Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 1

Nama Anggota :
1. Aya Dolfina Akobiarek
2. Dinda Bestari
3. Donni Elfrina Purba
4. Eti Lovinia
5. Hilma Ayuninah
6. Muhammad Andre Yoku
7. Lutfi Amalia Mayang
8. Siti Ramadhan Dhanaka
9. Susana Erni
10. Sutia Rahmawati
11. Selly Putri Salikin
12. Tutut Sucianti

GEJALA BAHASA

GEJALA BAHASA
Gejala bahasa ialah peristiwa yang
menyangkut bentukan-bentukan kata atau
kalimat dengan segala macam proses
pembentukannya.
Gejala bahasa dalam bahasa indonesia di
antaranya adalah :

1. ADAPTASI
penyesuaian kata-kata serapan yang di ambil dari
bahasa asing berubah bunyinya sesuai dengan
penerimaan pendengaran atau ucapan lidah orang
indonesia
Contoh :
1. vyaya menjadi biaya
2. pajeg menjadi pajak
3. voorloper menjadi pelopor
4. coup d'etat menjadi kudeta
5. postcard menjadi kartu pos

2. ANALOGI
Pembentukan kata berdasarkan contoh yang telah ada.
Contoh :
1. Berdasarkan kata 'dewa-dewi' dibentuk kata : putraputri, siswa-siswi, saudara-saudari.
2. Berdasarkan kata 'pramugari' dibentuk kata
:pramuniaga, pramuwisata, pramuria,
pramusaji,pramusiwi
3. Berdasarkan kata 'tuna netra' dibentuk kata : tuna
wicara, tuna rungu, tuna aksara, tuna wisma,

3. ANAPTIKSIS
penyisipan vokal e pepet untuk
melancarkan ucapan. Disebut juga suara
bakti.
Contoh :
1. sloka menjadi seloka
2. srigala menjadi serigala
3. negri menjadi negeri

4. ASIMILASI
Proses perubahan bentuk kata karena dua
fonem berbeda disamakan atau dijadikan
hampir sama.
Contoh :
1. al-salam menjadi asalam
2. ad-similatio menjadi asimilasi
3. in-relevan menjadi irelevan

5. DIFTONGISASI
perubahan bentuk kata yang terjadi karena
monoftong diubah menjadi diftong.
Contoh :
1. sentosa menjadi sentausa
2. cuke menjadi cukai
3. pande menjadi pandai

6. MONOFTONGISASI
perubahan bentuk kata yang terjadi karena
perubahan diftong (vokal rangkap) menjadi
monoftong (vokal tunggal).
Contoh :
1. autonomi menjadi otonomi
2. autobtografi menjadi otobiografi
3. satai menjadi sate

7. HIPERKOREK
Pembetulan bentuk kata yang sebenarnya
sudah benar, sehingga hasilnya justru salah.
Contoh :
1. asas menjadi azas
2. surga menjadi sorga
3. izin menjadi ijin
4. Jumat menjadi Jum'at

8. EPENTESIS
perubahan bentuk kata yang terjadi karma
penyisipan fonem kedalam kata asal.
Contoh :
1. baya menjadi bahaya
2. bhayamkara menjadi bhayangkara
3. gopala menjadi gembala
4. jur menjadi jemur

9. PARAGOG
perubahan bentuk kata karena penambahan
fonem di bagian akhir kata asal.
Contoh :
1. mama, bapa menjadi mamak dan bapak
2. pen menjadi pena
3. datu menjadi datuk
4. hulu bala menjadi hulubalang

10. AFERESIS
penghilangan fonem di awal bentuk asal.
Contoh :
1. adhyaksa menjadi jaksa
2. empunya menjadi punya
3. sampuh menjadi ampuh
4. wujud menjadi ujud
5. bapak menjadi pak

11. SINKOP
penghilangan fonem di tengah atau di
dalam kata asal.
Contoh :
1. laghu menjadi lagu
2. pelihara menjadi piara
3. mangkin menjadi makin
4. utpatti menjadi upeti.

12. APOKOP
penghilangan fonem di akhir bentuk kata
asal.
Contoh :
1. sikut menjadi siku
2. riang menjadi ria
3. anugraha menjadi anugerah
4. pelangit menjadi pelangi.

13. KONTRAKSI
gejala pemendekan atau penyingkatan suatu frase
menjadi kata baru.
Contoh :
1. tidak ada menjadi tiada
2. kamu sekalian menjadi kalian
3. kelam harian menjadi kemarin
4. bagai itu menjadi begitu
Akronim seperti balita, siskamling, rudal, ampera,
pada dasarnya termasuk gejala kontraksi.

14. NASALISASI
Nasalisasi atau penyengauan, proses
penambahan bunyi sengau atau fonem
nasal, yaim /m/, /n/, /ng/, den /ny/.
Contoh :
1. me baca menjadi membaca
2. pe duduk menjadi penduduk
3. pe garis menjadi penggaris.

15. ONOMATOPE
proses pembentukan kata berdasarkan
tiruan bunyi-bunyi.
Contoh :
1. hura-hura dari hore-hore.
2. aum (suara harimau)
3. meong (suara kucing)
4. desis (suara ular)

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai