Anda di halaman 1dari 20

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN SGD BLOK 13


SGD 5 LBM 1

EROSI DAN KARIES


Telah Disetujui oleh :

Tutor

Tanggal

drg Kusuma Arbianti, MMR

22 Mei 2015

DAFTAR ISI
BAB I........................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................2
A.

Latar Belakang.............................................................................................................3

B.

Skenario....................................................................................................................... 3

C.

Identifikasi Masalah.....................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................4
A.

Landasan Teori............................................................................................................5
1.

Pengertian Erosi dan Karies Gigi...................................................................................4

2.

Etiologi dari Erosi dan Karies Gigi.................................................................................4

3.

Patofisiologi Erosi dan Karies Gigi ................................................................................7

4.

Pengaruh Kandungan Minuman Soda, Zat Pewarna, dan Obat Kumur terhadap Erosi

dan Karies gigi.......................................................................................................................9


5. Pengaruh Klorin Terhadap Terbentuknya Erosi dan Karies Gigi................................ 10
6.
B.

Klasifikasi Karies Gigi ..................................................................................................11


Konsep Maping.......................................................................................................... 13

BAB III....................................................................................................................................... 14
KESIMPULAN ............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Erosi dikatakan suatu proses kimia dimana terjadi kehilangan mineral gigi yang
umumnya disebabkan oleh zat asam. Erosi gigi harus dibedakan dari karies gigi
walaupun keduanya mempunyai kesamaan yaitu terjadinya demineralisasi pada jaringan
keras gigi akibat asam. Erosi dan karies gigi sama-sama dari asam yang merupakan
hasil fermentasi karbohidrat sisa-sisa makanan oleh bakteri dalam tubuh tetapi erosi gigi
terjadi karena proses kimia tanpa melibatkan bakteri, hal ini berbeda dengan karies gigi.
Zat asam penyebab erosi gigi dapat dibedakan menjadi zat asam intrinsik dan zat asam
ekstrinsik.

B. Skenario
Judul : gigiku kok hitam ya?
Pria usia 27tahun berprofesi sebagai pelatih renang, datang dengan keluhan gigi
depannya berwarna hitam. Diketahui pasien suka mengkonsumsi minuman bersoda
selama 5tahun ini, menggosok gigi 1 kali sehari dan berkumur dengan obat kumur
setiap pagi. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik dan kebiasaan buruk
lainnya.
Dokter melakukan pemeriksaan IO menyeluruh, tampak karies pada gigi 14
sampai 24 bagian servicalnya kehitaman hingga permukaan dentin, permukaan gigi 15
dan servikal gigi anterior bawah tampak lesi white spot. Perkusi negative, palpasi
negative dan EPT positif. Pada daerah gingiva tidak terdapat peradangan.
Berdasar data yang di dapat, dokter gigi melakukan penentuan etiologi dan
perawatan lebih lanjut.

C. Identifikasi Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa yang menyebabkan gigi berwarna hitam pada bagian servikal?


Apa hubungan dari pekerjaan pasien dengan kerusakan giginya?
Apa diagnosa dari skenario?
Apa etiologi dari skenario?
Apa perawatan yang harus dilakukan pada pasien?
Apa hubungan mangkonsumsi minuman berkarbonasi dengan kerusakan gigi pada
pasien?
3

