PERATURAN INTERNAL
(HOSPITAL BYLAWS)
Mataram,
Januari 2011
2
Dalam rangka menghilangkan Leprophobia pada masyarakat dan untuk
meningkatkan pendayagunaan sumber daya, memperluas cakupan pelayanan maka
Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram disamping tugas pokok memberikan pelayanan
terhadap pasien dinas, juga memberikan pelayanan terhadap pasien umum dengan
memberikan kapasitas lebih yang ada
Dalam menghadapi era globalisasi, Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram
menghadapi tantangan persaingan yang cukup berat, baik terhadap Rumah Sakit Swasta
maupun Rumah Sakit Pemerintah, secara geografis Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti
Mataram merupakan Rumah Sakit Rujukan bagi prajurit beserta keluarganya di wilayah
Nusa Tenggara Barat maupun sebagai Rumah Sakit Integrasi TNI.
Untuk menjawab tantangan era globalisasi Pemerintah telah mengeluarkan UndangUndang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan serta peraturan Pemerintah No.32 tahun
1966 tentang Tenaga Kesehatan dan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 772 / Menkes /
SK / VI / 2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws)
BAB I
CORPORATE BYLAWS
PASAL 1
Pengertian
Dalam peraturan Internal (Hospital Bylaws) ini yang dimaksud dengan :
1. Peraturan Internal (Hospital Bylaws) adalah aturan dasar yang mengatur tata cara
penyelenggaraan rumah sakit, yang mengatur hubungan antara Pemilik dan / atau yang
mewakili Pemilik, pengelola atau Kepala dan wakil Kepala dan Staf Medis Fungsional
(yang terhimpun dalam wadah Komite Medik).
2. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram bediri pada tahun 1966,
dan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : YM.02.04.3.2.4549 tanggal
11 September 2006 Rumah Sakit Tk IV 09.07.02. Mataram memperoleh Izin
penyelenggaraan sebagai rumah sakit umum dengan nama Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti
Mataram.
3. Pemilik Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram adalah Kementrian Pertahanan RI,
yang dalam hal ini diwakili oleh Dandenkesyah Mataram selaku perpanjangan tangan
Kemenhan RI dalam hal mengambil kebijakan dilingkup Rumkit Tk IV Wira Bhakti Mataram..
4. Kepala adalah pimpinan tertinggi yaitu seseorang yang diangkat menjadi Kepala Rumah
Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram oleh surat keputusan Kasad.
5. Komite Medik adalah wadah non-struktural yang keanggotaannya berasal dari anggota
Staf Medik Fungsional (SMF) atau yang mewakili secara tetap, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit.
6. Staf Medik Fungsional (SMF) adalah kelompok dokter dan atau dokter spesialis serta
dokter gigi dan atau dokter gigi spesialis yang melakukan pelayanan dan telah disetujui
serta diterima sesuai dengan aturan yang berlaku untuk menjalankan profesi masing
masing di Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram.
.
7. Dokter tetap atau dokter purna waktu adalah dokter dan atau dokter spesialis serta
dokter gigi dan atau dokter gigi spesialis yang sepenuhnya bekerja di Rumah Sakit Tk IV
Wira Bhakti Mataram.
8. Dokter tidak tetap atau dokter paruh waktu adalah dokter dan atau dokter spesialis serta
dokter gigi dan atau dokter gigi spesialis yang bekerja di Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti
Mataram pada waktu tertentu, yang disepakati bersama antara Komite Medik dan Kepala
serta mendapat izin tertulis dari Kepala untuk melaksanakan pelayanan medis di Rumah
Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram.
.
9. Sub Komite adalah kelompok kerja yang dibentuk oleh Komite Medik, yang bertugas
untuk mengatasi masalah khusus, yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit
atas usul Komite Medik.
10. Hak Klinis Khusus (Clinical Privilege) adalah kewenangan yang diberikan kepada dokter
dan dokter spesialis serta dokter gigi dan dokter gigi spesialis oleh Kepala Rumah Sakit
atas rekomendasi dari Komite Medik untuk melakukan pelayanan medik di rumah sakit
yang diatur dengan keputusan Kepala Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram.
11. Instalasi / Unit adalah fasilitas penyelenggaraan pelayanan medik, pelayanan penunjang
medik, kegiatan pendidikan, pelatihan, penelitian, pengembangan dan pemeliharaan sarana
rumah sakit.
12. Kolompok Jabatan Fungsional adalah sekelompok tenaga fungsional yang bertugas di
Instalasi, Bidang, Bagian dengan jenjang jabatan sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
PASAL 2
NAMA, VISI, MISI, TUJUAN, NILAI-NILAI
MOTTO DAN FALSAFAH
1.
Nama Rumah Sakit ini adalah Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram, milik
Kementrian
Pertahanan dan Komandan Detasemen Kesehatan Wilayah Mataram
merupakan perpanjangan tangan dari pemilik untuk melakukan kebijakan-kebijakan,
beralamat di jalan HOS Cokroaminoto 7 Mataram NTB.
2.
4.
kualitas
personel
melalui
pendidkan
dan
a.
Meningkatkan profesionalisme kerja bagi seluruh personel / karyawan Rumah
Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram.
b.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Tk
IV Wira Bhakti Mataram secara efisien dan efektif.
c.
Berperan aktif dalam upaya kesehatan promotif dan preventif di samping
kuratif dan rehabilitatif.
5.
6.
Logo Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram, adalah : HESTI WIRA SAKTI.
PASAL 4
KEPALA RUMAH SAKIT
1. Pengelolaan atau pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan di Rumah Sakit Tk IV Wira
Bhakti Mataram di lakukan oleh Kepala Rumah Sakit.
2. Dalam melaksanakan tugasnya Karumkit dibantu oleh para Kasi, Kainstal / Kaunit
Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti.
3. Kepala Rumah Sakit diangkat dan dialih tugaskan berdasarkan Skep Kasad.
4
4. Tugas pokok, fungsi, wewenang dan tanggung jawab Kepala Rumah Sakit ditetapkan
oleh Dirkesad dan diperinci dalam suatu uraian tugas secara tertulis dalam Struktur
Organisasi dan tata laksana Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram.
PASAL 5
PENGANGKATAN, MASA KERJA DAN PEMBERHENTIAN
KEPALA RUMAH SAKIT
1. Kepala Rumah Sakit diangkat dan dialih tugaskan berdasarkan Surat Keputusan Kasad,
dan Surat Perintah Pangdam..
2.
Kepala dan Wakil Kepala Rumah Sakit dialih tugaskan berdasarkan kebutuhan
organisasi
PASAL 6
PERSYARATAN MENJADI KEPALA RUMAH SAKIT
Yang dapat diangkat menjadi Kepala Rumah Sakit adalah :
1
Kepala Rumah Sakit harus tenaga medis, memenuhi kriteria keahlian, integritas,
kepemimpinan, pengalaman bidang perumahsakitan.
2. Berkelakuan baik serta memiliki dedikasi tinggi untuk mengembangkan kinerja guna
kemajuan Rumah Sakit .
3. Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau pernah
menjadi Kepala dan Wakil Kepala Rumah Sakit.
PASAL 7
KEPALA RUMAH SAKIT
1.
Kepala Rumah Sakit mempunyai tugas pokok untuk memimpin pelaksanaan tugas
pengelolaan Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
2.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Karumkit
mempunyai fungsi merumuskan kebijakan operasional, perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan di bidang pelayanan medik dan
keperawatan, SDM dan Pendidikan, Keuangan, serta umum dan operasional.
3.
Kepala Rumah Sakit bertugas melaksanakan kebijakan pengelolaan Rumah Sakit
Tk IV Wira Bhakti Mataram setelah ditetapkan oleh pemilik sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan dan peraturan kebijakan serta segala ketentuan umum
yang berlaku, dan berbagai aturan dalam Peraturan Internal (Hospital Bylaws/Statuta) ini,
serta memperhatikan hasil pelaksanaan tindakan/atau audit yang dilaksanakan oleh komite
Medik di Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram.
4.
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Rumah
Sakit dibantu oleh Kasi, Kainstal, Kaunit sesuai dengan bidang tugasnya.
5
PASAL 8
KEPALA SEKSI ADMINISTRASI DAN KEUANGAN
1.
mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perencanaan dan informasi, pengelolaan
keuangan dan urusan umum.
2.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini
Bendaharawan mempunyai fungsi :
a.
Penyusunan program kegiatan perencanaan dan informasi, pengelolaan
keuangan dan urusan dalam.
b.
Pelaksanaan kegiatan perencanaan dan informasi, pengelolaan keuangan
dan urusan dalam.
c.
Koordinasi pelaksanaan kegiatan perencanaan dan informasi, pengelolaan
keuangan dan urusan dalam serta pendidikan dan pelatihan .
d.
Penyusunan dan penyediaan kebutuhan tenaga kesehatan dan tenaga non
kesehatan.
e.
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan perencanaan dan informasi,
pengelolaan keuangan dan urusan dalam serta pendidikan dan pelatihan
PASAL 9
HUBUNGAN KEPALA RUMAH SAKIT DENGAN PEMILIK
1.
2.
3.
Pemilik melakukan pembinaan dan pengawasan dalam pengelolaan Rumah Sakit,
dengan menetapkan kebijakan pelaksanaan, baik di bidang pelayanan medis, pendidikan
dan latihan serta penelitian dan pengembangan kesehatan untuk tercapainya visi, misi,
falsafah, tujuan dan motto rumah sakit.
4.
Keberhasilan rumah sakit tergantung dari pengurusan Karumkit dan pembinaan serta
pengawasan dari pemilik sehingga dalam pertanggung jawaban tugas dan kewajiban antara
Pengelola dan Pemilik adalah bersifat tanggung bersama.
PASAL 10
HUBUNGAN KEPALA RUMKIT
DENGAN KOMITE MEDIK
1.
Komite Medik berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Karumkit Tk IV Wira
Bhakti Mataram.
2.
Pelaksanaan tugas-tugas Komite Medik dilaporkan secara tertulis kepada Karumkit
dalam bentuk rekomendasi.
3.
Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah berdasarkan penugasan dari Karumkit.
6
PASAL 11
HUBUNGAN KEPALA RUMAH SAKIT
DENGAN TIM / PANITIA ETIK MEDIK DAN HUKUM
1.
Komite Disiplin dan Etik Medik berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Karumkit Tk IV Mataram.
.
2.
Tugas secara terperinci dari Komite Disiplin dan Etik Medik adalah :
a.
Memberikan pertimbangan kepada Karumkit dalam hal menyusun dan
merumuskan etika rumah sakit serta penyelesaian masalah etika rumah sakit dan
pelanggaran terhadap etika pelayanan Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram.
b.
c.
Pemeliharaan etika penyelenggaraan fungsi rumah sakit yang meliputi
kebijakan yang terkait dengan hospital bylaws dan medical staf bylaws.
d.
Gugus bantuan hukum dalam penanganan masalah hukum di Rumah Sakit
TK IV Wira Bhakti Mataram.
3.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Komite
Disiplin dan Etik Medik berfungsi :
a.
Menyelenggarakan
dan
meningkatkan
pengetahuan
komunikasi
Medikoetikolegal, baik Internal maupun ekternal Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti
Mataram.
b.
Menyelenggarakan dan meningkatkan pengetahuan etika hukum bagi petugas
di Rumah Sakit Tk IV Mataram.
c.
Menyelenggarakan dan meningkatkan kemampuan risiko manajemen
terhadap masalah-masalah etika dan hukum di Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti
Mataram.
4.
Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) disampaikan secara
tertulis kepada Karumkit dalam bentuk rekomendasi.
5.
Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
adalah berdasarkan penugasan dari Karumkit.
PASAL 12
TUGAS STAF MEDIS FUNGSIONAL
Staf Medis Fungsional (SMF) mempunyai tugas melakukan pelayanan medis,
penelitian, pengembangan pelayanan medis sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan,
7
serta memberikan pendidikan dan pelatihan mahasiswa kesehatan dan tenaga kesehatan
lain.
PASAL 13
KEWAJIBAN STAF MEDIS FUNGSIONAL
1.
Staf Medik Fungsional wajib menyusun Standar Prosedur Operasional Pelayanan
Medis yang terdiri :
a.
Strandar Prosedur Operasional Pelayanan Medis bidang keilmuan yang terdiri
dari Standar Prosedur Operasional di bawah koordinasi Komite Medik.
b.
Standar Prosedur Operasional di bidang administrasi/manajerial yang meliputi
pengaturan petugas rawat jalan, rawat inap, pengaturan tugas jaga, pengaturan
tugas UGD, kamar bersalin dan lain sebagainya, pengaturan visite / ronde,
pertemuan klinik, presentasi kasus (kasus kematian, kasus langka, kasus sulit, kasus
penyakit tertentu), prosedur konsultasi dan lainlain dibawah koordinasi Siyanmed
dan Keperawatan.
2.
SMF wajib menyusun indikator kinerja mutu klinis / mutu pelayanan medis meliputi
indikator output atau outcome.
PASAL 14
KEWENANGAN STAF MEDIS FUNGSIONAL
Staf Medis Fungsional ( SMF ) berwenang :
1.
Memberikan rekomendasi tentang penempatan anggota SMF baru dan penempatan
ulang anggota SMF kepada Karumkit melalui Ketua Komite Medik.
2.
Melakukan evaluasi kinerja anggota SMF di dalam kelompoknya dan bersama-sama
dengan Komite Medik menentukan kompetensi dari anggota SMF tersebut.
3.
Melakukan evaluasi dan revisi (bila diperlukan) terhadap peraturan Internal staf
medis (Medical Staff Bylaws), Standar Pelayanan Medis, Standar Prosedur Operasional
tindakan medis dan Standar Prosedur Operasional bidang administrasi /manajerial.
PASAL 15
HUBUNGAN KEPALA RUMAH SAKIT DENGAN STAF MEDIS FUNGSIONAL
1.
Sebagai pengelola, Karumkit mempunyai tugas dan wewenang untuk menetapkan
strategi organisasi dan tata kerja lengkap dengan rincian tugasnya, menetapkan hal-hal
yang berkaitan dengan hak dan kewajiban staf medis sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2.
Dalam pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Karumkit berkewajiban
menjamin staf medik melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai Standar Pelayanan Medis
dan Standar Prosedur Operasional.
8
3.
Kewajiban staf medis untuk menjamin bahwa tugas dan kewajiban dilaksanakan
dengan baik, maka Ketua Staf Medis bertanggung jawab kepada Karumkit melalui Komite
Medik.
4.
Pertanggung jawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat bersifat
pertanggung jawaban proporsional-administratif manajerial antara Pengelola dengan Staf
Medis atau bersifat pertanggung jawaban secara mandiri oleh Staf Medis.
5.
Semua anggota Staf Medik Fungsional bertindak sebagai DPJP bagi pasien yang
berada dalam pengobatan / perawatannya.
PASAL 16
PENGANGKATAN STAF MEDIS FUNGSIONAL (SMF)
1.
Karumkit mengangkat dan memberhentikan Staf Medis Fungsional (SMF) atas
rekomendasi Komite Medik, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
peraturan kebijakan yang berlaku serta Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital
Bylaws/Statuta) Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram.
.
2.
Karumkit dapat membentuk Sub Komite Medik dan Tim Klinis yang berkaitan dengan
kegiatan pelayanan teknis maupun non teknis medis atas rekomendasi Komite Medik.
PASAL 17
PENUGASAN STAF MEDIS FUNGSIONAL
1.
Kepala Rumah Sakit menetapkan kriteria dan syarat-syarat penugasan setiap Staf
Medis untuk suatu tugas atau jabatan klinis tertentu di Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti
Mataram berupa Hak Klinis Khusus.
2.
Kriteria dan penugasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh
Karumkit setelah mendapat rekomendasi dari Komite Medik, dan akan disampaikan kepada
setiap tenaga medis yang menghendaki penugasan klinis di Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti
Mataram.
.
3.
Tenaga medis yang telah mendapat penugasan klinis di Rumah Sakit Tk IV Wira
Bhakti Mataram, dapat berstatus sebagai dokter tetap atau tidak tetap.
4.
Jangka waktu penugasan tenaga medis adalah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan
Rumah Sakit.
5.
Berakhirnya penugasan di rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
adalah disebabkan beberapa hal sebagai berikut, apabila :
a.
Ijin praktek yang bersangkutan sudah tidak berlaku, atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
.
b.
Kondisi fisik atau mental tenaga medis yang bersangkutan tidak mampu lagi.
9
6.
Penugasan klinis pada seorang tenaga medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (5)
huruf a, hanya dapat ditetapkan bila yang bersangkutan menyetujui syarat-syarat sebagai
berikut :
a.
Memenuhi syarat sebagai tenaga medis berdasarkan peraturan perundangundangan kesehatan yang berlaku dan ketentuan lain sebagaimana ditetapkan yang
berlaku dan ketentuan lain sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Internal
(Hospital Bylaws/Statuta) ini.
b.
Menangani pasien dalam batas-batas sebagaimana ditetapkan oleh Karumkit
setelah mempertimbangkan daya dukung fasilitas rumah sakit, dan bila diperlukan
rekomendasi dari Sub Komite Kredensial melalui Komite Medik.
c.
Mencatat segala tindakan yang diperlukan untuk menjamin agar rekam medis
tiap pasien yang ditanganinya di rumah sakit diisi dengan lengkap, benar dan tuntas
dalam kurun waktu sesuai dengan ketentuan
d.
