Anda di halaman 1dari 10

RISIKO GIGI BERLUBANG

MAKALAH

KELOMPOK 4 :
SYAFIRA RIZKA MUTIA LUBIS 193308010004
YONANDA FAUZIYAH ALGERIE 193308010011
NURUL FARIZA 193308010018

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan yang
diharapkan. Makalah ini berisikan tentang “Risiko Gigi Berlubang”, suatu
permasalahan yang sering dialami masyarakat. Dan penulis mengucapkan terima
kasih kepala drg. Wilvia. M. Biomed yang telah membimbing dalam pembuatan
tugas ini.

Penulis sangat berterima kasih kepada pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu. Penulis berharap makalah ini dapat
memberi pelajaran bagi masyarakat yang masih sering menganggap sepele tentang
bahaya dari gigi berlubang. Namun, dalam makalah ini tentu masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca
untuk perbaikan dalam membuat makalah di masa yang akan datang.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat untuk kita semua.

Medan, 4 Oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2

DAFTAR ISI..................................................................................................... 3

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .......................................................................... 4


B. TUJUAN ............................................................................................... 4

ISI

1. RISIKO GIGI BERLUBANG .............................................................. 5


2. BAHAYA GIGI BERLUBANG JIKA TIDAK SEGERA
DIOBATI .............................................................................................. 7

PENUTUP

I. KESIMPULAN ................................................................................... 9
II. SARAN................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah gigi yang paling sering terjadi adalah gigi berlubang
(karies). Gigi berlubang merupakan penyakit pada jaringan keras gigi yaitu email,
dentin dan sementum. Gigi berlubang sering diakibatkan oleh memakan makanan
yang manis dan jarang menyikat gigi.

Gigi berlubang dapat mengakibatkan rasa sakit pada gigi. Hal ini dapat
mengganggu aktivitas seseorang. Menurut data dari Bank WHO (2000) bahwa
rerata pengalaman karies pada anak usia 12 tahun berkisar 2,4. Kelompok usia 12
tahun merupakan indikator kritis dan menurut Survei Kesehatan Masyarakat
(SKRT, 2004) bahwa Indonesia sendiri sudah mencapai 90,05% untuk penderita
karies.

B. Tujuan

Dalam penulisan makalah tentunya terdapat tujuan yang ingin dicapai, begitu
pula dengan penulisan makalah ini. Berikut beberapa tujuan yang ingin penulis
sampaikan:

1. Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana cara merawat gigi dengan


baik
2. Agar pembaca mengetahui resiko yang akan ditimbul dari gigi
berlubang
3. Agar mengetahui bahaya yang akan timbul dari gigi berlubang jika tidak
diobati

4
1. RISIKO GIGI BERLUBANG

Adanya suatu hubungan dan menimbulkan sebab akibat sehingga terjadinya


karies dan sering diidentifikasikan sebagai faktor resiko karies. Dan beberapa
faktornya adalah:

 Pengalaman Karies
Ada sebuah penelitian yaitu, penelitian epidemiologis yang telah
membuktikan adanya hubungan antara pengalaman dan perkembangan
karies dimasa mendatang. Parameter ini mencapai 60%.tingginya skor
pengalaman karies pada gigi desidui dan di prediksikan akan terjadi karies
gigi yang permanen.
 Penggunaan Fluor

Macam-macam konsep tentang mekanisme kerja fluor sangat


berkaitan dengan pengaruh gigi sebelum dan sesudah erupsi. Pemberian
fluor yang teratur dan baik secara sistemik maupun lokal merupakan hal
yang terpenting untuk diperhatikan dalam mengurangi terjadinya karies dan
dapat meningkatkan remineralisasi.

 Oral Higiene

Salah satu komponen pembentukan karies adalah plak. Insidens


karies mengurangi dengan melakukan penyingkiran plak secara mekanis di
permukaan gigi,tetapi kebanyakan pasien tidak melakukannya secara
efektif. Dalam meningkatkan oral higiene dilakukan dengan menggunakan
alat pembersih interdental dan pemeriksaan gigi secara teratur. Pemeriksaan
gigi secara teeratur dapat membantu mendeteksi dan memonitor masalah
gigi,sehingga sangat berpotensi menjadi karies.