7. Apa efek samping yang ditimbulkan dari minuman berkarbonasi selain pada gigi?
8. Apa hubungan menyikat gigi 1x sehari dan kumur dgn obat kumur setiap pagi?
9. Apa faktor predisposisi dari diagnosa?
10. Kenapa pada gigi anterior atas terdapat warna kehitaman dan gigi anterior bawah
terdapat white spot?
11. Bagaimana cara menghilangkan kebiasaan minum bersoda dan kumur dgn obat
kumur?
12. Apa interpretasi dan jenis dari pemeriksaan di skenario (perkusi -, palpasi -, ept +)?
13. Bagaimana gambaran klinis dari diagnosa?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengertian Erosi dan Karies Gigi
Erosi gigi dan karies gigi memiliki kesamaan yaitu mengalamai proses
demineralisasi yang diakibatkan oleh asam. Akan tetapi erosi gigi tidak disebabkan
oleh fermentasi karbohidrat dan sisa makanan oleh bakteri yang ada di dalam mulut
seperti halnya karies. Erosi disebabkan oleh karena paparan asam yang merata
pada permukaan gigi hingga terjadi proses kelarutan elemen anorganik yang
berlangsung perlahan dan kronis.
2. EtiologiErosi dan Karies Gigi
1. Zat Instrinsik
Pada dasarnya erosi gigi akibat faktor intrinsik dapat dibagi dua yaitu faktor
penyakit dan keadaan psikologis. Penyakit yang dapat mengakibatkan erosi gigi
adalah GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) dan sindroma Sjogren.
a) Penyakit
Selain itu, gangguan keadaan psikologis yang bermasalah, seperti bulimia
dan aneroksia nervosa.Hubungan antara penyakit saluran cerna GERD dengan
erosi gigi telah banyak dibahas dalam penelitian sejak kebelakangan ini. Pada
kondisi ini, isi lambung melewati esophagus bagian bawah lalumencapai bagian
distal esophagus diluar kesadaran penderita. Pada beberapa pasien, kondisi ini
berlanjut melewati sphincteresophagus yang lebih tinggi untuk mencapai rongga
mulut. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya tekanan abdominal dan ketidak
kemampuan sphincter esophagus bagian bawah berelaksasi sehingga cairan
lambung mencapai rongga mulut dengan pH 1,0-2,0 dan berkontak dengan gigi
terutama pada permukaan palatal dan oklusal gigi geligi.
Biasanya, erosi gigi akibat GERD dijumpai pada permukaan palatal
gigianterior maksila. Jika terdapat tambalan amalgam, maka restorasi akan
terlihat lebihtinggi dari permukaan gigi. Kehilangan struktur gigi ini lebih lanjut
akan menurunkan dimensi vertikal gigi dan menyebabkan gigi menjadi sensitif,
dan selanjutnya enamel yang tipis akan menyebabkan diskolorasi gigi dan
pecahnya tepiinsisal gigi.
Penyakit lain yang dapat mengakibatkan erosi gigi adalah sindroma Sjorgen.
Sindroma Sjorgen adalah kondisi autoimun yang menyebabkan inflamasi kronis
pada kelenjar saliva dan kelenjar air mata yang mengakibatkan kekeringan pada
mulut dan mata. Mulut kering dapat memicu terjadinya erosi gigi,karena aliran
saliva sangat sedikit sehingga kapasitas buffer oleh saliva berkurang.Penderita
5

sindroma

ini

cenderung

mengkonsumsi

minuman

bersifat

asam

untuk

merangsang aliran saliva dan menjaga rongga mulut agar tetap basah. Namun
hal ini akan semakin menurunkan pH saliva sehingga bertambahnya resiko erosi
gigi.
b) Keadaan Psikologis
Keadaan psikologis yang berpengaruh pada erosi adalah keadaan seseorang
yang dipengaruhi kadar konsumsi makanan. Contohnya, aneroksia nervosa dan
bulimia. Kelainan ini umumnya ditemukan pada wanita diantara umur 12 30
tahun dengan latar belakang fisik untuk menguruskan tubuh ataupun mengatur
berat badan. Pasien aneroksia nervosa biasanya menahan lapar sepanjang hari
dan umumnya ditandai dengan rangsangan muntah kronis.10Sedangkan
penderita bulimia selalu makan dengan jumlah yang berlebihan dan setelah itu
merasa tidak puas terhadap jumlah makanan yang dikonsumsi. Mereka akan
coba memuntahkan makanan tersebut dengan menstimulasi muntah, yaitu
dengan memasukan jari kedalam tenggorokan. Frekuensi muntah yang
mengandung asam lambung ini dapat memicu terjadinya erosi gigi.Pada
penderita penyakit ini, terlihat hampir seluruh enamel gigi pada bagian palatal
elemen gigi anterior maksila hilang. Pasien yang telah lama menderita penyakit
ini akan mengalami erosi dan hipersensitivitas gigi

