SKRIPSI
Oleh:
Rondi Pramuda Padang
NIM: 030200173
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
SKRIPSI
Oleh:
Rondi Pramuda Padang
NIM: 030200173
Pembimbing I
Pembimbing II
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
ABSTRAKSI
Oleh : Rondi Pramuda Padang)*
Pekerja/buruh merupakan salah
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan dari relung hati yang paling dalam
kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai Sang Pencipta Alam Semesta, sumber segala
kehidupan makhluk hidup, khususnya manusia yang akan terus berlangsung tiada batas
termasuk kehidupan penulis, pengatur kehidupanku yang Dia geser ke mana Ia suka
sampai kepada berkat yang ia limpahkan kepada penulis hingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir penulis di masa perkuliahan penulis.
Adapun tujuan awal dari Skripsi ini hanyalah diajukan sebagai pelengkap untuk
melengkapi tugas-tugas dalam memenuhi syarat-syarat guna mendapat gelar Sarjana
Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang merupakan kewajiban
bagi setiap mahasiswa. Namun dalam perjalanan pembuatan skripsi, skripsi ini menjadi
salah satu curahan perasaan dan ilmiah dari penglihatan, pendengaran, perasaan yang di
analisis sedalam mungkin sesuai kemampuan penulis, skripsi ini diberi judul Sistem
Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap dan Pekerja/Buruh Harian Lepas
Ditinjau Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen
Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak (Studi PT. Arwana
Mas Indonesia). Penulis sangat begitu sadar bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang
membangun dan memajukan dari semua pihak untuk menjadikan skripsi ini atau karya
ilmiah penulis lain yang akan dibuat mendatang lebih baik lagi. Dengan segenap
kerendahan hati dan keterbatasan pemikiran, penulis berharap skripsi ini dapat menjadi
perbincangan ilmiah dan bermanfaat bagi semua pihak.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
Selama masa perkuliahan hingga akhir penulisan skripsi ini, penulis telah
banyak mendapatkan bimbingan, nasihat, dan dorongan dari berbagai pihak, dimana
dalam kesempatan ini penulis sangat ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH. M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara atas segala perhatiannya, khususnya dalam
bidang akademik selama penulis menjadi mahasiswa.
2. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH. Mhum., selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara dan Penasihat Akademik penulis atas
segala nasihat yang beliau berikan.
3. Bapak Muhammad Husni, SH., MH., selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Pendastaren Tarigan, SH., MS, selaku Ketua Departemen Hukum
Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Kalelung Bukit, SH, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing penulis hingga penulis menyelesaikan sripsi ini.
6. Ibu Dr. Agusmida, SH. MH., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak memberikan banyak pandangan-pandangan terstruktur mengenai
ketenagakerjaan sebagai bimbingan yang tak ternilai hingga sampai penulis
menyelesaikan skripsi ini.
7. Orang tuaku yang terkasih, terindah, tersayang dan tercinta Ayahanda
K.Padang yang selalu membimbing penulis secara ideologi hingga moral
dari kecil hingga sekarang dan telah banyak memberikan pelajaran
kebijaksanaan, Ibunda R. br. Siahaan yang selalu memotivasi saya untuk
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
menggapai segala hal yang ingin saya gapai dari kecil hingga sekarang,
makasi atas kasih sayangnya dan kakanda-kakandaku, kak Helmida br.
Padang, kakakku yang paling teguh pendirian dan mentalnya yang selalu
menjadi inspirasi (youre the taft women), kak Sri Mega Padang, yang
selalu periang dan mengasihi, aku harap kelak keriangan dan kasih sayang
itu akan menular ke adikku ini, bang Maju Girsang, semoga selalu
menyayangi keluarganya melebihi diri sendiri, dan yang terakhir bang Juliat
Roiman Padang, agar dikaruniakan segera pendamping yang cocok untukmu
yang akan menjaga kesehatanmu kelak. Terima kasih kepada kakandakakandaku yang selalu memberi dukungan baik berbentuk peringatan,
nasihat dan arahan kepada penulis.
8. Keluarga besarku, khususnya Inang Tuaku, T. Br Siahaan yang telah
berbesar hati menampungku didalam rumahnya selama kurang lebih dua
tahun ini serta dukungan yang besar bagi penulis dalam mengerjakan skripsi
penulis.
9. Ribka Angelia Marulianugrah Sianipar, malaikat cantikku (I love you) yang
selalu mengingatkanku untuk selalu belajar-dan belajar mengenai segala
sesuatu yang bisa bisa di pelajari, untuk menjaga, membimbing penulis serta
kontribusi yang sangat banyak bagi penyelesaian skripsi penulis.
10. Teman-teman stambuk 2003, Philip, Juliman, Janroy, Sihol, Cosmes, Tere,
dan yang lain-lain yang belum sempat disebutkan namanya yang selalu
mendukung penulis dengan selalu memberi semangat dan informasi dalam
menyelesaikan skripsi penulis, juga serta canda guraunya sehingga
mengingatkan penulius untuk selalu berbagi dengan kawan-kawan semua.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
11. Kakanda Frien Jones Tambun, SH. (Guru Ideologi dan Ilmu Hukumku) atas
dukungannya terhadap penyelesaian skripsi ini baik berbentuk nasehat,
dorongan dan data-data pekerja/buruh di perusahaan di tempat beliau
bekerja.
12. Perhimpunan Warung Marhaen sumber (Wamar) dengan ketuanya nande
mami yang cantik yang telah membiarkan penulis mencurahkan dan
melampiaskan segala gundah yang ada di hati dan pikiran, segala ekspresi
luapan telah diatraksikan penulis disini.
13. Buat kawan-kawan segerakan yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa
Nasional Indonesia, atas dukungan bung dan sarinah sekalian kepada
penulis berbentuk dorongan dan informasi tentang ketenagakerjaan penulis
ucapkan terima kasih.
14. Kakanda dan Adinda Stambuk tersayang karena kepeduliannya memotivasi
penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini, penulis wajib akan
merindukan canda tawa dan bagi informasi antara seorang kakanda dan
adinda yang selama ini terjadi di antara kita semua.
15. Personalia dan Direktur PT. Arwana Indonesia Mas Indonesia karena telah
membiarkan penulis menobrak-abrik rahasia yang sebenarnya tidak boleh
diketahui umum, namun demi kepentingan dan kemajuan perusahaan,
Penulis sarankan agar lebih mematuhi Undang-Undang Ketenagakerjaan.
16. Pegawai Stambuk sampai Cleaning Service Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, karena tanpa mereka urusan dari administrasi kampus
sampai kebersihan kampus tidak akan berjalan dengan lancar, tertib dan
nyaman.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
17. dan yang terakhir buat pihak-pihak yang telah membantu namun tidak
disebutkan di dalam skripsi ini, penulis sangat menghargai bantuanbantuannya sehingga penulis dapt mengerjakan dan menyelesaikan skripsi
dengan baik.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada Sang Pencipta, Tuhan
yang Esa yang Penulis sembah telah memberikan berkatnya kepada pihak-pihak yang
telah berjasa membantu hambanya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kiranya Damai Sejahtera menyertai kita semua sampai selama-lamanya.
