Anda di halaman 1dari 10

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sebagai kemampuan untuk mempengaruhi sautu kelompok menuju
pencapaian sebuah visi atau tujuan yang ditetapkan. Sumber dari pengaruh ini dapat secara
formal, seperti yang dilakukan dengan peringkat manajerial di dalam organisasi. Organsasi
memerlukan kepemimpinan yang kuat dan manajemen yang kuat untuk efektifitas yang optimal.
Kita memerlukan para pemimpin untuk menantang status quo, menciptakan visi masa depan, dan
menginspirasi para anggota organisasi untuk mencapai visi. dan kita juga memerlukan para
manajer untuk merumuskan rencana yang terperinci, menciptakan struktur organisasi yang efisien
dan mengawasi kegiatan operasional sehari-hari.
Teori Teori Kepemimpinan

A.

Teori Sifat (Trait Theories)

Teori Sifat adalah teori yang mencari sifat-sifat atau ciri-ciri kepribadian, sosial, fisik, atau
intelektual yang membedakan pemimpin dari bukan pemimpin. Teori ini menyebutkan setidaknya
enam sifat dari seorang pemimpin yang membedakannya dari bukan pemimpin yaitu ambisi dan
energi, hasrat untuk memimpin, kejujuran dan integritas, kepercayaan diri, kecerdasan, dan
pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan.

B.

Teori Perilaku Kepemimpinan ( Behavioral Theories of Leadership)

Teori Perilaku Kepemimpinan adalah teori yang mengemukakan bahwa perilaku-perilaku yang
spesifik membedakan pemimpin dari bukan pemimpin. Teori-teori yang termasuk ke dalam teori
Perilaku Kepemimpinan adalah Studi Universitas Negeri Ohio (Ohio State Studies), Telaah

Universitas Michigan (University of Michigan Studies), Geradi Manajerial Blake & Mouton
(Blake & Mouton Managerial Grid), dan Studi Skandinavia (Scandinavian Studies).
Adapun penjelasan dari teori-teori tersebut adalah sebagai berikut :
1.

Studi Universitas Negeri Ohio (Ohio State Studies)

Teori ini membagi perilaku pemimpin ke dalam dua dimensi, yaitu :


1.1

Struktur Awal (Initiating Structure) : sejauh mana seorang pemimpin berkemungkinan

mendefinisikan dan menstruktur peran mereka dan peran bawahan dalam upaya mencapai tujuan.
1.2

Pertimbangan (Consideration): sejauh mana seorang pemimpin berkemungkinan memiliki

hubungan pekerjaan yang dicirikan saling percaya, menghargai gagasan bawahan, dan
memperhatikan perasaan mereka.
2.

Telaah Universitas Michigan (University of Michigan Studies)

Telaah ini juga membagi perilaku pemimpin ke dalam dua dimensi yaitu :
2.1

Pemimpin berorientasi produksi (production oriented leader) : pemimpin yang

menekankan aspek teknis atau tugas dari pekerjaan.


2.2

Pemimpin berorientasi karyawan (employee oriented leader) : pemimpin yang

menekankan hubungan antar pribadi.

3.

Geradi Manajerial Blake & Mouton (Blake & Mouton Managerial Grid)

Adalah suatu matriks sembilan-kali-sembilan yang membagankan delapan puluh satu gaya
kepemimpinan yang berlainan. Berdasarkan penemuan Blake dan Mouton, manajer dijumpai
paling baik kinerjanya pada gaya 9,9 dimana perhatiannya pada produksi tinggi tetapi
perhatiannya pada orang-orang (bawahan) juga tinggi, dibandingkan dengan gaya 9,1 (tipe
otoritas) atau gaya 1,9 (tipe country club atau hura-hura.
4.

Studi Skandinavia (Scandinavian Studies)

Premis dasar dari studi ini adalah bahwa dalam suatu dunia yang berubah, pemimpin yang efektif
akan menampakkan perilaku yang berorientasi perkembangan (development-oriented behavior).
Pemimpin yang berorientasi perkembangan tersebut adalah pemimpin yang menghargai
eksperimentasi, mengusahakan gagasan baru, dan menimbulkan serta melaksanakan perubahan.

C.

Teori Kontingensi/Situasional (Contingency/Situational Theory)

Teori

Kepemimpinan

Kontingensi/Situasional

adalah

Suatu

pendekatan

terhadap

kepemimpinan yang menganjurkan pemimpin untuk memahami perilaku mereka, perilaku


bawahan, dan situasi sebelum menggunakan gaya kepemimpinan tertentu. Pendekatan ini
menghendaki pemimpin untuk memiliki kemampuan diagnosa dalam hubungan antara manusia.
(Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1997 : 280) Teori-teori yang termasuk ke dalam teori
Kepemimpinan

kontingensi

adalah

Model

Kontingensi

Fiedler

(Fiedler

Contingency

Model),Teori Situasional Hersey&Blanchard (Hersey and Blanchards Situational Theory), Teori


Pertukaran Pemimpin-Anggota (Leader-Member Exchange Theory), Teori Jalur Tujuan Robert
House (Houses Path Goal Theory), dan Model Partisipasi Pemimpin Vroom dan Yetton (Vroom
& Yettons Leader Participation Model).

