METODE PENELITIAN
II.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk
mencari pengaruh antara variabel independen (X) dengan variabel dependen(Y) yang
menggunakan rumus stastistik. Dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan
fenomena yang ada berdasarkan data dan fakta yang diperoleh di lapangan.
II.3.2 Sampel
Menurut Singarimbun (1995 : 152 ), sampel diartikan sabagai bagian dari
populasi yang menjadi sumber data sebenarnya, dengan kata lain sampel adalah bagian
dari populasi. Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai representatif dari seluruh
populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi. Dalam
penelitian ini peneliti menggunkan teknik penarikan sampel berdasarkan rumus Solvin
(Bungin, 2005: 105) yaitu :
n=
N
N(d)2+1
keterangan :
n : Jumlah sampel yang dicari
N : Jumlah populasi
d : Nilai presisi (Derajat Kesalahan penarikan sampel 10% dan tingkat kepercayaan
90%
Dalam penelitian ini, Seluruh karyawan yang ada pada PTPN III Sei Karang
Galang berjumlah 250 orang. Maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu:
n= 71 orang.
b.Observasi (Pengamatan)
Yaitu kegiatan mengamati secara langsung dengan mencatat gejalagejala yang ditemukan di lapangan serta menjaring data yang tidak
terjangkau.
NILAI
Sangat tingggi
4,24 - 5,00
Tinggi
3,43 - 4,23
Sedang
2,62 - 3,42
Rendah
1,81 - 2,61
Sangat rendah
1,00 - 1,80
Untuk
mengetahui
koefisien
korelasi
variabel
terhadap
variabel
rx =
n XY ( X ) ( Y )
2
2
2
2
(n X ) ( X ) (n Y ) ( Y )
Keterangan :
r = koefisien korelasi
X = variable bebas
Y = variabel terikat
n = jumlah sampel
Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan yaitu :
a. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol ( r = 0 ), berarti
hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.
b. Koefisien korelasi yang diperoleh positif ( r = + ) artinya kenaikan nilai
variabel yang satu diikuti nilai variabel yang lain dan kedua variabel
memiliki hubungan positif.
c. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif ( r = - ) artinya kedua variabel
negatif dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti
menurunnya variabel yang lain.
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang, atau rendah antara
kedua variabel berdasarkan nilai r ( koefisien korelasi ) digunakan penafsiran atau
interpretasi angka sebagai berikut:
Tingkat Hubungan
0.00 - 0.199
Sangat rendah
0.20 - 0.399
Rendah
0.40 - 0.599
Sedang
0.60 0799
Tinggi
0.80 - 1.000
Sangat tinggi
Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang
diperoleh berarti / tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel
korelasi.Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila rtersebut
signifikan, artinya hipotesis kerja/hipotesis alternatif dapat diterima.
a. Untuk menguji hipotesis, pengaruh kompetensin sumber daya manusia (X)
dengan kinerja karyawan (Y), maka diadakan pengujian dengan rumus
t(Sugiyono, 2006 : 214) yaitu :
Keterangan :
D = Koefisien determinan
rxy= Koefisien korelasi moment antara x dan y
BAB III
DESKRIPSI PENELITIAN
III.1. Sejarah Berdirinya PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Secara Umum
Pembentukan PT. Perusahaan Nusantara III (Persero) di awali dengan proses
pengambilan perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah RI
pada tahun 1958 yang dikenal dengan proses nasionalisasi. Perusahaan perkebunan
asing hasil nasionalisasi selanjutnya berubah menjadi Perseroan Perkebunan Negara
(PPN), embrio yang turut membentuk perusahaan berasal dari NV. Rubber Cultuur
Maatschappij Amsterdam (RCMA) dan NV. Cultuur Mijde Oeskust (CMO) merupakan
perusahaan Perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak jaman Kolonial
Hindia Belanda.
Salah satu perusahaan yang terbentuk diberi nama Perusahaan Perkebunan
Negara baru cabang Sumatera Utara (PPN baru). Setelah beberapa kali mengalami
perubahan bentuk/status hukum sesuai dengan aturan perundang-undangan Pemerintah
Republik Indonesia. Kemudian pada tahun 1968 PPN oleh pemerintah di restrukturisasi
menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP). Selanjutnya pada
tahun 1974 status hukum PNP diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan diberi nama
PT Perkebunan (Persero).
Dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha, perusahaanperusahaan dalam lingkungan BUMN Sub Sektor perkebunan dengan melakukan
kegiatan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi, selain itu dilakukan
perampingan struktur organisasi dan program restrukturisasi tersebut telah dilakukan
penggabungan 27 (dua puluh tujuh) BUMN perkebunan yaitu PT. Perkebunan I sampai
dengan PT. Perkebunan XXXII dan satu BUMN Peternakan yaitu PT. Bina Mulia
Ternak menjadi 14 BUMN perkebunan baru yang diberi nama PT. Perkebunan
Nusantara I sampai dengan PT. Perkebunan Nusantara XIV.
