Journal Integrity End Education PDF
Journal Integrity End Education PDF
PEDOMAN TEKNIS
PENYELENGGARAAN SPIP
SUB UNSUR
PENEGAKAN INTEGRITAS DAN
NILAI ETIKA
(1.1)
NOMOR : PER-1326/K/LB/2009
TANGGAL : 7 DESEMBER 2009
KATA PENGANTAR
intern,
yang
menjadi
tanggung
jawab
perlu
dibangun
dan
dilaksanakan
dalam
rangka
langkah-langkah
yang
perlu
dilaksanakan
dalam
pemerintah
untuk
menciptakan
atau
membangun
ii
Kuswono Soeseno
NIP 19500910 197511 1 001
iii
DAFTAR ISI
Halaman
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................
BAB IV PENUTUP
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pada pasal 4
diatur
4. menjelaskan
dan
mempertanggungjawabkan
adanya
kebijakan
atau
penugasan
yang
dapat
ini menjadi
2
penyajian
Pedoman
Teknis
Sub
Unsur
Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang perlunya pedoman,
tujuan, dan ruang lingkup, serta sistematika pedoman.
Bab IV Penutup
Bab ini merupakan penutup, yang berisi hal-hal penting
yang
perlu
diperhatikan
dan
penjelasan
atas
BAB II
GAMBARAN UMUM
PENEGAKAN INTEGRITAS DAN NILAI ETIKA
A. Pengertian
Integritas adalah konsistensi antara nilai dan tindakan.
Orang yang berintegritas akan bertindak konsisten sejalan
dengan nilai-nilai, kode etik, serta kebijakan organisasi dan/atau
profesi,
walaupun
dalam
keadaan
yang
sulit
untuk
situasi
dilematis
yang
sangat
membutuhkan
organisasi.
Sebagai
contoh,
suatu
instansi
pemerintah
yang
semuanya
untuk
peningkatan
kesejahteraan
hubungan
antara
pihak
terkait
(bagian
kebersamaan
yang
dapat
menyuburkan
merespon
tuntutan
berbagai
stakeholders
bersama
pada
instansi
pemerintah
untuk
penerapan SPIP.
9. Menjadi pembentuk perilaku organisasi yang membantu para
anggota untuk mengenali mana yang baik dan mana yang
buruk,
yang
pada
gilirannya
dapat
mengoordinasikan
semangat
pengabdian
kepada
masyarakat,
serta
kebangsaan
PNS
sehingga
dapat
menjaga
10
terhadap
hukum
dan
peraturan
perundang-
undangan;
6. Penghormatan terhadap hak asasi manusia;
7. Tidak diskriminatif;
8. Profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi;
9. Semangat jiwa korps.
Selain itu, juga diatur Kode Etik PNS yang meliputi:
1. Etika dalam bernegara;
2. Etika dalam berorganisasi;
3. Etika dalam bermasyarakat;
4. Etika terhadap diri sendiri;
5. Etika terhadap sesama pegawai negeri sipil.
Cakupan materi kode etik atau aturan perilaku pada praktik
terbaik di beberapa instansi pemerintah menyangkut perilaku
dalam hal-hal yang antara lain mengatur:
