Anda di halaman 1dari 18

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan

Gedung Sekolah Berlantai 2 (dua)

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


Nama Pekerjaan : Pembangunan MTsN 2 Banda Aceh
Lokasi
: MTsN 2 Banda Aceh
Tahun Anggaran : 2013

RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ada pun yang menjadi ruang lingkup pekerjaan Pembangunan MTsN 2 Banda Aceh
Provinsi Aceh adalah sebagai berikut :
A. Pekerjaan Persiapan
B. Pekerjaan Lantai I
I. Pekerjaan Tanah dan Pondasi
II. Pekerjaan Beton Bertulang
III. Pekerjaan Pasangan dan Plasteran
IV. Pekerjaan Lantai
V. Pekerjaan Atap dan Plafond
VI. Pekerjaan pintu, Jendela dan Kunci
VII. Pekerjaan Pengecetan
VIII. Pekerjaan Instalasi Listrik
C. Pekerjaan lantai II
I. Pekerjaan Beton Bertulang
II. Pekerjaan Pasangan dan Plasteran
III. Pekerjaan Lantai
IV. Pekerjaan Atap dan Plafond
V. Pekerjaan Pintu, Jendela dan Kunci
VI. Pekerjaan Pengecetan
VII. Pekerjaan Instalasi Listrik
D. Pekerjaan Lain-Lain

A. Pekerjaan Persiapan
1. Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus telah
disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan.
2. Pembersihan lokasi yang menjadi dudukan bangunan dengan membuang lapisan top
soil sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
3. Pemasangan bouwplank yang menandakan tempat bangunan, dan juga menjadi acuan
as bangunan pada waktu pelaksanaan
4. Pemasangan papan nama proyek dengan mencantumkan nama pekerjaan, lokasi,
sumber dana, tahun anggaran, konsultan perencana, konsultan pengawas serta kontraktor
pelaksana
5. Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja,serta kelengkapan
administrasi lapangan harus disiapkan sebelum memulai pekerjaan.
6. Demi kelancaran kegiatan sebelumnya kontraktor harus memperhatikan penempatan
bahan / material dan lalu lintas.
B. Pekerjaan Lantai I
I. Pekerjaan Tanah dan Pondasi
a. Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus
mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
b. Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5 :1 untuk jenis tanah
yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1 :
10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.
c. dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras
dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2
d. bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka
galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat,
dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.
e. Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi
agar tukang lebih leluasa bekerjanya
f. Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian
agar tidak mengganggu pekerjaan.
g. Seluruh pekerjaan tanah dan pondasi ini harus sesuai dengan volume pekerjaan,
gambar kerja dan RKS
II.Pekerjaan Beton Bertulang
a. Semen.

Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan memenuhi S - 400
menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8
tahun 1972).

Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen,
tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.

Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab
agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm
dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan
pengiriman.
b. Pasir Beton

Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03.
c. Kerikil

Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.

Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut
tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
d. Air

Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum
e. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah sesuai dengan gambar bestek dengan mutu baja polos
BJTP 24 dengan tegangan leleh fy = 240 Mpa. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari
kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan
tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu
panjang. Besi beton digunakan pada pondasi tapak, sloof, kolom, ring balok, dan ditempat
yang menggunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana. Membengkok dan
meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus

dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar


Direksi/Konsultan Pengawas terlebih dahulu.

dan

harus

diminta

persetujuan

1.1 Komposisi/Campuran Beton/Mutu Beton

a. Komposisi/Campuran beton yang digunakan adalah sesuai sepsifikasi yaitu : beton


mutu K-225 dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr, atau sesuai dengan gambar kerja. Mutu
beton yang digunakan adalah berdasarkan pada Mix Design dari laboratorium yang
disepakati antara Kontraktor dan Pengendali Kegiatan, Kecuali ditentukan lain, maka
sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03.. Untuk lantai kerja menggunakan
beton mutu K-100.
b. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi/Konsultan Pengawas apabila
ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
c. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, yaitu:

Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.

Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah
dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus
memenuhi SK SNI T-15.1919.03

1.2 Cetakan dan Acuan Beton

Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang
ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan
harus memenuhi ketentuan- ketentuan didalam SK SNI T-15.1919.03.

1.3 Pengecoran

a. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi/Konsultan


Pengawas. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus
digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus
sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
b. Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang
diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar
kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada
pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari
1,5 m.