2. Zat Ekstrinsik
Erosi akibat zat asam ekstrinsik dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu diet dan
pekerjaaan atau perilaku.Faktor diet meliputi makanan atau minuman bersifat asam
yang dikonsumsi secara berlebihan, mungkin juga akibat obat yang bersifat asam
yang dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan faktor pekejaan dan
perilaku meliputi paparan klorin dari kolam renang, maupun paparan agen korosif
dari pabrik.
a) Diet
Jeruk manis dan buah-buahan sitrus lainnya sering bersifat sangat asam,
pHnya terletak diantara 2,0 dan 3,8. Mengonsumsi buah-buahan ini, dengan
menghisap buah sitrus, minum minuman berkarbonat seperti Coca-Cola dan
sering minum minuman bersifat asam. Resiko yang cukup tinggi ditemukan
ketika buah jeruk dikonsumsi lebih dari dua kali sehari dan meminum minuman
6

berkarbonat sehari sekali. Selain itu konsumsi permenasamyang berlebihan


yang

dikombinasikandengankapasitas

meningkatkan

kadar

erosi

pada

buffer
gigi.

saliva
Gaya

yang

rendah

dapat

hidupyang

tidak

sehatsepertiasupanalkoholdan wine juga menyebabkan erosi gigi. Gaya hidup


yang sehat seperti lactovegetarian yang mengonsumsi makanan asam seperti
krim dan yoghurt, juga dikaitkan dengan prevalensi erosi gigi yang tinggi.
Selain itu, erosi dapat terjadi akibat pengaruh obat cair yang mengandung
besi yang bersifat asam, serta dari pengunyahan obat aspirin dan vitamin C,
sering berkumur dengan perhidrol dan menyikat gigi dengan gel fluorida yang
bersifat asam pada jangka waktu lama.
b) Pekerjaan dan Perilaku
Beberapa kelompok pekerjaaan yang tidak terlindung terhadap udara dengan
konsentrasi asam tinggi, misalnya di pabrik seng elektrolitis. Lamanya terpapar
udara dan terbukanya bibir (uap asam menyebabkan pernafasan mulut),
menyebabkan keparahan kerusakan. Selain itu pada perenang-perenang di
dalam air yang diberi klorida banyak dan pH yang rendah, timbul erosi yang
luas,oleh karena pengaruh cahaya akan mengakibatkan terbentuknya asam
garam yang mengakibatkan erosi gigi.

3. Patofisiologi dari Erosi dan Karies Gigi


Erosi gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan karena asam
(bukan asam dari proses kimia yang dihasilkan oleh bakteri) atau bahan erosif lain
(ion selain Ca2+, PO43-, dan OH-) yang kontak dengan email. Kerusakan ini
menyerang email yang merupakan jaringan paling luar dari sebuah gigi.
Erosi gigi dan karies gigi mempunyai kesamaan dalam jenis kerusakannya yaitu
terjadinya proses demineralisasi jaringan keras yang disebabkan oleh asam. Namun
demikian, asam penyebab erosi berbeda dengan asam penyebab karies gigi.Erosi
gigi berasal dari asam yang bukan sebagai hasil fermentasi bakteri, sedangkan
karies gigi berasal dari asam yang merupakan hasil fermentasi karbohidrat oleh
bakteri kariogenik dalam mulut.Erosi terjadi secara merata di permukaan gigi, hal ini
mungkin karena larutnya elemen anorganik email gigi secara kronis.Makanan yang
memiliki kuah atau cairan yang asam (pH < 7), misalnya acar atau pempek dapat
menyebabkan erosi pada gigi.