Kemudian pada tahun 1994 dilakukan proses penggabungan manajemen, 3
BUMN perkebunan terdiri dari PT. Perkebunan III (Persero), PT. Perkebunan IV
(Persero), dan PT. Perkebunan V (Persero). Selanjutnya melalui peraturan peraturan RI
No. 8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, ketiga perusahaan tersebut yang wilayah
kerjanya di Propinsi Sumatera Utara dilebur menjadi satu yang diberi nama PT.
Perkebunan III (Persero) yang berkedudukan di Medan Sumatera Utara. PT.
Perkebunan III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Hanum Kamil, SH No.36
tanggal 11 Maret 1996 yang telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dengan Surat keputusan No. C2-8331.HT.01.01Th.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang
dimuat di dalam berita Negara Republik Indonesia No.81 tahun 1996, dan tambahan
Berita Negara No. 81 Tahun 1996, dan tambahan Berita Negara No. 8674 tahun 1996.
Seiring dengan perubahan pola bisnis paradigma baru PT. Perkebunan Nusantara
III (Persero) telah merancang program Transformasi Bisnis sejak bulan Agustus 2003
sebagai kata kunci dari Kinerja PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sedang
melakukan perubahan terhadap pola target of strategic of business as usual menjadi
pola target of strategic of business. Untuk mendukung keberhasilan program tersebut
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) secara sistematis dan berkesinambungan
melakukan upaya untuk mensosialisasikan program strategic initiative melalui
pemahaman dan penyebarluasan buku panduan Transformasi Bisnis Unit-Unit Usaha,
melalui instruksi langsung dari Distrik Manajer / General Manajer setempat kepada
jajarannya, dan menginformasikan melalui majalah Nusa Tiga milik PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero). Disamping itu melalui Malcom Bakdrige PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) telah dan sedang melakukan pelatihan terhadap sejumlah
karyawan, pimpinan yang telah ditunjuk untuk memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif sebelum melakukan assessment terhadap jalannya proses program
strategic initiative (CBHRM, OPEX, TQM, CRM, dan QFI) sebagai upaya dalam
meningkatkan kinerja perusahaan.
Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT. Perkebunan Nusantara III No.
III.10/SKPTS/SR/76/2003 tanggal 01 Desember 2003 Wilayah Kerja DSER-2 meliputi :
a. Kebun Sei Putih (KSPTH)
e. Pabrik Kelapa Sawit Rambutan (PRBTN) : Dengan jarak 68 km dari Sei Karang
III.2 Visi, Misi, Makna Logo Perusahaan, Strategi, Paradigma dan Tata Nilai PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero)
III.2.1 Visi dan Misi
Visi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero): Menjadi perusahaan agribisnis
kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik.
Misi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan.
2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.
3. Memeperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkan secra optimal.
4. Berupaya menjadi perusahaan terpilih yang memberikan timbal hasil terbaik bagi
investor.
5. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.
6. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas.
7. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.
terbaik dengan
teamwork yang solid dan inovatif serta ditunjang dengan green technology,
green business dan ramah lingkungan.
2. Gambar lima garis lintang horizontal dan vertikal yang berwarna biru,
melingkari bola dunia, melambangkan bahwa PT.Perkebunan Nusantara III
memiliki lima tata nilai dan harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi
yang berkembang, agar selalu menjadi yang terdepan dalam peningkatan usaha.
3. Gambar dua Meteor yang mengelilingi bumi sehingga membentuk angka tiga
melambangkan PT.Perkebunan Nusantara III bergerak dinamis dengan semangat
yang tinggi untuk menguasai pasar global. Sedangkan meteor yang berwarna
putih bermakna produksi Lateks dan Produk turunannya sedangkan yang
berwarna Oranye adalah produksi CPO beserta turunannya, yang memancar
tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia.
Secara keseluruhan logo baru ini adalah lambang dari niat dan motivasi tinggi
seluruh personal PT.Perkebunan Nusantara III, untuk mewujudkan visi dan misi PT.
Perkebunan Nusantara III yang telah dicanangkan bersama, dengan ditunjang dengan
lima tata nilai , duabelas paradigma baru dan tujuh strategi bisnis yangdimiliki PT
Perkebunan Nusantara III.
III.2.3 Strategi
Untuk mencapai Visi dan melaksanakan Misi Perusahaan diperlukan strategi yang tepat.
Formulasi strategi yang dikembangkan perusahaan adalah:
1. Menjalin dan mengembangkan hubungan sinergis yang efektif dengan mitra strategis
untuk mewujudkan peluang bisnis.
2. Melaksanakan manajemen yang berorentasi pasar, sensitif terhadap kecendrungan
industri dan pergerakan pasar mencermati pesaing.
3. Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dengan kemampuan laba (profitability).
4. Mematuhi aturan SHE (Safety, Health, and Environment) keselamatan, kesehatan,
dan lingkungan.
