Kondisi ekonomi masyarakat sekitar rata-rata bermata pencaharian sebagai petani, karena luas lahan dan kondisi tanah yang subur. Jenis tanaman pertanian yang ada meliputi padi dan kacang. Tipe bangunan yang ada juga sudah permanen dan berkeramik, jadi bisa di bilang sejahtera. Pendidikan masyarakat juga tinggi karena relatif dekat dengan kota, dan sarana prasarana transportasi menuju kota juga sangat baik, budaya wajib belajar sembilan tahun terlaksana. Akibat masih relatif dekat dengan kota, mayoritas masyarakatnya mempunyai daya beli yang cukup tinggi pula. Jadi siklus perekonomian di daerah ini cukup baik. 2. Titik Kedua (daerah nglanggran) Mata pencaharian masyarakat sekitar adalah petani, tetapi lahan pertanian yang dimiliki cukup terbatas karena faktor alamnya. Jadi moyoritas masyarakatnya bekerja ke luar daerah misal, menuju kota atau menjadi TKI. Jenis tanaman yang diproduksi adalah tanaman padi. Kondisi tempat tinggal penduduk adalah permanen dan berkeramik. Pendidikan masyarakat cukup tinggi, walaupun relatif jauh dari kota, akan tetapi sarana prasarana transportasi sudah baik, sehingga mengurangi keterbatasan daerahnya. Daya beli masyarakat cukup rendah, karena masyarakat masih mengandalkan produk hasil buminya dan jauh dari pasar atau pusat-pusat berbelanjaan. 3. Titik ketiga (Kalisuci) Mata pencaharian masyarakatnya adalah pariwisata dan sebagia menjadi Tki atau bekerja di luar daerah (menuju perkotaan) karena keterbatasan lingkungannya cukup komplek untuk berproduksi. Rata-rata penghasilan sampingannya adalah panen pohon jati, tetapi itu membutuhkan waktu yang lama juga. Kondisi tempat tinggal masyarakatnya permanen dan berkeramik, tetapi ada juga yang masih semi permanen. Pendidikan masyarakat cukup rendah, karena jarak sekolah yang jauh, tetapi kondisi sarana dan prasarana transportasi sudah baik, sehingga tinggal menunggu waktu saja perubahan paradigma masyarakatnya. Daya beli masyarakatnya cukup rendah karena masih mengandalkan hasil buminya dan relatif jauh dari pasar atau pusat perbelanjaan.