PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elais quineensis Jack) merupakan tumbuhan tropis
golongan palma yang merupakan tanaman tahunan. Industri kelapa sawit berpotensi
menghasilkan perkembangan ekonomi dan sosial yang signifikan di Indonesia.
Dengan meningkatnya teknologi pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit
menyebabkan kebutuhan minyak akan bertambah. Meningkatnya kebutuhan minyak
kelapa sawit menyebabkan pabrik kelapa sawit selalu memoderenisasi peralatan dan
metode pengolahan guna mendapatkan hasil yang maksimal dengan mutu dan daya
saing yang baik di pasaran. Minyak sawit sering digunakan sebagai penganti lemaktrans karena merupakan salah satu lemak nabati jenuh yang berbentuk semi-padat
pada suhu kamar dan relatif murah.
Proses produksi di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimulai dengan mengolah
bahan baku tandan buah segar (TBS) kelapa sawit sampai menjadi Crude Palm Oil
(CPO). Proses pengolahan TBS di setiap pabrik umumnya bertujuan untuk
memperoleh minyak dengan kualitas yang baik dan mudah dipucatkan.
Dalam pengolahan TBS, proses perebusan merupakan salah satu proses yang
paling mendasar. Proses perebusan yang optimal akan memudahkan proses
selanjutnya, seperti pemipilan dalam efesiensi, kualitas dan perolehan rendemen
minyak CPO.
Dalam proses perebusan selalu terjadi kehilangan minyak. Setiap pabrik
kelapa sawit berusaha untuk memperkecil kehilangan minyak pada setiap stasiun,
salah satunya stasiun perebusan. Angka kehilangan minyak pada pabrik pengolahan
kelapa sawit merupakan ukuran efisiensi ekstraksi pabrik. Oleh karena itu, setiap sisa
buangan dari proses pengolahan harus dianalisa dengan teliti.
PT. Mitra Aneka Rezeki (MAR) merupakan perusahaan yang memiliki pabrik
yang mengolah buah kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan kernel. Pabrik
yang terdapat di PT. MAR merupakan salah satu pabrik yang menggunakan sistem
perebusan horizontal denan kapasitas 45 ton per jam yang dapat memperkecil
kehiangan minyak. PT. MAR masih tergolong pabrik baru dalam pengolahan CPO,
karena pabrik ini baru mulai proses produksi CPO pada tahun 2011. Lokasi pabrik
yang tidak jauh dari sungai Kapuas mempermudah pengangkutan hasil produksi CPO
dan inti sawit.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proses pelaksanaan suatu
kegiatan industri sehingga memliki wawasan dan pengetahuan yang luas
1.2.2
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1
berdiri pada tanggal 1 April 2005 memiliki PKS yang berada di Kalimantan Barat.
Pabrik ini di bangun pada tahun 2009 dan mulai beroperasi pada tahun 2011 dengan
kapasitas olah 45 Ton TBS/jam. PKS PT. MAR setiap hari menerima dan mengolah
TBS yang berasal dari kebun yang dikelola oleh PT. MAR itu sendiri yaitu
Ambawang Air Putih Estate (AAPE), Kampung Baru Estate (KBE) dan Arus Sei
Deras Estate (ASDE).
PT. MAR sebagai badan usaha yang bergerak di bidang perkebunan telah
mengembangkan usaha perkebunan kelapa sawit yang ada di Kabupaten Kubu Raya
Kalimantan Barat dengan luas 14.500 Ha dari izin lokasi Bupati Kubu Raya seluas
18.500 Ha.
2.2
Deskripsi Geografis dan Administratif
Perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT. MAR yang berlokasi di
Dusun Natai Raja Desa Ambawang Kecamatan Kubu Raya Kalimantan Barat terletak
di 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Kubu dan Kecamatan Teluk Pakedai
Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. Karakteristik areal perkebunan ini berada di
lahan gambut/lahan basah.
Selanjutnya, batas-batas wilayah administrasi dari PT. MAR tersebut adalah:
1. Utara
2. Selatan
Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi yang utama khususnya di pabrik minyak sawit
MA
adi
l
nm
dil
onM
ria
/sn
KtaKta
rg
ae
nsr
i
Gambar 1. Struktur Organisasi PKS PT. MAR
proses pengolahan maupun pemeliharaan alat kepada Mill Manager. Mill manager
dibantu oleh asisten proses, asisten laboratorium dan asistance maintenance.
3.
Asisten Administrasi/KTU (Kepala Tata Usaha)
Bertugas merencanakan serta mengkoordinasi kegiatan bagian administrasi,
mengevaluasi serta memeriksa setiap pengualaran maupun pemasukan biaya atau
barang di pabrik, dan mengawasi keberadaan stok yang ada di gudang pabrik. KTU
bertanggung jawab terhadap kelancaran semua administrasi maupun informasi yang
akan diberikan dan biaya-biaya kantor, dan bertanggung jawab atas personil yang di
bawahinya dengan bagian organisasi.
4.
