Faktor Daya-Elektrik PDF
Faktor Daya-Elektrik PDF
.(1)
...(3)
Pada umumnya daya dinyatakan sebagai daya rata-rata per satuan waktu,
atau daya rata-rata per gelombang. Bila T adalah periode gelombang arus
dan gelombang tegangan maka daya rata-rata per gelombang adalah :
T
1
1
p(t ) dt v(t ) i(t ) dt (4)
T0
T0
1 V I
1 V I
P m m cos dt m m cos (2t ) dt
T0 2
T0 2
T
Vm I m
V I T
cos 1dt m m cos (2t ) dt (5)
2T
2T 0
0
Karena suku kedua dari persamaan (5) adalah gelombang cosinus (bolakbalik) yang berfrekuensi sudut 2, rata-rata per gelombang atau per dua
gelombang adalah nol maka persamaan (5) menjadi :
P = Vm . Im cos
Dari penjelasan sebelumnya diketahui hubungan antara nilai efektif dan
nilai maksimum diperoleh :
P = V I cos = V I pf (6)
dimana : P
Vm, Im
V, I
cos
3. Daya Reaktif
Selain daya aktif pada beban Z yang dinyatakan pada persamaan
(6), didefinisikan pula daya reaktif seperti pada persamaan (7). Daya aktif
selalu bernilai positif sedangkan daya reaktif dapat bernilai positif maupun
negatif.
Q = V I sin
.(7)
Untuk beban Z yang bersifat induktif, sudut adalah positif sehingga daya
reaktif Q positif. Untuk beban Z yang bersifat kapasitif, sudut adalah
negatif sehingga daya reaktif juga Q negatif. Daya reaktif yang positif
dianggap sebagai daya reaktif yang dikonsumsi oleh Z sedangkan daya
reaktif negatif dianggap sebagai daya reaktif yang dibangkitkan oleh Z.
Jadi induktor L (dengan sudut = 900) dianggap sebagai konsumen daya
reaktif, sedangkan kapasitor C (dengan sudut = -900) sebagai pemasok
atau pembangkit daya reaktif.
5. Faktor Daya
Selisih sudut antara tegangan dan arus yaitu v i memegang
peranan penting pada perhitungan daya real/aktif yang dikenal sebagai
sudut faktor daya. Kosinus dari sudut ini disebut power factor atau faktor
daya yang biasa disingkat dengan pf. Faktor daya dituliskan sebagai :
pf = cos
(10)
cos
P
I 2 R IR
R
R
VI
VI
V
V/I Z
.(11)
P
S
Q S sin
tan
P S cos
Q P tan
cos
..(12)
6.1 Resistor
Persamaan daya untuk resistor adalah :
pR = vR . iR
Jika vR dan iR digambar sebagai fungsi waktu akan diperoleh bentuk
gelombang daya seperti pada Gambar 3. Puncak positif pertama dari
kurva daya diperoleh ketika vR dan iR pada nilai puncak positif. Puncak
kedua dari kurva daya terjadi ketika vR dan iR pada puncak negatif.
tegangan dan arus. Perkalian ini dinamakan pula daya real atau daya
rata-rata yang dikirim ke resistor yang dapat dituliskan sebagai berikut :
PR VR I R I 2R R
VR2
R
(Watt)
...(13)
6.2 Induktor
Proses yang sama berlaku pula untuk induktor, yaitu akan
diperoleh kurva seperti pada Gambar 4. Karena pada induktor terjadi
pergeseran fasa 900 maka ada daerah dimana arus atau tegangan akan
negatif, sehingga akan menghasilkan daya negatif. Kurva daya yang
dihasilkan mempunyai pola sinusoidal tetapi frekuensinya dua kali dari
frekuensi tegangan atau arus yang diterapkan. Yaitu untuk setiap siklus
dari tegangan atau arus, maka akan terjadi dua siklus dari kurva daya.
Pada Gambar 4. tampak bahwa kurva daya mempunyai luas yang sama
antara di atas dan di bawah sumbu horisontal untuk satu periode penuh.
Atau dengan kata lain bahwa untuk satu siklus penuh energi yang diserap
sama dengan energi yang dikembalikan sehingga tidak ada daya
terdisipasi.
Q L VL I L I 2L X L
VL2
XL
(VAR).(14)
90 0
Daya real :
P = V I cos = V I cos 900 = 0 (Watt)
Daya reaktif
Q = V I sin = V I sin 900 = V I (VAR)
6.3 Kapasitor
Karena kapasitor dan induktor adalah elemen reaktif murni, maka
kurva dan persamaan untuk kapasitor kurang lebih sama dengan yang
diperoleh pada induktor. Kurva daya untuk kapasitor tampak pada
Gambar 5. Sekali lagi bahwa kurva daya yang dihasilkan mempunyai
frekuensi dua kali dari frekuensi tegangan atau arus yang diterapkan dan
nilai puncak sama dengan induktor adalah perkalian tegangan dan arus
efektif. Perbedaan utama antara kurva daya pada kapasitor dan induktor
adalah berbeda 1800 antara keduanya. Kurva daya pada induktor adalah
positif pada seperempat siklus sedangkan kurva daya kapasitor adalah
negatif (tapi bentuknya adalah sama).