1.4 Perawatan Beton

a. Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:

Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.

Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan
lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya
menurut perintah Direksi/Konsultan Pengawas. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki
segera atas resiko pemborong.
b. Semua beton yang dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi ini sudah tercakup
dalam harga yang ditawarkan dalam Daftar Volume Pekerjaan, harga satuan yang
ditawarkan untuk pekerjaan ini mencakup biaya-biaya bekisting, air, pasir, kerikil, semen,
pemeliharaan, pengujian beton, serta semua pekerjaan-pekerjaan lainnya sesuai dengan
persyaratan dan keperluan yang termaksud diatas.

III. Pekerjaan Pasangan dan Plasteran

Pekerjaan dinding mempunyai 2 (dua) macam campuran, yaitu : capuran 1 Pc : 2 Ps dan


campuran 1 Pc : 4 Ps
a. Pasangan batu bata dinding keliling bangunan dipasang batu, dinding dimulai dari
permukaan sloof hingga peil 20 cm diatas permukaan lantai dipasang bata ttrasram
bata dengan campuran 1 semen banding 2 pasir. Untuk dinding kamar mandi/toilet
dipasang batu bata transram 1 Pc : 2 Ps setinggi 1,5 meter dari permukaan lantai.
Sedangkan dinding lainnya dipasang pasangan bata bata 1Pc : 4Ps dengan campuran 1
semen banding 4 pasir sesuai dengan gambar bestek.
b. Semua pasangan batu bata sebelum dikerjakan terlebih dahulu direndam dalam air
hingga jenuh.
c. Seluruh bata yang digunakan bermutu baik, bentuk seragam, siku dengan tekstur yang
sama, warna merah tua, tanpa retak, tahan terhadap air dan tidak rapuh.
d. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang
kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering
akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang
baru.
e. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar,
dengan syarat :

Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan
dengan benang.

Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh
melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
f. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang
bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut.
g. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan
tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu
sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal
dinding.
h. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat
pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester ). Pahatan tersebut setelah
dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plasteran yang dilaksanakan secara
sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plasteran seluruh bidang tembok.

i. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus
diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup
yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara
membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.

Pekerjaan plesteran mempunyai 2 (dua) macam campuran, yaitu : capuran 1 Pc : 2 Ps


dan campuran 1 Pc : 4 Ps
a. Plesteran 1 Pc : 2 Ps dengan campuran 1 semen Banding 2 Pasir dilakukan pada
pasangan bata 1 Pc : 2 Ps, sedangkan Plesteran 1 Pc : 4 Ps dengan campuran 1 semen
Banding 4 Pasir dilakukan pada pasangan bata 1 Pc : 4 Ps
b. Pekerjaan plesteran yang lainnya dilakukan pada permukaan beton, kolom, sloof, dan
ring balk atau sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, pada bidang-bidang dinding yang akan diplester
harus disiram, dibasahi dengan air bersih, bebas dari kotoran dan lain-lain atau sesuai
dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas, permukaan plesteran harus rapid an rata.
d. Pekerjaan plesteran dilakukan pasir yang halus dengan permukaan yang rapi dan tidak
bergelombang.

IV. Pekerjaan Lantai

1. Pada saat membeli keramik dari toko material sebelumnya dipisahkan dahulu keramik
yang sewarna, meskipun dengan type keramik yang sama, jika waktu pembakarannya
berbeda akan meyebabkan perbedaan warna hal ini akan menggurangi keindahan
pasangan keramik.
2. Keramik mempuyai ukuran kualitas yang biasa disimbolkan dengan KW 1, KW 2, KW 3.
KW 1 adalah keramik dengan kualitas terbaik disusul dengan KW 2 dan KW 3.
3. Untuk jenis keramik tertentu biasanya direndam sampai basah jenuh, sehingga dalam
proses pemasangan nantinya tidak meyerap air semen.
4. Meyelesaikan pekerjaan pipa yang akan ditanam didalam keramik, agar nantinya tidak
terjdi bongkar pasang.

5. Menggukur ruagan yang akan dipasang keramik.


6. Membuat gambar kerja pasangan keramik bedasarkan hasil pengukuran sehingga
dapat ditentukan pemotongan lebar rencana las-lasan pada pinggir ruangan.
7. Membuat garis bantu kedataran dan ketegakan dengan benang ukur.
8. Membuat kepalaan keramik bedasarkan ukuran gambar kerja yang sudah dibuat.
9. Memasang keramik.
10. Memasang nuk keramik.

