Oleh :
Khairina Widya PH
15010113120061
Rachma Amalia
15010113120069
Nabila Dina
15010113120076
Feliska Juliana T
15010113120078
Tsamarah Zafira
15010113140166
Frans Andrianto
15010113140172
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat
dan rahmatNya kami dapat menyusun dan menyelasaikan makalah ini dengan baik
dan lancar. Kami menyusun makalah ini berdasarkan tugas yang diberikan oleh dosen
Psikologi Nusantara kami. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
kami atas tugas beserta arahan yang diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada kami
saat penyusunan makalah ini.
Semoga makalah yang telah kami susun ini dapat memberikan wawasan
kepada Anda para pembaca. Kami menyadari masih banyak kekurangan di dalam
kami menyusun makalah ini dan di dalam makalah kami ini. Kami memohon maaf
atas kekurangan tersebut. Kritik dan saran dari Anda para pembaca sangat kami
harapkan dan butuhkan untuk perbaikan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar.
Daftar Isi..
BAB I
Pendahuluan.
1. Latar Belakang.. 3
2. Rumusan Masalah. 3
3. Tujuan Penulisan 3
BAB II
Pembahasan..
1. Stereotip
A. Pengertian Stereotip
B. Aspek Stereotip...
C. Isi Stereotip.
D. Tingkatan Stereotip.....
E. Dimensi Stereotip....
2. Stereotip Etnis...
A. Pengertian Stereotip Etnis..
B. Sikap Individu terhadap Stereotip Etnis.
C. Stereotip Etnis di Indonesia
D. Contoh Kasus Stereotip Etnis di Indonesia
4
4
4
5
5
6
7
8
8
10
12
16
BAB III
Kesimpulan..
18
Daftar Pustaka.
19
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki masyarakat yang terdiri dari
bermacam suku bangsa atau kelompok etnis. Keberagaman suku bangsa atau
etnis ini di suatu sisi membawa pengaruh positif untuk kekayaan kebudayaan,
seni, serta dinamika sosial kehidupan masyarakat Indonesia. Setiap individu
memiliki kecenderungan untuk mengidentifikasi dirinya dengan etnis
tertentu. Seringkali individu menilai perilaku orang lain terkait dengan
latarbelaknag etnis dan suku bangsanya. Hal tersebutlah yang erat
hubungannya dengan stereotip antar suku atau etnis yang sering muncul
dalam suatu interaksi sosial. Stereotip etnis tersebutlah yang terkadang
menimbulkan kasus atau konflik pada suku atau ernis tertentu.
tersebut
Menurut Miles Hewstone dan Ruper Brown (1986) terdapat tiga aspek
esensial dari stereotip yaitu sebagai berikut :
1. Acap kali keberadaan individu dalam suatu kelompok telah
dikategorisasikan, dan kategorisasai itu selalu teridentifikasi
dengan mudah melalui karakter atau sifat tertentu, misalnya
perilaku, kebiasaan bertindak, seks, etnisitas.
2. Stereotip bersumber dari bentuk atau sifat perilaku turun
menurun, sehingga seolah-olah melekat pada semua anggota
kelompok.
3. Individu yang merupakan anggota kelompok diasumsikan
memiliki karakteristik, ciri khas, kebiasaan bertindak yang
sama dengan kelompok yang digeneralisasi itu.
C. Isi Stereotip
McGarty, Yzerbyt & Spears (2004) mengemukakan tiga kemungkinan
mengenai pembentukan maupun isi stereotip, yaitu: pertama, stereotip
dapat terbentuk sebagai refleksi atas observasi langsung seseorang dari
perilaku suatu kelompok; kedua, stereotip dapat berupa refleksi seseorang
terhadap harapan dan luasnya teori mengenai bagaimana seseorang
berfikir tentang suatu kelompok berperilaku; ketiga, terbentunya stereotip
kemungkinan juga terjadi karena adanya kombinasi dari observasi
seseorng, dan harapan serta pengetahuan seseorang.
D. Tingkatan Stereotip
Terdapat empat tingkatan dalam pembentukan stereotip menurut
Spears (McGarty, Yzerbyt dan Spears, 2004) yang didasarkan pada sumber
data atau data yang tersedia sebagai rangsangan di dunia sosial dan pada
pengetahuan serta harapan. Tingkatan-tingkatan tersebut antara lain:
a) Bottom up
Pembentukan stereotip dalam tingkatan ini didasarkan pada data-data
dan informasi yang telah ada. Beberapa informasi yang telah tersedia ini
b.
c.
stereotip
Ketepatan, terdapat beberapa stereotip yang benar-benar tidak
d.
2. STEREOTIP ETNIS
1) Pengertian Stereotip Etnis
Warnaen (2002) mendefinisikan stereotip etnis sebagai suatu
kepercayaan yang dianut bersama oleh sebagian besar warga suatu golongan
etnis tentang sifat-sifat khas dari berbagai golongan etnis, termasuk golongan
etnis mereka sendiri. Terdapat empat unsur dalam stereotip etnis menurut
Warnaen, yaitu:
a) Stereotip merupakan salah satu dari kepercayaan.
b) Stereotip yang dianut bersama oleh sebagian warga suatu golongan
etnis disebut sebagai konsensus. Unsur ini yang membedakan
stereotip dan sikap mental yag mencakup prasangka.
c) Sifat-sifat khas yang diatribusikan, ada yang bersifat esensial dan
ada yang tidak; keempat, golongan etnis sendiri bisa dikenai
stereotip yang dinamakan otostereotip.
