JALAN
PERKERASAN
Tanah saja biasanya tidak cukup kuat dan tahan lama, untuk itu
perlu lapis tambahan yang terletak antara tanah dan roda, atau
lapis paling atas dari badan jalan. Lapis tambahan ini terbuat
dari bahan khusus dan terpilih (yang lebih baik), yang
selanjutnya disebut lapis keras/perkerasan/pavement
Konstruksi perkerasan dikelompokan menjadi perkerasan lentur
(flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement)
Bahan susun lapis perkerasan yang utama adalah berupa
a)
b)
LAPIS PERKERASAN
PERKERASAN LENTUR (Flexible Pavement)
Ada beberapa istilah dalam perkerasan lentur seperti pada tabel
berikut:
Jenis
Lapis Permukaan
USA
Surface course:
- Wearing
Course
- Binder Course
UK
Surfacing:
- Wearing
Course
- Base Course
Lapis
Pondasi
Base Course
Subbase Course
Road Base
Subbase Course
LAPIS PERMUKAAN
Struktural
Non Struktural
dalam hal ini mencakup:
Adalah bagian dari perkerasan terletak antara lapis permukaan dan lapis
pondasi bawah (atau dengan tanah apabila tidak menggunakan lapis pondasi
bawah)
Fungsi lapis ini adalah:
.
3.
Adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar
Fungsi lapis ini adalah:
.
Lapis peresapan
ASPAL
Dari sejarah dapat diketahui bahwa aspal, atau asphalt (USA) atau
bitumen (Inggris) telah digunakan untuk beberapa keperluan, misalnya:
1.
2.
3.
1838
1802
1802
1802
1802
ASPAL
BAHAN SUSUN:
Aspal merupakan senyawa hydrogen (H) dan carbon (C) yang
terdiri dari parafins, neptene dan aromatics, bahan-bahan
tersebut membentuk kelompok yang disebut:
1.
2.
3.
ASPAL ALAM
ASPAL ALAM
Aspal jenis ini banyak terdapat di alam, contohnya:
1.
2.
40% bitumen
2.
3.
4.
5% bahan organic
Batu Aspal (rock asphalt) di pulau Buton (Sulawesi Tenggara), aspal ini
juga dikenal dengan Butas (Buton Asphalt) atau Asbuton (aspal batu
buton), terdapat di dalam batu karang, sehingga aspalnya tercampur
dengan batu kapur (CaCO3), asbuton pada umumnya tersusun dari
1.
2.
3.
5% bahan lain
ASPAL ALAM
Adapun beberapa sifat dari Aspal jenis ini adalah:
1.
2.
Pengaruh panas
seperti halnya pada aspal, batu aspal jika dipanasi akan berubah
sifatnya, yaitu dari keadaan keras menjadi plastis, sampai pada suhu
30o celcius, batu aspal masih bersifat rapuh dan mudah pecah,
sehingga jika diinginkan butiran batu aspal yang lebih kecil, sehingga
pemecahan bongkah batu aspal harus dilakukan pada suhu rendah.
Pada suhu 40o 60o cecius batu aspal bersifat agak plastis dan sukar
pecah, bila suhu mencapai 100 o 150o celcius, batu aspal akan hancur,
dan mulai terbakar pada suhu 250o celcius
3.
ASPAL ALAM
ASPAL ALAM
Untuk mengeluarkan bitumen dari dalam butiran asbuton,
perlu ditambahkan bahan pelunak/pengencer. Bahan pelunak
ini dapat berupa
1.
2.
3.
4.