DI SUSUN
OLEH :
MISWANTO
Dosen MK : Ns. Hikayati, M.Kep
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1
2
3
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Makalah....................................................................................
4
4
5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian WSD ( Water Seal Drainage ).............................................
B. Tujuan Pemasangan WSD ( Water Seal Drainage )..............................
C. Jenis-jenis WSD ( Water Seal Drainage ) Beserta Keuntungan dan
Kerugiannya..........................................................................................
9
D. Persiapan Pemasangan WSD ( Water Seal Drainage ).......................... 11
E. Asuhan Keperawatan WSD ( Water Seal Drainage )............................ 14
F. SOP PERAWATAN WSD..
25
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..
25
26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
WSD (Water Seal Drainage) atau yang disebut juga dengan Chest-Tube
(pipa dada) adalah suatu usaha untuk memasukkan kateter ke dalam rongga
pleura dengan maksud untuk mengeluarkan cairan yang terdapat di dalam rongga
pleura, seperti misalnya pus pada empisema atau untuk mengeluarkan udara yang
terdapat di dalam rongga pleura, misalnya pneumotoraks. Bedanya tindakan
WSD dengan tindakan punksi atau thorakosintesis adalah pemasangan kateter /
selang pada WSD berlangsung lebih lama dan dihubungkan dengan suatu botol
penampung.
Pemasangan WSD ini dengan indikasi sebagai berikut ;
- Pneumothorak , Hemothoraks , Efusi pleura , Empiema
- Dengan tujuan pemasangan yaitu :
Untuk mengeluarkan udara, cairan atau darah dari rongga pleura,
Untuk mengembalikan tekanan negatif pada rongga pleura,
Untuk mengembangkan kembali paru yang kolaps dan kolaps sebagian,
Untuk mencegah reflux drainase kembali ke dalam rongga dada.
B. Rumusan Masalah
Ada pun rumusan masalah yang di jelaskan pada makalah ini, sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
C. Tujuan Penelitian
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian WSD
WSD (Water Seal Drainage) merupakan tindakan invasif yang dialakukan
untuk mengeluarkan udara, cairan (darah, pus) dari rongga pleura, rongga thoraks,
dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung (wilikpedia).
Indikasi pemasangan WSD :
1. Hemotoraks, efusi pleura.
2. Pneumotoraks ( > 25 % ).
3. Profilaksis pada pasien trauma dada yang akan dirujuk.
4. Flail chest yang membutuhkan pemasangan ventilator.
5. Bedah paru
karena ruptur pleura udara dapat masuk ke dalam rongga pleura.
reseksi segmental msalnya pada tumor, TBC.
pembedahan
pada
dada
hampir
selalu
menyebabkan
pneumotoraks. Udara dan cairan yang terkumpul dalam rongga intrapleura dapat
membatasi ekspansi paru dan mengurangi pertukaran gas. Setelah tindakan
operasi, perlu mengevakuasi dan mempertahankan tekanan negative dalam
ruangan pleura. Dengan demikian selama dan segera setelah pembedahan toraks,
kateter dada diletakkan secara strategis pada ruangan pleura, dijahit pada kulit
dan dihubungkan dengan alat drainase untuk mengeluarkan sisa udara atau cairan
dari ruangan pleura maupun mediastinum.
WSD merupakan pipa khusus yang dimasukkan ke rongga pleura dengan
perantaraan trokar atau klem penjepit bedah.
Tindakan WSD (Water Seal Drainage) atau yang disebut juga dengan
Chest-Tube (pipa dada) adalah suatu usaha untuk memasukkan kateter ke
dalam rongga pleura dengan maksud untuk mengeluarkan cairan yang terdapat di
dalam rongga pleura.
Penyulit pemasangan WSD adalah perdarahan dan infeksi atau super
infeksi. Oleh karena itu pada pemasangan WSD harus diperhatikan anatomi
pembuluh darah interkostalis dan harus diperhatikan sterilitas.
Tempat pemasangan WSD :
Kerugian :
Menambah areal mati pada sistem drainage yang potensial untuk masuk ke
dalam area pleura.
Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol.
Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada kebocoran udara.