V. Pekerjaan Atap dan Plafond

Untuk pekerjaan atap pada lantai I ini kontraktor harus membaca gambar kerja dan
spesifikasi yang diinginkan sebagaimana yang tertuang dalam RKS dan RAB. Adapun
yang menjadi pekerjaan pokok pada pekerjaan atap dan plafond di lantai I adalah sebagai
berikut :

Rangka kuda-kuda kayu kanopy


Gording kayu kanopy
Lisplank kayu 2/20 cm canopy
Penutup atap seng genteng metal 0,30

VI. Pekerjaan Pintu, Jendela dan kunci

Kayu kusen yang digunakan adalah dari kayu klas kuat I dengan ukuran sesuai dengan
gambar bestek. Daun pintu dan daun jendela digunakan kayu klas kuat I sesuai dengan
gambar bestek/gambar kerja.
VII. Pekerjaan Pengecetan

Pekerjaan pengecatan digunakan untuk pengecatan dinding tembok dan plafond Plywood
serta pengecatan bidang kayu. Pengecatan meliputi seluruh permukaan dinding sebelah
dalam dan sebelah luar tembok. Cat yang digunakan adalah cat tembok jadi, berkualitas
baik sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Sebelum pengecatan dimulai,
permukaan dinding yang akan dicat harus dibersihkan, sisa-sisa tonjolan spesi bekas
pemasangan bata harus diratakan, lubang-lubang yang ada harus ditutup dan diplamir
pada bagian tertentu di amplas sehingga permukaan dinding yang akan dicat benar-benar
rata. Warna cat yang diinginkan adalah sesuai dengan petunjuk RKS atau petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas. Semua permukaan pengecatan harus rata dan semua
ketebalan yang sama dengan 3 kali pengulangan pengecatan. Semua permukaan baik
beton dan kayu sebelum dicat didempul atau digosok dengan kertas amplas.
Pencampuran kekentalan cat, baik cat tembok maupun cat kilat kayu disesuaikan dengan
arahan pabrik atau petunjuk direksi/konsultan pengawas. Sebelum dilakukan pelaksanaan
pekerjaan, kontraktor akan menunjukan contoh warna dan merk yang akan digunakan dan
dimintai persetujuan direksi/konsultan pengawas.

VIII. Pekerjaan Instalasi Listrik

Pekerjaan ini dilakukan terutama memasang pipa-pipa kabel listrik yang ditanam didalam
beton, kabel yang dipakai adal NYa 3 x 2.5 mm, dilakukan pemasangan pitting, baik
sakelar, stop kontak, dan titik api, serta instalasi jaringan baik didalam pipa maupun di atas
plafon. Pemasangan jaringan listrik mengikuti petunjuk pemasangan dari PLN.

C. Pekerjaan Lantai II

I. Pekerjaan Beton Bertulang

a. Semen.

Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan memenuhi S - 400
menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8
tahun 1972).

Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen,
tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.

Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab
agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm
dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan
pengiriman.
b. Pasir Beton

Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03.
c. Kerikil

Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.

Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut
tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
d. Air

Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum
e. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah sesuai dengan gambar bestek dengan mutu baja polos
BJTP 24 dengan tegangan leleh fy = 240 Mpa. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari
kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan
tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu
panjang. Besi beton digunakan pada pondasi tapak, sloof, kolom, ring balok, dan ditempat
yang menggunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana. Membengkok dan
meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus
dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas terlebih dahulu.

1.1Komposisi/Campuran Beton/Mutu Beton

a. Komposisi/Campuran beton yang digunakan adalah sesuai sepsifikasi yaitu : beton


mutu K-225 dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr, atau sesuai dengan gambar kerja. Mutu
beton yang digunakan adalah berdasarkan pada Mix Design dari laboratorium yang
disepakati antara Kontraktor dan Pengendali Kegiatan, Kecuali ditentukan lain, maka
sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03.
b. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi/Konsultan Pengawas apabila
ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
c. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, yaitu:

Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.

Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah
dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus
memenuhi SK SNI T-15.1919.03

1.2Cetakan dan Acuan Beton

Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang
ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan
harus memenuhi ketentuan- ketentuan didalam SK SNI T-15.1919.03.

