Studi Kasus 3
Studi Kasus 3
Perselisihan
B. Kontrak
Proses pembentukan kontrak diawali dengan dua pihak atau lebih
yang telah saling menyetujui untuk mengadakan kerja sama, berupa
kesanggupan oleh satu pihak untuk melakukan sesuatu bagi pihak lainnya
dengan sejumlah imbalan yang telah disepakati bersama.
Setelah proyek tersebut dimenangkan oleh kontraktor, selanjutnya
kontraktor akan memilih sub-kontraktornya. Dalam proyek ini terdapat
kontraktor utama, dan dua sub-kontraktor lain yaitu sub-kontraktor
elektrikal dan sub-kontraktor pengecatan. Dalam persetujuan yang
disepakati bersama harus bebas dari semua terminologi yang dapat
mempunyai arti samar/ganda. Karena dapat menimbulkan keragu-raguan
C. Penjadwalan Proyek
Sebelum pelaksanan kegiatan proyek kostruksi dimulai, biasanya
didahului penyusunan rencana kerja waktu (jadwal kerja) kegiatan yang
desesuaikan dengan metoda konstruksi yang akan digunakan. Pihak
pengelola proyek melakukan kegiatan pendataan lokasi proyek gona
mendapatkan infromasi detail untuk keperluan penyusunan rencana kerja
atau jadwal proyek.
Dalam penyusunan rencana kerja pada awalnya perencanaan
sudah direncankan dengan sedemikian rupa tetapi masih terjadi beberapa
hal yang dapat mengakibatkan keterlambatan proyek tersebut, yaitu:
Dalam proyek ini sudah direncanakan dengan jangka waktu 500 hari
kalender harus selesai, dan pada 300 hari seharusnya sudah bisa
diselesaikan 67.5% tetapi pada kenyataan di lapangan tidak sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan. Maka keterlambatan ini akan
menyebabkan pekerjaan selanjutnya.
Pada pekerjaan yang akan dilaksanakan setiap sub-kontraktor harus
jelas dan tepat, karena dalam proyek kontruksi setiap pekerjaan ada
tahapannya
Pengadaan peralatan tidak dipehatikan kapasitas, kemampuan dan
kondisi peralatan.
Asumsi:
Peranan kontraktor utama dalam proyek ini harus konsisten dan tegas
untuk melakasanakan proyek ini sesuai waktu yang telah direncanakan.
Manajer lapangan harus mengawasi seluruh pekerjaan dan kondisi alat
yang digunakan untuk tidak terjadi kerusakan yang mengakibatkan
keterlambatan pada pekerjaan selanjutnya.
Adanya jadwal pengecekan peralatan.
Jika menggunakan alat berat dalam proyek ini maka sparepart seharus
dipersiapakan.
Harus diadakan evaluasi setiap minggu untuk mengetahui peningkat
atau kamajuan pekerjaan dan jika terjadi sesuatu harus melakukan
evaluasi musiawara.
Kontraktor harus mengatur jadwal pekerjaan yang telah direncanakan,
sesuai pengerjaan masing-masing dari setiap sub-kontraktor agar jika
terdapat suatu masalah dapat teratasi dengan mudah.
D. Organisasi
Pengorganisasian ini bertujuan untuk melakukan pengaturan dan
pengelompokan kegiatan proyek agar kinerja yang dihasilkan sesuai
dengan harapan. Tahap ini menjadi sangat penting karena ketidaktetapan
pengaturan dan pengelompokan kegiatan yang terjadi akan berakibat
langsung terhadap tujuan proyek.
Pengelompokan kegiatan dapat dilakukan dengan menyusun jenis
kegiatan dari yang besar hingga yang terkecil. Penyusunan tersebut
E. Manajemen Komunikasi
Untuk melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan yang telah
direncanakan hal yang paling penting adalah komunikasi antara semua
pihak yang terlibat di dalam pekerjaan tersebut untuk menjaga tidak
terjadinya hal-hal yang akan menyebabkan pekerjaan yang lain.
Komunikasi merupakan suatu koordinasi yang melibatkan seluruh pihak
dalam pekerjaan untuk bisa memaksimalkan fungsi masing-masing pada
suatu harapan dan tujuan tertentu.
Tapi di proyek ini komunikasi antara pihak kontraktor
dan owner tidak berjalan sesuai apa yang telah disepakati dari
awal. Kontraktor harus memberikan pemberitahuan secara tertulis
kepada perencana tentang semua kejadian yang terjadi. Masalah yang
muncul berkaitan dengan komunikasi di proyek ini adalah:
Kontraktor tidak menginformasikan kebarakaran yang terjadi
kepada owner.
Sebenarnya kontraktor harus tetap memberitahukan kejadian ini
kepada perencana meskipun perencana langsung ke lapangan untuk
melihat langsung kejadian tersebut. Karena pemberitahuan secara tertulis
tersebut merupakan sebuah bukti untuk kontraktor atas keterlambatan
jadwal pekerjaan
Operator backhoe tidak memberitahukan kondisi alat kepada
manajer lapangan.
Masalah Kepemimpinan
Masalah mendasar yang menjadi pemikiran pemimpin perusahaan
konstruksi secara wajar sehingga mampu memanfaatkan sumber daya
yang ada dalam perusahaan jasa konstruksi dikenal dengan 5 M (Men,
Mechines, Methods, Materials da Money). Menyelesaikan masalah dan
menentukan arah tujuan tercapainya proyek konstruksi yang tepat biaya,
tepat mutu, dan tepat waktu dalam lingkungan yang dinamis dan
senantiasa berubah.
Kontraktor dalam proyek tersebut merupakan pimpinan proyek
yang mampu merencanakan, melaksanakan dan mengelola proyek
tersebut dengan mengatasi semua kendala yang ditimbulkannya. Peran
kontraktor dalam proyek tersebut adalah melakukan suatu tindakan yang
tepat untuk mencapai tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan
dengan owner. Dan masalah-masalah yang terjadi dalam proyek tersebut
yang berhubungan dengan kepemimpinan yaitu:
v Pelaksanaan proyek tidak tepat pada waktu yang telah direncankan
pada awalnya.
v Tidak mampu mengatasi masalah yang terjadi di dalam proyek
makanya tidak menginfomasikan kejadian tersebut kepada owner.
v Tidak tepati pada perjanjian yang telah menandatanggani
dengan owner.
Asumsi:
Pemimpin perusahaan kontraktor harus berani menghadapi segala
masalah dan kendala di dalam proyek tersebut demi menjaga
perusahaannya dan keahlihannya di proyek konstruksi.
Mampu memilih sub-kontraktor yang tepat dan memiliki
keahlihannya di bagian yang akan dikerjakan.
Mampu mengambil suatu tindakan atau keputusan untuk tidak
terjadi kerugian baik dari perusahan kontraktor dan sub-kontraktornya.