Proses erosi gigi dimulai dari adanya pelepasan kalsium email gigi, bila hal ini
terus berlanjut maka akan menyebabkan kehilangan sebagian elemen email dan
apabila telah sampai ke dentin maka penderita akan merasa ngilu. Sebagaimana
diketahui bahwa email sebagian besar terdiri dari hidroksiapatit (Ca 10(PO4)6(OH)2)
atau fluoroapatit (Ca10(PO4)6F2), kedua unsur tersebut dalam suasana asam akan
larut menjadi Ca2+, PO4-9, F-, dan OH-. Ion H+ akan bereaksi dengan gugus PO4-9, F-,
atau OH membentuk HSO4-, H2SO4-, HF, atau H2O, sedangkan yang kompleks
terbentuk CaHSO4, CaPO4, dan CaHPO4.Kecepatan melarutnya email dipengaruhi
oleh derajat keasaman (pH), konsentrasi asam, waktu melarut, dan ada tidaknya
kalsium atau fosfat.
Reaksi kimia terlepasnya kalsium dari email gigi pada medium yang bersifat
asam, yaitu pada pH 4,5-6 merupakan reaksi orde nol. Adapun pengaruh pH
terhadap koefisien laju reaksi menunjukkan bahwa semakin kecil atau semakin asam
suatu media maka semakin cepat laju reaksi terlepasnya kalsium dari permukaan
email gigi. Reaksi kimia terlepasnya kalsium dari email gigi dalam suasana asam
ditunjukkan dengan persamaan reaksi berikut:
Ca10(PO4)6F2 Ca10(PO4)6F2 + 2n H+ N Ca2+ + Ca10 nH20 2n(PO4)6F2
padat
terlarut
terlepas padat
Gambar 1. Reaksi kimia pelepasan kalsium dari email gigi.
Sumber: Prasetyo EA.
Mengingat bahwa kalsium merupakan komponen utama dalam struktur gigi dan
proses demineralisasi email terjadi akibat lepasan ion kalsium dari email gigi maka
pengaruh asam pada email gigi merupakan reaksi penguraian. Demineralisasi yang
terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan terjadinya porositas pada
permukaan email.
Proses demineralisasi dapat terjadi apabila email berada dalam suatu lingkungan
pH di bawah 5,5. Derajat keasaman berperan pada proses demineralisasi karena pH
yang rendah akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen selanjutnya akan merusak
kristal hidroksiapatit email gigi. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi proses
demineralisasi yaitu jenis dan konsentrasi asam minuman yang tidak berdisosiasi,
kandungan karbohidrat dalam minuman, pH dan kapasitas dapar minuman serta
kandungan fosfat dan fluor yang ada dalam minuman.
Asam dari soda
Berdifusi melalui air dalam enamel

Air mengelilingi kritasl matriks gigi yang berisi kalsium , mineral organic lain, dan
protein
Asam + air melakukan disosiasi ( melepas ion hydrogen)
Mengikat kalsium dan fosfat ( komposisi kristal enamel) yang disekitar air , berikatan
dengan carbonat
Terjadi pengikisan (lepasnya kompoen gigi / kalsium fosfat)
Gula dalam soda

terdapat bakteri s.mutan, Lactobacillus yang akan

memfermentasi gula menjadi organic acid (lactic, formic,acetic dan proprionic acid)
saliva cukup system buffer (pH, saliva, Ca, PO4, pelikel
remineralisasi

tidak ckup saliva


demineralisasi
jar.gigi melunak

Demineralisasi tergantung jenis asam , PH, jumlah besar asam, kapasitas buffer
(tergantung pada salivanya, viskositas, pH, contoh diskenario pada penggunaan
obat kumur), as.sitrat lebih tinggi mengakibatkan pengikisan enamel, as.fosfat lebih
rendah dari as.sitrat.
Karies lebih terjadi pada servikal anterior beberapa faktor : paparan soda
langsung dalam rongga mulut mengenai gigi anterior( cara terpapar), frekuensi dan
durasi asam dalam rongga mulut,resesi gingiva, barrier saliva di daerah servical
kurang.
4. Pengaruh Kandungan Minuman Soda, Zat Pewarna, dan Obat Kumur terhadap
Erosi dan Karies Gigi
Minuman Soda :
Pemanis berasal dari karbohidrat (fruktosa atau glukosa) yang nanti akan
difermentasikan oleh bakteri di dalam rongga mulut dapat menyebabkab karies
karena produk dari bakteri dapat mengikis enamel.
Asam menyebabkan suasana asidogenik, merupakan mekanisme secara kimia
yang dapat mengerosi permukaan gigi dan mengalami demineralisasi sehingga ada
pelepasan dari hidroksi apatit, karena asam dari minuman bersoda itu dapat
menurunkan pH hingga 2,5 yang memiliki batas normal pH nya 6-7.
Zat pewarna :
Zat pewarna pada minuman bersoda tidak dapat dihilangkan dengan mudah oleh
saliva karena memiliki sifat adesitermodinamik yang memiliki kandungan asamtinggi

