Metode Pelaksanaan Pembangunan Sekolah 2 Lantai
Metode Pelaksanaan Pembangunan Sekolah 2 Lantai
A. Pekerjaan Persiapan
1. Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus telah
disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan.
2. Pembersihan lokasi yang menjadi dudukan bangunan dengan membuang lapisan top
soil sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
3. Pemasangan bouwplank yang menandakan tempat bangunan, dan juga menjadi acuan
as bangunan pada waktu pelaksanaan
4. Pemasangan papan nama proyek dengan mencantumkan nama pekerjaan, lokasi,
sumber dana, tahun anggaran, konsultan perencana, konsultan pengawas serta kontraktor
pelaksana
5. Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja,serta kelengkapan
administrasi lapangan harus disiapkan sebelum memulai pekerjaan.
6. Demi kelancaran kegiatan sebelumnya kontraktor harus memperhatikan penempatan
bahan / material dan lalu lintas.
B. Pekerjaan Lantai I
I. Pekerjaan Tanah dan Pondasi
a. Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus
mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
b. Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5 :1 untuk jenis tanah
yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1 :
10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.
c. dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras
dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2
d. bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka
galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat,
dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.
e. Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi
agar tukang lebih leluasa bekerjanya
f. Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian
agar tidak mengganggu pekerjaan.
g. Seluruh pekerjaan tanah dan pondasi ini harus sesuai dengan volume pekerjaan,
gambar kerja dan RKS
II.Pekerjaan Beton Bertulang
a. Semen.
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan memenuhi S - 400
menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8
tahun 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen,
tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab
agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm
dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan
pengiriman.
b. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03.
c. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut
tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum
e. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah sesuai dengan gambar bestek dengan mutu baja polos
BJTP 24 dengan tegangan leleh fy = 240 Mpa. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari
kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan
tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu
panjang. Besi beton digunakan pada pondasi tapak, sloof, kolom, ring balok, dan ditempat
yang menggunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana. Membengkok dan
meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus
dan
harus
diminta
persetujuan
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah
dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus
memenuhi SK SNI T-15.1919.03
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang
ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan
harus memenuhi ketentuan- ketentuan didalam SK SNI T-15.1919.03.
1.3 Pengecoran
a. Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan
lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya
menurut perintah Direksi/Konsultan Pengawas. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki
segera atas resiko pemborong.
b. Semua beton yang dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi ini sudah tercakup
dalam harga yang ditawarkan dalam Daftar Volume Pekerjaan, harga satuan yang
ditawarkan untuk pekerjaan ini mencakup biaya-biaya bekisting, air, pasir, kerikil, semen,
pemeliharaan, pengujian beton, serta semua pekerjaan-pekerjaan lainnya sesuai dengan
persyaratan dan keperluan yang termaksud diatas.
Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan
dengan benang.
Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh
melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
f. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang
bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut.
g. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan
tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu
sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal
dinding.
h. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat
pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester ). Pahatan tersebut setelah
dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plasteran yang dilaksanakan secara
sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plasteran seluruh bidang tembok.
i. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus
diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup
yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara
membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
1. Pada saat membeli keramik dari toko material sebelumnya dipisahkan dahulu keramik
yang sewarna, meskipun dengan type keramik yang sama, jika waktu pembakarannya
berbeda akan meyebabkan perbedaan warna hal ini akan menggurangi keindahan
pasangan keramik.
2. Keramik mempuyai ukuran kualitas yang biasa disimbolkan dengan KW 1, KW 2, KW 3.
KW 1 adalah keramik dengan kualitas terbaik disusul dengan KW 2 dan KW 3.
3. Untuk jenis keramik tertentu biasanya direndam sampai basah jenuh, sehingga dalam
proses pemasangan nantinya tidak meyerap air semen.
4. Meyelesaikan pekerjaan pipa yang akan ditanam didalam keramik, agar nantinya tidak
terjdi bongkar pasang.
Untuk pekerjaan atap pada lantai I ini kontraktor harus membaca gambar kerja dan
spesifikasi yang diinginkan sebagaimana yang tertuang dalam RKS dan RAB. Adapun
yang menjadi pekerjaan pokok pada pekerjaan atap dan plafond di lantai I adalah sebagai
berikut :
Kayu kusen yang digunakan adalah dari kayu klas kuat I dengan ukuran sesuai dengan
gambar bestek. Daun pintu dan daun jendela digunakan kayu klas kuat I sesuai dengan
gambar bestek/gambar kerja.
VII. Pekerjaan Pengecetan
Pekerjaan pengecatan digunakan untuk pengecatan dinding tembok dan plafond Plywood
serta pengecatan bidang kayu. Pengecatan meliputi seluruh permukaan dinding sebelah
dalam dan sebelah luar tembok. Cat yang digunakan adalah cat tembok jadi, berkualitas
baik sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Sebelum pengecatan dimulai,
permukaan dinding yang akan dicat harus dibersihkan, sisa-sisa tonjolan spesi bekas
pemasangan bata harus diratakan, lubang-lubang yang ada harus ditutup dan diplamir
pada bagian tertentu di amplas sehingga permukaan dinding yang akan dicat benar-benar
rata. Warna cat yang diinginkan adalah sesuai dengan petunjuk RKS atau petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas. Semua permukaan pengecatan harus rata dan semua
ketebalan yang sama dengan 3 kali pengulangan pengecatan. Semua permukaan baik
beton dan kayu sebelum dicat didempul atau digosok dengan kertas amplas.
Pencampuran kekentalan cat, baik cat tembok maupun cat kilat kayu disesuaikan dengan
arahan pabrik atau petunjuk direksi/konsultan pengawas. Sebelum dilakukan pelaksanaan
pekerjaan, kontraktor akan menunjukan contoh warna dan merk yang akan digunakan dan
dimintai persetujuan direksi/konsultan pengawas.
Pekerjaan ini dilakukan terutama memasang pipa-pipa kabel listrik yang ditanam didalam
beton, kabel yang dipakai adal NYa 3 x 2.5 mm, dilakukan pemasangan pitting, baik
sakelar, stop kontak, dan titik api, serta instalasi jaringan baik didalam pipa maupun di atas
plafon. Pemasangan jaringan listrik mengikuti petunjuk pemasangan dari PLN.
C. Pekerjaan Lantai II
a. Semen.
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan memenuhi S - 400
menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8
tahun 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen,
tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab
agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm
dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan
pengiriman.
b. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03.
c. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut
tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum
e. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah sesuai dengan gambar bestek dengan mutu baja polos
BJTP 24 dengan tegangan leleh fy = 240 Mpa. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari
kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan
tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu
panjang. Besi beton digunakan pada pondasi tapak, sloof, kolom, ring balok, dan ditempat
yang menggunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana. Membengkok dan
meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus
dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah
dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus
memenuhi SK SNI T-15.1919.03
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang
ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan
harus memenuhi ketentuan- ketentuan didalam SK SNI T-15.1919.03.
1.3Pengecoran
1.4Perawatan Beton
a. Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan
lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya
menurut perintah Direksi/Konsultan Pengawas. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki
segera atas resiko pemborong.
b. Semua beton yang dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi ini sudah tercakup
dalam harga yang ditawarkan dalam Daftar Volume Pekerjaan, harga satuan yang
ditawarkan untuk pekerjaan ini mencakup biaya-biaya bekisting, air, pasir, kerikil, semen,
pemeliharaan, pengujian beton, serta semua pekerjaan-pekerjaan lainnya sesuai dengan
persyaratan dan keperluan yang termaksud diatas.
Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan
dengan benang.
Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh
melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
f. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang
bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut.
g. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan
tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu
sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal
dinding.
h. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat
pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester ). Pahatan tersebut setelah
dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plasteran yang dilaksanakan secara
sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plasteran seluruh bidang tembok.
i. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus
diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup
yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara
membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
1. Pada saat membeli keramik dari toko material sebelumnya dipisahkan dahulu keramik
yang sewarna, meskipun dengan type keramik yang sama, jika waktu pembakarannya
berbeda akan meyebabkan perbedaan warna hal ini akan menggurangi keindahan
pasangan keramik.
2. Keramik mempuyai ukuran kualitas yang biasa disimbolkan dengan KW 1, KW 2, KW 3.
KW 1 adalah keramik dengan kualitas terbaik disusul dengan KW 2 dan KW 3.
3. Untuk jenis keramik tertentu biasanya direndam sampai basah jenuh, sehingga dalam
proses pemasangan nantinya tidak meyerap air semen.
4. Meyelesaikan pekerjaan pipa yang akan ditanam didalam keramik, agar nantinya tidak
terjdi bongkar pasang.
5. Menggukur ruagan yang akan dipasang keramik.
6. Membuat gambar kerja pasangan keramik bedasarkan hasil pengukuran sehingga
dapat ditentukan pemotongan lebar rencana las-lasan pada pinggir ruangan.
7. Membuat garis bantu kedataran dan ketegakan dengan benang ukur.
8. Membuat kepalaan keramik bedasarkan ukuran gambar kerja yang sudah dibuat.
9. Memasang keramik.
10. Memasang nuk keramik.
1. Tentukan Marking Elevasi Plafon dan buat garis sipatan serta titik-titik paku kait.
2. Pasang Paku Kait
3. Pasang Penggantung Rangka Plafon ( Hanger dan Clip Adjuster) dengan posisi tegak
lurus.
4. Pasang Rangka Tepi Plafon ( list profil) sebagai list tepi pada garis sipatan
5. Tentukan jarak penempatan Kait Penggantung.
6. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka
plafon.
7. Pasang Rangka Utama (Top Cross Rail)
8. Pasang Rangka Pembagi
9. Pasang plafond dengan spesifikasi material yang telah ditentukan pada gambar kerja,
RKS dan RAB
Kayu kusen yang digunakan adalah dari kayu klas kuat I dengan ukuran sesuai dengan
gambar bestek. Daun pintu dan daun jendela digunakan kayu klas kuat I sesuai dengan
gambar bestek/gambar kerja.
Pekerjaan pengecatan digunakan untuk pengecatan dinding tembok dan plafond Plywood
serta pengecatan bidang kayu. Pengecatan meliputi seluruh permukaan dinding sebelah
dalam dan sebelah luar tembok. Cat yang digunakan adalah cat tembok jadi, berkualitas
baik sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Sebelum pengecatan dimulai,
permukaan dinding yang akan dicat harus dibersihkan, sisa-sisa tonjolan spesi bekas
pemasangan bata harus diratakan, lubang-lubang yang ada harus ditutup dan diplamir
pada bagian tertentu di amplas sehingga permukaan dinding yang akan dicat benar-benar
rata. Warna cat yang diinginkan adalah sesuai dengan petunjuk RKS atau petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas. Semua permukaan pengecatan harus rata dan semua
ketebalan yang sama dengan 3 kali pengulangan pengecatan. Semua permukaan baik
beton dan kayu sebelum dicat didempul atau digosok dengan kertas amplas.
Pencampuran kekentalan cat, baik cat tembok maupun cat kilat kayu disesuaikan dengan
arahan pabrik atau petunjuk direksi/konsultan pengawas. Sebelum dilakukan pelaksanaan
pekerjaan, kontraktor akan menunjukan contoh warna dan merk yang akan digunakan dan
dimintai persetujuan direksi/konsultan pengawas.
Pekerjaan ini dilakukan terutama memasang pipa-pipa kabel listrik yang ditanam didalam
beton, kabel yang dipakai adal NYa 3 x 2.5 mm, dilakukan pemasangan pitting, baik
sakelar, stop kontak, dan titik api, serta instalasi jaringan baik didalam pipa maupun di atas
plafon. Pemasangan jaringan listrik mengikuti petunjuk pemasangan dari PLN.
D. Pekerjaan Lain-lain