1.3Pengecoran

a. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi/Konsultan


Pengawas. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus
digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus
sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
b. Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang
diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar
kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada
pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari
1,5 m.

1.4Perawatan Beton

a. Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:

Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.

Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan
lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya
menurut perintah Direksi/Konsultan Pengawas. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki
segera atas resiko pemborong.

b. Semua beton yang dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi ini sudah tercakup
dalam harga yang ditawarkan dalam Daftar Volume Pekerjaan, harga satuan yang
ditawarkan untuk pekerjaan ini mencakup biaya-biaya bekisting, air, pasir, kerikil, semen,
pemeliharaan, pengujian beton, serta semua pekerjaan-pekerjaan lainnya sesuai dengan
persyaratan dan keperluan yang termaksud diatas.

II. Pekerjaan Beton Bertulang

Pekerjaan dinding mempunyai 2 (dua) macam campuran, yaitu : capuran 1 Pc : 2 Ps dan


campuran 1 Pc : 4 Ps
a. Pasangan batu bata dinding keliling bangunan dipasang batu, dinding dimulai dari
permukaan sloof hingga peil 20 cm diatas permukaan lantai dipasang bata ttrasram
bata dengan campuran 1 semen banding 2 pasir. Untuk dinding kamar mandi/toilet
dipasang batu bata transram 1 Pc : 2 Ps setinggi 1,5 meter dari permukaan lantai.
Sedangkan dinding lainnya dipasang pasangan bata bata 1Pc : 4Ps dengan campuran 1
semen banding 4 pasir sesuai dengan gambar bestek.
b. Semua pasangan batu bata sebelum dikerjakan terlebih dahulu direndam dalam air
hingga jenuh.
c. Seluruh bata yang digunakan bermutu baik, bentuk seragam, siku dengan tekstur yang
sama, warna merah tua, tanpa retak, tahan terhadap air dan tidak rapuh.
d. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang
kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering
akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang
baru.
e. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar,
dengan syarat :

Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan
dengan benang.

Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh
melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
f. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang
bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut.
g. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan
tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu
sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal
dinding.
h. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat
pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester ). Pahatan tersebut setelah
dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plasteran yang dilaksanakan secara
sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plasteran seluruh bidang tembok.
i. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus
diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup
yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara
membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.

Pekerjaan plesteran mempunyai 2 (dua) macam campuran, yaitu : capuran 1 Pc : 2 Ps


dan campuran 1 Pc : 4 Ps
a. Plesteran 1 Pc : 2 Ps dengan campuran 1 semen Banding 2 Pasir dilakukan pada
pasangan bata 1 Pc : 2 Ps, sedangkan Plesteran 1 Pc : 4 Ps dengan campuran 1 semen
Banding 4 Pasir dilakukan pada pasangan bata 1 Pc : 4 Ps
b. Pekerjaan plesteran yang lainnya dilakukan pada permukaan beton, kolom, sloof, dan
ring balk atau sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, pada bidang-bidang dinding yang akan diplester
harus disiram, dibasahi dengan air bersih, bebas dari kotoran dan lain-lain atau sesuai
dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas, permukaan plesteran harus rapid an rata.
d. Pekerjaan plesteran dilakukan pasir yang halus dengan permukaan yang rapi dan tidak
bergelombang.

III. Pekerjaan Lantai

1. Pada saat membeli keramik dari toko material sebelumnya dipisahkan dahulu keramik
yang sewarna, meskipun dengan type keramik yang sama, jika waktu pembakarannya
berbeda akan meyebabkan perbedaan warna hal ini akan menggurangi keindahan
pasangan keramik.
2. Keramik mempuyai ukuran kualitas yang biasa disimbolkan dengan KW 1, KW 2, KW 3.
KW 1 adalah keramik dengan kualitas terbaik disusul dengan KW 2 dan KW 3.
3. Untuk jenis keramik tertentu biasanya direndam sampai basah jenuh, sehingga dalam
proses pemasangan nantinya tidak meyerap air semen.
4. Meyelesaikan pekerjaan pipa yang akan ditanam didalam keramik, agar nantinya tidak
terjdi bongkar pasang.
5. Menggukur ruagan yang akan dipasang keramik.
6. Membuat gambar kerja pasangan keramik bedasarkan hasil pengukuran sehingga
dapat ditentukan pemotongan lebar rencana las-lasan pada pinggir ruangan.
7. Membuat garis bantu kedataran dan ketegakan dengan benang ukur.
8. Membuat kepalaan keramik bedasarkan ukuran gambar kerja yang sudah dibuat.
9. Memasang keramik.
10. Memasang nuk keramik.

