdagangan tidak sinkron terjadi karena transaksi di
pasar jarang terjadi. Beberapa sekuritas tidak
mengalami perdagangan beberapa lama.
Jika beta tidak bias, maka beta pasar (atau rata-rata
tertimbang semua beta) adalah 1. Apabila rata-rata
tertimbang beta tidak 1, maka selisihnya
menggambarkan bias dalam beta. Koreksi terhadap
beta yang bias dapat dilakukan dengan tidak metode,
yaitu metode yang diajukan oleh Scholes dan Williams
(1977), Dimson (1979), dan Fowler dan Rorke (1983).
20
Beta
Selain beta pasar, ada juga beta lain yang
dikenal, yaitu: beta akuntansi dan beta
fundamental.
Beta akuntansi dihitung sama dengan beta pasar
dengan mengganti data return menjadi data laba
(earnings).
Beta fundamentel dihitung dengan berbagai
variabel fundamental seperti: dividend payout,
pertumbuhan aktiva, leverage, likuiditas, asset
size, dan earnings variability.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak.
21
22
Event
Tender Offer
Merger
Proxy Contest
Dividend Initiation
Dividend Omission
IPO
SEO
New Exhange
Venture Backed IPO
Nonventure Baked IPO
Stock Splits
Reverse Splits
Merger
SEO
Stock Repurchase
Long-Term Pre
Event Return
0
Positif
Negatif
Positif
Negatif
NA
Positif
Positif
NA
NA
Positif
Negatif
Positif
Positif
0
Announcement
Return
Positif
0
Positif
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Positif
NA
NA
Positif
Negatif
0
Negatif
Positif
23
24
25
26
27
28