Tugas Atb 2 Setra
Tugas Atb 2 Setra
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu arsitektur setiap aspek yang berhubungan dengan seni dalam perancangan
adalah komponen yang terkait erat dengan arsitektur. Hal ini tidak hanya mencakup hal-hal
yang berhubungan langsung dengan ruang yang dalam hal ini tidak hanya ruang nyata
(tanjible) dan tidak nyata (intangible). Mengenai arsitektur bali itu sendiri tidak beda jauh
dengan arsitektur dalam artian luas. Arsitektur Bali sangat terkait dengan budaya dan
kepercayaan-kepercayaan yang ada di Bali yang dalam hal ini sangat terpaut dengan Agama
Hindu. Dalam agama hindu yang terkait dengan bidang arsitektur terdapat pembagian
wilayah yaitu Prahyangan, Pawongan dan Palemahan. Prahyangan itu sendiri adalah wilayah
areal suci, Pawongan adalah areal bagi manusia menjalankan aktivitas sehari-hari dan
Palemahan adalah daerah terbawah dari yang lainnya seperti halnya tempat memasak pada
wilayah rumah.
Dalam ruang lingkup sempit seperti di rumah, wilayah palemahan adalah pekarangan
rumah. Namun dalam ruang lingkup luas seperti desa, wilayah palemahan tersebut adalah
kuburan atau bisa disebut Setra. Dalam arsitektur bali wilayah palemahan khususnya
kuburan ini dapat disebut dengan Arsitektur Orang Mati. Banyak hal yang sangat terkait di
bidang ini yang dapat dibahas secara rinci untuk menguraikan segala bangunan yang ada di
kuburan serta pembagian wilayah yang lebih sempit di wilayah kuburan itu sendiri. Adanya
kuburan tidak berdiri sendiri tanpa adanya aspek-aspek lain yang mempengaruhinya seperti
pura dalem dan Prajapati serta sejarah terbentuknya kuburan tersebut.
Setiap desa di bali memiliki jumlah dan jenis kuburan yang berbeda-beda di setiap
daerah. Perbedaan tidak hanya mencakup bentuk namun juga proses serta kepercayaan di
setiap daerah. Terdapat sebuah desa di Daerah Karangasem yang terletak di pinggir pantai,
desa ini dinamakan Jasri. Jasri adalah sebuah desa yang memiliki kuburan/setra yang uni baik
dari penempatannya dan jenis kuburan yang ada di daerah ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini :
1. Apa yang dimaksud dengan setra?
2. Dimana letak setra jasri dan apa hubungannya dengan komponen pendukungnya?
3. Bagaimana sejarah dan latar belakang setra jasri?
4. Bagaimana pembagian wilayah serta bangunan yang terdapat di Setra Jasri?
5. Bagaimana alur dan proses upacara pengabenan dan pemakaman di setra jasri?
6. Bagaimana Tata Setra Jasri dan penunjangnya terhadapat berbagai Ajaran dalam
agama Hindu?
D. Manfaat Penulisan
Adapun Manfaat yang didapat dari penulisan makalah ini yaitu
1. Memahami dan mengetahui pengertian setra .
2. Memahami dan mengetahui sejarah dan latar belakang setra jasri.
3. Memahami dan mengetahui detail dan lokasi setra jasri.
4. Memahami dan mengetahui alur dan proses pengabenan dan pemakaman di setra
jasri.
5. Mengetahui Tata Setra Jasri dan penunjangnya terhadapat berbagai Ajaran dalam
agama Hindu
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan :
1. Memahami dan mengetahui pengertian setra .
2. Memahami dan mengetahui sejarah dan latar belakang setra jasri.
3. Memahami dan mengetahui detail dan lokasi setra jasri.
4. Memahami dan mengetahui alur dan proses pengabenan dan pemakaman di setra
jasri.