IV. Pekerjaan Atap dan Plafond

Metode Pemasangan Atap adalah sebagai berikut :

1. Rangka kuda-kuda di pasang sesuai dengan gambar.


2. Pemasangan antara reng dengan rangka kuda-kuda disesuaikan dengan bahan
penutup atap yang di pakai. Pemasangan reng biasanya bedasarkan tarikan benang
diagonal, virtikan dan horizontal untuk mendapatkan bidang atap yang rata.
3. Pemasagan lispank lurus, rata tidak bergelombang dan benar-benar horizontal sesuai
dengan gambar.
4. Pemasagan seng genteng harus dari kanan bawah.

Metode Pemasangan Plafond adalah sebagai berikut:

1. Tentukan Marking Elevasi Plafon dan buat garis sipatan serta titik-titik paku kait.
2. Pasang Paku Kait
3. Pasang Penggantung Rangka Plafon ( Hanger dan Clip Adjuster) dengan posisi tegak
lurus.
4. Pasang Rangka Tepi Plafon ( list profil) sebagai list tepi pada garis sipatan
5. Tentukan jarak penempatan Kait Penggantung.
6. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka
plafon.
7. Pasang Rangka Utama (Top Cross Rail)
8. Pasang Rangka Pembagi
9. Pasang plafond dengan spesifikasi material yang telah ditentukan pada gambar kerja,
RKS dan RAB

V. Pekerjaan Pintu, Jendela dan Kunci

Kayu kusen yang digunakan adalah dari kayu klas kuat I dengan ukuran sesuai dengan
gambar bestek. Daun pintu dan daun jendela digunakan kayu klas kuat I sesuai dengan
gambar bestek/gambar kerja.

VI. Pekerjaan Pengecetan

Pekerjaan pengecatan digunakan untuk pengecatan dinding tembok dan plafond Plywood
serta pengecatan bidang kayu. Pengecatan meliputi seluruh permukaan dinding sebelah
dalam dan sebelah luar tembok. Cat yang digunakan adalah cat tembok jadi, berkualitas
baik sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Sebelum pengecatan dimulai,
permukaan dinding yang akan dicat harus dibersihkan, sisa-sisa tonjolan spesi bekas
pemasangan bata harus diratakan, lubang-lubang yang ada harus ditutup dan diplamir
pada bagian tertentu di amplas sehingga permukaan dinding yang akan dicat benar-benar
rata. Warna cat yang diinginkan adalah sesuai dengan petunjuk RKS atau petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas. Semua permukaan pengecatan harus rata dan semua
ketebalan yang sama dengan 3 kali pengulangan pengecatan. Semua permukaan baik
beton dan kayu sebelum dicat didempul atau digosok dengan kertas amplas.
Pencampuran kekentalan cat, baik cat tembok maupun cat kilat kayu disesuaikan dengan
arahan pabrik atau petunjuk direksi/konsultan pengawas. Sebelum dilakukan pelaksanaan
pekerjaan, kontraktor akan menunjukan contoh warna dan merk yang akan digunakan dan
dimintai persetujuan direksi/konsultan pengawas.

VII. Pekerjaan Instalasi Listrik

Pekerjaan ini dilakukan terutama memasang pipa-pipa kabel listrik yang ditanam didalam
beton, kabel yang dipakai adal NYa 3 x 2.5 mm, dilakukan pemasangan pitting, baik
sakelar, stop kontak, dan titik api, serta instalasi jaringan baik didalam pipa maupun di atas
plafon. Pemasangan jaringan listrik mengikuti petunjuk pemasangan dari PLN.

D. Pekerjaan Lain-lain

Sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama) Pekerjaan, Kontraktoer pelaksana wajib


membersihkan semua bagian Pekerjaan, terutama pada atap, lantai dinding, pintu/jendela,
plafond dan lain-lain. Kontraktor Pelaksana juga harus membersihkan barang
bekas/peralatan yang diperlukan. Semua sisa materialyang digunakan lagi harus dibawa
ke luar dari lingkungan pekerjaan, sehingga halaman benar-benar bersih dan rapih.

Anda mungkin juga menyukai