Memperhatikan segala permintaan rumah sakit yang dianggap wajar
sehubungan dengan tindakan di rumah sakit dengan mengacu pada ketentuan atau
pedoman pelayanan yang berlaku di rumah sakit.
e.
Mematuhi etika kedokteran yang berlaku di Indonesia, baik yang berkaitan
dengan kewajiban terhadap masyarakat, kewajiban terhadap pasien, teman sejawat
dan diri sendiri.
f.
Dalam mencapai visi dan misi rumah sakit, komunitas staf medis Rumah Sakit Tk IV
Wira Bhakti Mataram menyusun sebuah statuta yang mengatur perilaku profesional seluruh
staf medis yang bekerja di Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram adalah sebagai berikut :
VISI :
Visi Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram, adalah :
Menjadikan Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram sebagai Rumah Sakit
kebanggaan Prajurit dan Masyarakat umum.
MISI :
Misi Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram adalah :
a.
Memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan terpercaya bagi
prajurit beserta keluarga khususnya dan masyarakat pada umumnya.
b.
Mengedepankan pelayanan kesehatan yang profesional, bermoral
dan beretika, disiplin serta memegang teguh soliditas keprajuritan.
c.
PASAL 2
KETENTUAN UMUM
Dalam statuta dan tata tertib staf medis ini yang dimaksud dengan :
1.
Statuta dan tata tertib staf Medis ini berlaku bagi seluruh staf medis yang melakukan
tindakan medis baik didalam maupun diluar Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram dalam
rangka menjalankan tugas dari Kepala Rumah Sakit.
2.
Ketentuan lebih lanjut mengenai Konsultan Tamu diatur lebih lanjut oleh Komite
Medik bersama dengan Kepala Rumah Sakit.
3.
Seluruh Staf Medis yang bekerja di Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram
tergabung dalam statuta komite profesi medis Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram
yang sehari-hari diatur oleh Komite Medik yang dibentuk berdasarkan statuta rumah sakit.
PASAL 3
RUANG LINGKUP STATUTA
1.
Statuta dan tata tertib staf medis ini berlaku bagi seluruh staf medis yang melakukan
tindakan medis baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram
dalam rangka menjalankan tugas dari Kepala Rumah Sakit.
2.
Ketentuan lebih lanjut mengenai Konsultan Tamu diatur lebih lanjut oleh Komite
Medik bersama dengan Kepala Rumah Sakit.
3.
Seluruh staf medis yang bekerja di Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram
tergabung dalam suatu komunitas profesi medis Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram
yang sehari-hari diatur oleh Komite Medik yang dibentuk berdasarkan statuta rumah sakit.
PASAL 4
TUJUAN, FUNGSI DAN TUGAS
Tujuan Statuta Staf Medis ini adalah :
1.
Menetapkan berbagai ketentuan yang berkaitan dengan kualitas pelayanan Medis
terhadap pasien tanpa memandang agama, ras, jenis kelamin, suku, kebangsaan, dan
golongan.
2.
Meningkatkan profesionalisme Staf Medis di Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti
Mataram yang meliputi perilaku dan kompetensi seorang dokter dan dokter gigi.
11
3.
Sarana bagi Komite Medik dan Kepala Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram
untuk menyelesaikan berbagai masalah yang terkait dengan pelayanan medis baik untuk
staf medis maupun pasien.
4.
Menyusun dan menetapkan standar pelayanan medis untuk setiap jenis disiplin ilmu
kedokteran sesuai dengan kondisi dan situasi rumah sakit.
2.
Menjadi panduan / pedoman : self-governance bagi para staf medis dalam
menjalankan Good Clinical Governance di rumah sakit.
3.
Memberi perlindungan dan kepastian hukum kepada staf medis pasien dan
masyarakat.
Tugas utama adanya Statuta Staf Medis adalah :
1.
2.
3.
Kresidensial
Menjaga Mutu
Disiplin
BAB III
KOMITE MEDIK
PASAL 1
ORGANISASI, FUNGSI, TUGAS
WEWENANG SERTA TANGGUNG JAWAB KOMITE MEDIK
1.
Untuk melindungi pasien dan meningkatkan profesionalisme staf medis dilingkungan
Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram dibentuk suatu wadah non struktural yang disebut
sebagai Komite Medik Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram yang bertanggung jawab
kepada Governing Board (Dandenkesyah)
2.
Komite Medik Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram terdiri dari ketua, wakil ketua,
sekretaris, anggota atau staf medis yang telah diberikan kewenangan untuk melakukan
tindakan medis di Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram.
3.
Pemilihan ketua dilakukan secara demokratis dalam rapat pleno ketua-ketua
kelompok dari staf medis.
4.
Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka hasil pemungutan suara
ditentukan berdasarkan kesepakatan seluruh anggota staf medis.
5.
Komite Medik adalah satu-satunya organisasi formal yang menghimpun,
memformulasikan, dan mengkomunikasikan pendapat dan kehendak seluruh staf medis
yang berkaitan dengan profesi medis di rumah sakit.
6.
Fungsi Komite Medik adalah sebagai pengarah (steering) dalam pemberian
pelayanan medis yang dilaksanakan oleh staf medis yang dapat dirinci sebagai berikut :
12
a.
b.
c.
Menangani hal-hal yang berkaitan
membentuk sub komite Disiplin dan etik.
dengan
etik
kedokteran
d.
Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar
dilaksanakan oleh semua kelompok staf medis di rumah sakit.
7.
dengan
yang
harus
e.
Memantau perilaku etik dan profesional anggota staf medis dan mengusulkan
tindak lanjut hasil kajian komite medik kepada Kepala Rumah Sakit
f.
g.
Bekerjasama dengan Kepala Rumah Sakit dalam merencanakan suatu
program untuk mengatur kewenangan melakukan tindakan medis sesuai master plan
rumah sakit.
h.
Menyampaikan laporan kegiatan komite medik secara berkala pada seluruh
anggota komite medik sedikitnya setahun sekali.
i.