Medan,
September 2007
Hormat Saya,
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAKi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISI.vii
DAFTAR TABELxiv
BAB I
PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang Masalah..1
B. Perumusan Masalah.8
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan9
D. Keaslian Penulisan.11
E. Metode Penelitian Data..12
F. Sistematika Penulisan.14
BAB II
BAB III
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
BAB IV
BAB V
PENUTUP.75
A. KESIMPULAN75
B. SARAN.77
DAFTAR PUSTAKA80
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
pasal
dalam
Undang-undang
No.13
Tahun
2003
tentang
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
1. Salah
satu
tujuan
pembangunan
ketenagakerjaan
adalah
memberikan
pemerintah
menerapkan
kebijakan
pengupahan
yang
melindungi
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
7. Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (3) huruf a terdiri
atas : upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota, dan
upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota
(Pasal 89 ayat (1));
8. Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diarahkan kepada
pencapaian kebutuhan hidup layak (Pasal 89 ayat (2));
9. Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh
Gubernur dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan
Provinsi dan/atau Bupati/Walikota (Pasal 89 ayat (3));
10. Komponen serta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri (Pasal
89 ayat (4));
11. Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha dan
pekerja/buruh atau serikat pekerja/buruh tidak boleh lebih rendah dari ketentuan
pengupahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(Pasal 91 ayat (1));
12. Pengusaha menyususun struktur dan skala upah dengan memperhatikan
golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi (Pasal 92 ayat (1));
13. Untuk
memberikan
saran,
pertimbangan,
dan
merumuskan
kebijakan
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
Khakim, Abdul, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Bandung, Citra Aditya Bakti,
2007, hal. 126
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
Ibid., hal. 52
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
B. Perumusan Masalah
Penerapan sistem upah/pengupahan yang belum sesuai/dibawah standar
kebutuhan hidup minimum/kebutuhan hidup layak yang dilakukan perusahaan terhadap
pekerja/buruh tetap dan pekerja/buruh harian lepas merupakan sebuah peristiwa yang
telah dan sedang berlangsung di Indonesia. Masyarakat tentunya memiliki pandangan
yang
sama
mengenai
fenomena
ini,
yaitu
perlunya
pelaksanaan
sistem
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
mengetahui
berbagai
jenis
hak-hak
pekerja/buruh
tetap
dan
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
mengetahui
hambatan
dan
kendala
dalam
penerapan
2. Manfaat Penulisan
a. Secara Teoritis
Pembahasan terhadap permasalahan yang telah dirumuskan akan memberikan
memberikan
informasi
dan
gambaran
Ketenagakerjaan/Perburuhan/hubungan
tentang
industial
di
perkembangan
Indonesia
yaitu
Hukum
mengenai
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
untuk mencapai tatanan (abstrak) dan kondisi (riil) ketenagakerjaan yang lebih baik
sesuai dengan prinsip Pancasila dalam Hubungan Industrial.
D. Keaslian Penulisan
Sistem Pengupahan Terhadap Pekerja/Buruh Tetap dan Pekerja/Buruh Harian
Lepas Ditinjau dari PERMENAKERTRANS NO. 17 TAHUN 2005 Tentang
Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak (Studi Penelitian
Pengupahan Tenaga Kerja Pada PT. Arwana Mas Indonesia) yang diangkat menjadi
judul skripsi ini merupakan hasil karya yang ditulis secara objektif, ilmiah melalui datadata referensi dari buku-buku, bantuan dari para narasumber dan pihak-pihak lain.
Skripsi ini juga bukan merupakan jiplakan atau merupakan judul skripsi yang sudah
pernah diangkat sebelumnya oleh orang lain.
Prof. Dr. lexy j. Moleong, Metodologi Analisis Data, Rosda, Jakarta, 2005, Hal. 64.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia UI Press,
Jakarta, 1986, hal. 51
8
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
Mohammad Nazir, Phd., Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2006, hal.14.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
penulis dalam
melakukan
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
Dalam tahap ini, data yang dikumpulkan disusun secara sistematis kemudian
diolah menjadi pembuatan skripsi.
d) Analisis Data
Data yang terkumpul tidak memberikan arti apa-apa bagi penelitian tanpa
dianalisis terlebih dahulu, hal itu untuk menjamin data tersebut sudah akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dibagi ke dalam 5 (lima) bab, Dimana masing-masing bab
dibagi atas beberapa sub bab. Urutan bab-bab tersebut secara sistematik dan saling
berkaitan satu dengan yang lain. Uraian singkat bab-bab dan sub bab-sub bab tersebut
adalah sebagai berikut :
BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang
permasalahan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan,
metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
BAB II : Merupakan bab yang berisi tentang gambaran umum mengenai
pekerja/buruh dan upah/pengupahan di Indonesia, bab ini terdiri dari berbagai
pengertian tenaga kerja dan jenis-jenisnya, berbagai pengertian upah dan jenis-jenisnya,
jaminan-jaminan terhadap pekerja/buruh tetap dan pekerja/buruh harian lepas, serta
pengertian KHM (Kebutuhan Hidup Minimum), KFM (Kebutuhan Fisik Minimum),
dan KHL (Kebutuhan Hidup Layak).
BAB III : Merupakan bab yang berisi tentang peranan dari pihak-pihak terkait
dalam penerapan standarisasi pengupahan, mulai dari peran Dewan Pengupahan Daerah
dalam menentukan standarisasi pengupahan pekerja/buruh, peran APINDO (Asosiasi
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG SISTEM PENGUPAHAN DI INDONESIA
buruh
melakukan
pekerjaan
adalah
untuk
mendapatkan
Dipandang dari sudut nilainya, upah itu dibeda-bedakan antara upah nominal
yaitu jumlah yang berupa uang, dan upah riil yaitu banyaknya barang yang dapat dibeli
dengan jumlah uang itu. 10
Bagi buruh yang penting adalah upah riil, karena dengan upahnya itu harus
mendapatkan cukup barang yang diperlukan untuk kehidupannya bersama keluarganya.
Kenaikan upah nominal tidak mempunyai arti baginya, jika kenaikan upah itu disertai
dengan atau disusul oleh kenaikan harga kebutuhan hidup dalam arti kata seluasluasnya. Turunnya harga barang keperluan hidup karena misalnya bertambahnya
produksi barang itu, akan merupakan kenaikan upah bagi buruh walaupun jumlah uang
yang ia terima dari majikan adalah sama seperti sedia kala. Sebaliknya, naiknya harga
barang keperluan hidup, selalu berarti turunnya upah bagi buruh.
Beberapa pengertian upah dalam berbagai peraturan perundang-undangan dan
menurut para sarjana :
1. Menurut UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, yang dimaksud
dengan Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada
pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan kerja, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan
bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang
telah atau akan dilakukan.
2. Menurut Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981 Tentang Perlindungan Upah
yang dimaksud dengan Upah adalah penerimaan sebagai imbalan dari
pengusaha kepada buruh untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan
atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan
melalui persetujuan atau peraturan perundang-undangan, dan dibayarkan atas
dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh, termasuk
tunjangan, baik untuk buruh sendiri maupun keluarganya.
3. Menurut Dewan Penelitian Pengupahan Nasional tahun 1970, yang
menyebutkan bahwa: Upah adalah suatu penerimaan sebagai suatu imbalan
dari pemberi kerja untuk pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan,
berfungsi sebagai kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan
10
Prof. Imam Supomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Djambatan, Jakarta, 2003, Hal. 179.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
produksi, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk yang ditetapkan dalam bentuk
suatu persetujuan, UU, peraturan-peraturan dan dibayar atas dasar suatu
perjanjian kerja antara pemberi kerja dan penerima kerja.
4. Menurut Prof. Imam Supomo yang dimaksud dengan upah adalah pembayaran
yang diterima oleh buruh selama ia melakukan pekerjaan atau dipandang
melakukan pekerjaan.
Dari uraian diatas jelas upah diberikan dalam bentuk uang, namun secara
normatif masih ada kelonggaran bahwa upah dapat diberikan dalam bentuk lain
berdasarkan perjanjian atau peraturan perundangan, dengan batasan nilainya tidak
boleh melebihi 25% (dua puluh lima persen) dari nilai upah yang seharusnya
diterima. 11
Pada hakekatnya upah haruslah mampu menjadi tulang punggung kehidupan
pekerja/buruh karena upah merupakan pendapatan yang diperoleh dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu penetapan upah haruslah berdasarkan
kebutuhan hidup minimum serta kebutuhan hidup layak seorang manusia, dalam hal ini
buruh. Dalam hal pelaksanaan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja,
pemerintah menetapkan jenis-jenis pengupahan, meliputi:
1. Upah Minimum
Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per01/Men/1999 Tentang Upah Minimum, upah minimum adalah upah bulanan
terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap.
Berdasarkan memori penjelasan pasal 89, upah minimum sektoral dapat
ditetapkan untuk kelompok lapangan usaha beserta pembagiannya menurut
klasifikasi lapangan usaha Indonesia untuk kabupaten/kota, provinsi, beberapa
11
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
provinsi atau nasional dan tidak boleh lebih rendah dari upah minimum regional
daerah yang bersangkutan.
Upah minimum tersebut kemudian ditetapkan oleh gubernur dengan
memperhatikan
rekomendasi
dari
Dewan
Pengupahan
Provinsi
dan/
Bupati/Walikota.
2. Upah yang Dibayar Dalam Hal Pekerja/Buruh Tidak Melakukan Pekerjaan
Upah tidak dibayar apabila pekerja tidak melakukan pekerjaan kecuali jika :
a) Pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan.
b) Pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa
haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan.
c) Pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena menikah, menikahkan,
mengkhitankan,
membaptiskan
anaknya,
istri
melahirkan
atau
keguguran kandungan, suami atau istri atau anak atau menantu atau
orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah
meninggal dunia.
d) Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaan karena menjalankan
ibadah yang diperintahkan agamanya.
e) Pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi
pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri
maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha.
f) Pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat.
g) Pekerja/buruh melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas
persetujuan pengusaha.
h) Pekerja/buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
Menteri
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Nomor
Kep-
12
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
perusahaan yang waktu kerjanya tidak dapat dibatasi menurut waktu kerja yang
ditetapkan oleh perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Adapun kritera pekerja staf yang tidak berhak menerima upah lembur
ialah mereka:
a) Yang memiliki jabatan struktural dalam organisasi perusahaan;
b) Yang memiliki kewajiban; tanggung jawab dan wewenang terhadap
kebijakan perusahaan;
c) Yang mendapat upah lebih besar daripada pekerja lainnya; dan
d) Yang mendapat fasilitas yang lebih baik daripada pekerja lainnya.
Pedoman perhitungan upah lembur sebagai berikut:
a) Perhitungan upah lembur didasarkan pada upah bulanan.
b) Upah seja adalah 1/173 kali upah sebulan.
c) Dalam hal upah pekerja/buruh dibayar :
Dalam hal pekerja/buruh bekerja kurang dari dua belas bulan, maka
upah sebulan dihitung rata selama bekerja, dengan ktentuan tidak
boleh rendah dari upah minimum setempat.
d) Upah dan tunjangan tetap untuk dasar perhitungan upah lembur adalah
100%, jadi jumlah upah keseluruhan bukan upah pokok.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
e) Apabila upah keseluruhan terdiri atas upah pokok, tunjangan tetap dan
tunjangan tidak tetap, sedangkan jumlah upah pokok dan tunjangan tetap
kurang dari 75%, maka untuk dasar perhitungan upah lembur adalah
75% dari jumlah upah keseluruhan.
Sedangkan cara perhitungan upah lembur:
a. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja:
1. untuk jam kerja lembur pertama harus dibayar upah sebesar 150%
kali upah sejam;
2. untuk setiap jam kerja lembur berikut haus dibayar upah sebesar
200% kali upah sejam.
b. Apabila lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari
libur resmi untuk waktu kerja enam hari kerja empat puluh jam dalam
seminggu, maka perhitungaanya:
1. untuk tujuh jam pertama dibayar 200% kali upah sejam, dan jam ke8 dibayar 300% kali upah sejam, dan jam ke-9 dan ke-10 dibayar
400% kali upah sejam.
2. apabila hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek perhitungan
upah lembur lima jam pertama dibayar 200% kali upah sejam, jam
ke-6 dibayar 300% kali upah sejam, jam ke-7 dan ke-8 dibayar 400%
kali upah sejam.
c. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau
hari libur resmi untuk waktu kerja lima hari kerja empat puluh jam
dalam seminggu, maka perhitungaan upah kerja lembur untuk delapan
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
jam pertama dibayar 200% kali upah sejam, jam ke-9 dibayar 300% kali
upah sejam, dan jam ke-10 dibayar 400% kali upah sejam.
4. Tunjangan Hari Raya Keagamaan
Berdasarkan Pasal 1 butir (d) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia Nomor Per.04/Men/1994 Tahun 1994 Tentang Tunjangan Hari Raya
Keagamaan
Bagi
Pekerja
di
Perusahaan
(THR),
adalah
pendapatan
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
Komponen biaya tempat tinggal (termasuk listrik dan air) dan rekreasi masuk
dalam kategori ini. Di samping itu, seorang buruh harus juga menjaga kesehatan fisik
dan lingkungannya antara lain dengan mandi, berpakaian yang layak dan sehat, dan
berolahraga. Komponen pokok terakhir adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menghadirkan buruh tersebut secara fisik di pabrik dengan kata lain, biaya
transportasi. 13
Perkembangan kebutuhan fisik minimum tidak hanya mengacu kepada fisik si
pekerja/buruh saja tetapi juga keluarganya yang merupakan tanggungan mutlak si
pekerja/buruh. Penetapan tingkat upah bagi pekerja/buruh merupakan kebijaksanaan
yang sangat penting, karena hal ini berkaitan langsung dengan kebijaksanaan
peningkatan taraf hidup pekerja/buruh dan keluarga. Salah satu indikator dalam
mempertimbangkan penetapan upah minimum pekerja/buruh adalah Nilai Kebutuhan
Fisik Minimum (KFM) yang disajikan dalam sub-bab menurut 3 jenis penggolongan
pekerja/buruh yaitu :
- Seorang Pekerja Lajang (PL);
- Seorang Pekerja + 1 Istri + 1 Anak (K1);
- Seorang Pekerja + 1 Istri + 2 Anak (K2);
Dengan adanya ketiga jenis penggolongan pekerja/buruh sebagai komponen
nilai kebutuhan fisik minimum maka perlunya perhitungan setiap kebutuhan fisik dari
objek komponen tersebut yang hendak dicantumkan dalam penetapan upah minimum
agar pekerja/buruh dapat menerima upah minimum sesuai dengan kebutuhan fisik
minimum dirinya serta keluarganya.
13
Ken Buddha Kusumandharu, Upah : sebuah catatan Ekonomi-Politik, www.prpindonesia.org., diakses pada tanggal 23 juli 2008.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
kebutuhan
hidup
minimum
dilatarbelakangi
oleh
tujuan
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
bekerja yang dapat dinilai dengan uang yang dapat di belanjakan sesuai dengan harga
pasar nasional/daerah. 14
Perkembangan
kebutuhan
hidup
minimum
pasti
mengikuti
pola-pola
14
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 81/MEN/1995 Tentang Penetapan Komponen
Kebutuhan Hidup Minimum.
15
Departemen Tenaga Kerja RI., Direktorat Jendral Binawas, Direktorat Pengupahan dan
Jaminan Sosial, Pedoman Penyusunan dan Pelaksanaan Upah Minimum, Jakarta, PT. Jamsostek, 1999.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
minimum regional (UMR) dan upah minimum sektoral regional (UMSR) yang
disesuaikan dengan kondisi perkembangan saat ini.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER. 17/MEN/III/2005 Tentang
Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
jawab
yaitu
perusahaan/pengusaha/majikan
dalam
melaksanakan
penetapan upah minimum yang berdasarkan kebutuhan hidup layak yang harus
mematuhi setiap peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Tabel. 2
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NO. 17 TH 2005
KOMPONEN KEBUTUHAN HIDUP LAYAK UNTUK PEKERJ A LAJ ANG
DALAM SEBULAN DENGAN 3.000 K KALORI PER HARI
I. MAKANAN DAN MINUMAN
Komponen
No. Sebulan
Kualitas
(kua)/
Kriteria
Sedang
J umlah
Kebutuhan
Satuan
Harga
Satuan
(Rp)
Nilai
(Rp)
1.
Beras
10.00
Kg
2. Sumber Protein :
a. Daging
Sedang
0,75
Kg
b. Ikan Segar
baik
c. Telur Ayam
Telur ayam ras
1,20
Kg
3. Kacang-kacangan :
tempe/tahu
Baik
4.50
Kg
4. Susu bubuk
Sedang
0.90
Kg
5. Gula pasir
Sedang
3.00
Kg
6. Minyak goreng
Curah
2.00
Kg
7. Sayuran
Baik
7.20
Kg
8. Buah-buahan
setara pisang/pepaya
Baik
7.50
Kg
9. Karbohidrat lain
setara tepung/terigu
Sedang
3.00
Kg
10. Teh atau Kopi Celup/Sachet 1.00/4.00 Dus isi 25/75 gram
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
II. SANDANG
Komponen
No. Sebulan
Kualitas
J umlah
(kua)/
Kebutuhan
Kriteria
12. Celana panjang/rok Katun sedang6/12
13. Kemeja lengan
pendek/blouse
Setara Katun 6/12
14. Kaos oblong/BH
Sedang
6/12
15. Celana dalam
Sedang
6/12
16. Sarung/kain panjang Sedang
1/12
17. Sepatu
Kulit sintetis 2/12
18. Sandal jepit
Karet
2/12
19. Handuk mandi 100 cm x 60 cm 1/12
20. Perlengkapan ibadah
Sajadah, Mukena
1/12
J UMLAH :
Satuan
Harga
Satuan
(Rp)
Nilai
(Rp)
Harga
Satuan
(Rp)
Nilai
(Rp)
Potong
Potong
Potong
Potong
Helai
Pasang
Pasang
Potong
Paket
III. PERUMAHAN
Komponen
No. Sebulan
Kualitas
J umlah
Satuan
(kua)/
Kebutuhan
Kriteria
21. Sewa kamar
Sederhana
1.00
1 bulan
22. Dipan/tempat tidur No.3 polos 1/48
Buah
23. Kasur dan bantal Busa
1/48
Buah
24. Seprei dan sarung
bantal
Katun
2/12
Set
25. Meja dan kursi
1 meja/4 kursi 1/48
Set
26. Lemari pakaian Kayu sedang 1/48
Buah
27. Sapu Ijuk
sedang
2/12
Buah
28. Perlengkapan makan
1. Piring makan
polos
3/12
Buah
2. Gelas minum
polos
3/12
Buah
3. Sendok dan garpu sedang
3/12
Pasang
29. Ceret alumunium Ukuran 25 cm 1/24
Buah
30. Wajan alumunium Ukuran 32 cm 1/24
Buah
31. Panci alumunium Ukuran 32 cm 2/12
Buah
32. Sendok masak Alumunium
1/12
Buah
33. Kompor minyak
tanah
16 sumbu
1/24
Buah
34. Minyak tanah Eceran
10.00
Liter
35. Ember plastik Isi 20 liter
2/12
Buah
36. Listrik
450 watt
1.00
Bulan
37. Bola lampu
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
pijar/neon
25 watt/15 watt 6/12 atau 3/12
38. Air Bersih Standar PAM
2.00
39. Sabun cuci Cream/deterjen
1.50
J UMLAH :
Buah
Meter kubik
Kg
IV. PENDIDIKAN
Komponen
No. Sebulan
Kualitas
J umlah
Satuan
Harga
(kua)/
Kebutuhan
Kriteria
Tabloid/band 4 atau1/4 Eks atau Buah
40. Bacaan/radio
J UMLAH :
V. KESEHATAN
41. Sarana Kesehatan :
a. Pasta gigi
80 gram
b. Sabun mandi
80 gram
c. Sikat gigi
Produk lokal
d. Shampo
Produk lokal
e. Pembalut atau
alat cukur
isi 10
42. Obat anti nyamuk Bakar
43. Potong rambut
di tukang cukur/salon
Satuan
(Rp)
Nilai
(Rp)
Harga
Satuan
(Rp)
Nilai
(Rp)
Harga
Satuan
(Rp)
Nilai
(Rp)
1.00
Tube
1.00 3/12
Buah
1.00
Buah
1.00
Botol 100 ml
1.00
3.00
dus/se
Dus
6/12
kali
J UMLAH :
VI. TRANSPORTASI
Komponen
No. Sebulan
Kualitas
(kua)/
Kriteria
J umlah
Kebutuhan
Satuan
Hari (PP)
Kualitas
(kua)/
Kriteria
J umlah
Kebutuhan
45. Rekreasi
Daerah sekitar
2/12
46. Tabungan (2% dari nilai 1 s/d 45)
Satuan
Kali
J UMLAH :
J UMLAH KESELURUHAN KEBUTUHAN : (I+II+III+IV+V+VI+VII)
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
atau
peraturan
perundang-undangan,
termasuk
tunjangan
bagi
pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah
atau akan dilakukan. Pada pekerja/buruh tetap upah yang diterima sifatnya
adalah upah tetap, yaitu upah yang diterima pekerja/buruh secara tetap atas
suatu pekerjaan yang dilakukan secara tetap. Upah tetap ini diterima secara
tetap dan tidak dikaitkan dengan tunjangan tidak tetap, upah lembur dan
lainnya. 17
2) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Yaitu: Jaminan sosial yang diberikan perusahaan kepada pekerja/buruh
yang menurut UU nomor 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja. UU
ini kemudian dikkonkritkan lagi dengan dikeluarkannya UU No. 14 tahun 1993
tentang program jamsostek yang meliputi 4 program yaitu:
17
Edytus Adisu, Hak Karyawan Atas Gaji dan Pedoman Menghitung Gaji, Forum Sahabat,
Jakarta, 2008, hal. 4.