Penjelasan dari teori-teori kontingensi tersebut adalah sebagai berikut :

1.

Model Kontingensi Fiedler (Fiedler Contingency Model)

Adalah suatu teori bahwa kelompok efektif bergantung pada padanan yang tepat antara gaya
interaksi dari si pemimpin dengan bawahannya serta sampai tingkat mana situasi itu memberikan
kendali dan pengaruh kepada si pemimpin. Fiedler mengembangkan suatu instrumen, yang
disebutnya LPC (Least Preferred Coworker) yang bermaksud mengukur apakah seseorang itu
berorientasi tugas atau hubungan. Kemudian setelah gaya kepemimpinan dasar seorang individu
dinilai melalui LPC, Fiedler mendefinisikan faktor-faktor hubungan pemimpin-anggota, struktur
tugas, dan kekuasaan jabatan sebagai faktor-faktor situasional utama yang menentukan

keefektifan kepemimpinan. Pada akhirnya faktor pemimpin dipadankan dengan faktor situasi
tersebut untuk menentukan apakah seorang pemimpin sebaiknya berorientasi tugas atau
berorientasi hubungan.
2.

Teori Situasional Hersey dan Blanchard (Hersey and Blanchards Situational Theory)

Adalah suatu teori kemungkinan yang memusatkan perhatian pada kesiapan para pengikut. Istilah
kesiapan merujuk kepada sejauh mana orang mempunyai kemampuan dan kesediaan untuk
menyelesaikan suatu tugas tertentu. Empat tahap dari kesiapan pengikut adalah sebagai berikut :
R1: orang-orang baik yang tidak mampu maupun tidak bersedia mengambil tanggung jawab
untuk melakukan sesuatu. Mereka tidak kompeten atau tidak yakin.

R2: orang-orang yang tidak mampu tetapi bersedia melakukan tugas pekerjaan yang perlu.
Mereka termotivasi tetapi dewasa ini kekurangan keterampilan yang memadai.

R3: orang-orang yang mampu tetapi tidak bersedia melakukan apa yang diinginkan pemimpin.

R4: orang-orang mampu dan bersedia melakukan apa yang diminta pada mereka.
3.

Teori Pertukaran Pemimpin-Anggota (Leader-Member Exchange Theory)

Menurut teori ini para pemimpin menciptakan kelompok-dalam dan kelompok-luar, dan bawahan
dengan status kelompok-dalam akan mempunyai penilaian kinerja yang lebih tinggi, tingkat
keluarnya karyawan yang lebih rendah, dan kepuasan yang lebih besar bersama atasan mereka.
4.

Teori Jalur Tujuan Robert House (Houses Path Goal Theory)

Kata jalur-tujuan berasal dari kepercayaan bahwa pemimpin yang efektif mengklarifikasikan
jalur untuk membantu pengikut berangkat dari posisi mereka ke arah pencapaian tujuan dan
membuat perjalanan sepanjang jalur tersebut menjadi lebih mudah dengan mengurangi rintangan.
Seperti dijelaskan oleh Moorhead dan Griffin bahwa inti dari Teori Jalur Tujuan

adalah:Pemimpin yang efektif mengklarifikasikan jalur (perilaku) yang akan mengarahkan


kepada hasil yang diinginkan (tujuan). (1995 : 308)

D.

Teori Neo-Karismatik (Neocharismatic Theories)

Teori Neo-Karismatik adalah teori-teori kepemimpinan yang menekankan simbolisme, daya tarik
emosional, dan komitmen pengikut yang luar biasa. Teori-teori yang trmasuk ke dalam teori ini
adalah Teori Kepemimpinan Karismatik (Charismatic Leadership), Teori Kepemimpinan
Transaksional

(Transactional

Leadership),

Teori

Kepemimpinan

Transformasional

(Transformational Leadership), dan Teori Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership).


Uraian dari teori-teori tersebut adalah sebagai berikut :
1.

Teori Kepemimpinan Karismatik (Charismatic Leadership)

Teori yang menyatakan bahwa para pengikut membuat atribusi dari kemampuan kepemimpinan
yang heroik atau luar biasa bila mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu.
2.

Teori Kepemimpinan Transaksional (Transactional Leadership)

Suatu teori yang menyatakan bahwa pemimpin memandu atau memotivasi pengikut mereka
dalam arah tujuan yang ditegakkan dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas.
3.

Teori Kepemimpinan Transformasional (Transformational Leadership)

Suatu teori yang menyatakan bahwa pemimpin memberikan pertimbangan dan rangsangan
intelektual yang diindividualkan dan yang memiliki kharisma.
4.

