pada
praktek
produksi
termodinamika
metalurgi
contoh.
Pembuatan baja
Pembuatan baja awalnya kerajinan melalui metalurgi studi termodinamika
berkembang menjadi ilmu. Misalnya, Kerber (? FK RBER) dan Oelsen (W.Oelsen)
ditemukan dalam terak besi oksida (FeO) dan baja di [Mn] dari reaksi berikut:
(FeO)
[Mn]
(MnO)
[Fe]
(a)
kesetimbangan
konstan
(2)
Bukan dengan terak FeO, MnO perubahan konten relatif, sistem FeO-MnO yang diperoleh
adalah solusi kesimpulan yang ideal.
Tinjauan penelitian termodinamika dalam pengembangan proses metalurgi, Schenck
(H.Schenck), Chipman (J.Chipman), Elliott (JFElliott) semua membuat kontribusi penting,
dan terutama Chipman serangkaian kerja yang sistematis kebanyakan orang terpuji.
Kompilasi data dalam termodinamika metalurgi ada banyak aspek monograf dan
mempublikasikan, misalnya, Elliot dan Gl (M. Gleiser) dari "baja termokimia" Kuba
Krzyzewski (O.Kubas-chewski), Evans (ELEvans) dan Alcock "Metalurgi Termokimia" dan
seterusnya. Sejak 1970-an, pembangunan adalah untuk membangun database termokimia dan
dapat diambil dan diproses oleh komputer, yang sangat dapat mempercepat kecepatan
perhitungan. Institut Metalurgi Kimia pada tahun 1979 untuk membangun database
termokimia anorganik.
China Metallurgical Pekerja dikombinasikan fluor Baotou bijih besi tanur peleburan
tes pada tindakan fluoride dalam peleburan dan fluor yang mengandung blast furnace slag
sifat termodinamika dari penelitian yang lebih mendalam. Sebagai contoh, terak dan gas
campuran pendekatan yang seimbang H2O-HF antara tanur fluor yang mengandung terak
penentuan komponen dalam kegiatan ini. Namun, pengolahan data, itu harus dari aktivitas
CaO dan CaF2 kedua rasio aktivitas dihitung, yang biasanya harus dimodifikasi persamaan
Gibbs-Duhem. Untuk sistem biner, memperoleh alternatif persamaan Gibbs-Duhem adalah
(3) sampai batas tertentu, telah memperkaya isi termodinamika metalurgi. Rumus di atas a1,
a2 mewakili komponen sistem biner dalam pertama dan kedua kegiatan, N2 adalah fraksi mol
komponen kedua. Selain itu, karena banyak Baotou mineral langka yang mengandung bijih
besi, langka bumi daur ulang dan aplikasi menjadi isu penting, Cina Pekerja Metalurgi di
daerah
ini
untuk
banyak
pekerjaan
penelitian
termodinamika.
germanium,
indium
dari
pemurnian.
PENERAPAN TERMODINAMIKA
1. Termodinamika Reduksi Bijih Besi
Termodinamika menjawab apakah suatu reaksi di dalam proses reduksi bijih besi oleh
reduktor batubara dapat berlangsung. Dengan melihat nilai perubahan energi bebas Gibbs
standard (G0) pada setiap kemungkinan reaksi yang terjadi, dapat diketahui apakah reaksi
tersebut dapat berlangsung atau tidak. Jika nilai G 0 adalah negatif maka reaksi tersebut
dikatakan berlangsung yang artinya adalah reaksi akan berlangsung ke arah produk.
Sebaliknya ketika nilaiG0 adalah positif maka reaksi tidak berlangsung atau reaksi akan
berlangsung ke arah reaktan.
Perubahan G0 dapat diperhitungkan melalui persamaan sebagai berikut [Habashi., 1968] :
G0 = H0 TS0 ...........................................................(1)
Pada persamaan (10) dapat dijelaskan bahwa G0 adalah perubahan sejumlah energi entalpi
standard (H0) dikurangi dengan perubahan entropi standard (S0) pada temperatur tertentu.
