SKIZOFRENIA KATATONIK
Pembimbing :
Dr. Laila Sylvia Sari Sp,Kj
Oleh:
Juliana Askim
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Skizofrenia Katatonik
1. Definisi
Catatonic s. (DSM-IV)
2.Epidemiologi5
Statistik Amerika Serikat
Frekuensi katatonia di Amerika Serikat tidak diketahui. Beberapa penelitian
mencatat penurunan frekuensi katatonia di bagian Amerika Serikat selama
abad terakhir. Berbagai bias dapat mempengaruhi hasil studi epidemiologi
beberapa katatonia. Pada tahun 1994, kejadian katatonia antara pasien rawat
inap psikiatri di sebuah rumah sakit universitas di New York adalah 7% .
Namun, rumah sakit adalah rumah sakit tersier rujukan perawatan dikenal
untuk pengobatan katatonia.; ini, populasi mungkin tidak mewakili populasi
umum. 5
Statistik Internasional
Frekuensi saat katatonia pada populasi internasional tidak diketahui.
Beberapa studi epidemiologi diterbitkan melaporkan angka yang sangat
berbeda, menunjukkan bahwa frekuensi katatonia dapat bervariasi dari satu
lokasi ke lokasi lain. Di sisi lain, banyak kasus katatonia mungkin tetap tidak
terdiagnosis. Hasil dapat dikacaukan oleh bias pemastian. Dengan kata lain,
katatonia dapat didiagnosis lebih jarang di negara-negara berkembang
daripada di negara-negara industri, karena dokter gagal untuk
mengidentifikasi kondisi pasien mereka. 5
7
2. Penegakkan Diagnosis
2.1) Menurut Pedoman Diagnostik PPDGJ III
F20.2 Skizofrenia Katatonik
Kriteria skizofrenia katatonik yaitu:
1. Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia
2. Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus
mendominasi gambaran klinisnya :
Stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap
lingkungan dan dalam gerakan serta aktivitas spontan)
atau mutisme (tidak berbicara);
Gaduh-gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak
bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal)
10
11
12
13
14
15
16
3. Diagnosis Banding
1. Skizofrenia residual
2. Gangguan Katatonik organik
17
4. Penatalaksanaan
Tiga pengamatan tentang skizofrenia perlu diperhatikan
saat klinisi mempertimbangkan penanganan gangguan ini :
Tanpa memandang kausanya, skizofrenia terjadi pada seseorang
dengan profil psikologis individu, keluarga dan sosial yang unik.
Faktor bagaimana pasien dipengaruhi gangguan itu dan
bagaimana pasien akan terbantu dengan penanganannya- Harus
menentukan pendekatan penanganan.
Kompleksitas skizofrenia biasanya membuat pendekatan
terapeutik tunggal manapun tidak memadai untuk mengatasi
gangguan multiaspek ini.
18
1.
2.
Rawat Inap2
Farmakoterapi
- Anti psikosis8
Obat antipsikosis tipikal golongan fenotiazin yaitu
Klorpromazin (CPZ), flufenazin, perfenazin, tiridazin,
trifluperazin.
Antipsikosis
tipikal
golongan
lain:
klorprotiksen, droperidol, haloperidol, loksapin, molindon,
tioktisen.
antipsikosis atipikal terdiri dari Klozapin, Olanzapin,
Risperidon, quetiapin, sulprid, ziprasidon, aripriprazol,
zotepin, amilsulpirid.
3. Sosio terapi2
19
5. Prognosis
Prognosis tidak berhubungan dengan tipe apa yang dialami
seseorang. Perbedaan prognosis paling baik dilakukan dengan
melihat pada prediktor prognosis spesifik di tabel berikut :
20
BAB III
KESIMPULAN
21
DSM 5
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas
PPDGJ-III dan DSM 5. Jakarta : PT. Nuh Jaya.
2. Elvira S,D. 2010. Hadisukanto G Editors. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta;
Badan Penerbit FKUI. P. 170-176.
3. Kaplan, Sadock. Buku Ajar Psikiatri Klinis Ed.2. Jakarta : EGC
4. Kamus Saku Kedokteran Dorlan. Edisi 31. Jakarta : Penerbit buku
kedokteran EGC. 2010.
5.http://emedicine.medscape.com/article/1154851overview#showall
6. Departemen Litbang Kemenkes RI. Laporan RISKESDAS 2013.
Jakarta. Balai Penerbit Kementria Kesehatan Republik Indonesia,
2013.
7. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM5) 5 th ed 2.
2013. Washington, DC : American Psychiatric Association.
8. Maslim, Rusdi. 2001. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Ed 3.
Jakarta
23
24
Terima Kasih