Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TETAP KIMIA TERAPAN

ANALISA AIR (PENENTUAN KESADAHAN/ION Ca2+)

DISUSUN OLEH:

Alda Pramaesti

: 061540411546

Ali satria Wijaya

: 061540411547

Ariska sapni putri (Shiiren) : 061540411548


Daud Ifadah

: 061540411549

Devi Triana

: 061540411551

Devina Sancah Samosir

: 061540411886

Bemby Tri Erlambang

: 061540411884

Kelas: 1. EGA
Dosen Pembimbing: LettyTrinaliani,S.T M.T. (197804032012122002)

Jurusan teknik energi

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


TAHUN AKADEMIK 2015

ANALISA AIR (PENENTUAN KESADAHAN/ION Ca2+)


1. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu melakukan penentuan kesadahan pada sample air
dengan metoda titrasi kompleks
2. PERINCIAN KERJA
-

Standarisasi larutan EDTA

Penentuan kesadahan (ion Ca2+)

2. TEORI
Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh ion-ion Ca 2+ dan
Mg2+, juga oleh Mn 2+, Fe2+ dan semua kation bermuatan dua. Air yang
kesdahannya tinggi biasanya terdapat pada air tanah di daerah yang
bersifat kapur, dimana Ca2+ dan Mg2+ berasal.
Air sadah mengakibatkan konsumsi sabun lebih tinggi, karena
adanya hubungan kimiawi antara ion kesadahan dengan molekul sabun
menyebabkan sifat sabun/detergen hilang. Kelebihan ion Ca 2+ serta ion
CO3 2- (salah satu ion alkalinity) mengakibatkan terbentuknya kerak pada
dinding pipa yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat CaCO 3.
Kerak ini akan mengurangi penampang basah dari pipa dan menyulitkan
pemanasan air dalam ketel.
Kesadahan air dapat ditentukan dengan titrasi langsung dengan
titrasi asam etilen diamin tetra asetat (EDTA) dengan menggunakan
indicator Eriochrome Black T atau Calmagite. Sebelumnya EDTA

distandarisasi dengan larutan standar kalsium, biasanya standar primer


yang digunakan adalah CaCO3.
Etilen diamin tetra asetat :
HOOCCH2

CH2COOH
NCH2CH2N

HOOCCH2

CH2COOH

EDTA merupakan suatu senyawa yang membentuk senyawa yang


membentuk kompleks 1:1 dengan ion logam, larut dalam air dan
karenanya dapat digunakan sebagai titran logam EDTA juga merupakan
ligan seksidentat yang berpotensi, yang dapat berkoordinasi dengan ion
logam dengan pertolongan kedua nitrogen dan empat gugus karboksil.
Misalnya dengan ion kobalt, membentuk kompleks EDTA oktahidrat.

Ganbar 9. Molekul Kompleks Kobalt-EDTA


Pada titrasi ini indicator yang
metalokromik yang

merupakan

digunakan adalah indicator

senyawa

organic berwarna,

yang

membentuk kelat dengan ion logam. Khelatnya mempunyai warna yang


berbeda dengan warna indicator bebasnya.
Struktur Eriochrome Black T :

3. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


- Labu ukur 250 ml, 500 ml, 1 L

- Erlenmeyer 250 ml
- Buret 50 ml

6
2

- Gelas Kimia 100 ml

- Pipet ukur 25 ml

- Pipet volum 25 ml

- Bola karet

- Pipet tetes

- Corong

4. BAHAN YANG DIGUNAKAN


-

CaCO3.p.a

Dinatrium dihidrogen EDTA dihidrat

MgCl2.6H2O

HCl

Indicator eriochrome Black T

Aquadest

Larutan buffer pH 10

Kertas lakmus

5. LANGKAH KERJA
6.1 Pembuatan larutan EDTA
- Menimbang 4 gram dinatrium dihidrogen EDTA dihidrat dan 0,1 g
MgCl2.6H2O

- Memasukkan ke dalam gelas kimia 400ml, melarutkannya di


dalam air
-

Kemudian

memindahkan

ke

dalam

labu

ukur

liter,

menambahkan air sampai 1 liter. Menghomogenkan.


6.2 Pembuatan larutan buffer
- Melarutkan 6,75 amonium klorida dalam 57 ml ammonium
hidroksida pekat dan mengencerkannya sampai 100 ml dalam gelas ukur
100 ml. pH larutan sedikit lebih besar dari 10.
6.3 Pembuatan larutan baku CaCl2
- Menimbang dengan teliti 0,4 g CaCO 3 murni yang telah
dikeringkan pada 100 C
- Melarutkan dalam botol ukuran 500 ml dengan 100 ml aquadest
- Menambahkan setetes demi setetes HCl 1:1 sampai berhenti
bergelegak dan larutan menjadi jernih
- Mengencerkan samapai garis tanda, mengocoknya sampai
homogen
6.4 Standarisasi larutan natrium EDTA
- Mempipet 50 ml larutan kalsium klorida ke dalam erlenmeyer 250
ml
- Menambahkan 5 ml larut buffer
- Menambahkan 5 tetes indicator eriochrome black T
- Mentitrasi dengan larutan EDTA, hingga warna merah anggur
berubah menjadi biru. Warna merah harus lenyap sama sekali
6.5 Penentuan kesadahan
- Mempipet 50 ml air sample dalam Erlenmeyer 250 ml
- Menambahkan 1 ml buffer
- Menambahkan 5 tetes indicator
- Mentitrasi dengan larutan baku EDTA sampai terjadi perubahan
warna dari merah anggur menjadi biru

6. DATA PENGAMATAN

Standarisasi EDTA
PERCOBAAN

Volume EDTA (ml)

42 ml

II

42 ml

III

41 ml
X2

Penentuan Ca2+
Jenis Air

Volume EDTA (ml)

Air Sumur Bor

8 ml

Air Sumur Warga

2,4 ml

7. PERHITUNGAN
1. Standarisasi EDTA

%Kesalah =

= 10,84
2. Penentuan kesadahan

8. PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud dengan kompleksometri?
Kompleksometri yaitu reaksi kimia yang membentuk ikatan
unsur/lebih yang membentuk ikatan kompleks titrasi yang
didasarkan pada pembentukan senyawa kompleks yang larut dari
reaksi antara analit dengan titran.
2. Sebuah contoh murni CaCO3 seberat 0,2428 g dilarutkan dalam
asam klorida dan larutan diencerkan menjadi 250 ml dalam suatu
botol ukur. Sebuah alikot 50 ml memerlukan 42,74 ml larutan EDTA
untuk titrasi. Hitung molaritas larutan EDTA?
Penyelesaian:
Dik: g CaCO3 = 0,2428 gr
V EDTA = 42,74 ml
Dit: M EDTA?
Jawab:
Mmol CaCO3

= Mmol EDTA

3. Jelaskan istilah istilah berikut :


a.Kompleks Inert;
b.Kelat Logam;
c.Penopengan (Masking);
d.Ligan heksidentat;
e.Bilangan koordinasi
Jawab:
A. kompleks inert : suatu kompleks yang mengalami subtitusi gugus
logam dengan sangat lambat saja. Juga disebut non labil .

B. Kelat logam dari bahasa yunani (greck) yang berarti kuku atau menggenggam
. kelat adalah senyawa organik larut air yang dapat mengikat kation logam .
C. Penopengan (masking) adalah penggunaan suatu reagensia untuk membentuk
suatu kompleks stabil dengan sebuah ion yang tanpa pembentukan itu ion ini
akan mennganggu reaksi titrasi yang di inginkan.
D. Ligan heksidentat adalah sebenarnya EDTA , ligan seksidentat dapat
berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kawa nitrogen dan kelompok
gugus karboksil nya disebut logam multidentat yang mengandung lebih dari
dua atom koordinasi permolekul , misalnya asam 1-2 Diaminoetakatetraasetat
yang mempunyai dua asam nitrogen penyumbang dan empat atau oksigen
penyumbang dalam molekul
E. Bilangan koordinasi adalah banyaknya ikatan yang terbentuk oleh suatu
logam dalam suatu kompleks .

