Tutor
Tanggal
22 Mei 2015
DAFTAR ISI
BAB I........................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................2
A.
Latar Belakang.............................................................................................................3
B.
Skenario....................................................................................................................... 3
C.
Identifikasi Masalah.....................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................4
A.
Landasan Teori............................................................................................................5
1.
2.
3.
4.
Pengaruh Kandungan Minuman Soda, Zat Pewarna, dan Obat Kumur terhadap Erosi
BAB III....................................................................................................................................... 14
KESIMPULAN ............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Erosi dikatakan suatu proses kimia dimana terjadi kehilangan mineral gigi yang
umumnya disebabkan oleh zat asam. Erosi gigi harus dibedakan dari karies gigi
walaupun keduanya mempunyai kesamaan yaitu terjadinya demineralisasi pada jaringan
keras gigi akibat asam. Erosi dan karies gigi sama-sama dari asam yang merupakan
hasil fermentasi karbohidrat sisa-sisa makanan oleh bakteri dalam tubuh tetapi erosi gigi
terjadi karena proses kimia tanpa melibatkan bakteri, hal ini berbeda dengan karies gigi.
Zat asam penyebab erosi gigi dapat dibedakan menjadi zat asam intrinsik dan zat asam
ekstrinsik.
B. Skenario
Judul : gigiku kok hitam ya?
Pria usia 27tahun berprofesi sebagai pelatih renang, datang dengan keluhan gigi
depannya berwarna hitam. Diketahui pasien suka mengkonsumsi minuman bersoda
selama 5tahun ini, menggosok gigi 1 kali sehari dan berkumur dengan obat kumur
setiap pagi. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik dan kebiasaan buruk
lainnya.
Dokter melakukan pemeriksaan IO menyeluruh, tampak karies pada gigi 14
sampai 24 bagian servicalnya kehitaman hingga permukaan dentin, permukaan gigi 15
dan servikal gigi anterior bawah tampak lesi white spot. Perkusi negative, palpasi
negative dan EPT positif. Pada daerah gingiva tidak terdapat peradangan.
Berdasar data yang di dapat, dokter gigi melakukan penentuan etiologi dan
perawatan lebih lanjut.
C. Identifikasi Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. Apa efek samping yang ditimbulkan dari minuman berkarbonasi selain pada gigi?
8. Apa hubungan menyikat gigi 1x sehari dan kumur dgn obat kumur setiap pagi?
9. Apa faktor predisposisi dari diagnosa?
10. Kenapa pada gigi anterior atas terdapat warna kehitaman dan gigi anterior bawah
terdapat white spot?
11. Bagaimana cara menghilangkan kebiasaan minum bersoda dan kumur dgn obat
kumur?
12. Apa interpretasi dan jenis dari pemeriksaan di skenario (perkusi -, palpasi -, ept +)?
13. Bagaimana gambaran klinis dari diagnosa?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Erosi dan Karies Gigi
Erosi gigi dan karies gigi memiliki kesamaan yaitu mengalamai proses
demineralisasi yang diakibatkan oleh asam. Akan tetapi erosi gigi tidak disebabkan
oleh fermentasi karbohidrat dan sisa makanan oleh bakteri yang ada di dalam mulut
seperti halnya karies. Erosi disebabkan oleh karena paparan asam yang merata
pada permukaan gigi hingga terjadi proses kelarutan elemen anorganik yang
berlangsung perlahan dan kronis.
2. EtiologiErosi dan Karies Gigi
1. Zat Instrinsik
Pada dasarnya erosi gigi akibat faktor intrinsik dapat dibagi dua yaitu faktor
penyakit dan keadaan psikologis. Penyakit yang dapat mengakibatkan erosi gigi
adalah GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) dan sindroma Sjogren.
a) Penyakit
Selain itu, gangguan keadaan psikologis yang bermasalah, seperti bulimia
dan aneroksia nervosa.Hubungan antara penyakit saluran cerna GERD dengan
erosi gigi telah banyak dibahas dalam penelitian sejak kebelakangan ini. Pada
kondisi ini, isi lambung melewati esophagus bagian bawah lalumencapai bagian
distal esophagus diluar kesadaran penderita. Pada beberapa pasien, kondisi ini
berlanjut melewati sphincteresophagus yang lebih tinggi untuk mencapai rongga
mulut. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya tekanan abdominal dan ketidak
kemampuan sphincter esophagus bagian bawah berelaksasi sehingga cairan
lambung mencapai rongga mulut dengan pH 1,0-2,0 dan berkontak dengan gigi
terutama pada permukaan palatal dan oklusal gigi geligi.
