Anda di halaman 1dari 3

Teh Wangi Melati (Jasmine Tea)

1. Proses Pengeringan I
Teh hijau dipanaskan dengan menggunakan mesin Rotary drier / Fluid bed drier pada
suhu 90 - 125 C.
Proses penggosongan akan menghasilkan "Cou-cui" berwarna coklat kehitaman dengan
kadar air 3 - 5 %
2. Pemilihan bunga
Dipilih bunga yang siap mekar & sedapat mungkin memperkecil penerimaan bunga
"karuk" (kuncup bunga yang belum saatnya mekar), hal ini bertujuan agar proses
pewangian dapat berlangsung dengan sempurna.
3. Proses pelembaban
Bertujuan untuk mempersiapkan teh agar dapat menerima aroma bunga secara maksimal.

Dilakukan penambahan air 20 %.

Proses pelembaban dilakukan pada pagi - siang hari, kemudian teh hasil pelembaban
ditebar / dibeber membentuk suatu lapisan setebal 15 - 20 cm.
Setelah itu dilanjutkan dengan proses pewangian, dimana bunga melati dicampurkan.
4. Proses Pengeringan II
Menggunakan ECP drier (Endless Chain Pressure drier) dengan suhu berkisar antara 110
- 125 C selama 45 - 60 menit.
Kadar air produk yang dihasilkan berkisar antara 4 - 6 %.
Teh wangi diproses dari teh hijau yang dicampur dengan bahan
pewangi berupa bunga melati melalui pengolahan tertentu untuk
mendapatkan cita rasa yang khas. Meski sentra teh wangi banyak terdapat
di Jawa Tengah seperti Pekalongan, Tegal, Surakarta sampai Yogyakarta,
namun bahan bakunya yang berupa teh hijau disuplai dari Jawa Barat yang
merupakan "provinsi teh" di Indonesia.
Proses Pengolahan Teh Melati
Prinsip pengolahan teh melati adalah proses penyerapan atau absorbsi
aroma bunga ke dalam teh hijau. Tahapan proses pengolahan teh wangi
meliputi penyediaan bahan baku berupa teh hijau, penggosongan, pemilihan
bunga, pelembaban, pewangian dan pengeringan serta pengepakan.
1.
Penyediaan
Bahan
Baku
Syarat teh hijau yang baik untuk proses pengolahan teh wangi diantaranya
adalah mempunyai warna hijau kehitaman yang hidup (bright), bentuk
tergulung dengan baik, rasanya sepet, mudah menyerap bau bunga dan
kandungan airnya maksimal 10%.
2.
Penggosongan
Proses ini bertujuan menghasilkan teh hijau gosong yang bersifat porous.
Dengan sifat barunya ini, teh hijau akan mudah menyerap aroma dari melati.
Proses ini berlangsung selama 1-2 jam menggunakan Rotary Dryer pada
suhu 150-170C.

3.

Pemilihan
Bunga
Bunga yang dipersyaratkan adalah melati dengan tingkat kematangan
tertentu dan diperkirakan pada malam harinya akan tetap mekar.
4.
Pelembaban
Pelembaban dilakukan melalui pemberian air pada teh gosong sampai
keadaan teh menjadi lembab dengan kadar air 30-35%. Proses ini
menyebabkan gulungan teh menjadi terbuka. Dengan demikian kemampuan
teh dalam menyerap aroma bunga menjadi lebih baik. Proses ini biasanya
berlansung pada sore hari sebelum proses pewangian dilakukan.
5.
Pewangian
Proses ini merupakan nyawa dari pengolahan teh wangi. Pada tahap ini
terjadi penyerapan aroma bunga oleh teh hijau yang telah digosongkan. Cara
yang lazim digunakan adalah dengan cara mencampur dan mengaduk bunga
dengan teh. Proses ini dilakukan pada malam hari. Alasan inilah yang
menyebabkan mengapa bunga yang dipilih adalah bunga yang pada malam
hari masih dapat mekar dengan baik.
6.
Pengeringan
dan
Pengepakan
Setelah proses pewangian selesai, sisa-sisa bunga dipisahkan dari tehnya.
Namun demikian, sebagian pabrik masih memanfaatkan keberadaan bunga
ini untuk memberi jaminan kewangian teh tersebut. Selanjutnya, teh
dikeringkan pada ECP dengan suhu masuk 100-110C dan suhu keluar 5055C selama 30 menit sampai diperoleh kadar air sekitar 4%. Setelah proses
pengeringan selesai, teh yang sudah wangi diangin-anginkan sampai dingin
untuk dilakukan proses selanjutnya yaitu pengepakan.

Teh wangi
a. Karamelisasi/penggosongan bahan baku (teh Hijau)
Teh hijau dipanaskan dengan menggunakan mesin Rotary drier tipe Repeat Roll
pada suhu 90 - 125 C. Proses ini bertujuan menghasilkan teh hijau gosong yang
bersifat porous. Dengan sifat barunya ini, teh hijau akan mudah menyerap aroma
dari melati.
b. Pemilihan bunga
Dipilih bunga yang siap mekar & sedapat mungkin memperkecil penerimaan bunga
"karuk" (kuncup bunga yang belum saatnya mekar), hal ini bertujuan agar proses
pewangian dapat berlangsung dengan sempurna.
c. Pelembaban
Bertujuan untuk mempersiapkan teh agar dapat menerima aroma bunga secara
maksimal. Dilakukan dengan menambahkan air 20 %. Proses pelembaban
dilakukan pada siang hari, ditebar / dibeber membentuk suatu lapisan setebal 15
- 20 cm.Setelah itu dilanjutkan dengan proses pewangian, dimana bunga melati
dicampurkan.
d. Proses Pengeringan I

Teh hijau dipanaskan dengan menggunakan mesin Rotary drier / Fluid bed drier
pada suhu 90 - 125 C.
e. Proses Pengeringan II
Menggunakan ECP drier (Endless Chain Pressure drier) dengan suhu berkisar antara
110 - 125 C selama 45 - 60 menit. Kadar air produk yang dihasilkan berkisar
antara 4 - 6 %.
f. Pengemasan
Teh wangi adalah jenis teh yang paling banyak diksonsumsi oleh masyarakat
Indonesia. Teh wangi saat ini sudah banyak variasinya : teh aroma melati, teh
aroma mawar, teh aroma frambose, teh aroma vanili dll. Teh wangi melati , bahan
dasar pembuatannya adalah dari teh hijau lokal. Tetapi untuk jenis teh wangi
dengan aroma yang lain rata-rata dibuat dari teh hitam yang diwangikan
menggunakan bahan pewangi. PT Pagilaran membuat teh wangi berdasarkan atas
pesanan dari pembeli, dalam prosesnya tanpa menggunakan bahan pewangi
kimiawi (menggunakan bunga melati)

Teh wani merupakan teh hijau yang ditambahkan melati (jasminum sambac) atau
bunga melati gambir (jasminum officinate) untuk memperbaiki rasa atau aroma teh.
Pengolahan teh wangi merupakan proses penyerapan (absorbansi) bau bunga ke
dalam teh hijau. Bahan bakunya adalah teh hijau dan bunga melati. Teh hijau yang
digunakan harus memenuhi kriteria seperti teh berwarna hitam kehijauan dengan
bentuk tergulung, rasanya sepat, pahit dan segar, serta kandungan air maksimum
10%. Sedangkan kriteria bunga melati yang digunakan adalah dalam tingkat
kematangan yang maksimal, yaitu saat bunga mekar penuh dan diperkirakan
terjadi pada malam hari.

Anda mungkin juga menyukai