Anda di halaman 1dari 19

Peninggalan Sejarah Hindu dan Budha :

1. Buku-Buku dan Kitab


a. Kitab Cilpa Sastra, merupakan peninggalan Kerajaan Syailendra yang berisi dasardasar pokok membuat candi.
b. Kitab Arjuna Wiwaha, ditulis oleh Mpu Kanwa pada tahun 1030. Kitab ini merupakan
peninggalan dari Kerajaan Kediri yang berisi tentang perjuangan Airlangga dalam
mempertahankan Kerajaan Kediri.
c. Kitab Smaradahana dikarang oleh Mpu Darmaja, pada masa pemerintahan Raja
Kameswara I, Kediri.
d. Kitab Bharatayuda dikarang oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, pada masa
pemerintahan Raja Jayabaya, Kediri.
e. Kitab Krisnayana ditulis oleh Mpu Triyana.
f. Kitab Hariwangsa ditulis oleh Mpu Panuluh.
g. Kitab Negara Kertagama, ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Kitab ini
merupakan sumber sejarah Kerajaan Singasari dan Majapahit.
h. Kitab Sutasoma, ditulis oleh Mpu Tantular. Kitab ini berisi tentang hukum dan
dijadikan dasar hukum di Kerajaan Majapahit. Dalam kitab ini menekankan prinsip
keadilan dan tidak membedakan rakyat biasa dengan bangsawan. Jadi siapapun yang
melanggar aturan atau undang-undang harus mendapat hukuman yang sesuai.
2. Prasasti
Prasasti disebut juga batu bertulis. Prasasti merupakan peninggalan sejarah yang
tertulis di atas batu, logam, dan sebagainya. Prasasti biasanya berisi mengenai
kehidupan atau peristiwa penting di daerah setempat. Contoh prasasti sebagai berikut.
a. Prasasti Kerajaan Tarumanegara antara lain Ciaruteun, Kebun Kopi, Tugu, Lebak,
Jambu, Muara Cianten, dan Pasir Awi yang semuanya ditulis dalam huruf Pallawa dan
bahasa Sanskerta.
b. Prasasti di Sumatra Selatan antara lain Kedukan Bukit, Talang Tuo, Kota Kapur,
Karang Berahi, dan Telaga Batu. Prasasti ini menggunakan bahasa Melayu dan huruf
Pallawa, yang dipahat dan ditulis sekitar abad ke-7 pada masa Kerajaan Sriwijaya.
Prasasti yang ditemukan tersebut antara lain berisi tentang peraturan kerajaan dan
sanksi apabila melakukan pelanggaran, serta puji-pujian untuk kebesaran dan
kemakmuran raja. Selain kelima prasasti tadi, juga ditemukan Prasasti Nalanda yang
berisi tentang keturunan Dinasti Syailendra, silsilah Raja Balaputradewa, dan
persahabatan dengan Kerajaan India.

c. Prasasti Muara Kaman, di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Prasasti ini
ditulis sekitar tahun 400 Masehi, berisi tentang sejarah Kerajaan Kutai.
d. Prasasti Canggal tahun 732 M, di dekat Magelang. Berisi tentang Kerajaan Mataram
Hindu dengan Raja Sanjaya.
e. Prasasti di Kediri sekitar Sungai Brantas, Jawa Timur, antara lain Prasasti Padlegan,
Palah, dan Panumbungan. Prasasti ini merupakan peninggalan Kerajaan Kediri.
f. Prasasti Dinoyo tahun 760 M, dekat Malang. Prasasti ini berisi tentang sebuah
kerajaan yang berpusat di Kanyuruhan.
g. Prasasti Kalasan tahun 778 M, dekat Jogjakarta, memuat tentang Kerajaan Mataram
Hindu yang dipimpin Raja Rakai Panangkaran.
h. Prasasti Kedu tahun 907 M, berisi tentang Kerajaan Mataram Hindu yang dipimpin
Raja Balitung.
i. Prasati Adityawarman, ditemukan di daerah Batusangkar. Prasasti ini memakai
bahasa Melayu Kuno bercampur dengan bahasa Sanskerta.
j. Prasasti Mulawarman, ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini
merupakan peninggalan Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.
3. Yupa
Yupa adalah prasasti yang dituliskan pada tiang batu. Awalnya, yupa digunakan untuk
mengikat kurban, baik hewan maupun manusia yang akan dipersembahkan kepada
dewa.
Yupa ditemukan di Kalimantan Timur, pada abad ke-5 yang berisi tentang kisah
seorang raja bernama Mulawarman yang baik budiman dan mempunyai kakek bernama
Kudungga. Saat pemerintahan Mulawarman, rakyat hidup makmur dan sejahtera.
Mulawarman juga memiliki hubungan yang baik dengan kaum Brahmana.
4. Patung dan Arca
Patung adalah tiruan bentuk orang atau hewan yang dibuat dengan bahan batu, kayu,
dan lainlain. Adapun arca adalah patung yang dibuat dari batu.
a. Patung Gajah Mada
Patung ini dibuat untuk mengenang jasa-jasa Patih Gajahmada dalam mempersatukan
Nusantara di bawah Majapahit. Pada saat diangkat menjadi Mangkubumi atau Perdana
Menteri Majapahit, Gajah Mada mengucapkan sumpah yang bernama Sumpah
Palapa.
b. Patung Prajna Paramita

Patung Prajna Paramita merupakan patung perwujudan Ken Dedes istri Ken Arok, yang
digambarkan sebagai Dewi Kebijaksanaan. Patung yang terletak di Candi Singasari,
merupakan peninggalan Kerajaan Singasari dengan pahatan yang sangat bagus.
c. Patung Buddha
Ditemukan di Bukit Siguntang, Palembang pada abad ke-2. Patung Buddha merupakan
peninggalan Kerajaan Sriwijaya sebagai bukti bahwa agama Buddha berkembang
dengan baik. Selain itu terdapat juga patung Buddha di Candi Mendut.
5. Candi
Candi berasal dari kata candika (Dewa Maut). Fungsi pembangunan candi untuk
memuliakan raja yang telah meninggal dunia. Saat raja meninggal, semua azimatnya
disimpan di dalam peti, kemudian peti tersebut diletakkan di dasar tempat candi
tersebut dibangun. Sebagai pelengkap dibuatlah arca yang merupakan perwujudan raja
sebagai dewa dan di depannya diletakkan sesaji.
Candi bagi umat Hindu digunakan sebagai makam, sedangkan candi dalam ajaran
Buddha berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap dewa. Setiap bangunan candi
mempunyai tiga bagian utama sebagai berikut.
a. Kaki candi, berbentuk bujur sangkar melambangkan alam bawah yaitu dunia
tempat hidup manusia.
b. Badan candi, melambangkan alam antara tempat manusia yang sudah
meninggalkan semua urusan duniawinya.
c. Atap candi, melambangkan alam atas, berbentuk lingkaran dengan tiga teras
berundak-undak.
Peninggalan candi Hindu-Buddha di Indonesia antara lain sebagai berikut.
a. Candi Borobudur
Dibangun pada abad ke-9 M atau 824 M (746 Saka), oleh Raja Smaratungga dari
Dinasti Syailendra. Borobudur terletak di Muntilan yang dikelilingi Bukit Menoreh,
Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sindoro, dan Gunung Sumbing. Borobudur
berasal dari kata boro yang berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti candi, biara, atau
asrama dan budur yang berarti atas. Jadi, borobudur berarti candi, istana, atau biara di
atas bukit.
Candi Borobudur memiliki sepuluh tingkat dengan stupa induk setinggi 7 m dengan
garis tengah 9,9 m. Bangunan Candi Borobudur terbengkalai seiring dengan runtuhnya
Kerajaan Mataram Hindu dan gempa bumi. Letusan gunung berapi juga turut
meruntuhkan sebagian bangunan candi. Pada tahun 1814, H.C. Cornelius bersama
penduduk membersihkan lokasi candi. Dan baru pada tahun 1835 bentuk candi terlihat
seluruhnya.

Pemugaran Candi Borobudur pertama kali dilakukan tahun 1907-1911 berkat bantuan
Th. Van Erp, dan berhasil menyelamatkan Candi Borobudur. Pemugaran kedua
dilakukan pemerintah Indonesia dengan bantuan UNESCO. Pemugaran Candi
Borobudur selesai pada tahun 1982. Candi Borobudur mempunyai 505 arca Buddha dan
pada bagian dinding candi terdapat pahatan atau disebut relief. Relief-relief itu
menggambarkan berbagai cerita, antara lain sebagai berikut.
1) Karmawibhangga berisi berlakunya hukum karma (sebab akibat), di mana setiap
perbuatan baik dan buruk akan membawa akibat bagi pelakunya.
2) Lalita vistara yang menceritakan tentang kehidupan sang Buddha dari lahir sampai
mendapat bodhi (wahyu) tentang hidup sejati.
3) Awadana dan Jataka yang menggambarkan kehidupan sang Buddha di masa lalu
(Awadana) dan kepahlawanan orang-orang suci (Jataka).
b. Candi Prambanan
Candi Prambanan disebut juga Candi Roro Jonggrang. Candi Prambanan dibangun
pada masa pemerintahan Raja Balitung pada abad ke-9 sebagai simbol Kerajaan
Mataram Hindu. Pembangunan Candi Prambanan selesai pada masa pemerintahan
Raja Daksa. Candi Prambanan terletak di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten,
perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DI Jogjakarta. Candi Prambanan menjadi tempat
wisata budaya yang menarik karena di sekitar candi dibangun Taman Wisata dan
panggung pentas Sendratari Ramayana.
Candi Prambanan mempunyai tiga pelataran persegi, yaitu bawah, tengah, dan atas.
Pada masing-masing pelataran berderet candi-candi kecil. Dalam kompleks Candi
Prambanan juga terdapat tujuh buah candi besar, yaitu sebagai berikut.
1) Candi Brahma
Terletak di sebelah selatan Candi Syiwa dan berukuran lebih kecil. Di dalam Candi
Brahma terdapat patung Brahma yang mempunyai empat kepala. Dewa Brahma
merupakan dewa pencipta alam semesta. Pada dinding Candi Brahma terdapat relief
yang berisi kelanjutan cerita Ramayana di candi induk.
2) Candi Syiwa
Disebut juga Candi Roro Jonggrang dan menjadi candi utama. Candi ini dinamakan
Candi Syiwa karena di dalamnya menyimpan patung Syiwa. Masyarakat Jawa
memberikan penghormatan yang tinggi kepada Dewa Syiwa karena selain sebagai dewa
perusak, Dewa Syiwa juga dapat menciptakan benda kembali. Pada dinding Candi Syiwa
terdapat relief yang menggambarkan tentang cerita Ramayana.
3) Candi Wisnu
Candi Wisnu mempunyai bentuk dan ukuran hampir sama dengan Candi Brahma.
Candi Wisnu terletak di sebelah utara Candi Syiwa. Di dalam Candi Wisnu terdapat

ruangan berisi patung Wisnu, yang digambarkan sebagai dewa dengan empat tangan
yang memegang alat-alat seperti cakra, tiram, dan pemukul. Dewa Wisnu merupakan
dewa pemelihara alam semesta. Pada Candi Wisnu juga terdapat relief yang
menggambarkan cerita Kresnayana.
4) Candi Apit
Diberi nama Candi Apit karena letaknya terapit oleh dua candi yang berderet dan
berhadapan. Candi Apit digunakan sebagai tempat semadi bagi pemeluk agama Hindu.
5) Candi Nandi
Candi Nandi terletak di deretan sebelah timur. Di dalamnya terdapat patung berbentuk
seekor sapi jantan besar yang sedang berbaring. Sapi atau nandi tersebut merupakan
kendaraan Dewa Syiwa. Di dalam Candi Nandi juga terdapat patung Dewa Surya
(matahari) dan Dewa Candra (bulan).
6) Candi Angsa
Candi Angsa berhadapan dengan Candi Brahma. Candi ini berfungsi sebagai kandang
binatang yang menjadi kendaraan Dewa Brahma, binatang tersebut adalah angsa.
7) Candi Garuda
Garuda merupakan kendaraan Dewa Wisnu. Candi Garuda terletak di sebelah utara
Candi Nandi. Di bagian bawah lantai Candi Garuda terdapat sumur yang berisi tulang
manusia bercampur tanah.
c. Candi Portibi
Terdapat di daerah Padan Balok, Gunung Tua, di Provinsi Sumatra Utara. Candi Portibi
merupakan peninggalan Kerajaan Panai tahun 1039. Candi ini dibangun oleh para
brahmana Indonesia yang berlayar bersama para pedagang-pedagang untuk
menyebarkan agama Hindu di Sumatra Utara.
d. Candi Muara Takus
Dibangun pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa, sekitar abad ke 9-10 M. Candi
Muara Takus dibangun sebagai tempat pemujaan penganut agama Buddha. Pada masa
pemerintahan Raja Balaputradewa diceritakan bahwa Sriwijaya mencapai puncak
kejayaannya.