Asisten Proses
Bertugas untuk mengawasi semua kegiatan instalasi dan jalannya proses
produksi di dalam pabrik. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi di
dalam pabrik. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi sesuai dengan
bahan baku yang diterima, menjamin suasana kerja yang baik dan memberikan data
serta kegiatan proses produksi.
5.
Asisten Laboratorium
Bertugas mengawasi mutu hasil produksi dan limbah pabrik. Bertanggung
jawab dalam melaksanakan analisa di laboratorium yang di perlukan pabrik secara
optimal hinggal dapat emenuhi kebutuhan teknis/teknologi agar mutu dan kerugian
yang timbul berada dalam batas normal. Menghitung persediaan dan engiriman
produksi serta kualitas produksi yang di kontrol.
6.
Asiten Maintenace
Bertugas mengawasi,merencanakan dan menyusun program perawatan
maupun perbaikan semua mesin/peralatan. Bertanggung jawab terhadap pemakasian
spare part serta mencatat waktu pemeliharaan.
2.4
Pengaturan Kerja
PT. MAR Mill mempunyai 77 karyawan proses yang saat ini masih berjalan 1
(satu) shit, terkecuali untuk keamanan terbagi menjadi 3 (tiga) shift dengan rincian
sebagai berikut :
1. Karyawan proses produksi = 30 orang.
a. 1 orang Asst. Proses
b. 1 orang oprt. Boiler
c. 1 orang oprt. Engine Room
d. 26 orang karyawan proses
e. 1 orang kami Proses
2. Karyawan laboratorium = 12 orang
a. 1 orang asst. Laboratorium
b. 1 orang krani laboratoirum
c. 2 orang karyawan analisa
d. 1 orang karyawan WTP
BAB III
PROSES PRODUKSI
3.1 Rangkaian Proses Indutri
Penerimaan buah
(Fruit reception)
cair
Pengempaan
(Pressing)
Penyortiran TBS
(Grading)
Penbahan padat
(Threshing)
Penimbunan sementara
(Loading ramp)
Perebusan
(Sterilizing)
Pengolahan biji
tangki timbun
kernel hopper
Gambar
2. Rangkaian
Pemurnian
minyak proses produksi di PT. MAR
(Clarification)
3.1.1
berat tandan rata-rata. Berat TBS dapat diketahui dari selisih berat bruto (berat kotor
truk) dengan berat saat truk bermuatan TBS. Penimbangan dilakukan pada waktu truk
bermuatan TNS dan pada saat truk kosong.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menimbang, agar diperoleh
penimbangan yang tepat dan akurat yaitu, petugas mencatat nomor plat mobil yang
masuk, timbangan harus pastikan menunjuk angka 00 sebelum mobil mulai masuk
untuk menimbang. Setelah itu, memeriksa kelayakan penimbangan untuk mencegah
kecurangan penmbangan, maka sopir,kernet dan barang-barang berat harus di
turunkan. Untuk menghindari kerusakan pada timbangan sebaiknya truk masuk dan
keluar timbangan harus perlahan-lahan untuk menghindari beban kejut, lantai
timbangan diusahan selalu bersih agar timbangan berfungsi dengan baik.
3.1.2 Penyortiran TBS (Grading)
Penyortiran yaitu pemisahan atau pengkelasan TBS sesuai dengan fraksi
sebagai salah satu kendali mutu CPO yang akan dihasilkan baik dari segi kualitas
TBS. Sortasi atau grading bertujuan untuk mengetahui mutu TBS yang masuk di
PKS, meningkatkan kualitas mutu CPO produksi, meningkatkan mutu rendemen
minyak dan inti sawit yang diolah dan meningkatkan hasil produksi yang lebih
menguntungkan. TBS dibawa truk pengangkut menuju ke grading station unutk
dilakukan penyortiran TBS. Sistem denda diberlakukan untuk TBS yang tidak
memenuhi syarat pada saat bongkar muatan. TBS yang masuk berasar dari kebun
sendiri oleh karena itu grading
Mentah
Jumlah Brondolan
Keterangan
00
Sangat Mentah
Mentah
Matang
Lewat
Kurang Matang
II
Matang I
III
Matang II
IV
Lewat Matang I
Matang
buah membusuk.
VI
Janjang Kosong
TP
>2,5 cm
Tangkai Panjang
Brondolan 12,5 %
Sumber : Laboratorium PKS PT. MAR
3.1.3
lori-lori. Lori yaitu tempat kelapa sawit untuk proses perebusan yang berkapasitas 4,55 ton TBS pada setiap lorinya. TBS dimasukan kedalam loru dengan membuka pintu
Loading Ramp yang di atur dengan sistem hidrolik dan menggunakan prinsip FIFO
(Frist In, Frist Out). Bangunan loading ramp memiliki kemiringan pada lantai dengan
sudut 27, kemiringan ini bertujuan unutk mempermudah dalam memasukan buah
kedalam lori-lori yang telah disediakan, karena buah akan jatuh dengan adanya gaya
gravitasi.
TBS dituangkan pada tiap-tiap sekat dan diatur dari pintu ke pintu lainya.
Pengisian lori yang baik hendaknya tidak terlalu penuh, sesuai dengan kapasitas lori.
Pengisian lori yang terlalu penuh bahkan hingga membumbung akan mengakibatkan
pintu maupun penahan tandan buah bengkok, buah terjatuh dalam rebusan dan
packing pintu tergesek buuah . dan apabila hal demikian maka dapat mengakibatkan
beberapa kerugian produksi yaitu kehilangan minyak pada air kondesat rebusan,
penyumhmbatan saringan pipa kondesat, kenaikan kadar ALB, bertambahnya jam
kerja pabrik, kerugian steam dan kerusakan alat-alat. Setelah lori-lori diisi dengan
TBS, lorr-lori tersebut dimasukan ke dalam sterilizer dengan menggunakan capstand
yang berfungsi menarik lori masuk dan keluar dari strelizier.
3.1.4
Perebusan merupakan salah satu tahap utama dalam proses pengolahan TBS.
Baik buruknya mutu dan hasil olahan PKS yang paling utama ditentukan oleh
keberhasilan rebusan. Merebusa buah harus sesuai dengan ketentuan yang ada dan
merupakan proses pengolahan yang mutlak dilakukan.
Perebusan atau sterilisasi buah dilakukan dalam sterilizer yang berupa bejana
uap bertekanan. Biasanya sterilizer dirancang untuk dapat memuat 6 sampai 10 lori
dengan tekanan uap 3 kg/cm. Lori tempat buah dibuat berlubang dengna diameter 0,5
inch, yang berfungsi untuk penetesan air kondensat yang terdapat diantara buah.
Dalam proses perebusan TBS dpanaskan uap pada temperatur sekitar 135C selama 80
90 menit. Sterilizer harus dilengkapi dengan katup pengaman (safety valve) untuk
menjaga tekanan di dalam sterilizier tidak melebihi tekanan kerja maksimum yang
diperkenankan. (D. Darnoko,2003) Fungsi sterilizer adalah untuk melakukan
sterilisasi buah TBS sebelum di proses menjadi minyak. Sterilizer ini di lengkapi
dengan berbagai peralatan, yaitu :
3.1.4.1 Panel sterilizer
berfungsi untuk pengoperasian, pengontrolan dan pemograman sterilizer.
Pengoperasian dimaksudkan untuk menjalankan/pengoperasian sterilizer
sesuai dengan step-step yang ada selama proses berlangsung.
Pengontrolan, untuk mengetahui sistem kerja peralatan sesuai dengan sistem
yang diprogram atau tidak dengan cara melihat indikator baik berpua lampu
maupun grafik.
Pemograman, unutk menentukan lamanya waktu yang digunakan setiap
stepnya.
3.1.4.2 Peralatan kontrol
Inlet valve untuk pengontrolan/pengaturan masuknya steam.
Exhasut valve untuk pengaturan keluaran steam dari sterilizer.
Daerate valve untuk pengaturan keluaran kondensat.
Safety device untuk mengontrol posisi pintu sterilizer pada saat tertutup.
Manometer untuk mengontrol terhadap tekanan di dalam ruang sterilizer.
Kontrol uap pada saat membuka sterilizer.
pembuangan udara dan lama perebusan yang digunakan dalam sterilizer. Penentuan
kondisi yang optimal terhadap tekanan dan suhu perebusan akan mempengaruhi kadar
minyak dari buah hasil rebusan. Tekanan yang tinggi akan menghasilkan suhu yang
tinggi pula sehingga mengakibatkan kada kehilangan minyak pada air kondensat
tinggi dan kadar minyak pada buah hasil rebusan akan menurun. Jika tekanan terlalu
rendah suhu yang dicapai pun akan rendah sehingga kematangan buah tidak sempurna
dan waktu perebusan harus ditambah. Namun, perebusan yang terlalu lama juga tidak
menyebabkan kerugian minyak dalam air kondensat dan dapat merusak mutu minyak
dan inti yang dihasilkan.
Untuk mendapatkan hasil perebusan yang terbaik, maka perlu diperhatikan
metode perebusan. Metode perebusan yang digunakan oleh PT> MAR adalah sistem
tiga puncak (tripe peak). Istem ini dianggap lebih efisien jika dilihatdari segi
kehilangan mintak dalam pengolahan.
Adapun prinsip triple peak adalah tiga kalo pemasukan uap (steam) ke dalam
sterilizer dan tiga kali pembuangan uap (blow down). Jumlah puncak dalam pola
perebusan ditunjukan oleh jumlah pembukaan dan penutup dari steam masuk atau
steam keluar selama perebusan berlangsung.
Pertama-tama dilakukan pembuangan uap (dehydration) sebelum di masukan
uap untuk mencapai puncak I selama 2,5 menit. Kemudian baru dimasukan uap untuk
mencapai puncak I dengna membuka pipa steam masuk selama 12-15 menit atau
sampai mencapai tekanan 1,5 kg/cm, setelah itu pipa
steam
masuk ditutup,
sterilizer dapat dilihat pada tabel 2. Dasar waktu automatis didasarkan pada waktu
yang telah ditetapkan untuk pembukaan dan penutupan kran uap masuk, keluar dan air
kondensat. Dasar tekanan automatis, yaitu masa rebusan dihitung bila tekanan
tercapai.