 Jumlah Bakteri

Setelah lahir terbentuklah ekosistem oral yang terdiri dari berbagai


jenis bakteri. Kolonisasi bakteri dari mulut juga disebabkan oleh transmisi
antar manusia, Dan rata-rata dari ibu atau ayah. Bayi yang memiliki jumlah

5
S. mutans yang cukup banyak, Jadi dari usia 2-3 tahun akan memiliki resiko
karies yang sangat tinggi pada gigi susunya.
 Saliva
Saliva mempunyai efek buffer dan juga berguna untuk
membersihkan sisa sisa makanan dari mulut.Aliran saliva sangat meningkat
pada anak anak sampai ia berusia 10 tahun,namun setelah dewasa akan
mengalami peningkatan yang sedikit atau menurut. Tidak hanya umur,
faktor lain juga dapat menyebabkan berkurangnya aliran saliva.

 Pola Makan

Pengaruh pola makan dalam proses karies bersifat lokal. Beberapa


bakteri penyebab karies dari rongga mulut akan terproduksinya asam,
sehingga terjadinya demineralisasi selama 20-30 menit setelah makan.
Disaat waktu makan, saliva akan bekerja menetraliser asam dan membantu
proses remineralisasi. Tetapi apabila makanan dan minuman yang
mengandung karbohidrat sering dikonsumsi, maka enamel gigi tidak
mempunyai kesempatan dalam melakukan remineralisasi dengan sempurna
sehingga terjadi karies.

 Umur

Dalam penelitian epidemiologis terjadinya peningkatan prevalensi


karies juga termasuk dengan bertambahnya umur. Gigi paling akhir erupsi
lebih rentan pada karies. Kerentanan ini akan menimbulkan sulitnya
membersihkan gigi yang sedang erupsi sampai gigi tersebut menjadi dataran
oklusal dan beroklusi dengan gigi antagonisnya.
 Jenis Kelamin

Saat masa kanak-kanak dan remaja, wanita menunjukan nilai DMF


yang sangat tinggi dibandingkan pria. Dengan demikian umumnya oral
higiene wanita baik, sehingga komponen gigi yang hilang (M missing) lebih

6
sedikit dibandingkan dengan pria. Begitu juga sebaliknya, pria mempunyai
komponen (F filling) yang banyak dalam indeks DMF.
 Sosial Ekonomi

Karies lebih sedikit dijumpain pada kelompok social ekonomi


rendah dan sebaliknya. Ada dua faktor esosial ekonomi yaitu pekerjaan dan
pendidikan. Dalam hasil penelitian Sondang dan Tetti (2004) pada
sekelompok ibu rumah tangga dimedan, yang berusia 20-45 tahun,
membuktikan bahwa sekelompok ibu yang berpendidikan tinggi
mempunyai skor DMFT lebih rendah daripada sekelompok yang
berpendidikan rendah.

2. BAHAYA GIGI BERLUBANG JIKA TIDAK SEGERA DIOBATI

Banyak sekali masyarakat yang tingkat kesadarannya terhadap gigi masih


sangat rendah dan mengakibatkan masyarakat rentan terkena gangguan gigi
berlubang. Apalagi gigi yang letaknya tersembunyi membuat masyarakat tidak
perduli dengan kesehatan gigi. Jika tidak segera di tangani masalah ini dapat
menyebabkan penyakit yang kronis bahkan kematian.

Gigi berlubang dapat memicu infeksi jaringan tubuh jika tidak segera diobati
dengan benar. Bahaya nya jika sudah terinfeksi, akan menyebar ke organ-organ
tubuh lainnya. Dibawah ini merupakan beberapa masalah yang akan timbul jika gigi
berlubang tidak segera diobati:

1. Rasa nyeri yang dalam


Gigi berlubang menimbulkan rasa nyeri yang sangat dalam. Tingkat
kesakitan yang dialami te2rgantung seberapa dalamnya lubang pada gigi
anda. Rasa nyeri ini akan berdenyut secara tiba-tiba pada bagian gigi yang
berlubang dan akan hilang dengan sendirinya.