Pada tabel berikut, terdapat beberapa contoh masjid peninggalan sejarah Islam di Indonesia
pada masa silam.
No
Nama
Lokasi
Peninggalan
1. Masjid Agung Demak
Demak, Jateng
Abad 14 M
2. Masjid Ternate
Ternate, Ambon
Abad 14 M
3. Masjid Sunan Ampel
Surabaya, Jawa Timur
Abad 15 M
Masjid Raya Baiturahman
4.
Banda Aceh, DI Aceh
Abad 15 M
Banda Aceh
5. Masjid Kudus
Kudus, Jateng
Abad 15 M
6. Masjid Banten
Banten, Banten
Abad 15 M
7. Masjid Cirebon
Cirebon, Jawa Barat
Abad 15 M
8. Masjid Katangga
Katangga, Sulawesi Utara Abad 16 M
Contoh beberapa seni kaligrafi pada batu nisan misalnya terdapat pada makam beberapa orang
berikut ini.
No
1.
Fatima binti Maimun
2.
Ratu Nahrasiyah
3.
Maulana Malik Ibrahim
4.
Sunan Giri
5.
Sunan Gunung Jati
6.
Sunan Kudus dan Sunan Muria
7.
Sunan Kalijaga
8.
Makam raja-raja Banten
Beberapa keraton peninggalan sejarah Islam di Indonesia tersebut yang hingga kini masih
terawat misalnya : Istana Kesultanan Ternate, Istana Kesultanan Tidore, Keraton Kasepuhan,
Keraton Kanoman, Keraton Kesultanan Aceh, Istana Sorusuan, Istana Raja Gowa Keraton
Kasultanan, dan Keraton Pakualaman.

1. Dr.Soetomo
Beliau lahir di Nganjuk, 30 Juli 1888. Lalu beliau masuk STOVIA pada tahun 1903. Pada tahun
1908, beliau bersama beberapa mahasiswa mendirikan Budi Utomo. Tahun 1930, beliau
mendirikan Partai Bangsa Indonesia dan pada tahun 1935, beliau mendirikan Partai Indonesia
Raya yang menjadi wadah perjuangannya merintis kemerdekaan
2. KH.Samanhudi
Beliau lahir di Laweyan, Solo pada tahun 1868 dari keluarga pedagang. Pada tahun 1905, beliau
mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI), organisasi yang menentang Belanda dan
memperjuangkan martabat pedagang pribumi. SDI berubah menjadi Sarekat Islam (SI) pada
tahun 1912 dan pada kongres tahun 1913, beliau terpilih menjadi ketua. KH. Samanhudi juga
terlibat dalam gejala politik pasca kemerdekaan dengan membentuk Barisan Pemberontak

Indonesia yang melawan Belanda NICA, dan lascar rakyat yang bernama Gerakan Kesatuan
Alap-Alap.
3. H.O.S Cokroaminoto
Beliau lahir di Ponorogo,pada tahun 1882 dari keluarga R.M Cokroamiseno, seorang pegawai
pemerintahan yang pernah menjabat sebagai bupati. Sepak terjang politiknya menonjol pada
tahun 1912. Saat itu beliau mendirikan SDI yang kelak akan berubah menjadi SI. Kata
mutiaranya yang termasyhur setinggi-tinggi ilmu,semurni-murni tauhid dan sepintar-pintar
siasat.
4. KH.Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan adalah tokoh pergerakan nasional yang lama belajar pengetahuan Agama di
Mekkah. Beliau mendirikan Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta.
Tujuan Muhammadiyah adalah mengajarkan Agama Islam dengan Al-Quran dan Hadist.
5. Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara memiliki nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Bersama dengan
Danudirja Setiabudi (Douwes Dekker), dan Cipto Mangunkusumo, beliau mendirikan Indische
Partij. Mereka bertiga dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai. Indische Partij menuntut
kemerdekaan Indonesia. Beliau juga mendirikan Perguruan Taman Siswa. Perguruan ini
mengajarkan kepada siswanya sifat kebangsaan. Karena peranannya sangat besar dalam dunia
pendidikan, Ki Hajar Dewantara diberi julukan sebagai Bapak Pendidikan Nasional.
6. Wahid Hasyim
Wahid Hasyim adalah putra Hasyim Ashari, pelopor dan pendiri NU (Nahdatul Ulama). Tujuan
NU adalah memecahkan berbagai persoalan umat Islam baik dalam hal Agama maupun
kehidupan di masyarakat. Tahun 1938, Wahid Hasyim bergabung dengan NU. Empat tahun
kemudian beliau diangkat sebagai ketua NU. Perkembangan NU sebagai organisasi politik dan
keagamaan tidak terlepas dari peranannya.
7. Douwes Dekker
Beliau mendirikan Nationale Indische Partij pada tahun 1912 yang merupakan sebuah partai
politik. Menilai Budi Utomo terbatas pada bidang kebudayaan saja, maka Douwes Dekker
mendirikan sebuah partai politik. Ernest Franois Eugne Douwes Dekker masih terhitung
saudara dengan pengarang buku Max Haveelar, Eduard Douwes Dekker. Douwes Dekker sendiri
yang tidak sepenuhnya berdarah Indonesia, namun ia dengan segenap jiwa dan raga berjuang
untuk pergerakan nasional Indonesia. National Indische Partij pun aktif dalam berbagai
organisasi internasional, seperti Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan, serta Liga
Demokrasi Internasional untuk menarik perhatian dunia internasional. Douwes Dekker
mencurahkan pikiran dan tenaganya demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
8. Dr. Cipto Mangunkusumo
Beliau merupakan dokter profesional yang cenderung lebih dikenal sebagai tokoh pergerakan
nasional. Bersama dengan Ki Hajar Dewantara dan Douwes Dekker, beliau mendirikan partai
politik Nationale Indische Partij. Pada awalnya Dr. Cipto Mangunkusumo bergerak sebagai