Biasanya, erosi gigi akibat GERD dijumpai pada permukaan palatal
gigianterior maksila. Jika terdapat tambalan amalgam, maka restorasi akan
terlihat lebihtinggi dari permukaan gigi. Kehilangan struktur gigi ini lebih lanjut
akan menurunkan dimensi vertikal gigi dan menyebabkan gigi menjadi sensitif,
dan selanjutnya enamel yang tipis akan menyebabkan diskolorasi gigi dan
pecahnya tepiinsisal gigi.
Penyakit lain yang dapat mengakibatkan erosi gigi adalah sindroma Sjorgen.
Sindroma Sjorgen adalah kondisi autoimun yang menyebabkan inflamasi kronis
pada kelenjar saliva dan kelenjar air mata yang mengakibatkan kekeringan pada
mulut dan mata. Mulut kering dapat memicu terjadinya erosi gigi,karena aliran
saliva sangat sedikit sehingga kapasitas buffer oleh saliva berkurang.Penderita
5
sindroma
ini
cenderung
mengkonsumsi
minuman
bersifat
asam
untuk
merangsang aliran saliva dan menjaga rongga mulut agar tetap basah. Namun
hal ini akan semakin menurunkan pH saliva sehingga bertambahnya resiko erosi
gigi.
b) Keadaan Psikologis
Keadaan psikologis yang berpengaruh pada erosi adalah keadaan seseorang
yang dipengaruhi kadar konsumsi makanan. Contohnya, aneroksia nervosa dan
bulimia. Kelainan ini umumnya ditemukan pada wanita diantara umur 12 30
tahun dengan latar belakang fisik untuk menguruskan tubuh ataupun mengatur
berat badan. Pasien aneroksia nervosa biasanya menahan lapar sepanjang hari
dan umumnya ditandai dengan rangsangan muntah kronis.10Sedangkan
penderita bulimia selalu makan dengan jumlah yang berlebihan dan setelah itu
merasa tidak puas terhadap jumlah makanan yang dikonsumsi. Mereka akan
coba memuntahkan makanan tersebut dengan menstimulasi muntah, yaitu
dengan memasukan jari kedalam tenggorokan. Frekuensi muntah yang
mengandung asam lambung ini dapat memicu terjadinya erosi gigi.Pada
penderita penyakit ini, terlihat hampir seluruh enamel gigi pada bagian palatal
elemen gigi anterior maksila hilang. Pasien yang telah lama menderita penyakit
ini akan mengalami erosi dan hipersensitivitas gigi
2. Zat Ekstrinsik
Erosi akibat zat asam ekstrinsik dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu diet dan
pekerjaaan atau perilaku.Faktor diet meliputi makanan atau minuman bersifat asam
yang dikonsumsi secara berlebihan, mungkin juga akibat obat yang bersifat asam
yang dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan faktor pekejaan dan
perilaku meliputi paparan klorin dari kolam renang, maupun paparan agen korosif
dari pabrik.
a) Diet
Jeruk manis dan buah-buahan sitrus lainnya sering bersifat sangat asam,
pHnya terletak diantara 2,0 dan 3,8. Mengonsumsi buah-buahan ini, dengan
menghisap buah sitrus, minum minuman berkarbonat seperti Coca-Cola dan
sering minum minuman bersifat asam. Resiko yang cukup tinggi ditemukan
ketika buah jeruk dikonsumsi lebih dari dua kali sehari dan meminum minuman
6
dikombinasikandengankapasitas
meningkatkan
kadar
erosi
pada
buffer
gigi.
saliva
Gaya
yang
rendah
dapat
hidupyang
tidak
Proses erosi gigi dimulai dari adanya pelepasan kalsium email gigi, bila hal ini
terus berlanjut maka akan menyebabkan kehilangan sebagian elemen email dan
apabila telah sampai ke dentin maka penderita akan merasa ngilu. Sebagaimana
diketahui bahwa email sebagian besar terdiri dari hidroksiapatit (Ca 10(PO4)6(OH)2)
atau fluoroapatit (Ca10(PO4)6F2), kedua unsur tersebut dalam suasana asam akan
larut menjadi Ca2+, PO4-9, F-, dan OH-. Ion H+ akan bereaksi dengan gugus PO4-9, F-,
atau OH membentuk HSO4-, H2SO4-, HF, atau H2O, sedangkan yang kompleks
terbentuk CaHSO4, CaPO4, dan CaHPO4.Kecepatan melarutnya email dipengaruhi
oleh derajat keasaman (pH), konsentrasi asam, waktu melarut, dan ada tidaknya
kalsium atau fosfat.