9. ANALISA DATA

Setelah melakukan percobaan dapat dianalisa bahwa pada penentuan


standarisasi larutan EDTA yang menjadi titran adalah EDTA. Kesadahan dalam
air disebabkan oleh ion = com , Ca2+ , Mg2+ dan senyawa kation bermuatan dua
air yang kesadahannya tinggi terdapat pada air tarok yang biasanya bersifat
kapur . dalam percobaan yang menganalisa air (penentuan kesadahan , Ca 2+ ) ,
menggunakan sampel air sumur dan air tanah aragtisau yang menganalisa
kandungan Ca2+ yang terdapat dalam air sampel. Air sampel tersebut
membutuhkan asam etilen diamintetra asetart (EDTA) sebagai aliran nya dan
juga menggunakan indikator erieshrame block T (EBT) sbg kotalisnya . langkah
awal dari pratikum ini yaitu menstandardisasi larutan EDTA dengan larutan
standar primer CaCO3

Sedangkanmenentukan kesadahan air dan larutan

EDTA digunakan sebagai titran dengan menggunakan larutan standarisasi


kalsium klorida sehingga dapat ditentukan kosentrasinya (normalitas) EDTA yang
telah di teteskan dengan indikator dan larutan baffer yaitu amoniak amililum
klorida normalitas yang di dapat pada pratikum 0,01916 ml. pada cuplikan
CaCO3 yang berwana keruh berubah menjadi bening setelah ditambah 5 ml
larutan buffer dan berubah menjadi merah anggur setelah diberi 5 tetes indicator
eriochrom.setelah dititrasi dengan EDTA berubah menjadi biru.
Pada penentuan kesadahan air, air sumur menggunakan indikator EBT
dan ditambah 1 ml larutan buffer dan 5 tetes indicator eriochrom black sehingga
larutan berwana merah anggur.setelah dititrasi dengan larutan EDTA titran
warnanya berubah menjadi biru. Pada praktikum ini didapatkan hasil kesadahan
air yaitu mg CaCO3 penentuan Ca+ sebesar 2,2992 mg
Pada perhitungan penentuan kadar Ca2+ (kesadahan) , data hasil perhitungan
nya :

*Pada sampel air sumur Bor mengandung Ca2+ sebanyak 8 mL


*Pada sampel air sumur Warga mengandung Ca2+ sebanyak 2,4 mL
Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa kesadahan pada air sumur Bor
lebih tinggi dari pada air sumur Warga .

10. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah di lakukan dapat disimpulkan:

Kesadahan air dapat dipengaruhi oleh volume titran dan massa


suatu zat
Semakin banyak kandungan mg/L ion Ca2+ pada suatu sampel maka
tinggal kesadahan nya tinggi
Semakin banyak menggunakan titran untuk mentitrasi maka semakin
tinggi tingkat kesadahan dari suatu larutan .
Air sumur Bor memiliki tingkat keasadahan yang lebih tinggi yaitu
sebanyak 8 mL dari pada air sumur Warga yaitu 2,4 mL.
Pada Saat Standarisasi EDTA
Pada saat standarisasi EDTA teori didapat 0,02149 ml
Pada saat standarisasi EDTA praktek didapat 0,01916 ml
Pada penentuan kesadahan Ca2+ air sumur Warga mg CaCo3/Liter didapat
45,98 mg/liter
Pada penentuan kesadahan Ca2+ air sumur Bor mg CaCo3/Liter didapat
153,28 mg/liter.

12. Daftar Pustaka

Job sheet. Kimia terapan 2014.Politeknik Negeri


Sriwijaya.Palembang

13.GAMBAR ALAT

Labu Ukur

Buret

Gelas kimia

Pipet tetes

Erlenmeyer

corong

Pipet ukur

Anda mungkin juga menyukai