dokter pemerintahan dibawah Belanda. Namun karena beberapa tulisannya dalam De Express
yang cenderung mengkritik kekejaman pemerintahan Belanda, akhirnya beliau diberhentikan
sebagai dokter pemerintahan. Hal tersebut membuat beliau semakin intens melakukan
perjuangan, dengan sepenuh hati memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
9. Soekarno
Kebangkitan nasional bukan saja pada masa berdirinya organisasi-organisasi pergerakan
nasional, namun hingga saat ini juga. Soekarno berjasa besar bagi bangsa Indonesia.
Perjuangannya menjelang detik-detik proklamasi tidak dapat dilupakan. Aktif dalam organisasi
PUTRA yang berjuang demi kemerdekaan bangsa Indonesia pun tidak dapat dilupakan.
Walaupun setelah kemerdekaan, pada masa demokrasi terpimpin ia bertindak bagaikan diktator,
semua jasanya tak dapat dilupa. Pada saat agresi militer I ketika Indonesia terdesak, beliau
memerintahkan Syafrudin Prawiranegara untuk melanjutkan perjuangan Indonesia dengan
mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia. Walaupun dengan risiko ditangkap oleh
Belanda karena kondisi Yogyakarta pada saat itu masih sangat rawan. Inilah semangat
perjuangan yang harus dimiliki segenap bangsa.
No
1

Tokoh
Dr.Soetomo

KH.Samanhudi

3
4

H.O.S Cokroaminoto
KH.Ahmad Dahlan

Ki Hajar Dewantara

6
7

Wahid Hasyim
Douwes Dekker

Dr. Cipto Mangunkusumo

Ir. Soekarno

Peranan
Pada tahun 1908, beliau bersama beberapa mahasiswa
mendirikan Budi Utomo.
Tahun 1930, beliau mendirikan Partai Bangsa Indonesia
dan pada
tahun 1935, beliau mendirikan Partai Indonesia Raya
yang
menjadi
wadah
perjuangannya
merintis
kemerdekaan
Pada tahun 1905, beliau mendirikan Serikat Dagang
Islam (SDI)
mendirikan SDI yang kelak akan berubah menjadi SI
Beliau mendirikan Muhammadiyah pada tanggal 18
November 1912 di Yogyakarta.
Bersama dengan Danudirja Setiabudi (Douwes Dekker),
dan Cipto Mangunkusumo, beliau mendirikan Indische
Partij
pelopor dan pendiri NU (Nahdatul Ulama
Beliau mendirikan Nationale Indische Partij pada tahun
1912
Bersama dengan Ki Hajar Dewantara dan Douwes
Dekker, beliau mendirikan partai politik Nationale
Indische Partij
Perjuangannya menjelang detik-detik proklamasi
mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia

1. Pertempuran 10 November di Surabaya

Pada 9 November 1945, Inggris mengultimatum pemuda Surabaya. Isi ultimatum tersebut:
"Rakyat Surabaya supaya menyerahkan senjata kepada Inggris selambat-lambatnya pukul 6.00,
10 November 1945. Apabila tidak dilaksanakan, Surabaya akan digempur baik dari darat, laut,
maupun udara."
. Pertempuran di Surabaya pada 10 November 1945 itu merupakan peristiwa sejarah penting.
Oleh sebab itu, 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.
2. Perisitwa Bandung Lautan Api
Tentara Sekutu mulai memasuki Kota Bandung pada bulan Oktober 1945. Tentara Sekutu yang
pada saat itu diboncengi NICA kemudian mengeluarkan ultimatum. Isinya adalah agar para
pemuda menyerahkan senjata yang dirampas dari Jepang.
Ultimatum tidak diindahkan oleh para pemuda. Akhirnya, terjadi pertempuran sengit. Pasukan
Sekutu bisa merebut dan menduduki beberapa kantor penting. Bahkan, Kota Bandung sebelah
utara berhasil diduduki oleh pihak Sekutu. Para pejuang Bandung terdesak ke bagian selatan
Bandung. Pada 23 Maret 1946, pasukan Sekutu kembali mengeluarkan ultimatum untuk yang
kedua. Isinya agar Kota Bandung bagian selatan dikosongkan. Para pejuang yang dipimpin oleh
Kolonel A.H. Nasution sepakat untuk mematuhi ultimatum tersebut demi keselamatan rakyat
dan kepentingan politik pemerintah RI pada saat itu. Sebelum meninggalkan Kota Bandung
bagian selatan, para pejuang membumi hanguskan Kota Bandung. Pada malam tanggal 23 Maret
1946, beberapa gedung penting dibakar. Peristiwa ini dikenal dengan "Bandung Lautan Api".
Peristiwa tersebut diabadikan dengan bentuk lagu perjuangan, "Halo-Halo Bandung" karya
seniman Ismail Marzuki.
3. Pertempuran Medan Area
Pasukan Sekutu (Inggris) mendarat di Medan pada tanggal 9 Oktober 1945. Kedatangan Sekutu
di daerah tersebut juga diboncengi pihak NICA. Pasukan Sekutu dipimpin oleh Brigadir Jederal
T.E.D. Kelly. Pada saat sebelumnya, Belanda telah mendaratkan pasukan di bawah pimpinan
Westerling. Para pejuang tengah siap dan membentuk divisi keamanan untuk rakyat Medan.
Divisi tersebut disebut dengan istilah Divisi Banteng. Pada tanggal 13 Oktober 1945, terjadi
pertempuran
yang
pertama
sejak
kedatangan
Sekutu
di
Kota
Medan.
Pada 18 Oktober 1945, Sekutu menuntut supaya rakyat menghentikan pertempuran dan segera
menyerahkan senjatanya. Namun, rakyat menolak. Pada 10 Desember 1945, terjadi
Pertempuran Medan Area.
4. Pertempuran 5 Hari di Semarang
Hingga bulan Oktober 1945, pasukan Jepang masih tetap berada di Kota Semarang. Mereka juga
masih melancarkan serangan terhadap beberapa kubu TKR ( Tentara Keamanan Rakyat)yang
bertujuan untuk membebaskan orang-orang Jepang yang masih dalam penahanan.
Sementara itu, tersiar kabar bahwa Jepang meracuni sumber air minum di wilayah Candi
Semarang. Oleh sebab itu, dr. Kariadi memeriksa sumber air yang diracuni oleh Jepang
tersebut. Pada saat itu, ia menjabat kepala Laboratorium Pusat Rumah Sakit Rakyat (Pusara)
di Semarang. Namun naas, ia kemudian dibunuh tentara Jepang. Terbunuhnya dr. Kariadi ini
menyulut kemarahan pemuda. Akibatnya, terjadi pertempuran di Simpang Lima (Tugu Muda)
dan sekitarnya. Pertempuran TKR melawan tentara Jepang yang dikomandoi oleh Mayor Kido.
Pertempuran berlangsung selama 5 hari, 15 - 19 Oktober 1945. Perang bisa dihentikan setelah
adanya gencatan senjata.
5. Pertempuran Ambarawa
Kedatangan pasukan Sekutu yang diboncengi orang NICA di Ambarawamembuat rakyat
Ambarawa marah. Akibatnya, terjadi pertempuran 21 November 1945. Dalam pertempuran