Reaksi kimia terlepasnya kalsium dari email gigi pada medium yang bersifat
asam, yaitu pada pH 4,5-6 merupakan reaksi orde nol. Adapun pengaruh pH
terhadap koefisien laju reaksi menunjukkan bahwa semakin kecil atau semakin asam
suatu media maka semakin cepat laju reaksi terlepasnya kalsium dari permukaan
email gigi. Reaksi kimia terlepasnya kalsium dari email gigi dalam suasana asam
ditunjukkan dengan persamaan reaksi berikut:
Ca10(PO4)6F2 Ca10(PO4)6F2 + 2n H+ N Ca2+ + Ca10 nH20 2n(PO4)6F2
padat
terlarut
terlepas padat
Gambar 1. Reaksi kimia pelepasan kalsium dari email gigi.
Sumber: Prasetyo EA.
Mengingat bahwa kalsium merupakan komponen utama dalam struktur gigi dan
proses demineralisasi email terjadi akibat lepasan ion kalsium dari email gigi maka
pengaruh asam pada email gigi merupakan reaksi penguraian. Demineralisasi yang
terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan terjadinya porositas pada
permukaan email.
Proses demineralisasi dapat terjadi apabila email berada dalam suatu lingkungan
pH di bawah 5,5. Derajat keasaman berperan pada proses demineralisasi karena pH
yang rendah akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen selanjutnya akan merusak
kristal hidroksiapatit email gigi. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi proses
demineralisasi yaitu jenis dan konsentrasi asam minuman yang tidak berdisosiasi,
kandungan karbohidrat dalam minuman, pH dan kapasitas dapar minuman serta
kandungan fosfat dan fluor yang ada dalam minuman.
Asam dari soda
Berdifusi melalui air dalam enamel
Air mengelilingi kritasl matriks gigi yang berisi kalsium , mineral organic lain, dan
protein
Asam + air melakukan disosiasi ( melepas ion hydrogen)
Mengikat kalsium dan fosfat ( komposisi kristal enamel) yang disekitar air , berikatan
dengan carbonat
Terjadi pengikisan (lepasnya kompoen gigi / kalsium fosfat)
Gula dalam soda
memfermentasi gula menjadi organic acid (lactic, formic,acetic dan proprionic acid)
saliva cukup system buffer (pH, saliva, Ca, PO4, pelikel
remineralisasi
Demineralisasi tergantung jenis asam , PH, jumlah besar asam, kapasitas buffer
(tergantung pada salivanya, viskositas, pH, contoh diskenario pada penggunaan
obat kumur), as.sitrat lebih tinggi mengakibatkan pengikisan enamel, as.fosfat lebih
rendah dari as.sitrat.
Karies lebih terjadi pada servikal anterior beberapa faktor : paparan soda
langsung dalam rongga mulut mengenai gigi anterior( cara terpapar), frekuensi dan
durasi asam dalam rongga mulut,resesi gingiva, barrier saliva di daerah servical
kurang.
4. Pengaruh Kandungan Minuman Soda, Zat Pewarna, dan Obat Kumur terhadap
Erosi dan Karies Gigi
Minuman Soda :
Pemanis berasal dari karbohidrat (fruktosa atau glukosa) yang nanti akan
difermentasikan oleh bakteri di dalam rongga mulut dapat menyebabkab karies
karena produk dari bakteri dapat mengikis enamel.
Asam menyebabkan suasana asidogenik, merupakan mekanisme secara kimia
yang dapat mengerosi permukaan gigi dan mengalami demineralisasi sehingga ada
pelepasan dari hidroksi apatit, karena asam dari minuman bersoda itu dapat
menurunkan pH hingga 2,5 yang memiliki batas normal pH nya 6-7.
