Anda di halaman 1dari 1

RINGKASAN

Efektifitas Penggunaan Beberapa Zpt Jenis Sitokinin Terhadap


Pertumbuhan Dan Perkembangan Tunas Aksilar Planlet Melon (Cucumis
melo L.). Taufan Febri Yuanto. A4110727; 17 Juni 2014. 52 Halaman. Program
Studi Teknik Produksi Benih. Produksi Pertanian. Politeknik Negeri Jember.
Benih melon impor yang selama ini ditanam di Indonesia merupakan
benih F1 hibrida yang diimport dari Taiwan, Amerika dan Jepang, untuk
mengurangi kebergantungan pada benih impor, maka perlu dicari alternatif untuk
memperoleh bibit melon yang baik dan dapat dikembangkan secara luas di
Indonesia dengan harga murah. Salah satu teknik yang diharapkan dapat
digunakan adalah teknik kultur jaringan. penelitian bertujuan untuk mengetahui
ZPT jenis sitokinin serta konsentrasinya yang terbaik dalam memacu
pertumbuhan eksplan melon secara in vitro. Penelitian ini dilakukan mulai Juni
2013 sampai Maret 2014 di Laboratorium BIOSAIN Politeknik Negeri Jember.
rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan satu faktor
yaitu jenis ZPT sitokinin yang terdiri dari Kinetin, BAP, dan Air Kelapa. masing masing ZPT terdiri dari 3 taraf konsentrasi yaitu Kinetin (0,1 ppm. 0,5 ppm. 1
ppm), BAP (0,5 ppm. 1 ppm. 2 ppm), Air Kelapa (5%, 15%, 25%) dan
ditambahkan 0,2 ppm NAA selain itu juga terdapat perlakuan MS + 0,2 ppm NAA
dan perlakuan MS tanpa NAA. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali.
Parameter penelitian terbagi menjadi dua yaitu parameter utama yang terdiri dari
Jumlah Tunas, Jumlah Akar, Jumlah Daun, Jumlah Ruas, yang kedua merupakan
parameter tambahan yaitu Kecepatan Muncul Kalus, Kecepatan Tumbuh Akar,
dan Kecepatan Tumbuh Tunas.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan respon pertumbuhan dan
perkembangan terbaik pada parameter utama di minggu ke 12 akhir pengamatan
ditunjukkan oleh perlakuan media MS tanpa NAA 0,2 ppm dengan rerata jumlah
tunas terbanyak mencapai 1,00, jumlah daun 29,33, jumlah ruas 15,33, dan jumlah
akar 5,00, sedangkan untuk perameter sekunder, perlakuan MS + Kinetin 0,5 ppm
+ 0,2 ppm NAA menunjukkan rerata terendah dibanding dengan semua perlakuan
mencapai 3,33 hari yang menunjukkan kecepatan tertinggi dalam memunculkan
kalus. Pada parameter kecepatan memunculkan tunas, perlakuan MS tanpa NAA
0,2 ppm menunjukkan rerata terendah mencapai 16,33 hari yang tidak berbeda
nyata terhadap perlakuan MS + Air Kelapa 25% + NAA 0,2 ppm yang mencapai
21,33 hari. Sedangkan pada parameter kecepatan tumbuh akar, respon terbaik
ditunjukkan perlakuan MS + Kinetin 0,1 ppm + NAA 0,2 ppm dengan rerata
terendah mencapai 16,33 hari, hasil ini tidak berbeda nyata terhadap perlakuan
MS + NAA 0,2 ppm mencapai 17,00 hari, MS + Air Kelapa 15% + NAA 0,2 ppm
mencapai 22,00 hari, dan MS tanpa NAA 0,2 ppm mencapai 16,67 hari.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Penggunaan ZPT jenis
sitokinin dengan konsentrasi yang diberikan tidak efektif dalam meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan tunas aksilar melon.

xiv

Anda mungkin juga menyukai