Proses yang terjadi pada setiap peak adalah sebagai berikut :
Puncak pertama ( I peak)
Proses yang terjadi pada puncak pertama yaitu membuang udara yang
tertangkap didalam sterilizer dan mengurangi keaktifan (aktivitas) enzin
lipase yang dapat meningkatkan ALB.
Puncak kedua ( II peak)
Proses yang terjadi pada puncak kedua yaitu mengurangi kadar air yang
terdapat pada buah dan proses awal sterilisasi.
Puncak ketiga ( III peak )
Pada puncak ini proses yang terjadi yaitu sterilisasi sempurna dan
melenkangkan antara cangkang dan kernel agar tidak menyatu serta
memudahkan pada saat pemecahan biji.
Exhost
Condesate
Waktu
Steam
Steam
Steam
(menit)
10
12
15
10
Step
KET
PEAK I
PEAK II
10
0,3
11
25
12
0,3
13
14
15
PEAK III
Dalam proses perebusan terjadi kehilangan minyak pada air kondensat yang
memepengaruhi hasil rendemen produksi CPO. Air kondensat adalah air yang
terbentuk akibat proses kondensasi uap didalam bejana sterilizer. Air kondensat yang
berada didasar bejana sterilizer ini harus terus menerus dibuang karena dapat
menghambat proses perebusan. Hal ini disebabkan karena air yang terdapat dialam
rebusan akan mengabsorbsi panas yang diberikan oleh uap dari bagian atas bejana
sterilizer, sehingga jumlah air yang tidak diimbangi dengan pengeluaran air kondensat
memperlambat usaha pencapaian tekanan puncak yang dimana kurva tersebut lebih
efisien. Karena rebusan merupakan sebuah bejana tekan yang bekerja dengan resiko
tinggi (Pahan,2008 dan Fauzi,2004).
Kehilangan minyak di PKS merupakan ukuran efesiensi ekstraksi pabrik maka
setiap sisa buangan dari pengolahan harus dianalisa. Salah satu kehilangan minyak
yaitu kehilangan minyak pada air kondensat. Hal ini terus diperhatikan dan selalu
dijaga agar tidak berlebihan.
Berdasarkan daily report oil and kernel analysis PT MAR, standar kehilangan
air kondensat pada sterilizer yaitu 1% dari kapasitas TBS per harinya, dalam kondisi
tekanan 2,8 3 kg/cm dengna masa perebusan selama 90 menit dan suhu perebusan
yaitu 110C-130 C.
Berdasarkan tabel 2, rata-rata hasil yang diperoleh pada sterilizer 1 sebesar
0,47% sedangkan sterilizer 2 sebesar 0,46%. Hasil yang diperoleh masih di bawah
standar yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu 1%, walaupun ada beberapa hasil
kehilangan yang mendekati standar. Tingginya kadar kehilangan minyak dari air
kondensat pada hari tersebut diduga karena saat penurunan TBS ke dalam lori, buah
dapat terluka dan tertekan pintu loading ramp sehingga menyebabkan keluarnya
minyak sebelum perebusan. Penyebab lainnya adalah terdapat buah lewat masak yang
apabila dilakukan sedikit saja pemansan sudah mengeluarkan minyak, selain itu jika
terdapat buah restan turut pula mempengaruhi kehilangan minyak dari air kondensat
karena buah yang sudah lewat dari 24 jam tetapi belum diolah sehingga buah mudah
memar dan luka. Upaya pemecahan masalah dari perusahaan untuk mengatasi
kehilangan minyak pada air kondesat yaitu watu perebusan lebih dipersingkat yaitu 60
menit.
3.1.5
Penebahan (Threshing)
Penebahan adalah pemisahan brondolan dari janjangan kosong. Jika pada
proses ini tidak sempurna dapat menjadi salah satu yang mempengaruhi efisiensi
pabrik. Dengan menggunakan putaran, TBS dibanting sehingga brondolan lepas dari
tandannya dan jatuh ke konveyor dan elevator untuk didistribusikan ke thresser.
Thresser mempunyai kecepatan putaran 23-25 rpm. Pada bagian dalam thresser,
dipasang batang-batang besi perantara sehingga membentuk kisi-kisi yang
memungkinkan brondolan keluar dari thresser. Kemudian tandan kosong diangkut
oleh empty bunch conveyor untuk diangkut ke penampungan empty bunch. Pada
stasiun ini buah yang telah direbus siap untuk dipisahkan antara brndolan dan
tandannya sebelm ke dalam digester.
Keberhasilan dalam proses ini harus memperhatikan beberapa hal seperti,
pengisian merata dan tidak terlalu penuh agar proses penebahan dapat berlangsung
secara sempurna. Dalam proses ini diperlukan beberapa alat berfungsi sebagai
pembawa ,seperti :
3.1.5.1 Konveyor jangjangan kosong (empty bunch conveyor)
Alat ini digunakan untuk membawa janjangan kosong yang telah di banting
dari thresser ke empty bunch hopper.
3.1.5.2 Konveyor buah (fruit conveyor) dan timba buah (fruit elevator)
Konveyor buah adalah alat pengantar brondolan atau buah masak ke fruit
elevator. Fruit elevator adalah alat untuk mengangkut buah atau brondolan dari
konveyor silang bawah ke konveyor silang atas, untuk kemudian dibawa ke konveyor
pembagi. Pada umumnya konveyor buah terdiri dari :
Konveyor buah dibawah penebah, dipakai untuk mengantar buah dari penebah
kekonveyor silang.
dari buah dengan cara melumatkan dan mengempa. Sebelum brondolan dikempa,
brondolan dilumatkan/dibuburkan terlebih dahulu dengan menggunakan alat berikut :
3.1.6.1 Ketel adukan (digester)
Ketel adukan (digester) adalah tangki tegak yang dilengkapi pisau-pisau
pengaduk (stirrig arms) sebanyak 6 tingkat yang diikat pada poros dan digerkkan
oleh motor listrik dengna kecepatan 25-26 rpm, sehingga brondolan dapat dicacah di
dalam tangki 5 tingkat. Bagian atas dipakai untuk mengadukatau melumatkan, dan
pisau bagian bawah (stirring arm bottom) disamping pengaduk juga dipakai untuk
mendorong masuk keluar dari digester. Bila tiap-tiap digester telah terisi penuh maka
brondolan menuju ke konveyor recycling, kemudian diteruskan ke elevator untuk
dikembalikan ke digester.
Buah yang masuk ke dalam digester diaduk sedimikian rupa sehingga
sebagian besar daging buah sudah terlepas dari biji. Proses pengadukan dan pelumatan
buah dapat berlangsung dengan baik bila isi digester selalu dipertahankan penuh.
Minyak bebas dibiarkan keluar melalui lubang dasar digester. Terhambatnya
pengeluaran minyak akan menyebabkan minyak berfungsi sebagai pelumas pisau
sehingga mengurangi efektifitas pelumatan pisau digester, sehingga dapat
mengakibatkan ampas hasil pengempressan masih basah. Suhu masa di dalam digester
selalu dipertahankan 90-95C.
Tujuan pelumatan adalah agar daging buah terlepas dari biji sehingga mudah
di press. Proses pelumatan buah dilakukan dengan cara buah masak (brondolan) dari
konveyor pembagi dimasukkan dalam digester, setelah digester mulai berjalan, isian
masa dalam digester harus penuh, kemudian pengadukan berjalan 30 menit, baru
pintu dibuka. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses pelumatan berlangsung
yaitu, pipa minyak keluar harus tetap bersih agar mengalir dengan lancar ke talang
minyak (oil gutter).
3.1.6.2 Pengempa Ulir (Screw Press)
Proses pengempaan dilakukan untuk memisahkan minyak kasar dari daging
buah. Alat ini terdiri dari sebuah silinder yang berlubang-lubang dan didalamnya
terdapat 2 buah ulir yang berputar berlawanan ara. Tekanan kempa diatur oleh 2 buah
konus yang berada pada bagian ujung pengempaan, yang dapat digerakkan maju
mundur secara hydrolic.
Buah yang telah dilumatkan di dalam digester dikempa dalam screw press
bersuhu 90-100C sebanyak 15-20 % TBS. Untuk menurunkan viskositas minyak,
penambahan air dapat pula dilakukan di oil gutter kemudian melalui oil gutter
dialirkan ke stasiun klarifikasi. Ampas dari sisa pengempressan dipecahkan dengan
mengunggakan cake breaker conveyor untuk dipisahkan antara serat dan biji utuhnya.
Selama proses pengempaan ada beberapa hal yang harus di perhatikan, yaitu
ampas sisa pengempaan harus keluar merata disekitar konus dan apabila saat proses
berlangsung terjadi kerusakan, maka screw press harus segera di berhentikan untuk
menghindari terjadinya penyumbatan. Selain itu saat pengempresan, tekanan yang
digunakan tidak boleh terlalu tinggi karena dapat mengakibatkan kadar inti pecah
bertambah dan kerugian inti bertambah. Namun tekanan yang digunakan juga tidak
boleh terlalu rendah, karena dapat mengakibatkan ampas sisa pengempresan masih
basah, kerugian minyak pada serat dan biji bertambah, pemisahan serat dan biji tidak
sempurna dan proses pengolahan biji mengalami kesulitan dan serat sebagai bahan
bakar boiler basah, sehingga pembakaran dalam boiler tidak sempurna. Minyak hasil
pengempaan menuju ke Sand Trap Tank (STT) untuk pengendapan. Hasil lain adalah
ampas (biji dan fiber) yang akan dipisahkan menggunaan Cake Breaker Conveyor
(CBC).
3.1.6.3 Cake Breaker Conveyor
Ampas press yang masih bercampur biji dan berbentuk gumpalan-gumpalan,
dipecah dan dibawa untuk dipisahkan ampas dan bijinya CBC. CBC merupakan suatu
konveyor ulir yang di pasang plat persegi sebagai pelempar fiber dan nut. Alat ini
terdiri dari pedal-pedal yang diikatkan pada poros yang berputar 52 rpm. Kemiringan
Minyak kasar hasil stasiun pengempaan di kirim ke stasiun ini untuk di proses lebih
lanjut, sehingga diperoleh minyak produksi.