Membantu Kepala Rumah Sakit menyusun standar pelayanan medis dan
memantau pelaksanaannya.
j.
k.
l.
Membantu Kepala Rumah Sakit menyusun kebijakan dan prosedur yang
terkait dengan medicolegal.
m.
Membantu Kepala Rumah Sakit menyusun kebijakan dan prosedur yang
terkait dengan etikolegal.
13
n.
Melakukan koordinasi dengan Kepala Rumah Sakit dalam melaksanakan
pemantauan dan pembinaan pelaksanaan tugas kelompok staf medis.
o.
Melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis antara lain melalui
pembentukan sub komite.
p.
Memberikan laporan kegiatan kepada Kepala Rumah Sakit atau pemilik
rumah sakit.
8.
b.
Memberikan pertimbangan tentang rencana pengadaan, penggunaan dan
pemeliharaan peralatan medis dan penunjang medis.
c
Monitoring dan evaluasi yang terkait dengan mutu pelayanan medis sesuai
yang tercantum didalam tugas Komite Medik.
d.
Monitoring dan evaluasi efisiensi dan efektifitas penggunaan alat kedokteran
di rumah sakit.
e.
Melaksanakan pembinaan etika profesi serta mengatur kewenangan profesi
antar kelompok staf medis.
f.
Membentuk tim klinis yang mempunyai tugas menangani kasus-kasus
pelayanan medis yang memerlukan koordinasi lintas profesi.
g.
Memberikan rekomendasi tentang kerjasama antar rumah sakit dengan
fakultas kedokteran atau institusi pendidikan kesehatan lainnya.
9.
Tanggung jawab komite medik terkait dengan mutu pelayanan medis, pembinaan etik
kedokteran dan pengembangan profesi medis.
10.
Seluruh biaya penyelenggaraan Komite Medik sebagaimana dimaksud dalam pasal
ini dibebankan sepenuhnya pada anggaran belanja rumah sakit.
PASAL 2
KEPENGURUSAN KOMITE MEDIK
1
Komite medik dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih secara demokratis setiap tiga
tahun dan antara anggota Komite Medik yang diselenggarakan oleh suatu panitia pemilihan
sesuai dengan ketentuan yang akan ditetapkan oleh komite medik dan diajukan untuk
disetujui oleh Governing Board.
2.
Dalam Komite Medik ditetapkan pengurus harian Komite Medik yang terdiri dari
Ketua Komite Medik, Wakil Ketua Komite Medik, Sekretaris Komite Medik, dan Ketua-ketua
sub komite medik.
3.
Pengurus harian Komite Medik melaksanakan fungsi dan tugas Komite Medik seharihari dengan tata cara yang akan ditetapkan oleh Komite Medik.
14
PASAL 3
KETUA KOMITE MEDIK
1.
Ketua dipilih dari 3 calon pada pemilihan secara periodik yang diselenggarakan
setiap tiga tahun yang selanjutnya diajukan dan disetujui oleh Governing Board.
2.
Komite Medik adalah seorang staf medis tetap dan dapat menjadi Ketua salah satu
sub komite. Persyaratan Ketua Komite Medik sebagai berikut
a.
b.
Menguasai segi ilmu profesinya dalam jangkauan, ruang lingkup, sasaran dan
dampak luas.
c.
d.
e.
Mempunyai kepribadian yang dapat diterima dan disegani dilingkungan
profesinya.
f.
3.
Dalam hal terjadi kekosongan jabatan ketua sebelum masa jabatannya berakhir,
maka kekosongan jabatan tersebut diisi oleh wakil ketua.
4.
f.
1.
2.
3.
Wakil Ketua Komite Medik dapat menjadi salah satu ketua sub komite
4.
a.
b.
1.
2.
Sekretaris Komite Medik adalah seorang staf medis tetap, dan dapat menjadi ketua
salah satu sub komite.
3.
Sekretaris Komite Medik bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan tugas-tugas
kesekretariatan Komite Medik.
4.
Pada sekretaris komite medik diperbantukan petugas administrasi (staf sekretariat)
purna waktu dan segala prasarana lain yang disediakan oleh rumah sakit.
5.
Rapat komite medik terdiri atas rapat rutin, rapat khusus, dan rapat pleno.
2.
Setiap saat komite medik dinyatakan syah bila undangan lain disampaikan secara
pantas kecuali seluruh anggota komite medik yang berhak memberikan suara menolak
undangan tersebut.
PASAL 7
RAPAT RUTIN KOMITE MEDIK
1.
Komite menyelenggarakan rapat rutin Komite Medik satu bulan sekali pada waktu
dan tempat yang ditetapkan oleh Komite Medik.
2.
Rapat rutin komite medik dengan semua kelompok staf medis atau dengan semua
tenaga dokter dilakukan satu bulan sekali pada waktu dan tempat yang ditetapkan oleh
Komite Medik.
3.
Rapat rutin komite medik dengan Kepala Rumah Sakit dilakukan satu bulan sekali.
4.
Rapat darurat, diselenggarakan untuk membahas masalah mendesak dilakukan
sesuai kebutuhan.
5.
Sekretaris Komite Medik menyampaikan pemberitahuan rapat rutin beserta agenda
rapat kepada anggota rapat paling lambat lima hari kerja sebelumnya.
16
6.
7.
8.
Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh sekretaris komite medik sebagaimana
diatur dalam ayat (2) harus melampirkan :
a.
b.
c.
1.
b.
Permintaan yang diajukan secara tertulis oleh paling sedikit tiga pengurus
komite medik dalam waktu empat puluh delapan jam sebelumnya, atau
c.
Permintaan ketua komite medik untuk hal-hal yang memerlukan penetapan
kebijakan komite medik dengan segera.
2.
Sekretaris Komite Medik menyelenggarakan rapat khusus dalam waktu empat puluh
delapan jam setelah diterimanya permintaan tertulis rapat yang ditandatangani seperempat
dari jumlah anggota komite medik yang berhak untuk hadir dan memberikan suara dalam
rapat tersebut.