18
Ibid, hal. 10
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
1. Biaya pengangkutan;
2. Biaya pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan;
3. Biaya rehabilitasi;
4. Santunan berupa uang meliputi:
- Santunan sementara tidak mampu bekerja;
- Santunan cacat sebagian atau selama-lamanya;
- Santunan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental;
- Santunan kematian.
Biaya pemakaman;
adalah
sebesar
akumulasi
iuran
ditambah
hasil
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
Hari Raya Natal bagi pekerja/buruh yang beragama Katolik dan Protestan.
Melakukan Pekerjaan
Menurut Pasal 1603 KUH Perdata, pekerja/buruh wajib melakukan
pekerjaan yang dijadikan sesuai dengan batas-batas kemampuannya. Sepanjang
sifat dan luas pekerjaan yang harus dilakukan tidak diuraikan dalam perjanjian
maupun peraturan perusahaan, maka hal itu ditentukan menurut kebiasaan. 21
19
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.104/MEN/1994 tentang Tunjangan Hari Raya
Keagamaan bagi Pekerja di Perusahaan.
20
Djumialdji, F.X., S.H., Perjanjian Kerja, Bumi Aksara, Jakarta, 1997, hal. 79.
21
Pasal 1603 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Koperasi No. 02/Men/1976 jo. No. 02/Men/1978
Tentang Peraturan Perusahaan dan Perundingan Pembuatan Perjanjian Perburuhan.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
pengadilan akan menetapkan suatu jumlah uang sebesar ganti rugi menurut
kelayakan.
bertempat
tinggal pada
majikan/pengusaha, wajib
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
untuk mogok kerja dengan tidak melanggar hukum (Pasal 138 ayat (1) UU No.
13 Tahun 2003), memberitahukan secara tertulis 7 hari sebelun melaksanakan
mogok kerja kepada pengusaha dan instansi bertanggung jawab dibidang
ketenagakerjaan setempat (Pasal 140 ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003), berusaha
dengan segala upaya agar jangan terjadi PHK (Pasal 151 ayat (1) UU No. 13
Tahun 2003).
Dengan dilaksanakannya kewajiban pekerja/buruh diatas kelak diharapkan
terciptanya loyalitas terhadap perusahaan yang dapat menimbulkan hubungan yang
harmonis antara pekerja/buruh dan pengusaha/majikan sehingga kelak dapat
memajukan perusahaan sesuai dengan tujuan dari pembangunan ketenagakerjaan.
ada yang menyentuh garis kesejahteraan, maksudnya adalah bahwa upah yang diterima
dari melakukan pekerjaan harian lepas tersebut tidak mencukupi segala kebutuhan
sehari-hari sehingga para pekerja/buruh yang sudah bekerluarga sering mencari
pekerjaan sampingan atau membiarkan anak istrinya untuk juga bekerja sebagai
pekerja/buruh harian lepas.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hak pekerja/buruh harian lepas
didasarkan terhadap banyaknya pekerja/buruh harian lepas tersebut memproduksi
barang (prestasi) yang mereka buat tanpa adanya gaji pokok, mengenai hak-hak lainnya
yang diterima oleh pekerja/buruh harian lepas, misalnya: pembagian beras, minyak,
dll., tergantung pada perusahaan memang dalam undang-undang dikatakan bahwa
setiap tenaga kerja diberikan jaminan sosial dan tunjangan-tunjangan namun pada kasus
pekerja/buruh harian lepas tidak ada diatur dengan jelas bahwa perusahaan diwajibkan
memberikan hak-hak tersebut selain upah harian lepas kepada pekerja/buruh harian
lepas.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
Dalam Buku Muchsan, Ali, Upah sebagai Hak Asasi Buruh, Citra Aditya, Bandung, 1995,
hal. 5.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
Misalnya
pemberian
informasi,
penjelasan
suatu
kebijaksanaan
imbalan yang diterimanya menurut peraturan yang mengatur pekerjaan dan imbalan
yang akan si pekerja/buruh terima.
Imbalan tersebut adalah upah yang menjadi harapan yang digantungkan si
pekerja./buruh dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. oleh karena itu, maka upah
tersebut merupakan hak asasi yang harus diterima si pekerja/buruh yang dimana kriteria
upah yang diterima harus sesuai dengan kebutuhan hidup si pekerja/buruh yang
dijalankannya.
Perlunya juga membahas upah sebagai hak asasi pekerja/buruh adalah untuk
mengingatkan semua kalangan, baik itu kalangan pengusaha/majikan, kalangan
pemerintah, kalangan pekerja/buruh, serta kalangan akademisi bahwa upah merupakan
suatu hal yang sensitif bagi segi-segi kemanusiaan si pekerja/buruh maka selama upah
belum sesuai dari segi-segi kemanusiaan pekerja/buruh wajib dan akan terus menuntut
hak asasinya sampai hak asasi itu tercapai pada suatu titik dimana hak asasi itu sudah
dijalankan sesuai dari segi-segi kemanusiaan.
Di Indonesia konsep hak asasi manusia telah secara tegas dan jelas diakui
keberadaannya di dalam UUD 1945 dan dilaksanakan oleh negara di dalam masyarakat.
Hak asasi pekerja/buruh yaitu hak untuk memperoleh pekerjaan yang layak bagi
kemanusiaan yang telah diakui keberadaannya dalam UUD 1945 merupakan hak
konstitusional. Itu berarti bahwa negara tidak diperkenankan mengeluarkan
kebijaksanaan-kebijaksanaan baik berupa undang-undang (legistative policy) maupun
berupa peraturan-peraturan pelaksanaan (bureaucracy policy) yang dimaksudkan untuk
mengurangi substansi dari hak konstitusional. Bahkan di dalam negara hukum modern
(negara kesejahteraan) negara berkewajiban untuk menjamin pelaksanaan hak
konstitusional itu. Demikian juga hak-hak yang bukan asasi mengalami proses sesuai
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
industrial
yang
semakin
pesat
tidaklah
mutlak
mandor/agen tenaga kerja, mereka kadang tidak mendapat imbalan dalam bentuk upah
pokok tetap, tetapi hanya sekedar uang makan. Perjanjian kerja secara lisan dan tanda
bahwa mereka berkerja hanya secarik kertas yang dikeluarkan oleh mandor.
Adapun dikatakan bahwa pekerja/buruh harian lepas memiliki hak atas upah itu
benar, namun dengan melihat bahwa dengan tidak tetapnya jumlah upah yang diterima
oleh pekerja/buruh harian lepas tersebut serta tidak adanya jaminan dan tunjangan
seperti apa yang didapat pekerja/buruh tetap maka semakin menguatkan kesimpulan
bahwa praktek-praktek feodalisme tetap bertahan, hal ini sangat bertentangan dengan
tujuan dari pembangunan ketenagakerjaan yang dicanangkan oleh negara bahwa
industri dibuat untuk mensejahterakan rakyat indonesia.