Zat pewarna :
Zat pewarna pada minuman bersoda tidak dapat dihilangkan dengan mudah oleh
saliva karena memiliki sifat adesitermodinamik yang memiliki kandungan asamtinggi
jadi tidak dapat berdisosiasi sehingga fungsi saliva sebagai self cleansing tidak
dapat bekerja dengan maksimal.
Obat Kumur :
Alcoholmemiliki fungsi mematikan bakteri. Bakteri di dalam rongga mulut, baik
maupun buruk akan dimatikan dan menyebabkan mulut kering. Kandungan alkohol
di dalam merk-merkobat kumur tertentu sekitar 26 %.
Selain adanya alkohol, obat kumur ada kandungan paling penting yaitu fluor.
Fluor untuk memperkuat dan memtutihkan gigi, jika tertelan akan menyebabkan efek
samping salah satunya keracunan.
Antimikroba kandungan antimikroba terlalu tinggi makan akan menyebabkan lesi
di rongga mulut cotohnya black hairy tongue.
5. Pengaruh Klorin Terhadap Terbentuknya Erosi dan Karies Gigi
Hipochlorite merupakan bentuk senyawa klor dengan potensialoksidasi yang tinggi
yang hampir sama dengan potensial oksidasi gas klor. Hipochlorite dapat dihasilkan dari
hidrolisa garam garam klorida dimana penyebarannya tergantung dari pH dan
temperatur air. Menurut Mursid, 1991 senyawa hipochlorite antara lain :
1. Sodium Hipochlorite (NaOCl).
SodiumHipochlorite (NaOCl)
berbentuk
garam
dengan
kandungan
klor
penyimpanan
sehingga
pengontrolan
larutanharus
dilakukan.
Sodium
hipochlorite (NaOCl) tidak ekonomis biladibandingkan dengan gas klor, karena dengan
kadar klor tersedia yang rendahmaka bahan yang dibutuhkan dalam pembubuhan akan
jauh lebih banyak.Sodium hipochlorite mempunyai tingkat korosifitas yang tinggi, tidak
stabil,membutuhkan tempat penyimpanan dengan temperatur di bawah 85 C danpada
kondisi asam dapat melepaskan gas klor ke udara. Senyawa ini banyakdigunakan untuk
instalasi kecil. Dalam air sodium hipochlorite akanterhidrolisa menurut reaksi sebagai
berikut:
NaOCl + H 2 O -----------------> NaOH + HOCl
HOCl -------------------> H + + OCl _
Dengan
naiknya
nilai
pH
keberadaan
HOCl
akan
menurun
sedang
Lebihsering
dikenal
dengan
nama
kaporit,
merupakan
padatan
bubuk
11
6. Klasifikasi Karies
A.
Klasifikasi karies menurut G.J Mount and WR.Hume :
a.Berdasarkan site (lokasi).
Site 1 : karies terletak pada pit dan fissure.
Site 2 : karies terletak di area kontak gigi (proksimal), baik anterior maupun
posterior.
Site 3 : karies terletak di daerah servikal, termasuk enamel/permukaan akar
yang terbuka.
b. Berdasarkan size (ukuran). Jika kavitas berkembang dari lesi bercak putih
menjadi kavitas berlanjut sehingga menghancurkan mahkota gigi. Mahkota
tersebut diklasifikasikan menjadi:
Size 0 : lesi dini.
Size 1 : kavitas minimal, melibatkan dentin namun belum terjadi. Kavitas
yang masih minim dapat dilakukan perawatan remineralisasi.
Size 2 : ukuran kavitas sedang, dimana masih terdapat struktur gigi yang
cukup untuk dapat menyangga restorasi yang akan ditempatkan.
Size 3 : kavitas yang berukuran lebih besar, sehingga preparasi kavitas di
perluas agar restorasi dapat digunakan untuk melindungi struktur gigi yang
tersisa dari retak/patah.
12
Size 4
cups/sudut insisal.
B.