3.
Sekretaris Komite Medik menyampaikan pemberitahuan rapat khusus beserta
agenda rapat kepada para pengurus yang berhak hadir paling lambat dua puluh empat jam
sebelum rapat tersebut dilaksanakan.
4.
Pemberitahuan rapat khusus akan menyebutkan secara spesifik hal-hal yang yang
akan dibicarakan dalam rapat tersebut, dan rapat hanya akan membicarakan hal-hal yang
tercantum dalam pemberitahuan tersebut.
PASAL 9
RAPAT PLENO KOMITE MEDIK
1.
2
Rapat pleno dihadiri oleh seluruh staf medis Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti
Mataram.
.
3.
Agenda rapat pleno paling tidak memuat laporan kegiatan yang telah dilaksanakan
komite medik dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan komite medik.
4.
Sekretaris komite medik menyampaikan pemberitahuan rapat tahunan secara tertulis
beserta agenda rapat kepada para anggota yang berhak hadir, paling lambat empat belas
hari sebelum rapat tersebut dilaksanakan.
PASAL 10
KUORUM
17
1.
Kuorum tercapai bila rapat dihadiri paling sedikit setengah dari jumlah pengurus
komite medik ditambah satu yang berhak untuk hadir dan memberikan suara.
2.
2.
Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka putusan diambil melalui pemungutan suara
berdasarkan suara terbanyak dari anggota yang hadir.
3.
Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka ketua berwenang
membuat keputusan hasil rapat.
PASAL 12
TATA TERTIB RAPAT
1.
Setiap rapat komite medik berhak dihadiri oleh seluruh pengurus komite medik.
2.
Rapat dipimpin oleh Ketua Komite Medik atau yang ditunjuk oleh Ketua Komite
Medik.
3.
Sebelum rapat dimulai agenda rapat dan notulen dibacakan atas perintah Ketua.
4.
5.
Setiap peserta rapat hanya dapat meninggalkan rapat dengan seijin pimpinan rapat.
6.
7.
Hal-hal lain yang menyangkut teknis tata tertib rapat akan ditetapkan ketua sebelum
rapat dimulai.
PASAL 13
NOTULEN RAPAT
1.
2.
Semua notulen rapat komite medik dicatat oleh Sekretaris Komite Medik atau
penggantinya yang ditunjuk, notulen akan diedarkan kepada semua peserta rapat yang
berhak hadir sebelum rapat berikutnya.
3.
Notulen rapat tidak boleh dirubah kecuali untuk hal-hal yang berkaitan dengan
keakuratan notulen tersebut.
4.
Notulen rapat ditandatangani oleh ketua Komite Medik dan sekretaris Komite Medik
pada rapat berikutnya, dan notulen tersebut diberlakukan sebagai dokumen yang syah.
5.
Sekretaris memberikan salinan notulen kepada Kepala Rumah Sakit paling lambat
satu minggu setelah ditandatangani oleh ketua Komite Medik.
18
PASAL 14
SUB KOMITE DI BAWAH KOMITE MEDIK
1.
Di bawah komite medik dibentuk beberapa sub komite yang terdiri dari :
a. sub komite Kredensial dan Rekredensial
b.
sub komite Peningkatan mutu, Pengembangan Profesi Medis dan Audit Medis
c.
sub komite Disiplin dan Etik Medik.
d.
sub komite Panitia farmasi, terapi, alat kesehatan dan alat kedokteran.
e.
sub komite Rekam medis
2.
Tugas dan fungsi sub komite medik ditetapkan oleh komite medik dari waktu kewaktu
dan disyahkan oleh Kepala Rumah Sakit.
PASAL 15
KATEGORI STAF MEDIS
1.
Staf Medis Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram terdiri dari staf medis biasa, staf
medis pengganti, dan staf medis konsultan tamu sebagaimana diatur dalam pasal 1 dan
telah dinyatakan memenuhi syarat kredensial oleh komite medik sebagaimana diatur dalam
statuta ini.
2.
Setiap staf medis biasa sebagaimana diatur dalam ayat (1) melakukan tindakan
medis dalam lingkup profesinya dan berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Rumah
Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram.
3.
Setiap staf medis pengganti sebagaimana diatur dalam ayat (1) melakukan tindakan
medis dalam lingkup profesinya dan berdasarkan penugasan yang diberikan oleh staf
medis yang digantikannya.
4.
Setiap staf medis konsultan tamu sebagaimana diatur dalam ayat (1) melakukan
tindakan medis dalam lingkup profesinya dan berdasarkan penugasan yang diberikan oleh
komite medik sesuai dengan kebutuhan rumah sakit untuk kasus atau peristiwa tertentu.
PASAL 16
SYARAT PENERIMAAN STAF MEDIS
1.
Setiap staf medis yang akan bekerja di rumah sakit harus telah memenuhi kualifikasi
tertentu sebagaimana dipersyaratkan dalam statuta.
2.
Syarat tersebut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dinilai oleh komite medik
melalui sub komite Kredensial dengan suatu tata cara yang ditetapkan oleh statuta ini.
3.
Hanya staf medis yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dan (2) yang dapat diusulkan untuk diberi kewenangan menangani pasien di
Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram sesuai dengan kompetensi dan persyaratan lain
yang ditentukan oleh komite medik.
19
4.
Staf medis yang telah memperoleh kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3) setuju untuk melaksanakan tindakan medis dalam batas-batas standar profesi.
5.
Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) akan dinilai kembali oleh komite
medik melalui sub komite kredensial dengan suatu tata cara yang ditetapkan oleh statuta
ini.
6.
Bagi staf medis baru evaluasi dilakukan dalam tiga bulan pertama dan bagi dokter
lainnya setiap satu tahun.
7.
Evaluasi terhadap staf medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dilakukan oleh
sub komite kredensial bersama kewenangan staf medis (KSM) yang terkait.