Karakteristik bijih besi yang dicirikan dengan sejumlah pengotor seperti SiO2,
Al2O3 dan Cr2O3 dapat mengganggu jalannya proses reduksi. Secara termodinamika pengotor-
pengotor tersebut tidak dapat direduksi oleh CO walaupun temperatur reduksi dinaikkan,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1
Gambar 1 Diagram Ellingham untuk kestabilan SiO2, Al2O3, Cr2O3, NiO dan CoO
[Rosenqvist.,1983]
Pada Gambar 1 diperlihatkan bahwa garis kurva 2CO + O 2 = CO2 (a) tidak akan
bersinggungan dengan garis pembentukkan SiO2, Al2O3 dan Cr2O3. Hal ini mengindikasikan
bahwa oksida-oksida tersebut tidak dapat direduksi oleh gas CO walaupun temperatur
dinaikkan karena G0selalu bernilai positif, seperti yang diperlihatkan pada persamaan reaksi
berikut [Rosenvqist., 1983]:
SiO2 + 2CO Si + 2CO2
(a), sehingga G0 reduksi NiO dan CoO oleh CO akan bernilai negatif, seperti yang
ditunjukkan pada persamaan berikut [Rosenvqist., 1983]:
NiO + CO Ni + CO2
CoO + CO Co + CO2
Berlangsungnya reduksi NiO dan CoO pada saat proses reduksi akan menyebabkan
terganggunya reduksi besi oksida oleh CO Karena secara termodinamika afinitas CO akan
lebih
cenderung mereduksi
Fe3O4ataupun
NiO
dan
CoO
dibandingkan
dengan
1983]:
3Fe2O3 + CO 2Fe3O4 + CO2
FeO + CO Fe + CO2
sehingga
di
alam
tidak
pernah
ditemui
aluminium
dalam
Ekstraksi:
Al2O3.xH2O + 2 NaOH
2.
= 2 NaAlO2 + (x + 1)H2O.(1)
Dekomposisi
2 NaAlO2 + 4 H2O
3.
2 NaOH +Al2O3.3H2O..(2)
Kalsinasi
Al2O3.3H2O
Al2O3 + H2O....(3)
Selain alumina bahan baku lainnya adalah soda abu (Na2CO3) dan
aluminium florida (AlF3) dan kriolit (Na3AlF6), gas HF serta beberapa campuran
lain sebagai pemadu dengan kadar tertentu. Untuk proses elektrolisis, elektroda
yang digunakan pada masing-masing kutub adalah karbon dengan keadaan dan
sifat berbeda pada anoda dan katoda. Adapun cairan elektrolit yang digunakan
adalah kriolit (Na3AlF6) yang lebih dikenal dengan sebutan bath. Sel elektrolisa
pada reduction plant ini terbuat dari steel yang dilapisi refractory pada bagian
dalamnya.
Reaksi Penangkapan Gas HF
Gas HF dapat terbentuk selama proses elektrolsis. Reaksi pembentukan
gas HF adalah sebagai berikut:
Na3AlF6(I) + 3/2 H2
Potensial listrik 1,53 volt pada suhu operasi. Gas HF juga dapat terbentuk melalui
reaksi:
2AlF3(l) + 3H2O
Al 2O3(l) + 6HF....................................(5)
Reaksi Anodik
Dalam proses elektrolisis reaksi yang dapat terjadi pada anoda adalah:
C(s) + O2 (g)
CO2 (g)......................................(6)
2C(s) + O2(g)
2CO(g)......................................(7)
Jika pada potensial sel elektrolisis lebih besar dari 1,02 volt maka reaksi yang
dapat terjadi:
Al2 O3 (sat) + 3C (s)
Reaksi Katodik
Reaksi yang dapat terjadi di sekitar katoda adalah dekomposisi ion AlF4dari kriolit menjadi ion Al3+ dan F-:
AlF4-
Al3+ + 4F-............(9)
reaksi Al3+ :
Al3+ + 3 e
Al (l)..........................................................(10)
3Na + Al3-...........................................(11)
keseluruhan
pada
industri
elektrolisis
alumina
dengan
Reaksi ini berlangsung pada temperatur sekitar 977oC, beda potensial 1,18 volt.
Mekanisme reaksi yang paling sering terjadi adalah reduksi Al2O3 secara
langsung dengan reaksi :
Al2O3
AlO2
AlO2- + AlO+.................................................(13)
=
Al 3++ 2O2-....................................................(14)
Reaksi katodik :
2Al3+ + 6 e-
6 Al........................................................(15)
R
eaksi anodik
3 O2- =
3/2 O + 6 e-......................................................(16)
Reaksi di atas adalah reaksi utama, reaksi ini tidak mengabaikan fakta bahwa Na
pada anoda.