11
1. Aktivitas politik;
2. Penyuapan, pembayaran illegal, dan kickbacks;
3. Amal/donasi;
4. Perjalanan dinas kantor;
5. Pekerjaan sampingan;
6. Hadiah pemberian dan keuntungan lain;
7. Gratifikasi;
8. Jamuan;
9. Biaya kemudahan (uang pelicin);
10. Menjadi pemasok dan penyedia jasa lain;
11. Anggota keluarga;
12. Menghindari potensi benturan kepentingan;
13. Tanggung jawab profesi;
14. Tanggung jawab pribadi;
15. Perilaku berkaitan dengan stakeholders;
16. Penggunaan informasi;
17. Larangan manipulasi dan penyampaian;
18. Informasi yang tidak benar;
19. Pemeliharaan dan penggunaan aset;
20. Penggunaan informasi internal;
21. Penggunaan fasilitas kantor: telepon dan sebagainya;
22. Catatan dan pembukuan;
23. Kesempatan kerja yang sama;
24. Etika lingkungan kerja;
25. Narkoba dan perjudian;
26. Pengguna jasa.
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 juga
mengakui bahwa kebutuhan kode etik instansi dan profesi
didasarkan
oleh
karakteristik
masing-masing
instansi
dan
12
1. Pejabat
pembina
kepegawaian
masing-masing
instansi
disiplin
yang
tepat
dilakukan
terhadap
instansi
pemerintah
mempertanggungjawabkan
adanya
menjelaskan
intervensi
dan
atau
13
waiver
(pengabaian),
ataupun
pengecualian
implementasi SPI.
5. Terciptanya suasana kerja yang sehat untuk mendukung
tumbuhnya perilaku etis, sebaliknya tidak terdapat suasana
yang mendorong perilaku tidak etis.
14
BAB III
LANGKAH PENERAPAN PENEGAKAN INTEGRITAS
DAN NILAI ETIKA
kepada
seluruh
individu
organisasi
dan
yang
meliputi
pembangunan
infrastruktur,
15
A. Tahap Persiapan
1. Penyiapan
Peraturan,
SDM,
dan
Rencana
Penyelenggaraan
Tahap ini dimaksudkan untuk menyiapkan peraturan
pelaksanaan penyelenggaraan SPIP di setiap kementerian,
lembaga, dan pemerintah daerah. Berdasarkan peraturan
penyelenggaraan
membuat
SPIP,
rencana
selanjutnya
penyelenggaraan,
instansi
yang
pemerintah
antara
lain
memuat:
a. jadwal pelaksanaan kegiatan;
b. waktu yang dibutuhkan;
c. dana yang dibutuhkan; dan
d. pihak-pihak yang terlibat.
Berdasarkan peraturan tersebut, perlu ditetapkan Tim
Satuan Tugas Penyelenggaraan (Tim Satgas) SPIP yang
ditugaskan mengawal pelaksanaan penerapan penegakan
integritas dan nilai etika ditetapkan. Tim Satgas tersebut
terlebih dulu diberi pelatihan tentang SPIP, khususnya sub
unsur terkait agar dapat menyelenggarakan sub unsur dalam
unsur SPIP.
2. Pemahaman (Knowing)
Tahap pemahaman merupakan langkah awal dalam
menciptakan suasana
etis.
Tahap
ini
bertujuan untuk
16
atas
sistem
nilai,
setiap
organisasi
harus
17
Pemerintah
Nomor
60
Tahun
2008
yang
memenuhi
hal
tersebut,
instansi
dapat
tujuan
transparansi
kepada
pemangku
website
instansi
pemerintah
merupakan
media
ini
bersifat
lebih
interaktif,
yang
18
dapat
dengan
kata-kata
penting
yang
secara
bersama
untuk
menerapkan
dan
19
dilakukan
terhadap
sosialisasi,
pemahaman
diperlukan
yang
diterima
suatu
dan
terhadap
integritas
keberadaan
dan
nilai
infrastruktur
etika.
untuk
Keberadaan
20
telah sesuai
organisasi.