Nilai rata-rata dari kurva daya sekali lagi adalah nol watt dan tidak
ada daya terdisipasi, akan tetapi daya sesaat tetap ada yang dikirim ke
kapasitor. Daya reaktif untuk kapasitor adalah :
Q C VC I C I 2C X C
VC2
XC
(VAR) ....(15)
90 0
Daya real :
P = V I cos = V I cos (-900) = 0 (Watt)
Daya reaktif
Q = V I sin = V I sin (-900) = -V I (Var)
IC
V
IC
I
Gambar 7. Diagram fasor gambar 6
8. Topik khusus
8.1 Rangkaian RL
8.1.1 Pengaruh faktor daya
Faktor daya adalah penting dalam menentukan daya aktif/ real/
rata-rata yang dikirim ke beban. Bila diinginkan faktor daya mendekati 1
maka daya yang ditransfer dari sumber ke beban sebagian besar adalah
daya aktif. Transfer daya aktif hanya satu arah dari sumber ke beban dan
melakukan kerja pada beban dalam hal disipasi energi. Sedangkan
transfer daya reaktif antara sumber dan beban dua arah sehingga dalam
hal ini tidak melakukan kerja. Energi harus digunakan dalam bentuk kerja.
Untuk melihat pengaruh dari faktor daya pada sistem, dapat
dilihat pada Gambar 9. Gambar 9.(a) menunjukkan beban dengan faktor
relatif daya rendah dan Gambar 9.(b) menunjukkan beban dengan faktor
daya relatif tinggi. Kedua beban menggunakan daya aktif yang sama
sebagaimana ditunjukkan oleh Wattmeter, dengan demikian kerja yang
dilakukan oleh kedua beban adalah sama.
(a)
(b)
10
R
= tan 1
XL
..(16)
11
X
= tan 1 L
R
...(17)
12
13
14
8.2 Rangkaian RC
8.2.1 Pengaruh daya kompleks
Daya kompleks terdiri dari dua komponen yaitu, daya aktif/ real/
rata-rata dan reaktif. Semua sistem elektronik dan elektrik membutuhkan
daya yang melakukan kerja. Daya reaktif adalah daya yang dikirim dari
sumber ke beban dan dari beban ke sumber. Daya yang dikirim ke beban
seharusnya daya aktif dan tidak ada daya reaktif. Tetapi dalam praktek
beban umumnya terdiri dari reaktansi maka beban tersebut butuh dua
komponen tersebut yaitu daya aktif dan reaktif.
15
16
Perbedaan fasa antara input dan output dan juga magnituda dari
tegangan output pada rangkaian lead adalah tergantung pada nilai relatif
antara resistansi dan reaktansi kapasitif. Bila input dinyatakan sebagai
referensi sudut 00, maka sudut tegangan output adalah (sudut antara
arus total dan tegangan yang diterapkan) karena tegangan resistor
(output) dan arus adalah sefasa. Oleh karena itu karena = dalam kasus
ini yang dapat dituliskan sebagai :
X
= tan 1 C
R
..(18)
17
X
= -900 + tan 1 C
R
..(19)
Sudut selalu negatif, hal ini menunjukkan bahwa tegangan output lag
terhadap tegangan input yang diperlihatkan pada Gambar 21.
18
19
20
Pada Gambar 24(b) frekuensi dari sinyal input dinaikkan menjadi 100 Hz
dengan nilai tegangan input 10 V dan tegangan output yang dihasilkan
adalah 0.63 V.
Gambar 24(c) frekuensi input dinaikkan hingga 1 kHz, menyebabkan
tegangan naik pada resistor karena reaktansi kapasitif menurun.
Tegangan output pada frekuensi ini adalah 5.32 V. Tampak juga terlihat
bahwa tegangan output bertambah seiring dengan
bertambahnya
frekuensi. Selanjutnya bila nilai frekuensi dinaikkan sehingga mencapai
nilai reaktansi yang sangat besar bila dibandingkan dengan nilai resistansi
maka tegangan output yang terjadi mendekati nilai tegangan inputnya,
seperti tampak pada gambar 24(d).
Rangkain ini cenderung mencegah sinyal frekuensi rendah yang tampak
pada output dan mengizinkan sinyal frekuensi tinggi dari input ke output,
oleh karena itu rangkaian RC ini adalah bentuk yang paling dasar dari
high-pass filter. Kurva respon pada Gambar 25 menunjukkan tegangan
output bertambah seiring dengan bertambahnya frekuensi mendekati nilai
tegangan input.