5. Mengetahui Tata Setra Jasri dan penunjangnya terhadapat berbagai Ajaran dalam
agama Hindu
6. Sebagai tugas kelompok yang wajib diselesaikan dalam mata kuliah Arsitektur Bali 2.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Setra
Setra atau sema adalah kuburan dalam bahasa Balinya yaitu suatu tempat untuk
melakukan proses sementara dalam hal upacara kematian dan oleh sebab itu, bagi umat
Hindu pelaksanaan upacara nyekar ke kuburan telah ditiadakan, Sebab disana tidak ada apaapa lagi karena badan kasar dan badan halus telah kembali keasalnya. Upacara kematian
sebagai rangkaian ngaben di Bali yang biasanya di hulun setra dibangun Pura Prajapati
sebagai stana dewi durga yang dalam konsep kahyangan tiga berbentuk Padma dan sebuah
bentuk Bebaturan Linggih Sedahan Setra.
Menurut Lontar tentang Pitra Yadnya seperti Yama Purana Tattwa dalam kutipan
artikel Pura Jenggala, Hulu Prajapati di Bali, menyatakan bahwa kalau roh / atman yang
masih berstatus Preta itu tidak distanakan atau diproses di setra dengan Pura Prajapati sebagai
hulunya maka sang roh akan menjadi apa yang disebut Atma Diyadiyu dan akan gentayangan
ke desa-desa mengganggu kehidupan di dunia sekala.
Mensatnakan roh yang masih berstatus Preta itu dilakukan dengan memercikan tirtha yaitu :
Tirtha Pengentas Tanem. Sesudah acara ngaben nanti akan dilanjutkan dengan Tirtha
Pengentas Pemuput. Dengan demikian tujuan dari permohonan kepada Sedahan Setra atau
Ida Ratu Ayu sebagai salah satu manifestasi Siwa Durgha sebagai penguasa Setra ini agar roh
yang masih Preta ini terus-menerus mendapatkan penerangan kerahayuan dari manifestasi
Tuhan yang disebut Ida Ratu Ayu atau Sedahan Setra.
Roh Preta yang masih di setra di bawah pengawasan Sedahan Setra tersebut statusnya
masih dalam proses menuju sorga atau neraka sesuai dengan karma wasana yang
bersangkutan,karena itu perlu diupacarai ngaben oleh seorang sulinggih yang telah
melakukan dwi jati melalui proses tata upacara diksa yang mempunyai wewenang luas dan
lengkap dalam pelaksanaan Loka Pala Sraya ini sebagai pemimpin upacara ngaben.
dekat dengan pantai akhirnya terjadi abrasi yang membuat setra rusak secara fisik.
Setelah kejadian ini setra dipindahkan lagi ke arah timur.
Setra yang baru ini akhirnya terpakai secara terus-menerus sampai sekarang
ini. Itulah sebabnya terdapat jarak yang lumayan jauh antara Pura Dalem, Pura
Prajapati dan Setra itu sendiri.
Gambar 1.2 Setra Desa Jasri
10
kematian yang disebabkan oleh orang lain. Kematian seseorang yang disebabkan
oleh ulah pati dan salah pati hanya dapat melaksanakan upacara penguburan
terlebih dahulu, selebihnya dilaksanakan upacara ngaben sesuai dengan keadaan
ekonomi keluarga.
12
Jika tidak maka kepastu oleh Bethara Yama; tulang atau arang/ abunya akan
berbadan Bhuta Cuil dan Atma menemui kesengsaraan yang mana mengakibatkan
keluarganya hidup menderita.
menghadap ke atas
Kwangen berisi pucuk bunga cempaka putih ditaruh di tangan kanan-kiri, kaki
kanan-kiri
13
Sawa diperciki tirta pelukatan/ pebersihan. Setelah itu sawa digulung dengan
kain putih dan tikar kalasa, dilante dan diikat kuat. Di atas pengulungan ditaruh
daun telujungan dan kain putih secukupnya dan tatindih.
2. Nyumbah.
Sawa diangkat digelindingi telur ayam mentah, lalu preti sentana masulub di
bawah sawa.
3. Persembahan.
Sawa ditidurkan di bale, dihaturi soda dan tataban. Upasaksi ke Surya banten
suci satu soroh. Banten ditatabkan ke sawa, kemudian preti sentana menyuapi
soda dengan daun dapdap menggunakan tangan kiri.