Namun rasa nyeri ini bisa timbul lagi bahkan berjalan ke telinga,
rahang hingga kepala yang menyebabkan rasa pusing yang amat dalam.
Rasa sakit ini dapat menghambat aktivitas anda. Bahkan, anda bisa menjadi

7
lebih sensitif terhadap lingkungan sekitar, dan marah ketika mendengar
suara yang berisik.

2. Mempengaruhi struktur rahang


Gigi berlubang jika dibiarkan terlalu lama dapat menyebabkan
infeksi yang semakin meluas dan akan merambat dari bagian gigi ke bagian
gusi. Bahkan, jika tetap tidak diatasi dapat menimbulkan kerusakan di
bagian tulang rahang.
3. Penyakit gusi atau gingivitis
Penyakit gusi dapat ditunjukkan dengan adanya rasa nyeri hingga
peradangan pada gusi dan bisa merambat ke bagian gusi lainnya. Jika
semakin parah, anda bisa mengalami penyakit gusi yang disebut dengan
periodontitis.
4. Penyakit jantung
Beberapa penelitian sudah menyatakan bahwa penyakit periodontal
(penyakit gigi dan gusi) berhubungan dengan pernyakit jantung. Sebab,
bakteri didalam mulut akibat gusi terluka menyebabkan infeksi di otot
bagian dalam jantung (infective endocarditis). Infeksi ini sangat
membutuhkan pengobatan yang lebih lanjut dengan menggunakan
antibiotik.
5. Penyakit stroke
Menurut penelitian lainnya penyakit periodontal dengan penyakit
stroke memiliki hubungan sebab akibat dari infeksi oral sebagai faktor risiko
terkena stroke. Sebab, dapat ditemukan masalah infeksi oral pada penderita
cerebrovascular ischemia yaitu kondisi dimana aliran darah yang dibawa ke
otak tidak cukup, sehingga memicu terjadinya stroke isemik.

Penyakit jantung maupun penyakit stroke dapat menyebabkan


kematian. Jika anda memiliki masalah gigi berlubang secepatnya anda
berobat ke dokter gigi sebelum penyakit lain yang timbul.

8
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini bahwa diperlukannya kesadaran dari
setiap individu untuk merawat dan mengobati gigi berlubang. Sebab, terdapat
banyak sekali risiko-risiko yang ditimbulkan dari gigi berlubang ini, seperti:
1. Gigi sakit dan menimbulkan pembengkakan di area mulut.
2. Terganggunya aktivitas sehari-hari akibat sakit gigi karena faktor gigi
berlubang.
3. Sakit jantung dan stroke jika infeksi sudah terlalu parah.

3.2 SARAN

Setelah kita membahas tentang risiko gigi berlubang, penulis


menyarankan jika anda mengalami gigi berlubang walaupun hanya sedikit
atau kecil, sebaiknya segeralah periksakan gigi anda ke dokter gigi. Jika
tidak segera di tangani masalah ini dapat menyebabkan penyakit yang
kronis bahkan kematian. Hal yang kita anggap sepele bisa saja akan
menimbulkan bahaya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, K., 2018. Risiko dan Bahaya Penyakit Gigi Berlubang. [Internet]. Tersedia
di: https://www.alodokter.com/gigi-berlubang-menyimpan-risiko- penyakit

Banerjee, A. & Watson, T.F., 2014. Pickard Manual Konservasi Restoratif. 9th ed.
Jakarta: EGC

Langlais, R. P., Miller, C. S. & Nield-Gehrig, J. S., 2013. Atlas Berwarna Lesi mulut
yang Sering Ditemukan. Jakarta: EGC

Pintauli, S., 2014. Menuju Gigi & Mulut Sehat Pencegahan dan Pemeliharaan.
Medan: USU Press

Safitri, A.M., 2018. Sudah Tahu Apa Bedanya Karies, Karang Gigi, dan Gigi
Berlubang?. [Internet]. Tersedia di: https://hellosehat.com/hidup-sehat/gigi-
mulut/beda-karies-gigi-dan-gigi-berlubang/

Swari, R.C., 2017. 7 Bahaya Gigi Berlubang Jika Tidak Segera Diobati. [Internet].
Tersedia di: https://amps/s/hellosehat.com/hidup-sehat/gigi- mulut/bahaya-gigi-
berlubang/amp/

10

Anda mungkin juga menyukai