8.
Pada akhir masa evaluasi calon staf medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (6)
maka ketua sub komite kredensial memberikan laporan perilaku medis profesional yang
bersangkutan kepada Komite Medik.
PASAL 17
KUALIFIKASI DAN SYARAT UMUM
Setiap dokter sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 harus :
1.
2.
.Memiliki surat penugasan sebagai dokter dan syarat lain yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Indonesia.
4.
Menunjukan kemampuannya untuk memberikan pelayanan medis yang berkwalitas
pada pasien.
5.
Menunjukan kemauan untuk mematuhi statuta rumah sakit dan statuta staf medis,
kebijakan, prosedur, dan berbagai ketentuan rumah sakit sesuai dengan jenis kategorinya.
6.
7.
Bebas dari keadaan yang dapat mendiskualifikasi kemampuannya dalam
memberikan pelayanannya akibat adanya kendala fisik, mental, maupun perilaku yang
dapat berpengaruh pada keterampilan, sikap, atau kemampuan pengambilan keputusan.
8.
Menunjukan kemampuan untuk bekerjasama dengan koleganya, keperawatan, staf
penunjang medis, dan warga rumah sakit lainnya.
9.
Mentaati peraturan-peraturan yang berlaku di Rumah Sakit Tk IV Wira Bhakti
Mataram.
.
10.
Uji kompetensi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas didasarkan pada
pendidikan yang pernah dijalani dan pendidikan berkelanjutan, pelatihan, pengalaman,
kompetensi klinis mutakhir, pengambilan keputusan klinis, dan pengamatan kinerja serta
kinerja lainnya yang ditunjukan dalam dokumen yang dimiliki calon tenaga medis Rumah
Sakit Tk IV Wira Bhakti Mataram.
11.
Setiap pelamar yang telah memenuhi kualifikasi sebagaimana tercantum dalam ayat
(1) tidak dapat ditolak berdasarkan alasan agama, ras, jenis kelamin, suku, dan golongan.
20
PASAL 18
KEBUTUHAN STAF MEDIS RUMAH SAKIT
1.
Setiap permohonan untuk jadi staf medis medis rumah sakit akan di evaluasi dan
dapat dikabulkan atau ditolak, sejalan dengan kebutuhan rumah sakit dan kemampuan
rumah sakit.
2.
Faktor yang digunakan untuk mempertimbangkan kebutuhan rumah sakit
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disesuaikan dengan master plan rumah sakit yang
penyusunannya melibatkan komite medik.
3.
Kepala Rumah Sakit akan menerbitkan perjanjian antara rumah sakit dengan tenaga
staf medis setelah dipenuhi segala ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 10 dan
pasal 20 sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
4.
Kepala Rumah Sakit menerbitkan surat keputusan pengangkatan dan penempatan
staf medis yang telah diterima.
PASAL 19
KEWENANGAN MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS
1.
Staf medis hanya dapat melakukan tindakan medis sesuai spesialisasi dan
kemampuannya secara khusus, kecuali dalam keadaan darurat di rumah sakit setelah
mendapat penugasan klinis dari Kepala Rumah Sakit yang ditetapkan dengan suatu surat
keputusan.
2.
3.
Penugasan klinis sebagaimana tercantum dalam ayat (1) hanya diberikan pada
dokter yang telah terikat perjanjian dengan rumah sakit yang ditetapkan setelah memenuhi
persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam statuta ini sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan oleh komite medik dengan menunjuk pada organisasi profesinya.
4.
Penilaian persyaratan dan jenis tindakan medis untuk setiap staf medis sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) ditetapkan oleh komite medik melalui sub komite kredensial.
5.
Hasil penilaian oleh sub komite kredensial sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)
diserahkan kepada komite medik untuk memperoleh pengesahannya.
6.
Komite medik menyerahkan hasil pengesahan penilaian kredensial kepada Kepala
Rumah Sakit.
.
PASAL 20
PEMBERIAN KEWENANGAN STAF MEDIS (KSM)
21
1.
Penentuan kewenangan untuk melakukan tindakan medis didasarkan pada
pendidikan, pelatihan, pendidikan berkelanjutan, pengalaman unjuk kemampuan termasuk
pengambilan keputusan, sebagaimana tercantum dalam berkas kredensial, dan didasarkan
pada pengamatan kinerja klinis serta dokumen hasil program peningkatan kinerja yang
bersangkutan.
2.
Penggunaan kewenangan klinis dalam sebuah KSM akan tergantung pada peraturan
dan ketentuan yang berlaku di KSM masing-masing.
PASAL 21
BERAKHIRNYA KEWENANGAN MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS
1.
Kewenangan untuk melakukan tindakan medis seorang staf medis di rumah sakit
berakhir apabila hubungan hukum antara staf medis dengan rumah sakit telah berakhir atau
penugasan klinis dokter yang bersangkutan dicabut oleh Kepala Rumah Sakit berdasarkan
usulan komite medik.
2.
Dalam hal hubungan hukum antara staf medis dengan rumah sakit berakhir maka
Kepala Rumah Sakit memberikan surat pemberitahuan tentang hal itu kepada yang
bersangkutan dengan tembusan kepada komite medik.
3.
Dalam hal seorang staf medis dikenai sanksi disiplin maka setelah melalui rapat
khusus komite medik, ketua komite medik memberikan surat pemberitahuan tentang hal itu
pada Kepala Rumah Sakit dengan tembusan kepada yang bersangkutan.
PASAL 22
PENJAGAAN MUTU PELAYANAN MEDIS
1.
Untuk menjaga mutu pelayanan medis dilakukan audit medis secara berkala dan
pendidikan kedokteran yang berkelanjutan dengan tata cara yang lazim yang ditentukan
oleh sub komite peningkatan mutu profesi medis.
2.
Topik jangka waktu dan tata cara audit medis ditetapkan oleh sub komite
peningkatan mutu profesi medis.
3.