Proses pemisahan minyak, air dan kotoran dilakukan gengan sistem pengendapan,
sentripusi dan penguapan.
3.1.7.1 Tangki pemisah pasir (Sand Trap Tank)
Alat ini dipakai untuk memisahkan pasir dari cairan minyak kasar yang berasal
dari Screw Press.
Untuk memudahkan pengendapan pasir, cairan minyak kasar harus cukup
panas yang diperoleh dengan menijeksikan uap.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Suhu minyak kasar 95-115oC
Pembuangan pasir secara rutin dilakukan setiap 4 jam, hindarkan
minyak jangan sampai ikut terbawa
3.1.7.2 Saringan bergetar (Vibrating Screen)
Saringan bergetar berfungsi untuk memisahkan benda-benda padat yang
terikut minyak kasar
Benda-benda padat berupa ampas yang disaring pada saringan ini
dikembalikan ke timba buah untuk diproses kembali.
Cairan minyak di tampung dalam tangki minyak kasar (crude oil tank).
Saringan getar terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan masing-masing
2m2.
Tingkat atas memakai kawatsaringan mesh 20, sedangkan tingkat bawah
memakai mesh 40.
Untuk memudahkan penyaringan, saringan getar tersebut disiram dengan air
panas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian:
Pengenceran dengan air diatur sedemikian rupa, sehingga cairan dalam
tangki mempunyai dua perbandingan
satu bagian minyak, dan satunya lagi bagian air lumpur (sludge)
Kawat kawat rusak harus diganti
Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu
3.1.7.3 Tangki pompa minyak kasar (Crude Oil Pump)
Tangki minyak kasar adalah tangki penampung minyak kasar yang telah
disaring, untuk dipompakan ke dalam tangki pisah (Continuous Tank) dengan pompa
minyak kasar.
Untuk mencaga suhu cairan tetap, diberikan penambahan panas dengan
menijeksikan uap.
Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu.
3.1.7.4 Tanki Pisah (Continuous Tank)
Pemisahan pertama minyak dengan sludge secara pengendapan dilakukan di
dalam tangki pisah ini.
Untuk mempermudah pemisahan suhu dipertahakan 95oC dengan sistem
injeksi uap pada ruang pertama.
Tangki pisah ini terdiri dari tiga ruang yaitu:
1. Ruang pertama untuk penampungan minyak dari pompa minyak kasar dan
penambahan panas.
2. Ruang kedua merupakan ruang pemisahan, minyak yang mempunyai berat
jenis kecil mengapung dan dialirkan ke dalam tangki masakan minyak (oil
tank), sedangkan sludgeyang mempunyai berat jenis lebih besar dari minyak
masuk kedalam ruang ketiga melalui lubang bawah.
3. Ruang ketiga ruang penampung sludge sebelum di alirkan ke tangki sludge.
Hal-hal yang perlu diperhatikan selama operasi:
Kebersihan tangki
Suhu dipertahankan 95oC
Pembuangan endapan pasir pada ruang kedua tangki dilakukan setiap
minggu.
3.1.7.5 Tangki masakan minyak (Oil Tank)
Minyak yang telah dipisah pada tangki pemisah ditampung dalam tangki ini
untuk dipanasi lagi sebelum diolah lebih lanjut pada Oil Purifier.
Diusahakan agar tangi ini tetap penuh untuk menjaga agar pemanasan tetap 90-95 oC.
Sistem pemanasan dilakukan denganpipa yang dialiri uap dengan tekanan 3 Kg/cm2.
Hal-hal yang perlu diperhatikan selam operasi
Saringan uap harus berfungsi baik
Kadar air dalam minyak diusahakan 0,50-0,70% dan kadar kotoran
beroperasi
Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu
3.1.7.6 Sentripusi minyak (Oil Purifier)
Untuk pemurnian minyak yang berasal dari tangki masakan yang masih
mengandung air 0,50-0,70% dan kadar kotoran 0,10-0,30% dipergunakan alat
pemisah sentripusi ii yang berputar antara 5000-6000 rpm.
Akibat gaya sentrifugal yang terjadi , maka minyak yang mempunyai berat
jenis lebih kecil bergerak ke arah poros, dan terdorong keluar oleh sudu-sudu.
Sedangkan ktoran yang mempunyai berat jenis lebih besar terdorong ke arah dinding
bowl.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian:
Adakan pembersihan bowl apabila mesin bergetar
Suhu minyak harus 90-95oC
Kadar air dalam minyak hasil sentripusi berkisar: 0,30-0,40%,
sedangkan kadar kotoran :0,010-0,013%
3.1.7.7 Tangki Apung (Floats Tank)
Tangki apung dipakai untuk mengatur jumlah minyak masuk ke dalam tangki
hampa udara (vacuum) agar merata dan tetap konstan.