jadi tidak dapat berdisosiasi sehingga fungsi saliva sebagai self cleansing tidak
dapat bekerja dengan maksimal.
Obat Kumur :
Alcoholmemiliki fungsi mematikan bakteri. Bakteri di dalam rongga mulut, baik
maupun buruk akan dimatikan dan menyebabkan mulut kering. Kandungan alkohol
di dalam merk-merkobat kumur tertentu sekitar 26 %.
Selain adanya alkohol, obat kumur ada kandungan paling penting yaitu fluor.
Fluor untuk memperkuat dan memtutihkan gigi, jika tertelan akan menyebabkan efek
samping salah satunya keracunan.
Antimikroba kandungan antimikroba terlalu tinggi makan akan menyebabkan lesi
di rongga mulut cotohnya black hairy tongue.
5. Pengaruh Klorin Terhadap Terbentuknya Erosi dan Karies Gigi
Hipochlorite merupakan bentuk senyawa klor dengan potensialoksidasi yang tinggi
yang hampir sama dengan potensial oksidasi gas klor. Hipochlorite dapat dihasilkan dari
hidrolisa garam garam klorida dimana penyebarannya tergantung dari pH dan
temperatur air. Menurut Mursid, 1991 senyawa hipochlorite antara lain :
1. Sodium Hipochlorite (NaOCl).
SodiumHipochlorite (NaOCl)

berbentuk

garam

dengan

kandungan

klor

tersediasebesar 5 15 %. Pemilihan kekuatan larutan dan lokasi tempat penyimpanan


dapat dipengaruhi oleh sifat membeku, dimana titik beku minimum kira kira- 20 F
terjadi untuk konsentrasi 18 %. Pembekuan terjadi kira kira pada 10F dan 22 F
berturut turut dalam dan 5 % larutan. Kandungan ini akanmengalami degradasi
selama

penyimpanan

sehingga

pengontrolan

larutanharus

dilakukan.

Sodium

hipochlorite (NaOCl) tidak ekonomis biladibandingkan dengan gas klor, karena dengan
kadar klor tersedia yang rendahmaka bahan yang dibutuhkan dalam pembubuhan akan
jauh lebih banyak.Sodium hipochlorite mempunyai tingkat korosifitas yang tinggi, tidak
stabil,membutuhkan tempat penyimpanan dengan temperatur di bawah 85 C danpada
kondisi asam dapat melepaskan gas klor ke udara. Senyawa ini banyakdigunakan untuk
instalasi kecil. Dalam air sodium hipochlorite akanterhidrolisa menurut reaksi sebagai
berikut:
NaOCl + H 2 O -----------------> NaOH + HOCl
HOCl -------------------> H + + OCl _
Dengan

naiknya

nilai

pH

keberadaan

HOCl

akan

menurun

sedang

konsentrasiOCL_ semakin meningkat.