Setiap anggota staf medis wajib menjalani pendidikan kedokteran berkelanjutan yang
substansi dan tata caranya diatur oleh sub komite peningkatan mutu profesi medis.
4.
Sub komite peningkatan mutu profesi medis memberikan laporan kepada komite
medik mengenai efektifitas, dan kewajaran pelayanan medis yang diberikan oleh seluruh
staf medis yang bekerja di rumah sakit.
BAB IV
TINDAKAN DISIPLIN MEDIS DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN
PELANGGARAN TATA TERTIB
PASAL 1
DASAR TINDAKAN DISIPLIN MEDIS
1.
Keadaan dan situasi yang dapat digunakan sebagai dasar dugaan pelanggaran
disiplin medis dan tata tertib oleh seorang staf medis adalah hal-hal yang menyangkut :
a.
Kompetensi klinis
22
b.
Tindakan perawatan atas seorang pasien termasuk penata layanan sebuah
kasus di rumah sakit.
c.
d.
e.
f.
Perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan rumah
sakit.
g.
Penggunaan obat dan alat kesehatan yang tidak sesuai dengan standar
profesi sesuai dengan ketetapan Komite Medik
h.
Ketidakmampuan untuk bekerjasama dengan staf rumah sakit yang dapat
menimbulkan inefisiensi operasional rumah sakit.
i.
Hal-hal lain yang oleh komite medik sepatutnya dianggap menyangkut disiplin
medis
2.
Setiap staf medis, dan staf rumah sakit yang terkait dengan pelayanan medis wajib
memberitahukan adanya dugaan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Kepada Ketua Komite medik secara tertulis dalam suatu formulir yang disediakan untuk itu
dengan tata cara sebagai berikut :
a.
Staf medis menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada Ketua
Komite Medik melalui kelompok staf medis fungsional yang terkait.
b.
Staf rumah sakit menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada
atasan yang bersangkutan untuk selanjutnya di sampaikan kepada Ketua Komite
Medik melalui Kepala Rumah Sakit.
3.
Ketua Komite Medik wajib meneliti, menindak lanjuti dan memberikan kesimpulan
serta putusan setiap laporan yang disampaikan oleh staf medis dan staf rumah sakit yang
terkait dengan pelayanan medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).
4.
Ketua Komite Medik dapat menugaskan sub komite terkait di bawah komite medik
untuk meneliti menindaklanjuti setiap laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3).
5.
Ketua Komite Medik memberikan kesimpulan dan putusan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) berdasarkan hasil penelitian dan rekomendasi sub komite terkait yang dapat
berbentuk.
a.
b.
Putusan untuk melakukan penelitian lanjutan guna menentukan adanya
pelanggaran disiplin medis, tata tertib dan etik.
8.
Semua putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) didokumentasikan secara
lengkap oleh staf sekretariat komite medik dan diperlakukan secara konfidensial.
9.
Pengungkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) kepada pihak
manapun hanya dapat ditentukan oleh Kepala Rumah Sakit setelah memperoleh
persetujuan Ketua Komite Medik
23
PASAL 2
PENELITIAN DUGAAN PELANGGARAN DISIPLIN MEDIS, ETIKA DAN TATA TERTIB
1.
Penelitian dugaan pelanggaran disiplin profesi medis, etika medis, dan tata tertib
dimulai berdasarkan putusan Ketua Komite medik untuk melakukan penelitian lanjutan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ayat (5) dan dilaksanakan oleh sub komite terkait.
2.
Sub komite disiplin melaksanakan penelitian berdasarkan tata cara yang ditetapkan
dalam statuta ini.
3.
Ketua sub komite disiplin menyampaikan hasil penelitian dan rekomendasi kepada
Ketua Komite Medik untuk ditetapkan sebagai putusan komite medik memuat :
a.
b.
c.
4.
Ketua komite medik wajib menetapkan putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3) dengan memperhatikan masukan dari sub komite lain dalam waktu paling lama 7 (tujuh)
hari kerja setelah diterimanya putusan sub komite disiplin.
5.
Putusan komite medik sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) disampaikan kepada
Governing Board dan Kepala Rumah Sakit dengan tembusan kepada yang bersangkutan
dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah ditetapkannya putusan tersebut untuk
segera ditindaklanjuti oleh Kepala Rumah Sakit.
PASAL 3
TIM AD-HOC PENELITIAN DUGAAN PELANGGARAN DISIPLIN DAN TATA TERTIB
1.
Dalam hal Ketua Komite Medik menyampaikan putusan untuk melakukan penelitian
lanjutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat (5) maka Ketua Sub Komite Disiplin
atau yang mewakilinya mengusulkan kepada Ketua Komite Medik untuk menetapkan Tim
Ad-Hoc dengan suatu surat keputusan.
2.
Penetapan Tim Ad-hoc sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setelah dilakukan
penelitian pendahuluan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh komite medik
3.
Tim Ad-hoc menyelenggarakan sidang dalam waktu paling lama tujuh hari kerja
setelah diterbitkannya surat keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
4.
Ketua Komite Medik atau staf lain yang ditunjuk didampingi Ketua Sub Komite
Disiplin, atau staf lain yang ditunjuk memimpin sidang pertama tim ad-hoc untuk
menentukan ketua dan wakil ketua tim ad-hoc dan menjelaskan tata cara persidangan
kepada anggota tim ad-hoc.
5.
Pada Tim ad-hoc diperbantukan sekretaris yang ditunjuk oleh komite medik untuk
melancarkan persidangan.
24
6.
Tim Ad-hoc bertugas melakukan pengkajian dan penelitian atas kasus yang
diterimanya dan melaksanakan persidangan sesuai dengan cara yang telah ditetapkan
dalam statuta ini.
2.
Semua peraturan rumah sakit yang ditetapkan sebelum berlakunya statuta ini
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan statuta ini.
Ditetapkan di Mataram
Pada Tanggal
Januari 2011
Komandan Denkesyah Mataram
25