Anda di halaman 1dari 33

BELLS PALSY

Pendahuluan
Bells palsy atau prosoplegia
adalah kelumpuhan fasialis
akibat paralisis nervus fasial
perifer yang terjadi secara
akut dan penyebabnya tidak
diketahui (idiopatik) di luar
sistem saraf pusat tanpa
disertai adanya penyakit
neurologis lainnya.

Paralisis fasial idiopatik atau


Bells palsy, ditemukan oleh Sir
Charles Bell, dokter dari
Skotlandia. Bells palsy sering
terjadi setelah infeksi virus
( misalnya herpes simplex) atau
setelah imunisasi, lebih sering
terjadi pada wanita hamil dan
penderita diabetes serta
penderita hipertensi. Lokasi
cedera nervus fasialis pada
Bells palsy adalah di bagian
perifer nukleus nervus VII.
Cedera tersebut terjadi di dekat
ganglion genikulatum.

Anatomi Nervus Facialis


Nervus fasialis (N.VII) terutama merupakan
saraf motorik yang menginervasi otot- otot
ekspresi wajah. Di samping itu saraf ini
membawa serabut parasimpatis ke kelenjar
ludah dan air mata dank ke selaput mukosa
rongga mulut dan hidung, dan juga
menghantarkan sensasi eksteroseptif dari
daerah gendang telinga, sensasi
pengecapan dari 2/3 bagian depan lidah,
dan sensasi visceral umum dari kelenjar
ludah, mukosa hidung dan faring, dan
sensasi proprioseptif dari otot yang
disarafinya.

Maka dapat dikatakan bahwa nervus


fasialis memiliki 4 jenis serabut

patofisiologi
Para ahli menyebutkan bahwa pada
Bells palsy terjadi proses inflamasi
akut pada nervus fasialis di daerah
tulang temporal, di sekitar foramen
stilomastoideus. Bells palsy hampir
selalu terjadi secara unilateral.

Namun demikian dalam jarak waktu satu


minggu atau lebih dapat terjadi paralysis
bilateral. Penyakit ini dapat berulang atau
kambuh. Patofisiologinya belum jelas,
tetapi salah satu teori menyebutkan
terjadinya proses inflamasi pada nervus
fasialis yang menyebabkan peningkatan
diameter nervus fasialis sehingga terjadi
kompresi dari saraf tersebut pada saat
melalui tulang temporal.

etiologi
sesudah bepergian jauh dengan
kendaraan, tidur di tempat terbuka,
tidur di lantai, hipertensi, stres,
hiperkolesterolemi, diabetes mellitus,
penyakit vaskuler, gangguan
imunologik dan faktor genetic.
-anomali kongenital (sindroma
Moebius)
-trauma lahir (fraktur tengkorak,
perdarahan intrakranial .dll.)
Trauma Penyakit tulang tengkorak
(osteomielitis)
Proses intrakranial (tumor, radang,
perdarahan dll)
Proses di leheryangmenekan daerah
prosesus stilomastoideus)

Manifestasi Klinis
Gejala awal berupa perasaan nyeri dan
terasa ngilu disekitar telinga yang diikuti
dengan kelumpuhan otot wajah berupa:
- Lagophthalmos
-Bell's sign
-Sudut mulut tidak dapat diangkat
- Gangguan Pengecapan /Hilang
pengecapan

Diagnosa
Diagnosa Belss Palsy ditegakkan berdasarkan
Anamnesa
-Rasa nyeri
- Gangguan atau kehilangan pengecapan.
-Riwayat pekerjaan dan adakah aktivitas
yang dilakukan pada malam hari di ruangan
terbuka atau di luar ruangan.
-Riwayat penyakit yang pernah dialami
oleh penderita seperti infeksi saluran
pernafasan, otitis, herpes, dan lain-lain.

Pemeriksaan Fisik
Gerakan volunter yang diperiksa,
dianjurkan minimal :
1.Mengerutkan dahi
2.Memejamkan mata
3.Mengembangkan cuping hidung
4.Tersenyum
5.Bersiul
6.Mengencangkan kedua bibir

Diagnosa Banding
- Ramsay Hunt Syndrome
- Miller Fisher Syndrome

Tatalaksana

Non medikamentosa:
Istirahat, terutama dalam keadaan akut
Penggunaan Kacamata
Fisioterapy
Medikamentosa:
- Kortikosteroid (perdnison dengan dosis
40 -60
mg/hari per oral atau 1
mg/kgBB/hari selama 3
hari, diturunkan
perlahan-lahan selama 7 hari kemudian
- Acyclovir (400 mg selama 10 hari)
terutama pada fase akut untuk mencegah
replikasi virus
- Penggunaan cendolytears untuk
mencegah kekeringan pada mata

komplikasi
1. Crocodile tear phenomenon.
2. Synkinesis
3. Tic Facialis

Prognosis
Prognosis umunya baik
Beberapa faktor Resiko yang
memperburuk prgonosis antara lain:
1. Usia di atas 60 tahun
2. Paralisis komplit
3.Menurunnya fungsi pengecapan atau
aliran saliva pada sisi yang lumpuh,
4.Nyeri pada bagian belakang telinga dan
5.Berkurangnya air mata.