3. WSD dengan tiga botol
Pada sistem tiga botol, botol kontrol penghisap ditambahkan ke sistem
dua botol. Botol ketiga disusun mirip dengan botol segel dalam air. Pada sistem
ini yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ketiga dan
bukan jumlah penghisap di dinding yang menentukan jumlah penghisapan yang
diberikan pada selang dada. Jumlah penghisap di dinding yang diberikan pada
botol ketiga harus cukup unutk menciptakan putaran-putaran lembut gelembung
dalam botol. Gelembung kasar menyebabkan kehilangan air, mengubah tekanan
penghisap dan meningkatkan tingkat kebisingan dalam unit pasien. Untuk
memeriksa patensi selang dada dan fluktuasi siklus pernafasan, penghisap harus
dilepaskan saat itu juga.
Keuntungan :
Sistem paling aman untuk mengatur pengisapan.
Kerugian :
Lebih kompleks, lebih banyak kesempatan untuk terjadinya kesalahan dalam
perakitan dan pemeliharaan.
Sulit dan kaku untuk bergerak / ambulansi.
System drainase selang dada
Sistem
Satu Botol
Keuntungan
Kerugian
Mempertahankan water
seal pada tingkat konstan.
Memungkinkan observasi
dan pengukuran crainase
yang lebih baik
Dua Botol
Mempertahankan water
seal pada tingkat konstan.
Memungkinkan observasi
dan pengukuran crainase
yang lebih baik
Tiga Botol
Flutter valve
Screw valve
Calibrated spring
mechanism
water seal
Mahal
Katup berkipas tidak
memberikan informasi
visual pada tekanan
intrapleural karena tak ada
fluktuasi air pada ruang
water seal
Katup sempit membatasi
jumlah volume yang dapat
diatasinya, tidak efisien
untuk kebocoran udara
pleural besar
Mahal
posterior atau kira-kira sama tinggi denga sela iga dari angulus inferius
scapulae. Bila di dada bagian depan dipilih s.i II di garis midklavikuler
kanan atau kiri.
c) Ditentukan kira-kira tebal dinding torax.
d) Secara steril diberi tanda pada selat WSD dari lubang terakhir selang WSD
tebal dinding toraks ( misalnya dengan ikatan benang).
e) Cuci tempat yang akan dipasang WSD dan sekitarya dengan cairan annti
septic.
f) Tutup dengan duke steril.
g) Daerah tempat masuk WSD dan sekitarnya dianestesi setempat secara
h)
i)
j)
k)
6. Paru
a)
b)
c)
d)
e)
f)
e) Kaji fremitus
Suara dan fibrasi fremitus dapat membedakan antara daerah yang terisi
cairan dan adanya pemadatan jaringan
f) Bantu pasien dengan menekan pada daerah yang nyeri sewaktu batuk dan
nafas dalam
Dengan penekanan akan membantu otot dada dan perut sehingga dapat
batuk efektif dan mengurangi trauma.
g) Pertahankan posisi yang nyaman dengan kepala lebih tinggi dari kaki
Miringkan dengan arah yang sesuai dengan posisi cairan / udara yang ada
di dalam rongga pleura
Bantu untuk mobilisasi sesuai dengan kemampuannya secara bertahap
dan beri penguatan setiap kali pasien mampu melaksanakannya.
Mendukung untuk inspirasi maksimal, memperluas ekspirasi paru-paru dan
ventilasi.
h) Bantu
pasien
untuk
mengatasi
kecemasan
/ketakutan
dengan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah tindakan pemasangan Water Seal
Drainage (WSD) merupakan suatu tindakan untuk mengalirkan udara, cairan secara
bertahap dari rongga pleura, dengan cara memasukkan pipa/ selang WSD atau suatu
usaha untuk memasukkan kateter ke dalam rongga pleura dengan maksud untuk
mengeluarkan cairan yang terdapat di dalam rongga pleura, seperti misalnya pus pada
empisema atau untuk mengeluarkan udara yang terdapat di dalam rongga pleura,
misalnya pneumotoraks. Bedanya dengan tindakan torakosentesis adalah kateter
dipasang pada dinding toraks dalam waktu yang lama dan dihubungkan dengan suatu
botol penampung.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika