Oleh
Monica
1413023039
Judul Percobaan
Tanggal Percobaan
: 14 Desember 2015
Tempat Percobaan
Nama
: Monica
NPM
: 1413023039
Fakultas
Jurusan
Program Studi
: Pendidikan Kimia
Kelompok
: 2 (Dua)
NPM. 13130230
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam
molekul
dentitas
yang
koordinasi merujuk
terbentuk
dari
pada
penggabungan
Ion unsur transisi dapat mengikat molekul-molekul atau ion-ion yang memiliki
pasangan elektron tak berikatan (ligan) dengan ikatan kovalen koordinasi yang
membentuk ion kompleks. Ion kompleks adalah gabungan ion (atom pusat)
dengan ion atau molekul lain (ligan) membentuk ion baru.
Berdasarkan ligan yang diikat oleh atom pusat dalam ion kompleks, maka ada dua
macam ion kompleks:
Ion kompleks positif : terbentuk apabila ion logam transisi (atom pusat)
berikatan dengan ligan yang merupakan molekul netral, sehingga ion
kompleks yang terbentuk bermuatan positif.
Ion kompleks negatif : terbentuk apabila ion logam transisi (atom pusat)
berikatan dengan ligan yang merupakan ion negatif.
Teori medan kristal tentang senyawa koordinasi menjelaskan bahwa dalam
pembentukan kompleks terjadi interaksi elektrostatik antara ion logam (atom
pusat) dengan ligan. Jika ada empat ligan yang berasal dari arah yang berbeda
berinteraksi langsung dengan atom pusat/ion logam, maka akan mendapatkan
pengaruh medan ligan lebih besar dibandingkan dengan orbital-orbital lainnya.
Bila pada ion kompleks diberikan energi dalam bentuk cahaya, maka elektron
pada orbital yang lebih rendah energinya dapat tereksitasi ke orbital yang lebih
tinggi
energinya.
Dengan
menyerap
cahaya
yang
energinya
sama.
Suatu larutan memiliki warna tertentu karena menyerap sebagian dari komponen
cahaya tampak. Makin kecil panjang gelombang cahaya yang diserap (makin
besar energinya) maka makin besar harga absorbansinya atau makin kuat ikatan
antara ion logam dan ligan. Ditinjau dari muatan ligannya, maka ion logam
dengan muatan yang lebih besar akan menghasilkan harga absorbansi yang lebih
besar pula karena lebih mudah mempolarisasikan elektron yang terdapat dalam
ligan.
lanjut ialah karena energi sinar di daerah tampak cocok untuk promosi elektron
yang ada di orbital d, dari energi rendah ke energi tinggi. Besarnya energi untuk
promosi, yaitu , tergantung dari ion pusatnya dan tergantung dari jenis ligan.
Karena itu, senyawa kompleks mempunyai warna berbeda beda, misalnya
[Ti(H2O)6]3+ berwarna ungu sedang [Cu(H2O)6]2+ berwarna biru muda. Untuk
suatu
ion
pusat
warnanya
berbeda
bila
ligannya
berbeda,
misalnya
NO2-, molekul sederhana seperti NH3 atau molekul kompleks seperti piridin
C5H5N (Petrucci, 1987).
Teori medan kristal tentang senyawa koordinasi menjelaskan bahwa dalam
pembentukan kompleks terjadi interaksi elektrostatik antara ion logam (atom
pusat) dengan ligan. Jika ada enam ligan yang berasal dari arah yang berbeda,
berinteraksi dengan atom/ion logam pusat, langsung dengan ligan akan
mendapatkan pengaruh medan ligan lebih besar dibandingkan dengan orbitalorbital lainnya. Akibatnya, orbital tersebut akan mengalami peningkatan energi
dan kelima sub orbital d-nya akan terpecah (splitting) menjadi dua kelompok
tingkat energi. Kedua kelompok tersebut adalah : 1) Dua sub orbital (dx2-dy2, dan
dz2) yang disebut dy atau eg dengan tingkat energi yang lebih tinggi, dan 2) Tiga
su orbital (dxz, dxy, dan dyz) yang disebut de atau t2g dengan tingkat energi yang
lebih rendah. Perbedaan tingkat energi ini menunjukkan bahwa teori medan kristal
dapat menerangkan terjadinya perbedaan warna kompleks (Hala, 2008).