Hak pekerja/buruh harian lepas atas upah juga merupakan hak asasi seorang
pekerja/buruh harian lepas yang wajib diberikan oleh pengusaha/majikan sesuai dengan
beban kerja/kewajiban yang dipikul oleh pekerja/buruh harian lepas tersebut.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
BAB III
PIHAK-PIHAK TERKAIT DALAM PENERAPAN STANDART
PENGUPAHAN
25
Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 107 tahun 2004 tentang Dewan Pengupahan.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
pada khususnya, sehingga hal ini dapat dijadikan salah satu kriteria dalam
menentukan standarisasi pengusaha.
2) Menyederhanakan berbagai bentuk tunjangan yang diberikan dalam nilai uang
dan dikaitkan dengan prestasi serta produktivitas tenaga kerja melalui
penciptaan ukuran prestasi kerja yang dapat diterima oleh kedua belah pihak
pelaku proses produksi
Dalam
hal
ini
perusahaan
harus
mampu
merasionalisasikan
serta
aturan
serta
juga
sebagai
bentuk
transparansi
perusahaan/pengusaha.
Dengan adanya upaya-upaya tersebut diatas diharapkan sistem pengupahan
yang berpihak kepada semua kalangan dapat terlaksana sebisa mungkin karena hal
tersebut menjadi indikator terpenuhinya hak-hak pekerja/buruh yang sesuai dengan
kewajibannya melalui penetapan standarisasi pengupahan yang dilakukan oleh dewan
pengupahan nasional/daerah yang terwujud dalam kebijakan Presiden, Gubernur, serta
Bupati/Walikota mengenai pengupahan nasional maupun daerah.
pekerja/buruh
dikemudian
hari.
Kelanjutan
pembangunan
ketenagakerjaan tidak lepas dari cukup atau tidaknya upah dalam hal memenuhi segala
aspek kebutuhan hidup si pekerja/buruh, untuk itu perkembangan peningkatan
kesejahteraan buruh melalui upah harus dapat diwakili pleh organisasi-organisasi
pekerja/organisasi buruh atau serikat pekerja/serikat buruh dalam hal ini fungsi
pengawasan serikat pekerja/serikat buruh dalam mengawasi pemerlakuan standarisai
pengupahan menurut kebutuhan hidup layak yang ditetapkan oleh dewan pengupahan
nasional dan dewan pengupahan daerah pada pratek riilnya di perusahaan.
Sejak zaman kolonial serikat pekerja/serikat buruh telah mulai menjalankan
perannya dalam mengawasi sistem pengupahan di perusahaan, namun karena tidak
satunya gerakan dari semua serikat pekerja/serikat buruh maka fungsi pengawasan
tersebut mulai terabaikan, namun pada perkembangannya mengalami kemajuan, sempat
terpecah di era orde baru lalu mulai bangkit lagi di era reformasi.
Perkembangan organisasi pekerja/buruh di negeri kita diawali sejak lahirnya
serikat pekerja guru belanda pada tahun 1876. Mulai saat itu para pekerja/buruh
pribumi juga bertekad mendirikan serikat pekerja/serikat buruh sendiri, tanpa warga
negara asing. Mereka sudah menyadari betapa pentingnya perjuangan untuk
memperbaiki nasib, seperti syarat dan kondisi kerja, kesehatan dan keselamatan kerja,
upah dan jaminan sosial. Kesadaran ini tumbuh karena didorong pula dengan semakin
berkembangnya industri barang dan jasa pada masa itu.
Sejalan dengan dinamika perjuangan bangsa, organisasi pekerja tidak lepas dari
pergulatan politik di tanah air. Berbagai serikat pekerja/serikat buruh dengan nama dan
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
27
www.google.com, M. Prabowo Luh Santosa, Gerakan Buruh Untuk Perubahan, diakses pada
tanggal 28 Juli 2008.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
kesejahteraan yang layak bagi pekerja/buruh dan keluarganya, 28 yang merupakan peran
serikat pekerja/buruh dalam mengawasi pemberlakuan sistem pengupahan/standarisasi
pengupahan di perusahaan-perusahaan dimana pekerja/buruh itu bekerja. Adapun upaya
yang dilakukan serikat pekerja/buruh dalam menjalankan perannya mengawasi
pemberlakuan sistem pengupahan/standarisasi pengupahan di perusahaan adalah
sebagai berikut:
a) Mengawasi jalannya proses pemberian upah, baik upah pokok, tunjangantunjangan serta upah lembur yang diterima oleh pekerja yang dilakukan
perusahaan/pengusaha terhadap pekerja/buruh sebagai bentuk perlindungan
terhadap hak pekerja/buruh atas upah.
Dalam hal pemberian upah, baik upah pokok, tunjangan-tunjangan serta upah
lembur kepada pekerja/buruh yang dilakukan perusahaan/pengusaha, serikat
pekerja/ serikat buruh memiliki tanggung jawab dalam mengawasi proses
tersebut demi melindungi hak buruh atas upah yang harus mereka terima. Proses
pengawasan ini dilakukan agar dalam pemberian upah perusahaan/pengusaha
memberikan upah sesuai dengan upah pokok, tunjangan-tunjangan serta upah
lembur yang sesuai dengan peraturan/perjanjian yang mengatakan bahwa si
pekerja/buruh memang berhak atas upah yang mereka terima. Karena dalam
prakteknya banyak pekerja/buruh tidak menerima upah sesuai dengan pekerjaan
yang ia lakukan, hal ini disebabkan manipulasi dan intimidasi yang dilakukan
oleh perusahaan/pengusaha sehingga si pekerja tidak menerima seluruh haknya
atas upah 29.
28
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
b) Mengawasi perhitungan nilai upah pokok, tunjangan serta upah lembur yang
akan diterima oleh pekerja/buruh yang dilakukan perusahaan/pengusaha
terhadap pekerja/buruh sebagai bentuk pembelaan hak dan kepentingan pekerja
buruh atas upah.
Yang dimaksud perhitungan nilai upah pokok, tunjangan serta upah lembur
yang akan diterima oleh pekerja/buruh adalah nilai besaran upah pokok,
tunjangan serta upah lembur yang akan diterima pekerja/buruh yang harus
dihitung berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti upah
pokok yang tidak boleh dibawah standar kebutuhan hidup layak, tunjangan yang
harus diberikan berdasarkan tanggungan keluarga, serta kerja lembur yang
dilakukan pada hari kerja maka upah lembur untuk jam pertama yang diterima
adalah 150% kali upah sejam. Jadi peran serikat pekerja/serikat buruh dalam
mengawasi perhitungan nilai upah ini sangatlah penting dan menjadi suatu
keharusan, agar dalam menerima upahnya, buruh tidak mengalami kecurangankecurangan fakta sehingga upah yang diterima sesuai dengan kewajiban kerja
serta prestasi yang dilakukan.
BAB IV
SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA/BURUH TETAP DAN PEKERJA/BURUH
HARIAN LEPAS di PT. ARWANA MAS INDONESIA
Maksud dan tujuan dari Perseroan ini adalah berusaha dalam bidang
perdagangan, perindustrian, pembangunan, pengangkutan darat, pertambangan, jasa,
pertanian. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perseroan dapat
melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
A. Perdagangan:
Perdagangan yang berhubungan dengan usaha real estate dan property yaitu
penjualan dan pembelian bangunan-bangunan rumah, gedung perkantoran,
gedung pertokoan, unit-unit ruang apartemen, ruang kondominium, ruang
kantor dan pertokoan.