Teori Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership)

Suatu teori dimana pemimpin memiliki kemampuan untuk menciptakan dan mengkomunikasikan
visi yang realistis, dapat dipercaya, dan menarik mengenai masa depan bagi suatu organisasi atau
unit organisasi, yang tumbuh dan menjadi semakin baik di masa sekarang.

Isu Isu Kontemporer dalam kepemimpinan

Robbins (2003) menjelaskan beberapa isu mutakhir berkaitan dengan teori kepemimpinan :
1.

Kepemimpinan berdasarkan kecerdasan emosional.

Penelitian mutakhir kepemimpinan menunjukkan pemimpin memerlukan kapasitas kecerdasan


intelektual sebagai

prasyarat. [Dibutuhkan, tetapi belum cukup untuk mengefektifkan

kepemimpinan]. Untuk menjadi pemimpin berkinerja bintang memerlukan dimensi kecerdasan


emosional. (Robbins, 2003).
Primal leadership (Goleman dkk, 2004). Tugas emosi pemimpin bersifat primal (utama).
Pemimpin mempunyai kapasitas untuk mempengaruhi emosi pengikut. Jika emosi pengikut
diarahkan secara positif (antusiasme, menstimulasi potensi terbaik setiap pengikut) kinerja
meningkat / resonance. Jika diarahkan pada emosi negatif (kebencian dan kecemasan) kinerja
menurun /dissonance.Pengaruh ini lebih dari sekedar memastikan bahwa tugas telah dikerjakan
dengan baik atau tidak, tetapi para pengikut juga merasakan suasana emosi yang mendukung.
2.

Kepemimpinan tim :

Pemimpin memfasilitasi anggota tim dapat dikategorikan menjadi empat (Robbins, 2003).
Pertama, berperan sebagai penghubung bagi para konstituen eksternal. Kedua, berperan sebagai
problem solver, ketika tim menghadapi masalah, pemimpin memfasilitasi pertemuan untuk
mengatasi masalah. Ketiga, berperan sebagai pengelola konflik untuk meminimalkan aspek yang
merusak dari konflik intra-tim, memfasilitasi menemukan sumber konflik, pihak yang terlibat
konflik, alternatif resolusi, melihat keuntungan dan kerugian pihak yang berkonflik.Keempat,
pemimpin berperan sebagai pelatih/mentor yang menjelaskan harapan dan peran, mendidik,
menawarkan dukungan, membina suasana positif, bersedia kapan saja ketika dibutuhkan anggota
tim.
3.

Kepemimpinan Moral.

Para ahli etika dan peneliti kepemimpinan mempertimbangkan implikasi etis dalam
kepemimpinan. Temuan para ahli biografi para pemimpin di masa lalu menjadi menderita karena
masalah etika. (Robbins, 2003). Hsu, et.al (2004) meneliti pengembangan konstruk teoritis dan
pengukuran kepemimpinan moral pemimpin organisasi di Taiwan
4.

Kepemimpinan Lintas Budaya

Pemimpin efektif tidak menggunakan gaya tertentu secara

terus menerus di mana pun

memimpin. Budaya suatu bangsa termasuk salah satu faktor situasi yang penting. Suatu tipe
kepemimpinan bisa dijalankan secara efektif di suatu daerah di Amerika, tapi belum tentu efektif
bila diterapkan di Asia. (Robbins, 2003).
Kebanyakan teori kepemimpinan yang telah dijelaskan dikembangkan di Amerika Serikat,
menggunakan responden orang Amerika Serikat, sehingga tidak bisa dipungkiri terdapat bias
Amerika. Dengan demikian kajian kepemimpinan dengan mempertimbangkan budaya dan
kearifan lokal menjadi penting dilakukan.
5.

Kepemimpinan Profetik

Kemampuan MENGENDALIKAN Diri dan mempengaruhi orang lain dengan tulus mencapai
tujuan bersama sebagaimana dilakukan para nabi / prophet (Budiharto, 2006).
Teguh, dkk. (2001), Nawawi (2001), Tasmara (2001), Adz-Dzakiey (2005), Tobroni (2005),
Zainuddin dan Mustaqim (2005) mengemukakan karakteristik kepemimpinan yang mengacu
sifat nabi / rosul :
Jujur (Shiddiq) dalam berpikir, bersikap, dan bertindak.
Bertanggung jawab, terpercaya / trustworthy (amanah).
Berkomunikasi dengan bahasa yang mudah dipahami, diamalkan, dan dialami orang lain
(tabligh).
Cerdas, dan kompeten (fathonah).

DAFTAR PUSTAKA
Robbins Stephen, Timothy a Judge,2008, Perilaku organisasi, Jilid 2, Edisi keduabelas.

MAKALAH
PERILAKU KEORGANISASIAN
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

Untuk memenuhi tugas matakuliah Perilaku Keorganisasian

Disusun oleh Kelompok 11 :


Muhamad Risqi W

(125020300111039)

Firdaus Sahrul Anggara

(145020309111011)

Yudhistira Fajar Alamsyah

(145020307111066)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

Anda mungkin juga menyukai