Kebanyakan ligan adalah anion atau molekul netral yang merupakan donor
elektron. Beberapa yang umum adalah F- , Cl- , Br- , CN- , NH3 , H2O, CH3OH,
dan OH- . Ligan seperti ini, bila menyumbangkan sepasang elektronnya kepada
sebuah atom logam, disebut ligan monodentat (ligan bergigi satu).
Ligan yang mengandung dua atau lebih atom, yang masing masing secara
serempak membentuk ikatan dua donor elektron kepada ion logam yang sama,
disebut ligan polidentat. Ligan ini juga disebut ligan khelat (dari bahasa Latin
untuk kuku atau cakar). Karena ligan ini tampaknya mencengkeram kation di
antara dua atau lebih atom donor. Yang termasuk ligan ini adalah ligan tri ,
kuadri , penta , dan heksadentat. Contoh dari ligan tridentat adalah dietilen
triamin.
Selain itu ada pula yang disebut ligan bidentat, ligan ini yang paling terkenal di
antara ligan polidentat. Ligan bidentat yang netral termasuk diantaranya anion
diamin, diofsin, dieter, dan -ketoenolat, dan yang paling terkenal adalah
etilendiamin, difos, dan glim.
Banyak senyawa kompleks yang digunakan didasarkan pada warna, kelarutan atau
perubahan perilaku kimiawi dari ion logam dan ligan ketika senyawa tersebut
membentuk kompleks.
Klorofil yang merupakan pigmen hijau di dalam tanaman adalah senyawa
kompleks yang mengandung magnesium. Tanaman berwarna hijau disebabkan
klorofil menyerap cahaya kuning dan memantulkan warna komplemennya yaitu
hijau. Energi yang diserap dari matahari digunakan untuk melakukan fotosintesis.
Senyawa kompleks yang dipakai sebagai zat warna lain misalnya kompleks
tembaga (II) Ftalosianin biru. Kompleks ini digunakan sebagai pigmen atau
pencelup kain dalam industri tekstil pada tinta biru, blue jeans, dan cat biru
tertentu.
Zat pengompleks tertentu sering digunakan untuk melunakkan air sadah sebab zat
tersebut dapat mengikat ion ion seperti Ca2+ , Mg2+ , dan Fe2+ yang
menjadikan air bersifat sadah. Zat pengompleks yang dapat mengikat ion ion
logam juga digunakan sebagai obat obatan. Ligan polidentat seperti enterobactin
yang diisolasi dari bakteri tertentu digunakan unttuk mengendalikan kadar besi
dalam darah pasien yang memiliki penyakit seperti anemia Cooley. Obat anti
kanker plationol seperti cis [Pt(NH3)2Cl2] adalah senyawa kompleks platinum
(II), merupakan zat aktif biologi dan dipercaya dapat memutuskan untai DNA,
sehingga suka campur tangan pada pembelahan sel (Haryadi,2012).
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah 2 buah gelas ukur
10mL, 1 buah gelas kimia 100mL, 1 buah spatula, 2 buah tabung reaksi besar, 1
buah rak tabung reaksi, dan 3 buah pipet tetes dan penangas air atau hotplate.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan
COCl3.6H2O 0,1 M, larutan NiCl2.6H2O 0,1 M dan larutan NH4OH 0,1 M.
Tabung Reaksi
Penangas air
Hasil
IV.1
Hasil Pengamatan
No. Perlakuan
Hasil Pengamatan
A
1
Tetes ketiga
Tetes keempat
Tetes kelima
3
Ke Dua
Ke Empat
Ke Enam
Ke Delapan
Ke Sepuluh
Ke Dua belas
Ke empat belas
Ke enam belas
Ke delapan belas
Ke dua puluh
IV.2
Pembahasan
tersebut lebih menjauh. Maka energi yang dimiliki seutuhnya berada pada
tingkat energi t2g sebagai energi 10 Dq.
