Anda di halaman 1dari 1

Ekstraksi menggunakan n-heksana berlangsung pada kondisi operasi 72860C karena titik didih n-heksana 69 0C sehingga diharapkan pada

kondisi tersebut
n-heksana dapat menguap dan minyak dapat terambil semaksimal mungkin.
Siklus yang terjadi pada ekstraksi daun jeruk purut mencapai 16 siklus dengan
waktu 21,5 jam. Pada percobaan diperoleh minyak daun jeruk purut yang
kuning. Hal ini karena n-heksana dapat mengekstrak dengan baik sitronellal yang
terdapat dalam daun jeruk purut dan dapat memisahkan antara minyak dengan
pelarut sehingga dapat mengetahui dengan jelas antara minyak dan pelarut.
Ekstraksi daun jeruk purut dengan n-heksana menghasilkan rendemen 10,50%,
berbeda dengan penelitian Koswara (2009) dengan metode penyulingan uap yang
hanya menghasilkan rendemen 1,42%. Sehingga ekstraksi menggunakan pelarut
mudah menguap menghasilkan rendemen yang lebih besar dibandingkan dengan
metode penyulingan uap.
Berdasarkan hasil ekstraksi menggunakan n-heksana, diketahui bahwa
komponen tertinggi yang terdapat dalam minyak daun jeruk purut adalah
sitronellal sebesar 97,27%. Selain sitronellal juga terdapat komponen-komponen
yang lain yaitu Sabinene dan Decane. Data hasil analisis minyak daun jeruk purut
dengan pelarut n-heksana dapat dilihat pada tabel berikut ini :
No
Nama komponen
Formula
Prosentase
1. Sabinene
C10H16
2,07
2. Decane

C10H22

0,66

3. Citronellal

C10H18O

97,27

Dari tabel tersebut diketahui bahwa kadar sitronellal lebih tinggi daripada
kadar komponen yang lain. Hal ini dikarenakan n-heksana dapat memisahkan
antara minyak dengan pelarut sehingga dapat diketahui dengan jelas perbedaan
antara minyak dan pelarut. Penggunaan pelarut n-heksana pada ekstraksi daun
jeruk purut menghasilkan kadar sitronellal yang lebih tinggi daripada pelarut
etanol..

Anda mungkin juga menyukai