Laporan Home Visite tanggal 16 juni


2015

Identitas Pasien

Nama
:
Umur
:
Jenis kelamin :
Agama
:
Pekerjaan
Suku/Bangsa :
Alamat
:
No.8
Status
:

EDI KURNIA
54 tahun
Laki-laki
Islam
: wiraswasta
padang /Indonesia
Jalan Halat Gg Cempaka
Menikah

Karakteristik Genogram
Keluarga
Kedudukan

Nama

Dalam

Jenis Kelamin

Usia

Pendidikan

Pekerjaan

Ket.

SMA

Wiraswasta

Penderita

Keluarga
Edi kurnia

Kepala Keluarga

Laki-laki

Sumiati

Istri

Perempuan

Ilham yahya

Anak

54 thn
50 thn
25 thn

Laki- laki
Rani Kusmiati

Anak

Perempuan

24 thn

Putri Ulfani

Anak

Perempuan

22 thn

SMA
SMA/
Sederajad
SMA/
Sederajad
SMA/
Sederajad

Ibu Rumah
Tangga

Belum Bekerja

Belum Bekerja

Belum Bekerja

Sekolah

SLTP
Yusuf Affandi

Anak

Laki-laki

15 thn
/Sederajat

Genogram keluarga

Check list Home Visite


1. Kecacatan

2. Nutrisi
Makanan : Pasien makan 3x/hari, dengan lauk pauk
berupa ikan dan sayur, konsumsi buah jarang.
Variasi dan kualitas makanan

Status Nutrisi
Berat Badan
Tinggi Badan
Kesan

: 60 kg
: 165 cm
: Normoweight

3. Lingkungan Rumah
Lingkungan sekitar : Baik
Eksterior rumah:
Atap : Seng
Pintu rumah
: Kayu
Dinding Rumah : Batu
Jendela
: Jerjak besi dengan jendela
kaca bertingkat
Ventilasi : dari pintu dan jendela
Halaman : tidak ada

Interior rumah :
Kepadatan
: Terlalu padat
Kebersihan
: Cukup
Kenyamanan
: cukup nyaman
Privasi
: Ada
Hewan peliharaan
: tidak ada
Buku-buku
: tidak ada
Televisi
: Ada
Pernak-pernik : Ada

4. Orang Lain
Dukungan Sosial
: ya
Semangat Hidup
: ya
Sumber Penghasilan: dari pasien
sendiri
Sikap dan keluarga : Menyambut
dengan ramah dan baik

5. Medikasi

Obat resep
: ya
Obat non resep
: tidak
Suplemen diet
: tidak
Obat tertata rapi
: ya
Kepatuhan Minum Obat : ya

6. Pemeriksaan Berdasarkan
Anamnesis

A. Anamnese penyakit
keluhan utama : Bibir kanan miring
telaah : Hal ini dialami pasien sejak 3
tahun yang lalu. Awalnya os seorang supir
lintas Sumatra dan sering melakukan
perjalanan malam dengan kaca mobil
terbuka. Kemudian os merasakan kebas
pada wajah kiri. Dan susah untuk
menelan makanan. Karena keterbatasan
ekonomi dan kurangnya pengetahuan os
tidak datang berobat. Lama kelaman
gejala sedikit berkurang tetapi belum
sembuh sempurna. Riwayat terjatuh (-)

B .Riwayat Penyakit Terdahulu : C .Anamnesis Riwayat Pemakaian Obat


:D .Riwayat Keluarga : E .Riwayat Pribadi
:-

F . Anamnesis Riwayat Kelahiran :


Pasien lahir normal dengan oleh bidan.
G . Anamnesis Makanan
:
Pasien makan 3x/hari, dengan lauk pauk
berupa ikan dan sayur konsumsi buah
jarang.
H. Sikap :
Pasien cukup aktif

I .Riwayat Lingkungan
:
Pasien tinggal dengan istri dan ke empat anaknya
di rumah kontrakan. Di rumah pasien yang hanya
ada dua kamar yaitu satu kamar tidur untuk dia
dan istriya dan satu lagi kamar untuk anak
anaknya, satu ruang keluarga yang bersamaan
dengan ruang tamu dan ruang makan, satu
dapur dan satu kamar mandi. Sirkulasi udara
kurang baik karena kamar tidak ada jendela,
pencahayaan cukup, kebersihan kurang. Selain di
rumah, pasien juga sering berinteraksi dengan
teman-teman di sekitar rumahnya.

G. Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
KU/KP/KG
: Baik/Sedang/Sedang
Kesadaran : Kompos mentis
Mata
: Konjungtiva anemis (-), sklera
ikterus
(/-), pupil isokor, diameter 2-3 mm,
RC (+)
Leher
: Pembesaran KGB (-)
Thoraks
: Simetris, stem fremitus kanan
dan kiri sama,
sonor pada kedua lapangan paru,
vesikuler
pada kedua lapangan paru
Abdomen
: Simetris, Soepel, timpani pada
seluruh
lapangan perut,
peristaltik (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
Genitalia
: Tidak dilakukan pemeriksaan

Status lokalisata
Pemeriksaan nervus VII :
Pemeriksaan sensibilitas eksteroseptif :
Raba: berkurang, Nyeri berkurang,
Suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Motorik :
wajah pasien tidak simetris , dahi dan alis mata
sebelah kanan tertinggal saat mengerutkan
dahi, pada saat pemejaman mata kelopak
mata kanan tidak dapat menutup sempurna,
bibir tertarik ke kanan, dan pada saat
menggembungkan pipi tidak simetris.

Anda mungkin juga menyukai