Dengan demikian, ligan NH3 dipahami lebih kuat daripada ligan H2O,
sebanding dengan energi 10 Dq yang dimilikinya, berbanding terbalik
dengan panjang gelombang maksimum yang terabsorb. Penggantian ligan
H2O pada NiCl2 dengan ligan NH3menyebabkan perubahan warna dari pink
bening menjadi pink keruh. Sehingga dapat diperkirakan bahwa senyawa
kompleks yang terbentuk adalah [CO(NH3)6Cl3]. Langkah Selanjutnya
melakukan penambahan larutan amonia sampai tidak ada perubahan warna
larutan dalam tabung reaksi. Setelah itu, memanaskan tabung reaksi dalam
penangas air yang sudah hampir mendidih selama 30 menit. Pada saat
pemanasan berlangsung selama 2 menit Warna larutan pink keruh,serta ada
nya gelembung disekitar diding tabung.
Menit keempat Tidak terjadi perubahan sama seperti dua menit kedua, menit
keenam warna larutan pink keruh dan terbentuk endapan ungu,
menit
kedelapan larutan berwarna pink bening dan endapan berada didasar tabung,
menit kesepuluh Ada nya endapan seperti gel didasar larutanyang berwarna
ungu, larutan berwarna pink bening ( tidak keruh ). Menit kedua belas Tidak
ada perubahan hasil pengamatan sama seperti menit ke sepuluh, menit
keempat belas tidak ada perubahan hasil pengamatan sama seperti menit ke
sepuluh, menit keenam belas Warna larutan pink bening dan endapan
didasar tabung reaksi semakin banyak., menit kedelapan belas Warna larutan
tetap pink bening dan endapan semakin pekat serta berwarna ungu muda
Menit kedua puluh Tidak terjadi perubahan hasil pengamatan sama seperti
menit ke delapan belas, menit kedua puluh dua Tidak terjadi perubahan hasil
pengamatan sama seperti menit ke delapan belas, menit kedua puluh empat
Tidak terjadi perubahan hasil pengamatan sama seperti menit ke delapan
belas, menit kedua puluh enam Tidak terjadi perubahan hasil pengamatan
sama seperti menit ke delapan belas, menit kedua puluh delapan Warna
kompleks
yang
terbentuk
adalah
warna larutan hijau bening dan mulai terbentuk endapan, pada bagian atas
larutan berwarna hijau tua dan pada bagian bawah berwarna hijau muda dan
terbentuk endapan, tetap sama seperti menit kedelapan, tetap sama dan
endapan turun kelapisan bawah larutan, warna hijau mulai berkurang dan
endapan tetap ada, tetap sama seperti menit sebelum nya, tetap sama, tetap
sama, tetap sama, tetap sama, tetap sama dan tetap sama pula.
Timbulnya endapan, gelembung gas bahkan warna yang berubah adalah
bagian dari reaksi kembalinya ion kompleks yang terbentuk menjadi reaktan
atau pereaksi. Hal ini dikarenakan reaksi kompleks merupakan reaksi
kesetimbangan, dimana reaksi yang terjadi tidak pernah selesai. Sehingga,
ketika senyawa kompleks yang terbentuk dipanaskan dalam penangas air
maka reaktan atau pereaksinya akan terbentuk kembali.
Persamaan reaksi yang mungkin terjadi dalam semua percobaan adalah :
Pada bagian A
COCl3.6H2O + 6NH3 [ Ni(NH3)6Cl3 ] + 6H2O
Pada bagian B
NiCl2.6H2O + 6NH3 [ Ni(NH3)6Cl2 ] + 6H2O
Reaksi di atas tidak berlangsung sekaligus tetapi bertahap, adapun tahapan
yang terjadi adalah sebagai berikut :
Reaksi pada tahap bagian A
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Tahap 5
Tahap 6
[ CO(NH3)6Cl3 ] + 6H2O
[ Ni(NH3)6Cl2 ] + 6H2O
V. KESIMPULAN
Warna yang tampak ialah warna yang dipantulkan atau perpaduan dari warna
warna yang dipantulkan. Dengan begitu, kita dapat memperkirakan rumus
molekul senyawa kompleks berdasarkan perubahan warna senyawa yang
terbentuk.
2. Reaksi pada senyawa kompleks merupakan reaksi kesetimbangan, sehingga
reaksinya tidak akan pernah selesai, akibatnya jika kita memanaskan senyawa
kompleks yang terbentuk, hal ini akan membentuk reaktan atau pereaksinya
kembali.
3. Banyak senyawa kompleks yang digunakan didasarkan pada warna, kelarutan
atau perubahan perilaku kimiawi dari ion logam dan ligan ketika senyawa
tersebut membentuk kompleks. Misalnya, tembaga (II) Ftalosianin biru.
Kompleks ini digunakan sebagai pencelup kain dalam industri tekstil.
4. Ion-ion dari unsur logam transisi memiliki orbital-orbital kosong yang dapat
menerima pasangan electron pada pembentukan ikatan dengan molekul atau
anion tertentu membentuk ion kompleks.
5. Dalam ion kompleks, kation logam unsur transisi dinamakan atom pusat, dan
anion atau molekul netral terikat pada atom pusat dinamakan ligan.
DAFTAR PUSTAKA
Hala S. Saad El-Dein, Ali Usama F. 2008. Production and Partial Purification of
Cellulase Complex by Aspergillus niger and A. nidulans Grown on Water
Hyacinth Blend. Journal of Applied Sciences Research, 4(7): 875-891.
Haryadi. 2012. Laporan Praktikum Senyawa Kompleks. Diunduh pada
http://haryadikimia.blogspot.co.id/2012/10/laporan-praktikum-senyawakompleks.html tanggal 13 November 2015 pukul 17.00 WIB
Petrucci, H. Ralph dan Suminar. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.
Jakarta: Erlangga
Saputra,
Ryan.
2013.
Laporan
Praktikum
Anorganik.
Diunduh
pada
http://kimiamurungrayacerdas.blogspot.co.id/2013/04/laporanpraktikum-anorganik-ii.html
tanggal
13
Desember
2015
pukul
17.00WIB.
Vogel.1979. Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan Semi Mikro. Jakarta:
PT.Kalman Mdia Pustaka.
Zainal, Karim. 2012. Kekuatan Medan Ligan. Diunduh pada http://mrnarchives.blogspot.co.id/2012/06/kekuatan-medan-ligan.html tanggal 08
Desember 2015 pukul 12.30 WIB.
LAMPIRAN
PERTANYAAN PRAKTIKUM
Atom pusat
Ligan
Bilangan koordinasi
Ligan monodentat
5. Ligan polidentat
Jawab:
1. Pada pembentukan senyawa kompleks netral atau senyawa kompleks
ionik, atom logam dan ion logam disebut sebagai atom pusat, sedangkan
atom yang mendonorkan elektronnya ke atom pusat disebit atomdonor.
Atom donor dapat berupa suatu ion atau molekul netral. Ion atau molekul
netral yang memiliki atom-atom donor yang dikoordinasikan pada atom
pusat disebut ligan
2. Ion atau molekul netral yang memiliki atom-atom donor yang
dikoordinasikan pada atom pusat disebut ligan.
3. Bilangan koordinasi adalah bilangan yang menyatakan banyaknya jumlah
pasangan elektron ligan yang digunakan dalam membentuk ikatan dengan
atom pusatnya.
4. Ligan monodentat adalah ligan yang jumlah atom donornya memiliki satu
pasang elektron bebas atau mendonorkan satu pasang elektron, contohnya
H2O dan NH3.
5. Ligan polidentat sering disebut sebagai agen chelat yaitu suatu ligan yang
mampu mencengkram kation logam transisi dengan kuat.