Adapun struktur organisasi yang ada di Struktur organisasi adalah suatu bagan
yang menggambarkan secara sistematis mengenai penerapan tugas-tugas, fungsi dan
wewenang serta tanggung jawab masing-masing pegawai yang telah ditentukan
sebelumnya, yang tujannya adalah untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan
dapat dilakukan dengan baik, teratur dan efisien.
Adapun struktur organisasi yang ada di antara lain:
1. Distrik Manajer
2. Kepala Bidang Tanaman
3. Staf Bidang Tanaman Investasi & Pengukuran Kelapa Sawit
4. Staf Bidang Tanaman Eksploitasi Karet Dan Kelapa Sawit
5. Kepala Bidang Keuangan/ Umum
6. Staf Bidang Umum
7. Staf Bidang Keuangan
8. Kepala Bidang Teknik /Pengolahan
9. Staf Bidang Teknik/Pengelolaan
10. Staf Bidang Teknik/pengolahan
11. Staf Bidang laboratorium Unit PRBTN
Sedangkan yang menjadi tugas-tugas distrik manajer antara lain sebagai berikut:
1. Menindaklanjuti usulan peremajaan dan investasi lainnya di distrik.
2. Mengkoordinir,
memonitor,
mengevaluasi
persediaan
dan
pelaksanaan
dengan
memberdayakan
fungsi
manajemen
di
bidang
keuangan/umum untuk mencapai kinerja optimal. Sedangkan yang menjadi tugastugasnya adalah sebagai berikut:
1. Mengkoordinir, memonitor, mengevaluasi, persediaan barang di distrik dan unit.
2. Memeriksa dan mengusulkan pembayaran pengangkutan TBS/Karet.
3. Menyusun/mengevaluasi RKAP, RKO, dan RJP untuk distrik dan mengevaluasi
RKAP, RKO, dan RJP kebun/unit.
4. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa di distrik sesuai dengan kewenangannya.
5. Mengusulkan dan menindaklanjuti usulan pengadaan barang dan jasa di luar
kewenangannya.
6. Memeriksa usulan pengadaan barang dan jasa untuk unit sesuai dengan
kewenangannya.
7. Mengawasi pengadaan barang dan jasa di unit kerja distrik.
8. Melaksanakan pembayaran kepada pihak ketiga sesuai kewenangannya.
9. Mengajukan pembayaran untuk pihak ketiga di luar kewenangannya.
10. Membuat kontrak sesuai kewengannya.
3. Memeriksa bahan kimia yang diterima untuk bagian laboratorium dan water
teratment.
4. Menjamin bahwa pemeriksaan dan pengujian pada penerimaan bahan baku (sortasi)
dalam proses produk akhir telah dilaksanakan sesuai prosedur.
5. Memeriksa mutu air dan merekomendasikan dan mengawasi ke air Boiler (internal
treatment).
6. Mengawasi bahwa semua dokumen mutu, lingkungan dan sistem manajemen
kesehatan dan keselamatran kerja.
7. Menjamin bahwa semua identifikasi pada penerimaan bahan baku (sortasi) dalam
proses maupun produk akhir dan pengiriman akhir produksi telah sesuai dengan
persyaratan yang ada.
8. Melaksanakan pengendalian sistem komputerisasi yang terintegrasi berbasis database
secara konsisten dan up to date.
9. Menjamin kebijakan bahwa kebijakan mutu, lingkungan, dan sistem manajemen
keselamatan kerja dimengerti, diterapkan dan dipelihara di distrik dan unit-unit
kerjanya.
M.Spencer and Signe M. Spencer (1993) untuk membangun kompetensi umum atau
disebut juga sebagai Soft Competency.
Soft Competency (kompetensi umum) PT Perkebunan Nusantara III tersebuut
dibedakan menjadi:
1. Kompetensi inti yaitu kompetensi yang harus dimiliki oleh semua karyawan
tanpa membedakan jabatan antara lain impact and influence,information
seeking,analythical
thinking,
expertise,
customer
services
orientation,
others,flexibility,conceptual
thinking,
interpersonal
Berdasarkan core values, kompetensi inti dan prilaku manajerial dibangunlah tiga
pilar kompetensi khusus (hard competency) yang berisi:
1. Kompetensi khusus bisnis perkebunan yaitu kompetensi yang harus dimiliki
semua bagian kantor direksi maupun distrik beserta unit produksi/ kerja antara
lain: manajemen sumber daya manusia, perencanaan perusahaan, manajemen
resiko,tata kelola peruasahaan yang baik manajemen keuangan, total quality
management,anggaran, manajemen perkantoran, computer, bahasa inggris, dan
ditambah komunikasi organisasional. Kompetensi khusus yang ditekankan untuk
semua bagian kantor direksi.
2. Kompetensi khusus produksi perkebunan yaitu kompetensi yang harus dimiliki
oleh semua distrik beserta unit unti produksi/ unit kerja antara lain; proses
produksi,
penegndalian
produksi,
penegendalian
produksi,
manajemen