tersebut, Letnan Kolonel Isdiman gugur. Ia menjabat sebagai Komandan Resimen Banyumas.
Pimpinan pasukan diambil alih oleh Kolonel Sudirman, yang pada saat itu beliau menjabat
Panglima Divisi Banyumas.
Pada tanggal 12 - 15 Desember 1945 terjadi pertempuran yang hebat yang dikenal dengan
Palagan Ambarawa. Dalam pertempuran ini Sekutu dapat diusir bumi Ambarawa. Peristiwa ini
diabadikan oleh pemerintah dengan dibangunnya Monumen Palagan Ambarawa. Pada 15
Desember diperingati dengan sebutan Hari Infanteri.
6. Pertempuran Puputan Margarana
Perang Puputan di Bali dipimpin I Gusti Ngurah Rai. I Gusti Ngurah Rai Ciung Wanara,
nama pasukannya beberapa kali berhasil menang. Pertempuran dimulai April 1946 di Denpasar.
Karena senjata yang dimiliki sangat terbatas maka pasukan Ciung Wanara terdesak. Mereka
bertahan di Desa Marga. Di wilayah inilah pasukan I Gusti Ngurah Rai mengadakan perang
sampai titik darah penghabisan (Puputan). Akhirnya I Gusti Ngurah Rai dan sebagian besar
pasukan meninggal. Perang ini juga dikenal pertempuran Margarana (18 November 1946).
7. Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang
Pasukan Sekutu tiba di Palembang pada tanggal 12 Oktober 1945. Pendaratan ini dipimpin oleh
Letnan Kolonel Carmichael. Mereka dengan diboncengi oleh pihak NICA. Mereka diizinkan
oleh
pemerintah
untuk
masuk
di
Palembang.
Tindakan
Sekutu
sangat
menyinggung
perasaan
rakyat.
Mereka
melakukan
penggeledehahnrumah penduduk yang bertujuan untuk mencari senjata hasil rampasan dari pihak
Jepang. Akibatnya, terjadi insiden bersenjata pada 1 Januari 1946. Tentara Sekutu dengan
menggunakan pesawat dan kapal laut untuk membombardir Palembang. Para pejuang
mengadakan perlawanan. Pertempuran baru dihentikan dengan gencatan senjata pada tanggal 6
Januari 1946 .
PT
1. Pada PT tidak ada sekutu
kerja, yang bertanggung
jawab penuh secara pribadi
untuk keseluruhan.

CV
1. Pada CV ada sekutu kerja,
yang bertanggung jawab
penuh secara pribadi untuk
keseluruhan.

KOPERASI
1. Badan usaha yang
berlandaskan asas-asas
kekeluargaan.

2. Direksi pada PT tidak boleh


diangkat untuk waktu selama
lamanya.

2. Sekutu kerja CV dengan


saham dapat diangkat
selamanya.

2. Sekutu kerja bisa berubah


sewaktu-waktu berdasarkan
keputusan Rapat anggota.

3. Modal dasar minimal Rp.


50jt dan modal disetor
minimal 25% dari modal dasar
(ps. 32, ps 33).

3. Modal dari anggota firma


dan biasanya anggota
firmaselalu mempertaruhkan
seluruh harta kekayaan
pribadinya.

3. Modal Pada koperasi


masalah modal dipupuk atau
dikumpulkan dari simpanan
simpanan, pinjaman,
penyisihan, termasuk dana
cadangan, dan hibah serta
sumber lain yang sah.

4. Unsur pertanggungjawaban
sekutu yang bersifat pengurus
(direksi dan komisaris) yang
merupakan satu kesatuan
pengurusan dan pengwasan
serta bertanggungjawab

4. Unsur pertanggungjawaban
sekutu yang bersifat pribadi
untuk keseluruhan sekalipun
untuk mendirikan firma tidak
disyaratkan adanya akta
otentik (akta notaries),

4. Unsur pertanggungjawaban
sekutu bersifat kekeluargaan
tetapi pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijaksanaan
dan pengelolaan koperasi.

terbatas pada tugasnya sesuai


dengan anggaran dasar dan
Keputusan RUPS.

didaftarkan ke Kepaniteraan
Pengadilan Negeri dalam
daerah hokum dimana firma
berdomisili, dan harus
diumumkan dalam berita
Negara RI.