Pemetaan
dilakukan
untuk
lembaga
pengawas
sebagai
profesional
21
b. Hal yang belum jelas atau sering disebut area abu abu
(grey area) yang dapat menimbulkan suasana dilematis
Identifikasi
nilai
diperlukan
untuk
mengatasi
situasi
tindakan
apa
yang
paling
tepat,
sulit
untuk
22
Nilai
yang
diinginkan
oleh
pemangku
nilai-nilai
dan
norma
yang
menghambat
nilai
etika
moral
adalah
dalam
mengedepankan
pengambilan
keputusan
bemanfaat
bagi
masyarakat
secara
umum
23
pemerintah
akan
menjadi
dasar
dalam
B. Tahap Pelaksanaan
Pada
tahapan
pelaksanaan
proses
terdiri
atas
kebijakan
dan
prosedur,
yang
bertujuan
24
penggunaan
sumber
daya,
benturan
partisipatif
dari
individu
instansi
pemerintah
nilai-nilai
yang
diperoleh
dari
hasil
mengumpulkan
keterangan
atas
isu
keterangan
atas
perilaku
yang
25
K O M I T M E N U N T UK M E M AT U H I P E D O M AN
P E R I L AK U
Sebagai pegawai............, saya memberikan pernyataan
komitmen pribadi untuk mematuhi Pedoman Perilaku:
Nama
............................................................................
Unit Kerja
............................................................................
Jabatan
............................................................................
sebagai
Menyatakan bahwa:
1. Telah menerima Buku Pedoman Perilaku;
2. Telah memahami isi dari Buku Pedoman Perilaku;
3. Bersedia mematuhi apa yang telah menjadi komitmen perilaku dan
akan menerapkannya dalam pelaksanaan tugas sehari-hari;
4. Siap menerima konsekuensi bila melakukan pelanggaran atas
komitmen perilaku yang telah ditetapkan dalam Pedoman Perilaku;
5. Akan
memegang
komitmen
perilaku
untuk
mendukung
pengembangan reputasi organisasi melalui integritas yang tinggi dan
perilaku terpuji.
..................., .............................
(Nama Lengkap dan Tanda Tangan)
26
instansi
pemerintah
mempertimbangkannya
tepat
terhadap
penyimpangan
atau
atas
kesetiaan
dan
konsistensi
sebagai
seorang
27
kebijakan
untuk
mekanisme
menangani
dan
prosedur
untuk
pelanggaran
etika
dan
dikehendaki
dalam
aturan
mencegah
menghasilkan
perilaku,
terjadinya
perilaku
misalnya
yang
uraian
lainnya
untuk
meyakinkan
kepatuhan
harus
mengatur
dengan
jelas
sekurang-
kurangnya:
28
bahwa
prosedur/mekanisme
instansi
pemerintah
penanganan
tuntutan
memiliki
dan
29
kebijakan
dan
program
berkaitan
dengan
kode
etik,
memeriksa
kasusnya,
dan
internalisasi
adalah
suatu
proses
bagian
dari
menjadikan
infrastruktur
menjadi
operasional
sehari-hari,
yang
bagaimana
menyelesaikan
akan
pekerjaan
tercermin
dan
untuk
kegiatan
dalam
pengambilan
operasional
sehari-hari.
Langkah-langkah
30
atas
menyesatkan,
membocorkan
rahasia,
praktik
atau
memanfaatkan
posisi
dominan
untuk
instansi
pemerintah
dan
seluruh
pegawai
periode
lain)
untuk
berperilaku
integritas
dan
31
secara
etis.
bersama
Dorongan sejawat
untuk
berupa
menerapkan
dan
yang
mendorong
karyawan
melaporkan
32
yaitu
orang
yang
bagus
kemampuan
yang
diangkat
segera
mengikuti
proses
33
instansi
pemerintah
menetapkan
dan
dalam
layanan
publik
ini
harus
mampu
perilaku,
serta
keterhubungan
dengan
budaya
34
cerita
atau
aturan perilaku
contoh
kejadian
dalam keseharian
tentang
tugas.
dengan
ketepatan
(akurasi).
Dengan
Pimpinan
instansi
kewenangannya
meningkatkan
pemerintah,
memberikan
penegakan
sesuai dengan
penghargaan
integritas
dan
untuk
kepatuhan
35
atau
remunerasi
atas
prestasi
kerja
learning,
dan
team
building
dengan
36
Nilai-nilai
pembentukan
nilai-nilai
baru.