21
Jawab :
22
a. R = 6 + 4 = 10
L = 50 + 50 = 100 mH = 0.1 H
C = . 200 = 100 F = 0.0001 F
ZL = jL = j (2..f) L = j (2. .60) 0.1 = j (377) 0.1 = j 37.7
= 37.7 900
1
1
10 4
ZC
0.667
Z T 15
e. Diagram fasor adalah :
23
Z R E (100 0 ) (200 0 )
13.3 480 V
g. VR
0
ZT
1548
Z C E (26.530 0 ) (200 0 )
VR
35.37 480 V
0
ZT
1548
2. Sebuah beban listrik bekerja pada tegangan 240 V. Beban menyerap
daya 8 kW pada faktor daya 0.8 lagging. Hitunglah :
a. Daya kompleks beban ?
b. Impedansi beban?
Jawab :
a. Daya kompleks beban adalah :
S = P + jQ
P = S cos
P
8
S
10kVA
Cos 0.8
Q = 10 x 0.6 = 6 kVAR
S = 8 + j6 kVA
atau S = V I*
dan Q = S sin
24
V
2400 0
Z
5.7636.870 4.608 j3.456
0
I 41.67 36.87
3. a. Sebuah industri kecil memiliki beban pemanas dengan kapasitas 10
kW, pf = 1 dan beban induktif berupa motor 20 kVA, pf = 0.7 lagging.
Jika diterapkan pada tegangan 1000 volt dan frekuensi 60Hz,
tentukanlah elemen kapasitif yang diperlukan untuk menaikkan
pf =0.95.
b. Bandingkan hasilnya arus yang ditarik dari sumber sebelum dan
sesudah pemasangan elemen kapasitif.
Jawab :
a. Untuk motor induksi :
S = 20 kVA
P = S cos = (20x103). (0.7) = 14x103 W
= cos -1(0.7) = 45.6
QL = S sin = (20x103). (0.714) = 14.28x103 VAR
Segitiga daya untuk total sistem adalah tampak pada gambar 28,
dari gambar 28 diperoleh :
S T 27.93
27.93 A
E 1000
25
Gambar 29. Segitiga daya untuk beban latihan soal no.3 pada
pf = 0.95
QL = PT tan = (24x103). tan 18.190 = 7.9 kVAR
QC = QL QL = 14.28 - 7.9 = 6.38 kVAR
E2
E2
(10 3 ) 2
QC
XC
156.74
XC
Q C 6.38x10 3
1
1
16.93 F
2 f X C 2 60 (156.74)
25.27 A
E
1000 A
IT = 25.27 A < 27.93 A
IT
26
P
8.000
4036.87 0 A
V .pf 250x0.8
S 20.000
I *2
80A I 2 80 53.13 A
V
250
I1
IS = I1 + I2 = 40 36.87.0 + 80 -53.13.0 A
= 31.999957 + j 24 + 48 j 63.9999142
= 80 j 40 A = 89.44 -26.57.0 A
IS dapat pula diperoleh dari segitiga daya yang diperlihatkan pada
gambar 31,yaitu
S = 20.000 + j 10.000 VA
I *S
20.000 j10.000
80 j40 I S 80 j40
250
27
Gambar 31. (a) segitiga daya untuk beban 1 (b) segitiga daya untuk
beban 2 (c) penjumlahan dari kedua segitiga daya.
b. Daya kompleks yang dibangkitkan oleh sumber adalah :
VS = VZ + VB = IS x Z + VB
= 89.44 26.57.0 . (0.502 84.23.0 ) = 44.943 110.80 V
S = VS . I *S = 44.943 110.80 x 89.44 26.57.0
= 4.0197 137.37.0 kVA
Daya kompleks yang diperlukan oleh beban
S = V . I *S = 250 00 x 89.44 26.57.0 = 22.36 26.570 kVA
Rugi daya saluran akibat arus yang mengalir pada resistansi :
P = I *S . R = (89.44)2 (0.05) = 400 W.
Daya yang harus dikirim adalah 20,400 W, walaupun beban hanya
membutuhkan 20,000 W.
c. Bila pf = 0.95, besar kapasitor adalah :
28
QL = 6.57 kVAR
P = 20 kW
Gambar 32. Segitiga daya bila pf naik menjadi 0.95
QL = PT tan = (20x103). tan 18.190 = 6.57 kVAR
QC = QL QL = 10 6.57 = 3.43 kVAR
E2
E2
(250) 2
QC
XC
18.22
XC
Q C 3.43x10 3
1
1
174.7 F
2 f X C 2 50 (18.22)
S 21.05 kVA
84.21 A
E
250 A
29