2. Calsium Hipochlorite (Ca (OCl)2) .
10

Lebihsering

dikenal

dengan

nama

kaporit,

merupakan

padatan

bubuk

berwarnaputih non higroskopik, korosif, menimbulkan bau klor dan mengandung


klortersedia sebesar 60 70 %. Senyawa ini lebih sering dipergunakan dari padaCaOCl
2 (chlorite of lime), karena sifatnya yang lebih stabil dan kebih melarutdalam air. Untuk
menjaga kestabilan dalam air sering ditambahkan soda abu(Na2CO3) yang akan
membentuk NaOCL dan CaCO3 sebagai endapan. Carapemakaiannya secara umum
adalah dengan dilarutkan dalam tangki pelarutsecara batch didekat titik aplikasi
kemudian cairannya dialirkan ke titikaplikasi. Sedangkan endapan yang dihasilkan
ditahan dalam tangki. Bahanyang dibutuhkan dengan menggunakan senyawa ini lebih
banyakdibandingkan dengan menggunakan gas klor.
Calcium Hipochlorite Ca (OCl)2 umum disebut pula kaporit. Kaporit adalah
desinfektan yang tertua. Di Indonesia untuk mendesinfektir air minumbanyak digunakan
kaporit sebagai desinfektan, terutama oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Perusahaan garam dan soda negara (PGSN) sudah dapat memproduksi kaporit dan
produk sinyap dan sudah dapat memenuhi kebutuhan nasional sehingga kita tidak perlu
mengimport kaporit lagi. Dengan demikian harga menjadi semakin murah. Selain dari itu
kaporit juga lebih stabil dan dapat disimpan lebih lama dari serbuk penglantang. ( Hadi,
1980 ).Kita ketahui bahwa rumus kimia dari kaporit adalah Ca (OCl)2. Bila dilarutkan
kedalam air maka reaksi kimianya berlangsung bertahap sebagai berikut :
Ca (OCl)2 + 2 H2O 2 HClO + Ca (OH)2
(As. Hypochlorite) (Calcium Hidroksida)
2 HClO 2 HCl + 2 O
(As. Chlorida) (Atom Zat Asam)
Bila dijumlahkan kedua reaksi kimia diatas akan menjadi :
Ca(OCl)2 + 2H2O Ca(OH)2 + 2HCl + 2O
Jadi bila kaporit dilarutkan ke dalam air maka akan menghasilkan atom atom
zat asam. Atom atom zat asam inilah yang sebenarnya aktif membunuh bakteri
bakteri, karena bakteri bakteri dioksidir ( di bakar ). Bakteri bakteri juga
mempunyai enzyma dan oleh atom atom zat asam enzyma dioksidir sehingga bukan
saja enzyma tapi seluruh sel bakteri rusak. Karena rusak bakteri bakteri pun mati.
( Hadi, 1980 ). Dosis maksimum calcium hypochlorite adalah 3 mg / liter air. Apabila
lebih dari 3 mg / liter air dapat menimbulkan gangguan pada pernafasan manusia.
(A.M.D, 1986).

11

Perubahan pH dapat mempengaruhi kondisi rongga mulut. pH yang normal


adalah 5,6 7. Sedangkan pada pH 6,5 7,5 merupakan pH optimum pertumbuhan
bakteri. pH yang kurang dari 3 dapat menyebabkan erosi. Penurunan ph juga dapat
menyababkan demineralisasi. Kenaikan ph dapat membentuk koloni bakteri dan
kalkulus. Pada pH 45-55 dapat menimbulkan karies. pH yang basa yaitu 6-8 dapat
menyebabkan kalkulus karena remineralisasi lebih tinggi dari pada demineralisasi.
Menggosok gigi sesudah makan dan setelah makan juga dapat mempengaruhi
pH. Menggosok gigi sebelum makan dan 5 menit setealh dia makan memiliki pH netral,
15 hingga 30 menit setelah makan memiliki pH asam.
Faktor yang dapat mempengaruhi seperti bakteri mengakibatkan pH menjadi 4,55,5 yang dapat mengakibatkan tumbuhnya bakteri asidogenik. Menggosok gigi
dianjurkan 30 menit setelah makan, karna pH naik dalam waktu 20 menit. Minuman
bersoda dapat mengakibatkan pH 2,5 dan mengalami penurunan kekerasan yang
menyebabkan kelarutan pd enamel gigi berubah.

6. Klasifikasi Karies
A.
Klasifikasi karies menurut G.J Mount and WR.Hume :
a.Berdasarkan site (lokasi).
Site 1 : karies terletak pada pit dan fissure.
Site 2 : karies terletak di area kontak gigi (proksimal), baik anterior maupun
posterior.
Site 3 : karies terletak di daerah servikal, termasuk enamel/permukaan akar
yang terbuka.
b. Berdasarkan size (ukuran). Jika kavitas berkembang dari lesi bercak putih
menjadi kavitas berlanjut sehingga menghancurkan mahkota gigi. Mahkota
tersebut diklasifikasikan menjadi:
Size 0 : lesi dini.
Size 1 : kavitas minimal, melibatkan dentin namun belum terjadi. Kavitas
yang masih minim dapat dilakukan perawatan remineralisasi.
Size 2 : ukuran kavitas sedang, dimana masih terdapat struktur gigi yang
cukup untuk dapat menyangga restorasi yang akan ditempatkan.
Size 3 : kavitas yang berukuran lebih besar, sehingga preparasi kavitas di
perluas agar restorasi dapat digunakan untuk melindungi struktur gigi yang
tersisa dari retak/patah.