Mereka
keputusan,
komunikasi,
kreativitas,
dan
kepemimpinan.
l. Saluran Pengaduan (Ethic hotline)
Instansi pemerintah harus mempunyai saluran pengaduan,
hotline, atau jalur komunikasi khusus yang tersedia kapan
saja untuk mendengarkan keluhan dan aduan dari para
pegawai/pejabat
ataupun
pihak
luar
instansi
yang
melanggar
aturan,
namun
kebijakan
tersebut
37
instansi
pemerintah
harus
menghapus
mencegah
hal
tersebut
pimpinan
instansi
pemerintah harus:
a) Menciptakan mekanisme penilaian kinerja yang tepat
sehingga target yang diusulkan realistis.
b) Mengidentifikasi sasaran kinerja dan risiko yang
terkait (selengkapnya diuraikan di pedoman teknis
penilaian risiko).
c) Melakukan pemantauan atas pelaksanaan kegiatan.
Banyak kejadian, kegiatan direalisasikan di akhir
tahun anggaran untuk menghabiskan anggaran,
tetapi tujuan tidak jelas.
d) Menghindari penggunaan biaya perjalanan dinas
ke tempat atau tujuan yang tidak akan mewujudkan
hasil untuk mendukung tujuan organisasi, tidak
produktif, dan tidak akan menghasilkan prestasi.
e) Upaya
efisiensi,
misalnya
melalui
standarisasi
38
pangkatnya.
Hal
ini
tidak
saja
akan
pemerintah,
tetapi
juga
bagi
penegakan
budaya
yang
kuat
guna
mendukung
39
40
cepat
dan
tepat
perbaikannya.
diketahui
Penyimpangan
dan
atas
diambil
tindakan
aturan
perilaku
akan
keterlibatan
terbentuk
pegawai
suatu kontrol
atau
masyarakat
sosial.
Adanya
yang
apabila
41
peraturan,
kebijakan
pemerintah,
serta
semua
pegawai,
yang
pada
gilirannya
dapat
42
sebaik
mungkin
agar
terhindar
dari
43
pemetaan
keberadaan
dan
penerapan
atas
rencana
tindak
yang
tepat
untuk
tentang
intervensi
dan
pengabaian
manajemen; dan
6) Kegiatan pembentukan majelis kode etik.
d. Kegiatan internalisasi, yang antara lain berisi:
1) Kegiatan
pengomunikasian
kode
etik
atau
aturan
44
7) Kegiatan
pengomunikasian
hubungan
tindak
lanjut
komitmen
atas
pelaporan
keuangan
pemerintah.
e. Kegiatan pengembangan berkelanjutan, yang antara lain
berisi:
1) Kegiatan pemantauan;
2) Dokumentasi kontrol sosial;
3) kegiatan pembaruan aturan perilaku;
4) kegiatan penyusunan aturan perilaku sebagai target
kinerja; dan
5) kegiatan audit etika.
2. Hambatan kegiatan
Apabila ditemukan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan
kegiatan yang menyebabkan tidak tercapainya target/tujuan
kegiatan
tersebut,
agar
dijelaskan
penyebab
terjadinya
dengan
adanya
hambatan
dicarikan
saran
hambatan tersebut.
3. Saran
Saran
diberikan
pelaksanaan
berkaitan
kegiatan
dan
pemecahan
45
ini
laporan
merupakan
berkala
dan
bahan
dukungan
tahunan
bagi
(penjelasan
pendokumentasian
46
BAB IV
PENUTUP
integritas
dan
nilai
etika
diawali
dengan
agar
secara
kontinu
aturan
perilaku
termonitor
etika
tidaklah
mudah.
Kata
bijak
mengatakan
bahwa
47
secara
sadar
bersama-sama
mendukung
tegaknya
pelaksanaan
penegakan,
konsistensi
dalam
standar
ganda
oleh
individu
anggota
instansi
48
tertentu.
Instansi
pemerintah
hendaknya
dapat
49