B. Perindustrian:
Industri perhiasan dan aksesoris kecantikan.
Industri kerajinan tangan.
Menjalankan usaha tekstil.
Industri pengelolahan hasil hutan tanaman industri.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
D. Pengangkutan Darat:
E. Pertambangan
Menjalankan usaha-usaha di bidang pertambangan.
Penggalian batu tambang, tanah liat, granit, gamping dan pasir.
Pertambangan non-migas.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
F. Jasa
Menjalankan dan melaksanakan usaha dalam bidang jasa.
G. Pertanian
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
Dst.
2. General Manager
Menilai, menyetujui atau menolak rencana program kerja yang diajukan oleh
Manager Divisi;
Dst.
3. Manager Divisi
Bertanggung jawab secara langsung pada General Manager dan secara tidak
langsung pada Direktur;
Menyampaikan
laporan
pertanggungjawaban
pada
Rapat
Direksi dan
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
4. Staff Divisi-Divisi
Bertanggung jawab secara langsung kepada Manager Divisi dan secara tidak
langsung pada Direktur;
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
sebagai berikut: upah sejam di PT. Arwana adalah Rp. 4.400,-, upah kerja lembur sejam
di PT. Arwana adalah Rp. 12.000,- jadi upah lembur adalah 320% kali upah sejam.
Walaupun tidak perhitungan pemberian Upah Kerja Lembur di PT Arwana tidak
berlipat dari 150% dari upah sejam pada jam pertama dan 200% dari upah sejam untuk
jam berikutnya pemberian Upah Kerja Lembur tersebut sudah sesuai dengan ketentuan
yang ada.
Jaminan Sosial Tenaga Kerja pada pekerja/buruh tetap di PT Arwana:
PT. Arwana mendaftarkan pekerja/buruhnya sebagai peserta Jamsostek sebagai
kewajiban perusahaan yang diatur oleh Undang-Undang (sample penyetoran iuran
Jamsostek terlampir). Jaminan-jaminan tersebut meliputi:
- Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
Perhitungan iuran yang dikenakan untuk Jaminan Kecelakaan Kerja adalah :
0,24% x jumlah upah yang belum dipotong iuran apapun misalnya: 0,24% x
Rp.918.000 yaitu: Rp. 2203,-.
- Jaminan Hari Tua (JHT)
Perhitungan iuran yang dikenakan untuk Jaminan Hari Tua adalah : 5,7% x
jumlah upah yang belum dipotong iuran apapun, misalnya: 5,7% x Rp. 918.000,- yaitu:
Rp. 52.326,- Jaminan Kematian (JK)
Perhitungan iuran dikenakan untuk Jaminan Kematian adalah : 0,3% x jumlah
upah yang belum dipotong iuran apapun, misalnya: 0,3% x Rp. 918.000,- yaitu: Rp.
2.754,- Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
upah
minimum
Provinsi
Sumatera
Utara
adalah
berdasarkan
30
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
pekerja/buruh itu sendiri yaitu pekerja/buruh mengundurkan diri karena alasan tertentu
tidak memberikan pesangon dalam bentuk apapun, PT Arwana MI tidak memberikan
pesangon dalam bentuk apapun. Hal ini dikarenakan dalam perjanjian kerja sebelum
pekerja/buruh melakukan pekerjaannya telah di sepakati bahwa tidak ada pemberian
pesangon oleh perusahaan perihal Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan
oleh perusahaan terhadap pekerja/buruh maupun pemutiusan hubungan kerja akibat
pengunduran diri pekerja/buruh . Hal ini sangat bertentangan dengan pasal 62 UU No.
13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang mengatakan Apabila salah satu pihak
mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam
perjanjian kerja tertentu, atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1), pihak yang mengakhiri hubungan kerja
diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja/buruh
sampai pada batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.
Dari fakta diatas dapat disimpulkan bahwa dalam hal Pemutusan Hubungan
Kerja PT. Arwana Mas Indonesia tidak mengindahkan UU Ketenagakerjaan sebagai
landasan hukum pembuatan perjanjian kerja demi terciptanya suatu kondisi dimana
pekerja/buruh tidak terlalu disudutkan dalam suatu hubungan kerja yang berdasarkan
keadilan yang tersirat dalam tujuan Pembangunan Ketenagakerjaan Indonesia.
- Dana Pensiun
Dana pensiun disini berasal dari keseluruhan iuran Jaminan Hari Tua (JHT)
yang telah disetorkan oleh pengusaha kepada badan penyelenggara (Jamsostek) serta
hasil pengembangannya (hasil pengelolahan dan investasi dana iuran jaminan hari tua).
Belum ada yang diberikan dana pensiun oleh perusahaan (karena memang perusahaan
ini baru berdiri pada tahun 2005) namun bila ada pekerja/buruh yang pensiun dari
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
perusahaan PT. Arwana akan diberikan sesuai dengan dana pensiun yang ia terima
kelak.
- Tunjangan Hari Raya (THR)
Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) bersifat rahasia yang hanya diketahui
oleh Direktur dan oleh si pekerja/buruh yang menerima THR karena jumlah pemberian
THR tersebut dilatarbelakangi oleh hasil kerja dan prilaku kerja selama setahun. Jadi
dalam mendapatkan informasi mengenai kegiatan pekerja/buruh sehari-hari, Direktur
meminta data dari Supervisor (kepala Pekerja/buruh langsung) dan Personalia sehingga
Direktur dapat memberikan THR menurut penilaian berdasarkan data-data tersebut. 31
Ada beberapa narasumber yang berhasil saya minta keterangan mengenai
berapa jumlah THR yang diterimanya pada tahun lalu, yaitu Sdri. Meldawaty Purba,
alamat Jl.Setia Budi Gg. Rahmat No. 8 Tanjung Sari, Medan yang mendapat THR
sebesar Rp. 520.000,- pada awal Desember tahiun lalu. Juga ada Sdri. Suci Khalida,
alamat Jl. Sisingamangaraja Gg. Karya Bakti No. 26, Medan yang mendapat THR
sebesar Rp. 485.000,-, pada pada awal September tahun lalu. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pemberian THR mutlak menjadi kebijaksanaan Direktur yang diserahkan kepada
pekerja/buruh dengan jumlah yang tidak sama.
Frien Jones Tambun, SH., Kepala personalia PT Arwana Mas Indonesia, Wawancara Tanggal
26 Agustus 2008.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
(Marketing) yaitu pemberian bonus dari penjualan barang produksi, yaitu tiap satu buah
barang diberikan bonus Rp.3.000,-. Jadi jumlah barang yang berhasil terjual akan
dikalikan Rp. 3000,- diakumulasikan serta diberikan pada setiap bulannya.
- Mengenai kebijakan upah lembur, PT Arwana MI memberikan upah per jam kerja
yaitu Rp. 6.000,- atau 12.000,-/jam kerja lembur. Kebijakan ini sudah memenuhi
kriteria syarat pemberian Upah Kerja Lembur yang dikatakan oleh UU No. 8 Tahun
1981 yaitu upah kerja lembur pertama harus dibayar sebesar 150% kali upah sejam
serta untuk jam berikutnya dibayar upah 200% kali upah sejam. Sebagai rincian adalah
sebagai berikut: upah sejam di PT. Arwana adalah Rp. 4.400,-, upah kerja lembur sejam
di PT. Arwana adalah Rp. 12.000,- jadi upah lembur adalah 320% kali upah sejam.