5. Rapat
saham.

5. Dalam CV hanya sekutu


komplementer yang boleh
mengadakan
hubungan
terhadap pihak ketiga. Jadi
yang
bertanggung
jawab
kepada pihak ketiga hanya
sekutu komplementer.

umum

pemegang

5. Menyelenggarakan
anggota.

rapat

- SUMATERA :
1.Upacara Tabuik (Sumatera Barat, pariaman)
Perayaan tabuik yang diselenggarakan setiap 1--10
Muharam adalah suatu upacara untuk memperingati
meninggalnya Husein (Cucu Nabi Muhamad SAW) pada
61 Hijriah yang bertepatan dengan 680 Masehi.
2. Upacara Turun tanah (D.I. Aceh Darussalam)
Upacara yang sangat erat kaitannya dengan lingkaran
hidup individu ini, jika dicermati secara seksama, di
dalamnya mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan
sebagai acuan dalam kehidupan, baik di dunia maupun
akherat (alam baqa).
3. Upacara Mangongkal Holi (sumatera utara,
tapanuli)
Upacara ini biasanya dilakukan oleh sekelompok marga
yaitu untuk mendirikan sebuah monument (kuburan
nenek moyang), dengan menggali kuburan dari para
nenek moyang mereka dan mengangkat tulangtulangnya untuk dimakamkan di monumen tersebut.
- JAWA :
- KALIMANTAN :
1. Ritual/Upacara adat Tiwah (kalimantan tengah)
Ritual Tiwah yaitu prosesi menghantarkan roh leluhur

sanak saudara yang telah meninggal dunia ke alam baka


dengan cara menyucikan dan memindahkan sisa jasad
dari liang kubur menuju sebuah tempat yang bernama
sandung.
2. Upacara Kelahiran (kalimantan selatan)
Upacara kelahiran adalah salah satu upacara di lingkaran
hidup individu. Upacara kelahiran yang dilakukan oleh
masyarakat Banjar yang berada di Kalimantan Selatan,
Indonesia ini, jika dicermati secara saksama, maka di
dalamnya mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan
sebagai acuan dalam kehidupan bersama.
3.Upacara Kematian (kalimantan Selatan)
Upacara kematian adalah salah satu upacara di lingkaran
hidup individu. Upacara kematian yang dilakukan oleh
masyarakat Banjar yang berada di Kalimantan Selatan ini,
jika dicermati secara mendalam, maka di dalamnya
mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai
acuan dalam kehidupan bersama dan bekal kehidupan di
kemudian hari.
- Sulawesi :
1. Upacara Rambu Solo (selawesi Selatan, Tanah
Toraja)
Rambu Solo adalah pesta atau upacara kedukaan
/kematian. Bagi keluarga yang ditinggal wajib membuat
sebuah pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada
mendiang yang telah pergi.
Setelah melewati serangkaian acara, si mendiang di
usung menggunakan Tongkonan (sejenis rumah adat khas
Toraja) menuju makam yang berada di tebing-tebing
dalam goa. Nama makamnya adalah pekuburan Londa.
2. Upacara Manee (sulawesi utara, kakorotan)
Upacara manee pada masyarakat di Kepulauan
Kakorotan, jika dicermati secara mendalam, mengandung
nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai

acuan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai itu antara


lain adalah: kebersamaan, gotong royong, kearifan dan
religius. Nilai kebersamaan tercermin dari berkumpulnya
sebagian besar anggota masyarakat dalam suatu tempat
untuk sama-sama mengikuti prosesi manee dan
kemudian berdoa bersama demi keselamatan bersama
pula. Ini adalah wujud kebersamaan dalam hidup
bersama di dalam lingkungannya (dalam arti luas). Oleh
karena itu, upacara ini mengandung pula nilai
kebersamaan. Dalam hal ini, kebersamaan sebagai
komunitas yang mempunyai wilayah, adat-istiadat dan
budaya yang sama.Nilai kegotong-royongan tercermin
dari keterlibatan berbagai pihak dalam penyelenggaraan
upacara. Mereka saling bantu demi terlaksananya
upacara. Dalam hal ini ada yang membantu menyiapkan
bahan pembuat jaring, membuat jaring, membuat
kubangan di pantai dan lain sebagainya.Nilai kearifan
tercermin dari upacara manee itu sendiri yang
merupakan rangkaian akhir dari masa eha atau
pelarangan pengambilan sumber daya yang ada di laut
maupun di darat. Fungsi dari pelarangan ini pada
hakikatnya adalah untuk menjaga agar sumber daya
alam tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi
berikutnya.Nilai religius tercermin dalam doa bersama
yang
ditujukan
kepada
Tuhan
agar
mendapat
perlindungan, keselataman dan kesejahteraan dalam
menjalani kehidupan.
3.Upacara malonthalo (Gorontalo)
Penyelenggaraan
upacara molonthalo atau tondhalo (bahasa Gorontalo)
atau raba puru(bahasa Manado) diadakan ketika usia
kandungan seseorang telah mencapai tujuh bulan. Tujuan
dari diadakannya upacara ini adalah sebagai pernyataan
dari pihak keluarga suami bahwa kehamilan pertama

adalah harapan yang terpenuhi akan kelanjutan


keturunan dari perkawinan yang sah. Selain itu juga
sebagai pernyataan atau maklumat kepada pihak
keluarga suami bahwa sang isteri benar-benar suci ketika
belum menikah. Sebagai catatan, upacara masa
kehamilan yang disebut sebagai molonthalo ini diadakan
hanya pada saat seorang perempuan mengalami masa
kehamilan untuk yang pertama kalinya.Pemimpin dalam
upacara molonthalo adalah seorang dukun bayi atau
bidan kampung yang biasa disebut Hulango yang
beragama Islam, mengetahui seluk beluk umur
kandungan, mengetahui urut-urutan upacara molonthalo,
hafal bacaan-bacaan dalam upacara, dan telah diakui
oleh masyarakat setempat.Adapun pihak-pihak lain yang
terlibat dalam penyelenggaraan upacara adalah: (1) para
kerabat dari pihak suami; (2) imam kampung atau Hatibi;
(3) dua orang anak (laki dan perempuan) berusia 7-9
tahun yang masih memiliki orang tua (payu lo
hulonthalo); (4) tiga orang ibu yang dianggap dari
keluarga sakinah; danwarga masyarakat lainnya yang
membantu menyiapkan perlengkapan upacara maupun
menyaksikan jalannya upacara.