Pengeringan minyak (vacuum dryer)
Pengeringan minyak dipergunakan untuk memisahkan air dari minyak dengan
3.1.7.8
cara penguapan.
Alat ini terdiri dari tabung hampa udara dan tiga tingkan steam enjector.
Minyak terhisap ke dalam tabung melalui pemercik (nozzle), akibat adanya hampa
udara dan terpancar kedalam tabung hampa.
Uap air dari tabung hampa terhisap oleh ejector 1, masuk ke dalam kondensor
1 sisa uap dari ondensor 1 terhisap oleh ejector 2 masuk kedalam kondensor 2, sisa
uap terakhir masuk kedalam ejector 3 dan dibuang ke atmosper.
Air yang terbentuk dalam kondensor 1dan 2 langsung ditampung pada tangki
air panas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
3.1.7.10
Minyak yang terapung pada bagian atas dialirkan kembali tangki pemisah
pasir (Sand Trap Tank) untuk diolah kembali, sedangkan lupur pekat dibuang ke bak
penampupung sludge.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Jika cairan dalam tangki ini terlalu kental, perlu diadakan
penambahan panas
Pengutipan dalam tangki ini tidk mesti minyak murni saja, kerena
3.1.8
minggu
Pembersihan dan pemeriksaan bagian dalam tangki dilakukan 3
dari pemisah biji dan ampas (Depericarper) di kirim ke stasiun ini untuk diperam,
dipecah, dipisahkan antara serabut,biji dan cangkang. Inti dikeringkan sampai batas
Pengisian silo biji harus penuh agar kalori tidak banyak terbuang
Kipas dijalankan terus menerus dengan kekuatan tiup yang tetap selama
pabrik beropersi
Bidang penurunan (shaking grade) harus bersih sehingga penurunan biji
merata, bila bidang penurunan kotor, penurunan biji tidak merata,
pengeringan tidak sempurna, yang mengakibatkan inti pecah dan melekat
pada cangkang.
3.1.8.3 Alat-alat pengantar (Conveyor)
Terdapat beberapa alat pengantar (Conveyor) biji, biji pecah dan yang
fungsinya mengantar biji dari silo ke timba biji,dan biji pecah dari saringan getar ke
kolom pemisah, dan juga dari saringan ke timba biji
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengoperasian adalah baut-baut yang
terdapat pada konveyor harus terikat kuat.
Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu.
3.1.8.4 Tabung pemisah biji (Nut Polishing Drum)
Tabung pemisah biji adalah alat pembagi biji menurut besarnya diameter biji
agar biji yang masuk kedalam setiap cracker diusahakan merata
Alat ini berupa tabung yang berputar, yang dilengkapi dengan lubang-lubang
Biji-biji dari timba biji masuk kedalam drum:
Sampah-sampah halus jatuh pada bagian pangkal drum dan biji masuk
kepenampungan untuk dibuang
Biji-biji masuk kedalam Cracker melalui lubang
Sampah-sampah kasar keluar dari bagian ujung drum dan tampungan
untuk dibuang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian ialah:
minggu
3.1.8.5 Pemecah biji (Ripple Mill)
Pemecah biji adalah alat yang dipakai untuk memecah biji yang telah diperam
dan dikeringkan di dalam silo
Pemecah ini terdiri dari rotor yang berputar dengan kecepatan 1000-1500 rpm
di dalam stator.
Biji yang berasal dari Nut polishing Drum masuk melalui rotor dengan gaya
sentrifugal biji keluar dan terbanting pada stator.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian
Putaran rotor disesuaikan agar inti pecah tidak lebih dari 12%
Isian merata dan sesuai dengan kapasitas pemecah biji
Persentase biji utuh tinggi, disebabkan oleh:
1. Isian cracker terlalu penuh
2. Putaran rotor kurang
3. Rotor dan stator aus
4. Lubang pemasukan biji ke dalam rotor aus, sehingga biji masuk
melalui samping rotor
Persentase inti pecah tinggi, disebabkan oleh:
Dari sekat ke 2 cangkang yang masih bercampur dengan inti dihisap oleh
pompa masuk ke dalam tabung pemisah 2
Inti naik ke atas melalui Vortex Finder, dikembalikan ke dalam bak air sekat
1, sedangkan cangkang melalui konus masuk kedalam bak air sekat ke 3.
Dengan bantuan pompa, dari sekat 3 cangkang yang masih mengandung
sebagian kecil inti dihisap kedalam tabung pemisah ke 3, dimana inti naik melalui
Vortex Finder masuk kedalam dewatering drum cangkang untuk dibuang airnya.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat pengoperasian
dibersihkan.
Penambahan air dingin kedalam bak Clybath Agitator dilakukan
terus-menerus agar permukaan air tetap pada batas yang ditentukan,
Finder dinaikan
Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu.