12

Size 4

: sudah terjadi kehilangan sebagian besar struktur gigi seperti

cups/sudut insisal.
B.

Klasifikasi karies menurut G.V Black :


Kelas 1 : Kavitas pada semua pit dan fissure gigi, terutama pada
premolar dan molar.
Kelas 2 : Kavitas pada permukaan approksimal gigi posterior yaitu pada
permukaan halus / lesi mesial dan atau distal biasanya berada di bawah
titik kontak yang sulit dibersihkan . Dapat digolongkan sebagai kavitas
MO (mesio-oklusal) , DO (disto-oklusal) dan MOD (mesio-oklusal-distal).
Kelas 3: Kavitas pada permukaan approksimal gigi- gigi depan juga
terjadi di bawah titik kontak, bentuknya bulat dan kecil.
Kelas 4 : Kavitas sama dengan kelas 3 tetapi meluas sampai pada sudut
insisal
Kelas 5 : kavitas pada bagian sepertiga gingival permukaan bukal atau
lingual,lesi lebih dominan timbul dipermukaan yang menghadap ke
bibir/pipi dari pada lidah. Selain mengenai email,juga dapat mengenai
sementum.
Kelas 6 : Terjadi pada ujung gigi posterior dan ujung edge insisal incisive.
Biasanya pembentukkan yang tidak sempurna pada ujung tonjol/edge
incisal rentan terhadap karies.

7. Kerusakan pada Gigi


Destruksi jaringan keras gigi (enamel, dentin, cementum) yg bukan disebabkan
karena proses karies, melainkan terjadi karena :
Physical Loss
Abrasi mekanis
Atrisi kontak gigi-gigi
Abfraksi
Chemical dissolution
Erosi (asam ekstrinsik-intrinsik)
Multifactor etiology
Kombinasi abrasi, atrisi, abfraksi, erosi
a. Abrasi
Kerusakan jaringan keras gigi akibat proses mekanik yang abnormal, proses ini
melibatkan benda asing atau substansi abrasif yang berulang kali diaplikasikan
ke gigi.

Kebiasaan oral hygiene


13

Menyikat gigi berlebihan dengan arah horizontal, bulu sikat keras


Flossing yang berlebihan
Pasta gigi yang abrasif
Kebiasaan individu
Memasukkan benda asing ke dalam mulut (smoke pipe, alat musik
tiup, tusuk gigi)
Clasp denture

Etiologi :
Pergerakan sikat gigi maju mundur, tekanan besar, sikat berbulu kasar
Bentuk gigi seperti teriris/ V-shaped pada CEJ
Dentin sensitif
Sudut tepi enamel tajam, bila terjadi erosi lesi mnjadi lebih membulat
Banyak terjadi di C dan P
b. Atrisi
Keausan gigi patologis pada permukaan incisal/oklusal yang disebabkan
karena kontak gigi dengan gigi, tanpa keterlibatan benda asing
Tipe:
o

Fisiologis seiring umur krn mastikasi

Patologis

Tampilan klinis:
Seringnya mengenai permukaan incisal/oclusal, cups lingual molar
RA, buccal cups molar RB paling tampak
Bisa mengenai permukaan proksimal di bagian area kontak
pergerakan gigi fisiologik

14

Ujung incisal/oklusal rata


Dimensi vertikal oklusi berkurang
Pulpa bisa terbuka

Etiologi:
Abnormal occlusion
Developmental : maloklusi dan crowding kontak traumatik
Ekstraksi gigi : meningkatkan beban pengunyahan pd gigi tersisa
Abnormal chewing habit
Parafunctional habit (bruxism)
Chronic persistent chewing of coarse & abrasive food
Tobbaco chewing habit
Pekerjaan
Pekerja tambang yg terekspos atmosfir debu abrasif yg masuk
ke dalam mulut
Struktural defect
Amelogenesis imperfecta, dentinogenesis imperfecta kekerasan
email dan dentin menurun
c. Erosi

