PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jamur merupakan kelompok fungi yang biasanya hidup di permukaan
tanah atau substrat tempat tumbuhnya. Jamur pada umumnya tumbuh di tempattempat yang lembab serta banyak mengandung bahan organik dan ada juga
yang
tanah,
mampu membentuk sklerotium yang dapat bertahan hidup sangat lama selama
bertahun tahun di dalam tanah sehingga benih pada lahan yang ditanami secara
terus menerus tumbuh dengan tanaman inang dari Sclerotium rolfsii tersebut,
sehingga dapat mengakibatkan turunnya produksi tanaman yang akan dipanen.
Menurut Semangun (1991) klasifikasi dari jamur ini sebagai berikut:
Kingdom
: Fungi
Divisi
: Basiodiomycota
Class
: Basidiomycetes
Ordo
: Agaracales
Family
: Typhulaceae
Genus
: Typhulaceae
Spesies
: Sclerotium rolfsii.
Miselium
berkembang pada sisa-sisa tanaman sebagai saproba dan bersama sklerotia yang
berkecambah serta benih kedelai yang terinfeksi
dapat
berperan
sebagai
patogenisitas
jamur,
setiap
pot
tanaman
diperlakukan
dengan
tanah. Jamur berkembang tiga hari setelah infestasi, dengan terlihatnya miselium
berwarna putih pada batang tanaman bagian bawah.
Perkembangan jamur terjadi lebih cepat pada tanaman yang diperlakukan
dengan sungkup daripada tanpa sungkup, hal ini dikarena-kan perbedaan
kelembapan. Pada tanaman yang disungkup, kelembapan mencapai 90%. Hal ini
sejalan dengan hasil yang diperoleh. Sclerotium rolfsii dari kacang tanah semakin
infektif pada kelembapan tinggi yang menyebabkan tingginya intensitas dan luas
serangan. Sebaliknya, pada kelembapan yang rendah akan memacu Sclerotium
rolfsii untuk membentuk sklerotia.
2.5 Usaha Pencegahan
Pada umumnya untuk mengendalikan penyakit dilakukan petani dengan
menggunakan fungisida (bahan kimia) dan pengendalian dengan menggunakan
agen hayati (pengendalian hayati). Pengendalian hayati dengan menggunakan
mikroba yang bersifat antagonis merupakan salah satu alternatif pengendaluan
patogen tular tanah selain menggunakan fungisida. Pada umumnya pengendalian
dapat dikurangi dengan penggarapan tanah yang lebih baik, perbaikan drainase
dan penanaman dengan jarak tanam yang besar, untuk menanggulanginya.
Pencegahan Sclerotium rolfsii banyak cara yang bisa dilakukan antara lain
dengan menanan varietas yang tahan terhadap cendawan tersebut, pemberantasan
secara mekanik yaitu dengan mencabut dan membakar tanaman yang terserang
serta secara kimiawi dengan menggunakan fungisida. Kemudian secara mekanik
dengan dibajak dan menimbun yang dalam sisa tanaman kemudin melakukan
rotasi tanaman. Beberapa usaha lain dapat dilakukan yaitu:
1.Pendekatan dengan cara petukaran patogen tular tanah
Salah satu cara mengatasi penyebab penyakit busuk yaitu dengan
memanfaatkan jamur mikoriza. Dimana mikoriza adalah jamur tanah yang
membentuk
asosiasi
mutualistis
dengan
akar
mikoriza
terhadap
peningkatan
pertumbuhan
tanaman
adalah
yang
dapat
dijangkan
akar
yang
dan
translokasi
hara
dari
hifa
ke
sel-sel
jaringan
korteks
tanaman
terhadap
kekeringan, mempercepat
menghasilkan
auxin,
kompleks.