4. Pembakaran.
Pada hari dewasa yang baik sawa diusung ke setra setelah melewati caru
aperancak. Meprasawya tiga kali masing-masing: di depan rumah, di perapatan
agung, di cangkem setra, dan di pamuunan.
Sawa diletakkan di atas pemasmian, lante dan penutup wajah dibuka, di atas
dada sawa ditaruh banten: nasi angkeb, bubuh pirata. Kepala sawa diperciki tirtatirta: pelukatan, pabersihan, pengentas, merajan suwun, kawitan, kahyangan tiga.
Setelah itu sawa dibakar dengan cita ageni Ida Pandita dan api biasa. Bila
tulang sudah jadi arang, sirati dengan tirta panyeeb, lalu gelari caru geblagan.
Ambil kuskusan baru, semua arang tulang diambil ditaruh di atas kuskusan.
Cuci/siram dengan air sampai bersih, terakhir siram dengan yeh kumkuman.
Arang tulang yang sudah bersih dibungkus kain putih diikat dan dibentuk
seperti kepala manusia, dialasi bokor, dihias dengan pakaian putih kuning, destar,
bunga dll. Bokor itu lalu disangkol preti sentana dan dihadapkan ke banten
ayaban.
5. Banten di Setra.
14
Banten di sanggar surya sama dengan diarepan Pandita yaitu suci asoroh dan
pasipatan. Pengayatan ke kahyangan tiga suci tiga soroh, Prajapati suci satu soroh,
Sedaan bangbang suci satu soroh. Banten tarpana terdiri dari suci satu soroh, nasi
angkeb, bubur pirata.
6. Nganyut ke Segara.
Setelah Ida Pandita selesai mapuja, dilanjutkan dengan pamuspaan dan
nyumbah sang lina, matirta dan mabija, lalu yang nyangkol arang tulang bangun,
mundur tiga langkah, maprasawya keliling pamuunan tiga kali, terus menuju ke
segara.
Sampai di segara diadakan pemujaan kepada Bethara Baruna dengan suci satu
soroh. Setelah itu arang tulang ditenggelamkan di laut. Upacara ngulapin dengan
rantasan dan banten suci satu soroh.
7. Nangkilang ke Jabaan Pura Dalem.
Rantasan dibawa ke jabaan Pura Dalem, dihaturi piuning kepada Ida Bethari
Durga dengan suci satu soroh. Kemudian rantasan diampigang. Para pelayat
kembali ke rumah duka.
8. Macaru, Mapepegat, Mabeakala, Maprayascita.
Agar supaya tuntas, maka setelah acara nomor 7 langsung diadakan upacara
macaru abrunbunan di rumah duka, diteruskan dengan mabeakala, maprayascita,
dan mapepegat oleh semua keluarga. Dengan demikian maka keluarga sudah
langsung bebas dari cuntaka.
Dalam proses ini sama halnya tahap-tahapnya dengan proses penguburan,
yaitu mayat digotong dari rumah menuju setra kemudian mayat di kremasi di
tempat yang telah disediakan.
1.3 Proses Pengabenan
Ada 2 proses pengabenan yang ada, yaitu yang pertama ada yang mayatnya ketika
baru meninggal langsung diaben dan ada yang ditanam terlebih dahulu baru
kemudian diaben, berikut penjelasannya.
15
16
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari paparan dan penjelaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa setra atau sema
adalah kuburan dalam bahasa Balinya yaitu suatu tempat untuk melakukan proses pitra
yajnya dalam hal upacara kematian. Selain itu juga dapat disimpulkan bahwa setiap setra
memiliki latar belakang, alur dan proses pengabaenan, dan letak setra yang berbeda-beda.
SARAN
Demikian makalah yang kami buat semoga dapat bermanfaat dan dapat membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Saran kami yaitu sebaiknya kita
sebagai masyarakat bali harusnya mengetahui latar belakang setra, alur dan proses
pengabaenan, dan letak setra. Selain itu kita juga sebaiknya melastarikan hal tersebut agar
tetap terjaga sehingga tetap memiliki daya tarik tersendiri untuk di pelajari.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kamarmurah.com/mengenal-desa-unik-trunyan
http://www.googlemap.com
http://www.wahana08.wordpress.com
http://www.googleweblight.com
http://www.google.com
18