Anda di halaman 1dari 1

ARSITEK PEMERINTAH KOLONIAL BELANDA DI INDONESIA

Dua nama menonjol sebagai arsitek Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia. Pertama,
Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal 1808-1811 ketika Belanda dikuasai oleh
Perancis dan, kedua, Letnan Inggris Stamford Raffles, Gubernur Jenderal 1811-1816 ketika
Jawa dikuasai Inggris. Daendels mereorganisasi pemerintahan kolonial pusat dan daerah
dengan membagi pulau Jawa dalam distrik (yang juga dikenal sebagai residensi) yang
dipimpin oleh seorang pegawai negeri sipil Eropa - yang disebutkan residen - yang secara
langsung merupakan bawahan dari - dan harus melapor kepada - Gubernur Jenderal di
Batavia. Para residen ini bertanggung jawab atas berbagai hal di residensi mereka,
termasuk masalah hukum dan organisasi pertanian. Raffles melanjutkan reorganisasi
pendahulunya dengan mereformasi pengadilan, polisi dan sistem administrasi di Jawa. Dia
memperkenalkan pajak tanah di Jawa yang berarti bahwa petani Jawa harus membayar
pajak, kira-kira nilai dua-perlima dari panen tahunan mereka, kepada pihak berwenang.
Raffles juga sangat tertarik dengan budaya dan bahasa Jawa. Pada tahun 1817 ia
menerbitkan bukunya The History of Java, salah satu karya akademis pertama yang
topiknya pulau Jawa. Namun, reorganisasi administrasinya yang diterapkan Raffles juga
berarti meningkatnya intervensi pihak asing di masyarakat dan ekonomi Jawa, yang
tercermin dari meningkatnya jumlah pejabat peringkat menengah Eropa yang bekerja di
residensi-residensi di pulau Jawa. Antara tahun 1825 dan tahun 1890 jumlah ini meningkat
dari 73 menjadi 190 pejabat Eropa.

Anda mungkin juga menyukai