Etiologi :
Pergerakan sikat gigi maju mundur, tekanan besar, sikat berbulu kasar
Bentuk gigi seperti teriris/ V-shaped pada CEJ
Dentin sensitif
Sudut tepi enamel tajam, bila terjadi erosi lesi mnjadi lebih membulat
Banyak terjadi di C dan P
b. Atrisi
Keausan gigi patologis pada permukaan incisal/oklusal yang disebabkan
karena kontak gigi dengan gigi, tanpa keterlibatan benda asing
Tipe:
o
Patologis
Tampilan klinis:
Seringnya mengenai permukaan incisal/oclusal, cups lingual molar
RA, buccal cups molar RB paling tampak
Bisa mengenai permukaan proksimal di bagian area kontak
pergerakan gigi fisiologik
14
Etiologi:
Abnormal occlusion
Developmental : maloklusi dan crowding kontak traumatik
Ekstraksi gigi : meningkatkan beban pengunyahan pd gigi tersisa
Abnormal chewing habit
Parafunctional habit (bruxism)
Chronic persistent chewing of coarse & abrasive food
Tobbaco chewing habit
Pekerjaan
Pekerja tambang yg terekspos atmosfir debu abrasif yg masuk
ke dalam mulut
Struktural defect
Amelogenesis imperfecta, dentinogenesis imperfecta kekerasan
email dan dentin menurun
c. Erosi
15
Lesi patologik, kronik, kehilangan lokal jaringan keras gigi karena proses
kimia yang melarutkan permukaan gigi dikarenakan asam tanpa keterlibatan
bakteri
Etiologi:
Faktor kimiawi asam intrinsik dan ekstrinsik
Faktor biologi melibatkan semua properti rongga mulut (saliva, pelikel,
struktur gigi)
Faktor kebiasaan individu dan kebiasaan mulut
Erosi pada perenang
16
Mekanisme:
Traumatik oklusi tekanan pada gigi gigi mengalami tekukan (bend) dan
menghasilkan compressive stress dan tensile stress.
Area yg terkena tensile strength paling besar adalah CEJ terlepasnya
struktur gigi
Banyak ditemui pada pasien bruxism
Lesi bisa dapat ditemukan hanya pada 1 gigi lokasi stress
17
B. Konsep Maping
Pelatih renang (27 th)
Etiologi
Patofisiolo
gi
Gejala
klinis
pemeriksa
an
Faktor
predispos
isi
Di pengaruhi minuman
bersoda, penggunaan obat
kumur
Persamaan dan
Erosi
Etiologi
patofisiolo
gi
Gejala
klinis
pemeriksa
an
Faktor
predispos
isi
18
BAB III
KESIMPULAN
Erosi dan karies merupakan kerusakan gigi yang berbeda. Perbedaan yang jelas pada
erosi dan karies adalah faktor etiologinya. Erosi merupakan salahsatu kerusakan gigi atau tooth
wear yang bukan disebabkan karna bakteri atau tidak melibatkan peran bakteri. Erosi
disebabkan oleh asam dari faktor luar (minuman bersoda,dll) dan faktor dalam (chronic vomit
asam lambung). Sedangkan karies merupakan kerusakan gigi yang melibatkan bakteri.
Peranan bakteri yaiti dapat memfermentasi sukrosa menjadi asam sehingga menyebabkan
demineralisasi. Demineralisasi yang dominan dari pada remineralisasi dapat mengakibatkan
karies.
Karies dan erosi memiliki kesamaan yaitu mengalami proses demineralisasi yang
disebabkan oleh asam, namun ada perbedaan prosesnya karena erosi tidak disebabakan oleh
fermentasi karbohidrat namun karena paparan asam yang mengakibatkan pengikisan ion
anorganik dari enamel yang berlangsung lama dan kronis.
Dari kasus scenario penderita seorang pelatih renang, suka konsumsi alcohol dalam 5
tahun terahir dan memiliki bad oral hygine. Kombinasi ketiga etiologi tersebut mengakibatkan
proses demineralisasi gigi berupa erosi gigi yang disebabkan oleh paparan asam minuman
bersoda yang memiliki pH 2,5 dan paparan dari air kolam renang yang mengandung kaporit
memperparah paparan asam, dan karies nya disebabkan karena kandungan pemanis yang ada
di dalam minuman bersoda, yaitu bakteri akan memfermentasi karbohidrat (fruktosa dan
sukrosa) di dalam mulut sehingga memproduksi asam jadi gigi aan mengalami kombinasi erosi
dan karies gigi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Baum, Philips, dan Lund,1994, Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, Penerbit Buku Kedokteran,
EGC, Jakarta
Garg. N., Garg .A.2010.Textbook of Preventif and Community Dentistry.Mosby
Keasaman Minuman Ringan Menurunkan Kekerasan Permukaan Gigi, Jurnal Universitas
Airlangga Bagian Konservasi Gigi oleh Edie Arief Prasetyo.
20