Sedangkan menurut Rahman (2002), stereotip etnis merupakan keyakinankeyakinan yang dilekatkan pada komunitas etnik lain yang dianggap sebagai
kebenaran turun-temurun dan selalu terdapat dalam diri komunitas tersebut.
Stereotip berbeda dengan prasangka dan diskriminasi, meskipun seringkali
banyak orang yang menyatakan sama. Schneider (2004) menjelaskan bahwa
stereotip adalah suatu bentuk keyakinan yang seseorang miliki mengenai
orang lain yang didasarkan pada kategori; sedangkan prasangkan merupakan
sekumpulan reaksi atau sikap yang bersift afektif; dan diskriminasi lebih
kepada kecenderungan tingkah laku.
Stereotype adalah pemberian atribut, label, atau stigma tertentu
kepadasekelompok atau golongan tertentu. Stereotype ini pada awalnya
munculkarena adanya prototype. Prototype yaitu pengetahuan mengenai orang
-orang
atau
kelompok
tertentu.Stereotype
yang
tertentu
dan
menjustifikasi
kaitannya
suatu
etnis
dengan
tertentu
atribut
perlu
Cara pandang individu terhadap etnis lain dan etnis tertentu akan
menentukan bagaimana ia bersikap terhadap individu atau kelompok yang
berasal dari etnis tersebut. Yang selanjutnya cara pandang tersebut biasanya
akan diturunkan kepada anak - anaknya. Sehingga anak - anaknya memiliki
pola pikir dan cara pandang yang secara nyata cenderung sama dengan orang
tuanya. Apabila cara pandang negatif yang ditransfer oleh orang tua kepada
anak - anaknya, maka pemikiran - pemikiran dan pandangan negatif pula yang
akan diadopsi oleh anak - anaknya. Dalam ranah pergaulan sosial yang lebih
luas hal itu berpotensi menghancurkan kesatuan dan memperburuk hubungan
sosial diantara kedua etnis yang berbeda.
2) Sikap Individu terhadap Stereotip Etnis
Ada tiga macam sikap individu ketika berhadapan dengan individu
atau kelompok yang berasal dari etnis lain, yaitu meliputi sikap antipati,
sikap setengah terbuka, dan sikap terbuka.
1. Sikap Antipati
Sikap antipati yaitu sikap ketidaksukaan terhadap individu
atau kelompok yang berasal dari etnis lain atau etnis tertentu. Yang
selanjutnya sikap ini akan bermuara dan memproduksi perilaku
sosial yang berupaserentetan penolakan terhadap kehadiran etnis
lain atau etnis tertentu. Individu yang memiliki sikap antipati
terhadap etnis lain atau etnis tertentu biasanya memiliki
kecenderungan mengeksklusifkan diri dengan etnisnya sendiri.
Bentuk perilaku nyata dari sikap antipati terhadap etnis lain ini
biasanya ditunjukkan dengan perilaku menjauhkan diri dari segala
hal yang berhubungan dengan etnis lain. Baik dalam pergaulan
sosial, kesenian, pendidikan, budaya, maupun interaksi - interaksi
lainnya yang bersifat multidimensional. Disini pembauran tidak
akan terjadi.
10
11
12
berpeluh-peluh
asalkan
bisa
mengirimkan
membanggakan
sesama
15
16
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa stereotip etnis
adalah sebagai suatu kepercayaan yang dianut bersama oleh sebagian besar
warga suatu golongan etnis tentang sifat-sifat khas dari berbagai golongan
etnis, termasuk golongan etnis mereka sendiri. Cara pandang stereotip
diterapkan tanpa pandang bulu terhadap semua anggota kelompok yang
distereotipkan, tanpa memperhatikan adanya perbedaan yang bersifat
individual dan cara pandang stereotip selalu salah. Asal mula timbulnya
stereotip tidak diketahui dan stereotip selalu mengalami perubahan. Terdapat
tiga tingkat penerimaan individu terhadap stereotip mengenai kelompok lain,
yaitu antipati, sikap setengah terbuka, dan sikap terbuka. Indonesia memiliki
banyak jenis etnis sehingga perbedaan etnis dapat menimbulkan berbagai
17
stereotip pada setiap etnis. Stereotip etnis tersebut dapat menjadi negatif bila
enimbulkan perpecahan antar etnis.
DAFTAR PUSTAKA
Diurna, Acta.(2014). Kasus : Stereotip Suku Minahasa Terhadap Etnis Papua (Studi
Komunikasi Antarbudaya Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
Universitas
Sam
Ratulangi).
Volume
III.
No.2.
Tahun
2014.
(http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/article/viewFile/5038/4555.)
Hoton&Hunt.(1997).Sosiologi.Jilid 1. Edisi 6.Jakarta:Erlangga
Liliweri, Alo.(2005). Prasangka dan Konflik:Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat
Multikultur.Yogyakarta:LKIS Yogyakarta.
Manstead, Anthony S. R., & Hewstone, Miles. (1996). The Blackwell Encyclopedia
of Social Psychology. Oxford, UK: Blackwell Publishers.
McGarty, C., Yzerbyt, V.Y., & Spears, R. 2004. Stereotypes as Explanations:the
Formation of Meaningful Beliefs about Social Groups. Cambridge:
Cambridge University Press.
18
19