Kemampuan mikoriza menyerap unsur hara fosfor pada tanah masam
sangat dominan. pada umumnya fosfor dalam tanah terdapat dalam
larut
karena
pengaruh keasaman,sehingga
yang
ketersediaannya
bentuk
bagi
tidak larut
kepada
petani,
bahkan penggunaan
jamur antagonis
fungisida
lewat
tanah
dapat
pada
kenyataannya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
banyak
mengandung
jamur yang bersifat patogen adalah Sclerotium rolfsii sebagai penyebab penyakit
busuk batang pada tanaman kacang tanah. Dimana jamur ini bersifat polifag, yaitu
dapat menyerang bermacam-macam tanaman. Patogen ini juga bersifat tular tanah
(soil borne) dimana pengendalian pada tanah yang telah terkontaminasi sulit
untuk bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Pada umumnya tanaman yang terkena jamur ini akan menimbulkan
perubahan yang signifikan yang terdapat pada bagian akar, batang maupun daun.
Pada pangkal batang bibit tampak massa miselia berwarna putih atau butirbutir coklat muda sampai coklat, selanjutnya tanaman yang terinfeksi akan
mati. Patogen aktif berkembang pada permukaan tanah. Miselium berkembang
pada sisa-sisa tanaman sebagai saproba dan bersama sklerotia yang berkecambah
serta benih kedelai yang terinfeksi dapat berperan sebagai sumber infeksi
yang dapat menularkan bagi bagian tumbuhan lainnya.
3.2 Saran
Usaha yang bisa kita lakukan untuk mencegah berbagai penyakit yang
akibat jamur patogen ini yaitu menjaga pola kesuburan tanah disekitar tanaman
serta Untuk mengendalikan penyakit busuk pangkal batang (Sclerotial blight)
dapat dilakukan dengan cara pembalikan tanah, pemakaian benih yang bebas
patogen dan varietas tahan, peningkatan pH tanah dengan pengapuran, dan
drainase agar permukaan tanah tetap kering.
Dan juga memberikan proses perlakuan benih merupakan bagian dari
sistem produksi benih. Setelah benih dipanen dan diproses, benih biasanya
diberikan perlakuan untuk berbagai tujuan. Tujuan perlakuan benih adalah
menghilangkan sumber infeksi benih untuk melawan patogen tular benih dan
hama, perlindungan terhadap bibit ketika bibit muncul di permukaan tanah,
meningkatkan perkecambahan atau melindungi benih dari patogen dan hama.
DAFTAR PUSTAKA
Junaedi, Ahmad, (2008), Aplikasi Fungisida Sistemik Dan Pemanfaatan Mikoriza
Dalam Rangka Pengendalian Patogen Tular Tanah Pada Tanaman Kedelai
10
(Glycine Max L.), Jurnal Embryo Vol 5(2) ISSN 0216-0188, Fakultas
Pertanian , UNIJOYO.
Malinda, N,Dkk (2013) Penghambatan Serangan Sclerotium Rolfsii Penyebab
Rebah Kecambah Pada Kedelai Dengan Bakteri Kitinolitik, Vol 1(1),
Nasution, Nuraini, Dkk (2013) Uji Antagonis Isolat Mutan Sclerotium rolfsii
Terhadap Isolat, Jurnal Agroteknologi Vol 1(4) ISSN No 2337-6597,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Punja, K. Zamir. (1985), The Biology, Ecology and Control of Sclerotium rolfsii.,
Campbell Institute for Research and Technology, Route 1, Box 1314.
Davis, California.
Rai Kuntalin, Ramdan, Dkk (2015), Uji Antagonistik Beberapa Rizobakteri
Terhadap Sclerotium rolfsii Penyebab Penyakit Rebah Kecambah Pada
Tanaman Kacang Tanah, Jurnal Agroekoteknologi Tropika Vol 4 (2)112,
ISSN: 23016515, Universitas Udayana, Bali.
Setiawan, Andik,Dkk, (2014), Upaya Penekanan Serangan Penyakit Rebah Semai
(Sclerotium Roflsii ) Pada Tanaman Kedelai (Glycine Max L.) dengan
Mikoriza yang Diperbanyak dengan Inang Perantara Tanaman Kacang
Tanah, Jurnal HPT Vol 2(4), ISSN 2338-4336.
Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Sukamto dan Wahyuno,D, (2013), Identifikasi Dan Karakterisasi Sclerotium
rolfsii, Penyebab Penyakit Busuk Batang Nilam (Pogostemon Cablin
Benth), Vol 24(1), Bogor, Jawa Barat.
11