- Papua :
1.Upacara potong jari
Tradisi potong jari ini terjadi di papua, kesedihan saat
telah ditinggal pergi oleh orang yang cintai dan
kehilangan salah satu anggota keluarga sangat perih.
Berlinangan air mata dan perasaan kehilangan begitu
mendalam. Terkadang butuh waktu yang begitu lama
untuk mengembalikan kembali perasaan sakit kehilangan
dan tak jarang masih membekas dihati.Lain halnya
dengan masyarakat pegunungan tengah Papua yang

melambangkan kesedihan lantaran kehilangan salah satu


anggota keluarganya yang meninggal tidak hanya
dengan menangis saja. Melainkan ada tradisi yang
diwajibkan saat ada anggota keluarga atau kerabat dekat
seperti; suami,istri, ayah, ibu, anak dan adik yang
meninggal dunia. Tradisi yang diwajibkan adalah tradisi
potong jari.Jika kita melihat tradisi potong jari dalam
kekinian pastilah tradisi ini tidak seharusnya dilakukan
atau mungkin tradisi ini tergolong tradisi ekstrim. Akan
tetapi bagi masyarakat pegunungan tengah Papua, tradisi
ini adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan.
Mereka beranggapan bahwa memotong jari adalah
symbol dari sakit dan pedihnya seseorang yang
kehilangan sebagian anggota keluarganya.Bisa diartikan
jari adalah symbol kerukunan, kebersatuan dan kekuatan
dalam diri manusia maupun sebuah keluarga. Walaupun
dalam penamaan jari yang ada ditangan manusia hanya
menyebutkan satu perwakilan keluarga yaitu Ibu jari.
Akan tetapi jika dicermati perbadaan setiap bentuk dan
panjang memiliki sebuah kesatuan dan kekuatan
kebersamaan
untuk
meringankan
semua
beban
pekerjaan manusia. Satu sama lain saling melengkapi
sebagai suatu harmonisasi hidup dan kehidupan. Jika
salah
satu
hilang,
maka
hilanglah
komponen
kebersamaan dan berkuranglah kekuatan
2.Upacara Tanam Sasi (Papua Barat , marauke)
Di suku Marin, Kabupaten Merauke, terdapat upacara
Tanam Sasi, sejenis kayu yang dilaksanakan sebagai
bagian dari rangkaian upacara kematian. Sasi ditanam 40
hari setelah kematian seseorang dan akan dicabut
kembali setelah 1.000 hari. Budaya Asmat dengan ukiran
dan souvenir dari Asmat terkenal hingga ke
mancanegara. Ukiran Asmat memiliki empat makna dan
fungsi, masing-masing:

1. Melambangkan kehadiran roh nenek moyang;


2. Untuk menyatakan rasa sedih dan bahagia;
3. Sebagai lambang kepercayaan dengan motif manusia,
hewan, tumbuhan dan benda-benda lain;
4. Sebagai lambang keindahan dan gambaran memori
nenek moyang.
3.Upacara Perkawinan
Perkawinan merupakan kebutuhan yang paling mendesak
bagi semua orang. dengan demikian masyarakat Papua
baik yang di daerah pantai maupun daerah pegunungan
menetapkan peraturan itu dalam peraturan adat yang
intinya agar masyarakat tidak melanggar dan tidak
terjadi berbagai keributan yang tidak diinginkan. dalam
pertukaran perkawinan yang di tetapkan orangtua dari
pihak laki-laki berhak membayar mas kawin seebagai
tanda pembelian terhadap perempuan atau wanita
tersebut. adapun untuk masyarakat pantai berbagai
macam mas kawin yang harus dibayar seperti:
membayar piring gantung atau piring belah, gelang, kain
timur (khusus untuk orang di daerah Selatan Papua) dan
masih banyak lagi. berbeda dengan permintaan yang
diminta oleh masyarakat pegunungan diantaranya
seperti: kulit bia (sejenis uang yang telah beredar di
masyarakat pegunugan sejak beberapa abad lalu), babi
peliharaan, dan lain sebagainya. dalam pembayaran mas
kawin akan terjadi kata sepakat apabila orangtua dari
pihak laki-laki memenuhi seluruh permintaan yang
diminta oleh orangtua daripada pihak perempuan
Upacara Kasada (Suku Tengger)
Pada malam ke-14 Bulan Kasada Masyarakat Tengger penganut Agama Hindu (Budha
Mahayana menurut Parisada Hindu Jawa Timur) berbondong-bondong menuju puncak
Gunung Bromo, dengan membawa ongkek yang berisi sesaji dari berbagai hasil
pertanian, ternak dan sebagainya, lalu dilemparkan ke kawah Gunung Bromo sebagai
sesaji kepada Dewa Bromo yang dipercayainya bersemayam di Gunung Bromo. Upacara

