NASIONALISME
PESERTA DIKLAT PRAJABATAN CPNS GOLONGAN III
LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN ANGKATAN XII TAHUN 2016
Disusun oleh:
Nama
NIP
Jabatan
Instansi
: Suwardi, S.Si
: 19900503 201504 1 002
: Analis Data Tindak Lanjut Pengelolaan
SDA dan LH
: Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion
Sulawesi dan Maluku
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat
menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini kami membahas mengenai Nasionalisme sebagai ASN.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.
Suwardi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................... 1
BAB II NILAI-NILAI NASIONALISME PANCASILA BAGI ASN
2.1 Nilai Nasionalisme Sila ke-1 ........................................................... 3
2.2 Nilai Nasionalisme Sila ke-2 ........................................................... 3
2.3 Nilai Nasionalisme Sila ke-3 ........................................................... 5
2.4 Nilai Nasionalisme Sila ke-4 ........................................................... 5
2.5 Nilai Nasionalisme Sila ke-5 ........................................................... 6
BAB III ASN SEBAGAI PELAKSANA KEBIJAKAN PUBLIK ...................... 10
BAB IV ASN SEBAGAI PELAYAN PUBLIK ............................................. 13
BAB V ASN SEBAGAI PEREKAT DAN PEMERSATU BANGSA ................ 16
BAB VI Kesimpulan ............................................................................. 17
6.1Kesimpulan .................................................................................... 17
6.2 Saran ............................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 19
Lampiran-1 Contoh-Contoh Pemimpin Teladan Yang Mempunyai
Integritas, Komitmen, dan Konsisten .................................................... 21
Lampiran-2. Alat Bantu Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS Di
Sie Pengendalian Pencemaran Limbah Non Institusi ............................. 23
Lampiran-3 Revolusi Mental di KLHK ................................................... 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nasionalisme merupakan suatu bentuk ideologi, di mana tingkah
laku seorang nasionalis didasarkan pada perasaan menjadi bagian dari
suatu komunitas bangsa. Nasionalisme Indonesia pada awalnya muncul
sebagai jawaban atas kolonialisme. Pengalaman penderitaan bersama
sebagai kaum terjajah melahirkan semangat solidaritas sebagai satu
komunitas yang mesti bangkit dan hidup menjadi bangsa merdeka.
Semangat tersebut oleh para pejuang kemerdekaan dihidupi tidak hanya
dalam batas waktu tertentu, tetapi terus-menerus hingga kini dan masa
mendatang. Nasionalisme yang ada di Indonesia pada saat ini tentunya
berbeda dengan nasionalisme pada saat penjajahan, dengan adanya
beberapa faktor yang dapat menurunkan rasa nasionalisme bangsa Indonesia.
Substansi nasionalisme Indonesia memiliki dua unsur. Pertama,
kesadaran mengenai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri
atas berbagai suku, etnik, dan agama. Kedua, kesadaran bersama bangsa
Indonesia
dalam
menghapuskan
segala
bentuk
pensubordinasian,
Indonesia
adalah
nasionalisme
berfondasi
Pancasila.
Laporan
tentang
Nasionalisme
ini
dapat
memberikan
BAB II
NILAI-NILAI NASIONALISME PANCASILA BAGI ASN
di
bidang
ekonomi,
sosial,
maupun politik.
b. Ketuhanan dalam Perumusan Pancasila
Mengingat besarnya pengaruh keagamaan dalam pembentukan
bangsa Indonesia, nilai-nilai tentang ketuhanan mewarnai gagasan
tentang kebangsaan.
c. Perspektif Teoritis Nilai-nilai Ketuhanan dalam Kehidupan Bernegara
Titik temu antara agama dan negara pada akhirnya memberi
berkah bagi Indonesia menuju negara modern dan demokratis.
Modernisasi dan
demokratisasi
memerlukan
prakondisi berupa
mendorong
nilai-nilai
ketuhanan
mendasari
kehidupan
nilai-nilai
ketuhanan
dalam
Pancasila
berarti
negara
rohani
dan
moral
dalam
berkehidupan,
nilai-nilai
ketuhanan
diimplementasikan
dengan
cara
b. kebangsaan
atau
nasionalisme
dan
kemanusiaan
atau
Indonesia,
memajukan
kesejahteraan
umum,
dan
melaksanakan
ketertiban
dunia
yang
berdasarkan
menghapuskan
bangsa
(berbeda-beda
namun
satu
jiwa)
yang
diperhitungkan
pengendalian
dalam
pengambilan
pembangunan
lingkungan
mengembangkannya
melalui
pendidikan
kebijaksanaan
dan
di
daerah
dan
dan
latihan
serta
Sila
Kerakyatan
Dalam
Yang
Permusyawaratan
Dipimpin
Oleh
Perwakilan
Hikmat
terkandung
nilainilai kerakyatan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus
dicermati, yakni: Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat; Pimpinan
5
dalam
pengelolaan
lingkungan
hidup;Mewujudkan,
Mewujudkan,
menumbuhkan,
mengembangkan
dan
sumber
daya
alam
untuk
sebesar-besarnya
lingkungan
hidup,
pembangunan
yang
BAB III
ASN SEBAGAI PELAKSANA KEBIJAKAN PUBLIK
juga
dipahami
sebagai
respon
yang
diberikan
dengan
tidak
melakukan
atau
bekerja
untuk
memenuhi
(memproduksi,
mentransfer,
mewujudkan
berorientasi
ASN
pada
sebagai
pelayanan
pelaksana
kebijakan publik
pegawai
ASN
harus
memiliki
nilai-nilai
kepublikan,
10
BAB IV
ASN SEBAGAI PELAYAN PUBLIK
dipertanggung-jawabkan
menghasilkan
kepercayaan
publik.
beberapa
asas
dalam
penyelenggaraan
pelayanan
mungkin
dan
dikomunikasikan
kepada
masyarakat
12
maka
harus
dirancang
suatu
mekanisme
yang
dapat
pelayanan
publik
tidak
berbelit-belit,
mudah
pelayanan
dan
penyelesaian
keluhan/persoalan/
13
e. Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan
kepastian hukum.
f. Tanggung jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang
ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan
penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
g. Kelengkapan sarana dan prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan
pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana
teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).
h. Kemudahan akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah
dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informatika.
i.
j.
Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang
tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat
serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir,
toilet, tempat ibadah dan lain-lain.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik
adalah bentuk pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah baik yang berupa
barang maupun jasa guna memenuhi kebutuhan masyarakat ataupun
dalam
rangka
pelaksanaan
peraturan
perundang-undangan
dengan
14
integritas
tinggi, yang hal ini merupakan bagian dari kode etik dan kode perilaku
yang telah diatur di dalam UU ASN. Berdasarkan pasal 5 UU ASN ada
dua
belas kode etik dan kode perilaku ASN yang menjadi acuan etika
pada
masyarakat.
publik
di
atas
Etika
birokrasi
kepentingan
harus
pribadi,
menempatkan
kelompok,
dan
15
BAB V
ASN SEBAGAI PEREKAT DAN PEMERSATU BANGSA
dituntut
untuk
memiliki
perilaku
mencintai
tanah air
tugas-tugasnya
senantiasa
mengutamakan
dan
16
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Nasionalisme merupakan suatu bentuk ideologi, di mana tingkah
laku seorang nasionalis didasarkan pada perasaan menjadi bagian dari
suatu komunitas
bangsa.
bangsa
Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada.
Nilai-nilai
Nasionalisme
terkandung
dalam
setiap
sila
dalam
17
B. Saran
Penerapan nilai Nasionalisme baik yang terkandung dalam pancasila
maupun dalam tugas dan fungsi ASN harus menjadi perhatian bagi seluruh
ASN di Indonesia. Sebagai ASN pemegang estafet kepemimpinan di
Indonesia, maka kita harus mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi
karena seorang ASN yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi maka rasa
kecintaan akan bangsa Indonesia akan selalu ada. Rasa Nasionalisme yang
tinggi tersebut tidak bisa secara tiba-tiba muncul, melainkan harus melalui
serangkaian proses pelatihan dari tiap-tiap personal ASN melalui aktualisasi
yang berkomitmen dan berintegritas di lingkungan kerja dan sadar bahwa
dirinya adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik sekaligus
perekat dan pemersatu bangsa yang mementingkan kepentingan bersama
diatas kepentingan pribadi maupun golongan
18
DAFTAR PUSTAKA
Chandrawinata,
Adhyn,
dkk.
2016.
Pengertian
Nasionalisme.
http://pancasila. weebly.com /pengertian-nasionalis. Diakses pada
tanggal 20 Mei 2016
Lembaga Administrasi negara Republik Indonesia. 2015. Nasionalisme.
Jakarta.
Media Informasi dan Silaturahmi Aparatur Sipil Negara Indonesia (ASN-ID).
2014. Penjelasan Umum Undang-Undang ASN No. 5 Tahun
2014.http://www.asn-id.org/2014/12/penjelasan-umumundang-undang-asn-no-5.html. Diakses pada tanggal 20 Mei
2016.
19
mengenai
konsep
ketuhanan
adalah
bahwa
dalam
yaitu
Ketuhanan
yang
dapat
dijadikan
dasar
dalam
tidak membeda-bedakan
suku,
agama,
ras,
saling
20
Latihan Bab 3: Nilai-nilai Nasionalisme Pancasila Bagi ASN (Sila ke-3 s/d
ke-5)
1. Apa definisi Bangsa menurut Ben Anderson?
Jawaban
Definisi Bangsa menurut Ben Aderson:
Bangsa merupakan konsep budaya tetang suatu komunitas politis yang
secara keseluruhan dibayangkan (imagine) sebagai kerabat yang bersifat
terbatas dan berdaulat.
2. Apa yang dimaksud demokrasi deliberatif?
Jawaban
Demokrasi delibratif adalah demokrasi yang meletakkan keutaman
diskusi dan musyawarah dengan argumentasi berlandaskan konsensus
(hikmah kebijaksanaan) dibanding keputusan berdasarkan voting.
3. Jelaskan yang dimaksud negara Kesejahteraan (Welfare state) menurut
syahrir?
Jawaban
Negara Kesejahteraan (welfare state) adalah negara yang mampu
menjembatani
dinamika
masyarakat
dan
mengharmonisasikan
permusyawaratan/perwakilan
bisa
menjadi
ajang
perumusan
pancasila
sempat
terjadi
perdebatan
dalam
kita
kemajemukkan
harus
dan
dapat
menghargai
menciptakan
hubungan
perbedaan
dalam
harmonis
dalam
negara
dalam
mewujudkan
konsep
kesejahteraan
umum
yang terkandung
di dalamnya
22
Menteri
Indonesia
yang
Kedokteran
Universitas
Indonesia
dan
Geneeskunde
Waspada
j)
k) Mawas diri,
l)
b. Muhammad Hatta
RI
yang
kerap
disandingkan
yang
jujur,
sederhana,
dan
antikorupsi. Beliau
selalu
24
bangsa. "Bangsa dan bangsa saja yang ada dalam pikirannya," ujar
Soerowo.
3) kecintaan kepada kebenaran. Untuk menguak kebenaran, kejujuran
merupakan syarat yang mutlak dipenuhi. Bung Hatta membuktikan
rasa cintanya terhadap kebenaran dengan cara menggelorakan sikap
haus ilmu. Dalam pidatonya di Universitas Indonesia tahun 1957,
Bung Hatta berkata, "Pangkal segala pendidikan karakter ialah cinta
akan kebenaran dan berani mengatakan salah dalam menghadapi
suatu yang tidak benar." Kegairahannya terhadap ilmu ditunjukkan
dengan kegemarannya membaca buku. Jangan lupa, sejak semula
beliau termasuk orang yang mengutamakan pendidikan. Hal ini
terlihat dari partai yang didirikannya, PNI-Baru, yang merupakan
partai kader yang rajin menyelenggarakan pendidikan untuk rakyat.
4) sikap menghargai orang lain. Dengan menghargai orang lain,
seseorang dapat menghayati bilamana ia berada dalam posisi orang
tersebut sehingga ia dapat menahan diri dari perbuatan-perbuatan
yang merugikan orang lain. Bung Hatta adalah orang yang tahu
menghargai orang lain, bahkan terhadap orang kecil yang sering
diremehkan. Orang-orang yang bekerja pada Bung Hatta seperti
pembantu, sopir, pengawal, dan perawat perpustakaan merasa
dihargai sedemikian tinggi oleh Bung Hatta sehingga mereka setia
bekerja bertahun-tahun pada keluarga Bung Hatta. Mereka sayang
pada Bung Hatta dan demikian pula sebaliknya.
5) kedisiplinan dan ketaatan terhadap peraturan. Orang yang menaati
peraturan akan berbuat jujur dan tidak melakukan korupsi, sebab
korupsi adalah kejahatan dan melanggar peraturan. Sejak kecil,
Bung Hatta taat pada peraturan.
Dalam hal kedisiplinan, Bung Hatta punya keistimewaan.
Beliau adalah seorang yang tersohor dengan julukan "manusia jam"
yang
sangat
menghargai
waktu.
Beliau
tidak
menyukai
25
26