3.1.8.9 Pengantar biji,inti dan cangkang (Nut, kernel, dan sheel pneumatic
transport)
Alat ini digunakan untuk menghantar:
Biji dari pemisah biji dan ampas (Depricarper) ke dalam silo biji
Penghantar inti dari dewatering drum ke silo inti
Penghantar inti dari silo inti ke penurunan inti
Penghantar cangkang dari dewatering drum cangkang ke silo cangkang
Alat ini merupakan tabung pipa yang mempergunakan udara sebagai media
hantar, yang diperoleh dari kipas (Blower)
Biji, inti dan cangkang yang berasal dari depricarper, dewatering drum inti dan
cangkang serta silo inti, masuk ke dalam pipa dan oleh tekanan udara dihantar ke silo
biji, silo inti dan silo cangkang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian:
3.1.8.10
Silo inti dipakai untuk mengeringkan inti yang berasal dari clybath agitator
sampai kadar air sesuai dengan ketentuan ( 7%).
Pengeringan dilakukan dengan udara yang ditiup oleh kipas melalui elemen
pemanas.
1. Inti basah
Hal ini disebabkan karena:
Blower tidak dijalankan secara terus-menerus
Elemen pemanas kotor
Bidang penurunan kotor
Silo inti kotor
Lama pemanas kurang
Isian silo tidak penuh
2. Inti terlalu kering
Disebabkan pengeringan terlalu lama, yang dapat mengakibatkan kadar
minyak dalam inti rendah.
3.1.8.11
Penurunan inti (Kernel Hopper)
Penurunan inti merupakan corong inti produksi ke dalam goni, sekaligus untuk
ditimbang.
3.1.8.12
Silo penimbunan inti
Silo penimbunan inti dipakai sebagai penimbunan inti sebelum di sortir ulang.
Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu.
3.1.9 Stasiun Pusat Pembangkit Tenaga (Power plan)
Pusat pembangkit tenaga adalah stasiun tenaga listrik dan uap. Tenaga listrik
diperoleh dari pembangkit listrik tenaga diesel yang menggunakan bahan bakar solar,
dan pembangkit listrik tenaga uap yang menggunakan listrik tenaga uap, karena bahan
bakar dapat diperoleh dari buangan proses pengolahan dan semua stasiun memerlukan
uap sebagai sumber panas.
Stasiun ini bermanfaat untuk pabrik yaitu untuk proses pengolahan dan untuk
kebutuhan listrik domestik (perumahan karyawan/PKS). Pada stasiun iini memiliki
beberapa unit yaitu:
3.1.9.1 Diesel genarator
Diesel generator sebagai pembangkit tenaga listrik pada saat turbin uap tidak
bekerja atau terjadi penurunan pada tenaga turbin. Hal ini dapat terjadi apabila pada
saat pabrik sedang tidak produksi. Diesel generator ini digunakan apabila turbin tidak
bekerja atau belum beroperasi secara optimal.
3.1.9.2 Turbin Uap
Turbin uap adalah pembangkit listrik tenaga uap yang digerakan dengan
tenaga uap dari katel uap. Turbin uap ini berfungsi sebagai pembangkit listrik
dibutuhkan pada saat produksi dengan menggunakan uap yang berasal dari katel uap.
Turbin uap memiliki tenaga 400-500 volt dan tekanan uap normal (uap masuk)
sebesar 20 kg/cm2. Di PT MAR terdapat 2 unitt turbin uap yang dilengkapi dengan
3.3.2
3.3.3
3.3.4
3.3.5
3.3.6
Lori rebusan
Stasiun rebusan (sterilizing station)
Alat penarik (Capstand)
Jaringan rel (Rail track)
Rebusan (sterilizer)
Alat pengankat (Hosting crane)
Stasiun penebah (Threshing station)
Pengisi otomatis (Automatic feeder)
Penebah ( Thresher)
Konveyor janjangan kosong (Empaty bunch conveyor)
Konveyor buah ( fruit conveyor)
Timba buah (fruit elevator)
Stasiun kempa (pressing station)
Katel adukan (Digester)
Kempa (press)
Pemecah ampas kempa (cake breaker)
Pemisah biji dan ampas (Depricarper)
Stasiun pemurnian minyak (clarification station)
Tangki pemisah pasir (sand trap tank)
Saringan bergetar (vibrating screen)
Tangki dan pompa minyak kasar (crude oil tank and pump)
Tangki pemisah (contnuou tank)
Tangki masakan minyak (oil tank)
Sentripusi minyak (oil pirifier)
Tangki pelampung (float tank)
Pengeringan minyak (Vacuum dryer)
Timbangan minyak (oil weigher)
Tangki sludge (sludge tank)
Saringan berputar (brush strainer)
Pembersih awal ( pre cleaner)
Sentripusi sludge (sludge centrifuge)
Tangki minyak kutipan (sludge drain tank)
Tangki penampung minyak (reclaim oil tank)
Bak penampung sludge (sludge pit)
Tangki pengutipan minyak (sludge oil recovery tank)
Stasiun pengolahan biji (Kernel plant)
Timba dan transport biji (Nut elevator and nut pneumatic transport).
Silo biji (nut silo)
Konveyor biji dan biji yang telah di pecah
Pemisah biji (nut grading drum)
Pemecah biji ( nut cracker)
Pemisah getar (vibrating screen)
Kolom pemisah (separaing colum)
Hydrocyclone
Pengantar biji, inti dan cangkang