Walaupun tidak perhitungan pemberian Upah Kerja Lembur di PT Arwana tidak
berlipat dari 150% dari upah sejam pada jam pertama dan 200% dari upah sejam untuk
jam berikutnya pemberian Upah Kerja Lembur tersebut sudah sesuai dengan ketentuan
yang ada namun pada syaratnya pekerja harian lepas tersebut harus memenuhi batas
minimal produksi barang, misalnya: dalam menyepuh emas/melapisi logam mulia
bukan emas dengan emas harus bisa sampai 5 buah per jam kerja lembur tersebut, bila
tidak mencapai 5 item barang pakai hasil sepuhan tersebut maka akan diberi Rp. 2.000
per buah (bila hanya 1 maka akan diberi Rp. 2.000,-, dst.).
- Jaminan Sosial Tenaga Kerja pada pekerja/buruh Harian Lepas di PT Arwana:
PT. Arwana tidak mendaftarkan karyawannya sebagai peserta Jamsostek karena
pada perjanjian dan kebiasaan perusahaan tidak pernah dilampirkan mengenai
diikutsertakannya pekerja/buruh harian lepas pada program Jamsostek. Hal ini
dilakukan perusahaan agar menghemat pengeluaran perusahaan
- Dana Pensiun
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
No
.
Pengupahan di PT.
Arwana Mas Indonesia
Pekerja/Buruh Tetap
Pekerja/Buruh Harian
Lepas
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rp. 32.5000,-/hari
Tidak ada.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
utara
yang
juga
dalam
penetapannya
didasarkan
kepada
kesalahan
kesalahan
dan
kecurangan-kecurangandari
pihak
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
rendah pula harga yang ditawarkan pembeli (dalam hal ini barang/jasa
adalah Pekerja/buruh harian lepas, dan pembeli adalah pengusaha/majikan).
3. Masih tertutupnya informasi mengenai kondisi perusahaan sehingga
pemerintah dan masyarakat (khususnya kalangan akademisi) tidak mampu
mengawasi
negatif
prilaku
perusahaan
dalam
usaha
pemenuhan
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan mengenai sistem pengupahan yang ada di Indonesia dengan
studi pengupahan pada pekerja/buruh tetap dan pekerja/buruh harian lepas pada PT.
Arwana Mas Indonesia Medan, maka dapat ditariklah kesimpulan dari penjelasanpenjelasan tersebut dan juga dari tinjauan pustaka dan lapangan sebagai berikut:
1. Bahwa banyak faktor-faktor pemicu terjadinya pengupahan yang tidak
sesuai dengan peraturan dan/ dibawah standar kebutuhan hidup layak yang
ditentukan sehingga kualitas hidup yang layak belum dapat dipenuhi yang
membuat pekerja/buruh tetap dan pekerja harian lepas tidak dapat
membangun masa depan yang idealnya dapat diandalkan kelak. Faktorfaktor seperti: kurangnya lapangan kerja yang di sediakan pemerintah
maupun swasta, kurangnya pelaksanaan peraturan mengenai pengupahan
oleh perusahaan, kurang kuatnya penegakan eksekusi dari Peradilan
Hubungan Indonesia terhadap pengusaha yang diputus membayar hak-hak
pekerja/buruh serta kurangnya pengawasan pemerintah terhadap kebijakan
perusahaan dalam pengupahan terhadap pekerja/buruh untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut pemerintah mengeluarkan Permenakertrans No.
17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian
Kebutuhan Hidup Layak yang mengkonversi aturan mengenai standarisasi
Kebutuhan Hidup Minimum yang telah usang yang sepatutnya sudah harus
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
cita-cita
pembangunan
ketenagakerjaan
yang
terus
B. SARAN
Dari hasil penelitian, analisis dan pemaparan diatas, maka ada beberapa hal
yang dapat dan perlu penulis sarankan yang kiranya dapat menjadi solusi kelak, yaitu:
1. Belum optimalnya seluruh pelaku hubungan industrial/ketenagakerjaan baik
itu dari pemerintah, pengusaha, peradilan hubungan industrial maupun
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
standarisasi
pengupahan
provinsi/daerah
harus
lebih
menyudutkan
merupakan
perpanjangan
tangan
dari
pengusaha.
Serikat
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Khakim, Abdul, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2007.
Muharram, Hidayat, Panduan Memahami Hukum Ketenagakerjaan
Pelaksanaannya di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006.
Serta
Moeloeng, J., Prof Lexy, Metodologi Analisis Data, Rosda, Jakarta, 2005.
Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia UI
Press, Jakarta, 1986.
Nazir, Mohammad, Phd., Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2006.
Supomo, Prof Iman, Pengantar Hukum Perburuhan, Djambatan, Jakarta, 2003.
RI, Tenaga Kerja, Departemen, Pedoman Penyusunan dan Pelaksanaan Upah
Minimum, Jakarta, PT. Jamsostek, 1999.
Adytus, Edytus, Hak Karyawan Atas Gaji dan Pedoman Menghitung, Forum Sahabat,
Jakarta, 2008.
Djumialdji, F.X., SH., Perjanjian Kerja, Bumi Aksara, Jakarta, 1997.
Muchsan, Ali, Upah Sebagai Hak Asasi Buruh, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995.
Hutabarat, Hasiholan, Tua, Msi., Realitas Upah Buruh Industri, Kelompok Pelita
Sejahtera dan N(o)vib, Medan, 2006.
Situmorang, Manginar, Msi. dkk., Buruh Harian Lepas, Kelompok Pelita Sejahtera,
Medan, 2008.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER-06/MEN/1985 Tentang Perlindungan
Pekerja Harian Lepas
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981 Tentang Perlindungan Upah
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-81/MEN/1995 Tentang Penetapan
Komponen Kebutuhan Hidup Minimum
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transportasi No. PER-17/MEN/III/2005 Tentang
Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-02/MEN/1976 jo. PER-02/MEN/1978
Tentang Peraturan Perusahaan dan Perundingan Pembuatan Perjanjian Perburuhan
Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 107 Tahun 2004 Tentang Dewan
Pengupahan
Undang-Undang No. 21 Tahun 2003 Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh
C. SITUS INTERNET
Ken Buddha Kusumandharu, Upah : Sebuah Catatan Ekonomi-Poltik, www.prpindonesia.org., di akses Pada Tanggal 23 Juli 2008.
www.google.com., M. Prabowo Luh Sentosa, Semua untuk Perubahan, di akses Pada
Tanggal 28 Juli 2008.
www.pajak.net., Upah Minimum Provinsi di Seluruh Indonesia, di akses Pada Tanggal
27 Agustus 2008.
D. DOKTRIN
Hasil Wawancara Dengan Kepala Personalia PT. Arwana Mas Indonesia, Frien Jones
Tambun, SH.
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009
Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada Pekerja/Buruh Tetap Dan Pekerja/Buruh Harian Lepas Ditinjau
Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia), 2007.
USU Repository 2009