15

Lesi patologik, kronik, kehilangan lokal jaringan keras gigi karena proses
kimia yang melarutkan permukaan gigi dikarenakan asam tanpa keterlibatan
bakteri
Etiologi:
Faktor kimiawi asam intrinsik dan ekstrinsik
Faktor biologi melibatkan semua properti rongga mulut (saliva, pelikel,
struktur gigi)
Faktor kebiasaan individu dan kebiasaan mulut
Erosi pada perenang

Untuk mengurangi kontaminasi bakteri dan alga di kolam renang


pemberian chlorin/kaporit (2-3 ppm)+ pH diatur utk ttp dalam range
7.2-8
Chlorin dicampurkan ke dalam air menghasilkan asam hipoklorit dan
asam hidroklorit. Asam yg terbentuk butuh dinetralkan bila tdk pH air
bisa < 3 erosi gigi
d. Abfraksi
Lesi servikal non karies disebabkan adanya tensile stress dari tekanan
oklusal yang berlebihan sehingga tjd mikrofraktur enamel rod bagian servikal

16

Mekanisme:
Traumatik oklusi tekanan pada gigi gigi mengalami tekukan (bend) dan
menghasilkan compressive stress dan tensile stress.
Area yg terkena tensile strength paling besar adalah CEJ terlepasnya
struktur gigi
Banyak ditemui pada pasien bruxism
Lesi bisa dapat ditemukan hanya pada 1 gigi lokasi stress

17

B. Konsep Maping
Pelatih renang (27 th)

Pada IO : gigi hitam


pada servic servical
Karies

Etiologi
Patofisiolo
gi
Gejala
klinis
pemeriksa
an
Faktor
predispos
isi

Di pengaruhi minuman
bersoda, penggunaan obat
kumur

Persamaan dan

Erosi
Etiologi
patofisiolo
gi
Gejala
klinis
pemeriksa
an
Faktor
predispos
isi

18

BAB III
KESIMPULAN
Erosi dan karies merupakan kerusakan gigi yang berbeda. Perbedaan yang jelas pada
erosi dan karies adalah faktor etiologinya. Erosi merupakan salahsatu kerusakan gigi atau tooth
wear yang bukan disebabkan karna bakteri atau tidak melibatkan peran bakteri. Erosi
disebabkan oleh asam dari faktor luar (minuman bersoda,dll) dan faktor dalam (chronic vomit
asam lambung). Sedangkan karies merupakan kerusakan gigi yang melibatkan bakteri.
Peranan bakteri yaiti dapat memfermentasi sukrosa menjadi asam sehingga menyebabkan
demineralisasi. Demineralisasi yang dominan dari pada remineralisasi dapat mengakibatkan
karies.
Karies dan erosi memiliki kesamaan yaitu mengalami proses demineralisasi yang
disebabkan oleh asam, namun ada perbedaan prosesnya karena erosi tidak disebabakan oleh
fermentasi karbohidrat namun karena paparan asam yang mengakibatkan pengikisan ion
anorganik dari enamel yang berlangsung lama dan kronis.
Dari kasus scenario penderita seorang pelatih renang, suka konsumsi alcohol dalam 5
tahun terahir dan memiliki bad oral hygine. Kombinasi ketiga etiologi tersebut mengakibatkan
proses demineralisasi gigi berupa erosi gigi yang disebabkan oleh paparan asam minuman
bersoda yang memiliki pH 2,5 dan paparan dari air kolam renang yang mengandung kaporit
memperparah paparan asam, dan karies nya disebabkan karena kandungan pemanis yang ada
di dalam minuman bersoda, yaitu bakteri akan memfermentasi karbohidrat (fruktosa dan
sukrosa) di dalam mulut sehingga memproduksi asam jadi gigi aan mengalami kombinasi erosi
dan karies gigi.

19

DAFTAR PUSTAKA
Baum, Philips, dan Lund,1994, Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, Penerbit Buku Kedokteran,
EGC, Jakarta
Garg. N., Garg .A.2010.Textbook of Preventif and Community Dentistry.Mosby
Keasaman Minuman Ringan Menurunkan Kekerasan Permukaan Gigi, Jurnal Universitas
Airlangga Bagian Konservasi Gigi oleh Edie Arief Prasetyo.

20

Anda mungkin juga menyukai