korban ini memohon agar masyarakat Tengger mendapatkan berkah dan diberi
keselamatan oleh Yang Maha Kuasa.
Lompat Batu Nias
Lompat batu (hombo batu) merupakan tradisi yang sangat populer pada masyarakat
Nias di Kabupaten Nias Selatan. Tradisi ini telah dilakukan sejak lama dan diwariskan
turun temurun oleh masyarakat di Desa Bawo Mataluo (Bukit Matahari). Tradisi lompat
batu sudah dilakukan sejak jaman para leluhur ,di mana pada jaman dahulu mereka
sering berperang antar suku sehingga mereka melatih diri mereka agar kuat dan
mampu menembus benteng lawan yang konon cukup tinggi untuk dilompati.
Seiring berkembangnya jaman, tradisi ini turut berubah fungsinya. Karena jaman
sekarang mereka sudah tidak berperang lagi maka tradisi lompat batu digunakan bukan
untuk perang lagi melainkan untuk ritual dan juga sebagai simbol budaya orang Nias.
Tradisi lompat batu adalah ritus budaya untuk menentukan apakah seorang pemuda di
Desa Bawo Mataluo dapat diakui sebagai pemuda yang telah dewasa atau belum. Para
pemuda itu akan diakui sebagai lelaki pemberani apabila dapat melompati sebuah
tumpukan batu yang dibuat sedemikian rupa yang tingginya lebih dari dua meter.
Grebeg Suro (Surakarta)
Grebeg suro disebut juga dengan kirab pusaka. Kirab pusaka adalah upacara adat yang
dilaksanakan oleh keraton Kasunanan Surakarta, yang merupakan cabang budaya
berupa tatacara keraton. Upacara grebeg suro tidak hanya sebagai sarana memanjatkan
doa dan mencari berkah saja tetapi juga sebagai bentuk penyampaian nilai moral
kepada masyarakat disekitarnya.
Kenduren (Jawa)
Kenduren/ selametan adalah tradisi yang sudaah turun temurun dari jaman dahulu,
yaitu doa bersama yang di hadiri para tetangga dan di pimpin oleh pemuka adat atau
yang di tuakan di setiap lingkungan, dan yang di sajikan berupa Tumpeng, lengkap
dengan lauk pauknya. Tumpeng dan lauknya nantinya di bagi bagikan kepada yang
hadir yang di sebut Carikan ada juga yang menyebut dengan Berkat.
Ngaben (Bali)

Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah atau kremasi umat Hindu di Bali,
Indonesia. Acara Ngaben merupakan suatu ritual yang dilaksanakan guna mengirim
jenasah kepada kehidupan mendatang. Jenasah diletakkan selayaknya sedang tidur,

dan keluarga yang ditinggalkan akan senantiasa beranggapan demikian (tertidur). Tidak
ada airmata, karena jenasah secara sementara waktu tidak ada dan akan menjalani
reinkarnasa atau menemukan pengistirahatan terakhir di Moksha (bebas dari roda
kematian dan reinkarnasi).
Sekaten (Surakarta)
Sekaten merupakan sebuah upacara kerajaan yang dilaksanakan selama tujuh hari.
Konon asal-usul upacara ini sejak kerajaan Demak. Upacara ini sebenarnya merupakan
sebuah perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad. Menurut cerita rakyat kata Sekaten
berasal dari istilah credo dalam agama Islam, Syahadatain. Sekaten dimulai dengan
keluarnya dua perangkat Gamelan Sekati, Kyai Gunturmadu dan Kyai Guntursari, dari
keraton untuk ditempatkan di depan Masjid Agung Surakarta. Selama enam hari, mulai
hari keenam sampai kesebelas bulan Mulud dalam kalender Jawa, kedua perangkat
gamelan tersebut dimainkan/dibunyikan (Jw: ditabuh) menandai perayaan sekaten.
Akhirnya pada hari ketujuh upacara ditutup dengan keluarnya Gunungan Mulud. Saat
ini selain upacara tradisi seperti itu juga diselenggarakan suatu pasar malam yang
dimulai sebulan sebelum penyelenggaraan upacara sekaten yang sesungguhnya.
Tabuik (Sumbar)
Berasal dari kata tabut, dari bahasa Arab yang berarti mengarak, upacara Tabuik
merupakan sebuah tradisi masyarakat di pantai barat, Sumatera Barat, yang
diselenggarakan secara turun menurun. Upacara ini digelar di hari Asura yang jatuh
pada tanggal 10 Muharram, dalam kalender Islam. Pada hari yang telah ditentukan,
sejak pukul 06.00, seluruh peserta dan kelengkapan upacara bersiap di alun-alun
kota.Para pejabat pemerintahan pun turut hadir dalam pelaksanaan upacara paling
kolosal di Sumatera Barat ini.
Satu Tabuik diangkat oleh para pemikul yang jumlahnya mencapai 40 orang. Di
belakang Tabuik, rombongan orang berbusana tradisional yang membawa alat musik
perkusi berupa aneka gendang, turut mengisi barisan. Sesekali arak-arakan berhenti
dan puluhan orang yang memainkan silat khas Minang mulai beraksi sambil diiringi
tetabuhan.
Saat matahari terbenam, arak-arakan pun berakhir. Kedua Tabuik dibawa ke pantai dan
selanjutnya dilarung ke laut. Hal ini dilakukan karena ada kepercayaan bahwa
dibuangnya Tabuik ini ke laut, dapat membuang sial. Di samping itu, momen ini juga
dipercaya sebagai waktunya Buraq terbang ke langit, dengan membawa segala jenis
arakannya.
Pasola (Sumba)
Pasola adalah bagian dari serangkaian upacara tradisionil yang dilakukan oleh orang
Sumba. Setiap tahun pada bulan Februari atau Maret serangkaian upacara adat
dilakukan dalam rangka memohon restu para dewa agar supaya panen tahun tersebut
berhasil dengan baik. Puncak dari serangkaian upacara adat yang dilakukan beberapa
hari sebelumnya adalah apa yang disebut pasola. Pasola adalah perang-perangan yang

dilakukan oleh dua kelompok berkuda. Setiap kelompok teridiri atas lebih dari 100
pemuda bersenjakan tombak yang dibuat dari kayu berdiameter kira-kira1,5 cm yang
ujungnya dibiarkan tumpul
Tingkeban (Jawa)
Upacara Tingkeban adalah salah satu tradisi masyarakat Jawa, upacara ini disebut juga
mitoni berasal dari kata pitu yang arti nya tujuh, upacara ini dilaksanakan pada usia
kehamilan tujuh bulan dan pada kehamilan pertama kali. Upacara ini bermakna bahwa
pendidikan bukan saja setelah dewasa akan tetapi semenjak benih tertanam di dalam
rahim ibu. Dalam upacara ini sang ibu yang sedang hamil di mandikan dengan air
kembang setaman dan di sertai doa yang bertujuan untuk memohon kepada Tuhan
YME agar selalu diberikan rahmat dan berkah sehingga bayi yang akan dilahirkan
selamat dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai