Anda di halaman 1dari 25

KATA KERJA OPERASIONAL (KKO) EDISI REVISI TEORI BLOOM

Oleh Aprianto
Widyaiswara BDK Padang
RANAH KOGNITIF
Mengingat
(C1)
1

Memahami
(C2)
2

Menerapkan
(C3)
3

Menganalisis
(C4)
4

Mengevaluasi
(C5)
5

Menciptakan
(C6)
6

kemampuan
menyatakan kembali
fakta, konsep, prinsip,
prosedur yang telah
dipelajari oleh siswa.

ini siswa diharapkan


kemampuannya
untuk mengerti
makna dari
informasi yang
diperoleh baik
berupa fakta,
konsep, dan prinsip

Yang termasuk jenjang


penerapan adalah
kemampuan
menggunakan prinsip,
aturan, atau metode
yang telah
diketahuinya dalam
situasi baru atau
situasi kongkrit.

Yang dimaksud
jenjang analisis
adalah kemampuan
menguraikan suatu
informasi yang
dihadapi menjadi
komponenkomponennya,
sehingga struktur
informasi serta
hubungan antar
komponen informasi
tersebut menjadi
jelas.

Yang dimaksud
jenjang sintesis
adalah kemampuan
untuk
mengintegrasikan
bagian-bagian
terpisah menjadi
suatu keseluruhan
yang terpadu.
Termasuk di
dalamnya
kemampuan
merencanakan
eksperimen, karya
tulis (laporan,
artikel), menyusun
cara baru untuk
mengklarifikasikan
obyek, peristiwa,
dan informasiinformasi lainnya.

Yang dimaksud
jenjang evaluasi
adalah kemampuan
untuk
mempertimbangkan
nilai suatu
pernyataan, uraian,
pekerjaan,
berdasarkan kriteria
tertentu yang
ditetapkan.
Misalnya memilih
rumusan yang
didukung oleh data.

Mengenali
Mengingat kembali
Membaca
Menyebutkan
Melafalkan/melafazkan

Menjelaskan
Mengartikan
Menginterpretasikan
Menceritakan
Menampilkan

Melaksanakan
Mengimplementasikan
Menggunakan
Mengonsepkan
Menentukan

Mendiferensiasikan
Mengorganisasikan
Mengatribusikan
Mendiagnosis
Memerinci

Mengcek
Mengkritik
Membuktikan
Mempertahankan
Memvalidasi

Membangun
Merencanakan
Memproduksi
Mengkombinasikan
Merangcang

Menuliskan
Menghafal

RANAH AFEKTIF
Menerima
(A1)
Mengikuti
Menganut
Mematuhi
Meminati

Memberi contoh
Memproseskan
Merangkum
Menyimpulkan
Membandingkan
Mengklasifikasikan
Menunjukkan
Menguraikan
Membedakan
Mengidentifikasikan

Merespon
(A2)
Mengompromikan
Menyenangi
Menyambut
Mendukung
Menyetujui
Menampilkan
Melaporkan
Memilih
Mengatakan
Memilah
Menolak

RANAH PSIKOMOTOR
Meniru
Manipulasi
(P1)
(P2)
Menyalin
Kembali membuat
Mengikuti
Membangun
Mereplikasi
Melakukan,

Menghargai
(A3)
Mengasumsikan
Meyakini
Meyakinkan
Memperjelas
Memprakarsai
Mengimani
Menekankan
Menyumbang

Presisi
(P3)
Menunjukkan
Melengkapi
Menunjukkan,

Menelaah
Mendeteksi
Mengaitkan
Memecahkan
Menguraikan

Mendukung
Memproyeksikan

Mengorganisasikan
(A4)
Mengubah
Menata
Mengklasifikasikan
Mengombinasikan
Mempertahankan
Membangun
Membentuk pendapat
Memadukan
Mengelola
Menegosiasi
Merembuk

Artikulasi
(P4)
Membangun
Mengatasi
Menggabungkan

Merekonstruksi
Membuat
Menciptakan
Mengabstraksi

Karakterisasi Menurut
Nilai (A5)
Membiasakan
Mengubah perilaku
Berakhlak mulia
Mempengaruhi
Mengkualifikasi
Melayani
Membuktikan
Memecahkan

Naturalisasi
(P5)
Mendesain
Menentukan
Mengelola

Mengulangi
Mematuhi

Melaksanakan,
Menerapkan

Menyempurnakan
Mengkalibrasi
Mengendalikan

Koordinat,
Mengintegrasikan
Beradaptasi
Mengembangkan
Merumuskan,
Memodifikasi
Master

Menciptakan

1. Bagaimana Membuat Perencanaan Tes yang Baik


Tes baru akan berarti bila terdiri dari butir-butir soal yang menguji tujuan yang penting dan mewakili seluruh bahan yang diujikan secara
representatif. Pemilihan butir-butir soal dilakukan atas dasar pertimbangan pentingnya konsep, dalil atau teori yang diuji dalam
hubungannya dengan peranannya terhadap bidang studi secara keseluruhan.
Untuk memudahkan guru dalam menyusun tes, maka perlu dibuat kisi-kisi soal yang akan menjadi acuan bagi guru dalam menulis butir
soal. Kisi-kisi ini memuat beberapa informasi, antara lain cakupan materi yang akan diuji, kompetensi yang akan diuji, tingkat kesukaran
soal, dan jumlah butir soal yang dibutuhkan
2. Dasar-dasar Penyusunan Tes
Tes merupakan alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan siswa dalam suatu proses pembelajaran. Adapun
dasar-dasar penyusunan tes adalah sebagai berikut:

1. Tes harus dapat mengukur apa-apa yang dipelajari dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang tercantum
dalam rencana pembelajaran
2. Tes disusun sedemikian rupa sehingga benar-benar mewakili materi yang telah dipelajari
3. Pertanyaan tes hendaknya disesuaikan dengan aspek-aspek tingkat belajar yang diharapkan
4. Tes hendaknya disusun sesuai dengan tujuan penggunaan tes itu sendiri
5. Tes disesuaikan dengan pendekatan pengukuran yang dianut, apakah mengacu pada kelompok ataukah mengacu pada patokan
tertentu
6. Tes hendaknya dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran
Contoh soal Hafalan/Ingatan (Recall) C1
Jenjang ini meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur yang telah dipelajari oleh siswa.
contoh soal:
Dalam sejarah kesusastraan Indonesia, penyair yang banyak menulis puisi kontemporer adalah .
A. W.S. Rendra
B. Ramadhan K.H
C. Sutarji Calzoum Bachri
D. Putu Wijaya
Simbol unsur perak, tembaga, dan emas secara berturut-turut adalah..
a. Ag, Cu, dan Au
b. Fe, Cu, dan Au
c. Sn, Ag, dan Cu
d. Pd, Ag, dan Cu
Untuk Menambah / menyisipkan gambar dapat dilakukan dari menu :
a. Insert, Clip Art, Picture, Pilih Gambar, OK
b. Insert, Picture, Clip Art, Pilih Gambar, OK
c. Insert, Clip Art, Pilih Gambar, Insert

d. Insert, Picture, Clip Art, Pilih Gambar, Insert


Peristiwa berikut yang termasuk perubahan kimia adalah..
a. air mendidih menjadi uap air
b. gula larut dalam air panas
c. kertas dibakar menjadi abu
d. lilin meleleh karena dinyalakan
Contoh soal Pemahaman (Comprehension) C2
Pada jenjang ini siswa diharapkan kemampuannya untuk mengerti makna dari informasi yang diperoleh baik berupa fakta, konsep, dan
prinsip.
Perbedaan prosa, puisi, dan drama dalam kesusastraan Indonesia didasarkan atas.
A. bahasa yang digunakan
B. pengembangan plot dan struktur cerita
C. perwujudan lahiriah sebuah karya sastra
D. banyaknya tokoh dalam cerita

Jika kita ingin keluar dari komunitas milis tertentu , maka langkah yang tepat adalah.
a. Menulis surat pengunduran diri dengan menggunakan surat pos
b. Melakukan sign out millis
c. Melakukan tag email
d. Melakukan Unsubscribe

Kode yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web disebut

a. HTML
b. HTTP
c. WWW
d. URL
Jumlah atom N yang terdapat pada molekul (NH4)2SO4 sebanyak..
a. 1
b. 2
c. 4
d. 6
Contoh soal Penerapan (Application) C3
Yang termasuk jenjang penerapan adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, atau metode yang telah diketahuinya dalam situasi
baru atau situasi kongkrit.
Untuk melakukan print secara otomatis tombol manakah yang harus kita tekan?
A.Crtl Z
B. Ctrl X
C. Ctrl A
D.Ctrl P

Pak Udin ingin mengetahui keterampilan siswanya dalam menggunakan mikroskop. Untuk kepentingan tersebut pak Udin telah
menentukan 7 indikator. Dari 7 indikator tersebut kemudian dibuat 7 buah pertanyaan dalam bentuk skala rating. Setiap pertanyaan
mempunyai 5 skala. Jika dari hasil pengukuran Ani memperoleh skor 20, berapa persenkah nilai yang diperoleh Ani ?
A. 20 %
B. 25 %
C. 57%

D. 71,4%
Pada Power Point, Toolbar yang dipakai untuk menampilkan secara miniatur seluruh slide yang telah dibuat digunakan :
a. Slide View
b. Outline View
c. Slide Show
d. Slide Sorter View
Jika diketahui massa atom relatif Na=23, S=32, H=1, dan O=16 maka massa molekul relatif Na2S4.5H2Oadalah..
a. 19
b. 142
c. 232
d. 264
Contoh soal Analisis (Analysis) C4
Yang dimaksud jenjang analisis adalah kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya,
sehingga struktur informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jelas.
Pak Adi menginginkan para siswanya dapat membuat karangan tentang bahaya rekayasa genetika dalam 5000 kata. Jenjang kemampuan
berpikir yang ingin dikemabangkan oleh pak Adi adalah .
A. penerapan
B. analisis
C. sintesis
D. evaluasI

Jika kita menggunakan chat pada keyboard pada saat kita menekan Ctrl alt del dan klik End Proses maka apa yang akan terjadi pada
computer tersebut?
a. Refresh

b. Restart
c. Shout Down
d. log off

Berikut ini benar tentang GPRS, kecuali


a. Akses data sampai pada kecepatan 115 kbps
b. Akses internet tanpa kabel
c. Tarif dibayar per bulan tanpa didasarkan besarnya penggunaan
d. Kita harus memiliki handphone untuk dapat mengakses internet
Dalam wadah 5 liter dimasukkan 4 mol SO3 yang terurai menurut reaksi:
2 SO3(g) <> 2 SO2(g) + O2(g)
Jika pada saat kesetimbangan tercapai masih ada 1 mol SO3. Berapakah tetapan kesetimbangannya..
a. 2,7
b. 5,4
c. 13,5
d. 27
Contoh soal Sintesis (Synthesis) C5
Yang dimaksud jenjang sintesis adalah kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian terpisah menjadi suatu keseluruhan yang
terpadu. Termasuk di dalamnya kemampuan merencanakan eksperimen, karya tulis (laporan, artikel), menyusun cara baru untuk
mengklarifikasikan obyek, peristiwa, dan informasi-informasi lainnya.
Gambar persamaan Y = kx akan selalu berbentuk .
A. parabola

B. lurus
C. plantean
D. asintosis

Topologi jaringan di mana setiap komputer terhubung langsung dengan komputer/alat lain melalui sebuah link khusus. Setiap sambungan
atau link hanya untuk berkomunikasi antara dua komputer atau alat yang dihubungkannya, merupakan kharakteristik dati topologi
a. Topologi Ring
b. Topologi Star
c.Topologi Bus
d.Topologi Mesh

Hasan mendengarkan dengan tekun Acara Pembinaan Bahasa Indonesia melalui TV. Sebentar-sebentar ia mencatat, kemudian cepat
beralih dan memperhatikan kembali kepada pembicara. Hasan tidak beranjak dari kursinya sebelum acara tersebut selesai. Berdasarkan
contoh tersebut, Hasan memiliki unsur-unsur, misalnya, konsentrasi penuh, bertujuan, berminat, siap secara fisik dan mental. Unsurunsur tersebut termasuk bagian dari
A. pembicara
B. pembicaraan
C. penyimak
D. situasi

Sebanyak 1 liter larutan CrCl3 1M dielektrolisis dengan arus 6 A. Waktu yang diperlukan untuk mengendapkan semua logam kromium
adalah..(Ar Cr= 52, F=96500 C mol -1)

a. 289500 detik
b. 96500 detik
c. 48250 detik
d. 32167 detik
Contoh soal Evaluasi (Evaluation) C6
Yang dimaksud jenjang evaluasi adalah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan
kriteria tertentu yang ditetapkan. Misalnya memilih rumusan yang didukung oleh data.
Jika diketahui potensial elektroda standar dari:
Ag+ (aq) + e > Ag(s) o = +0,80 volt
In3+ (aq) + 3e > In(s) o = -0,34 volt
Mg2+ (aq) + 2e > Mg(s) o = -2,37 volt
Mn2+ (aq) + 2e > Mn(s) o = -1,20 volt
Pasangan yang memberikan perbedaan potensial sebesar +1,14 volt adalah..
a. Ag I Ag + II Mn 2+ I Mn
b. In I In 3+ II Ag + I Ag
c. Mn I Mn 2+ II Mg 2 + I Mg
d. Ag I Ag + II In 3+ I In
Diketahui sebuah software dapat membuat sebuah extensi *.JPG dan *.TIF selain itu dapat pula melakukan pengeditan berupa gambar
dan logo serta memanipulasi efek photo, selain itu pula software ini kini sudah memasuki generasi ke 14 atau juga disebut CS4 dari
keterangan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa software tersebut.
a.Software desain grafis
b. Software statistik
c. Software desain html
d. Software angka

Suatu pabrik menyatakan bahwa lembaran alumunium yang diproduksi mempunyai tebal 0,04 cm. Setelah diambil sampel secara acak
sebanyak 100, diperoleh tebal rata-rata lembaran 0,0408 cm, dengan standar deviasi 0,004 cm. Dari sampel ini dengan = 0,10 dapat
diambil kesimpulan bahwa.
A. pertanyaan pabrik ditolak
B. pertanyaan pabrik tidak ditolak
C. tidak dapat diambil kesimpulan
D. jika = 0,20, maka pertanyaan pabrik tidak di tolak

PENYUSUNAN KISI-KISI DAN INDIKATOR PENILAIAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT


SATUAN PENDIDIKAN

A. KISI-KISI PENILAIAN
1. Pengertian
Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan
jenjang kemampuan tertentu. Fungsi kisi-kisi adalah sebagai pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi perangkat tes.
Jika Anda memiliki kisi-kisi yang baik, maka Anda akan memperoleh perangkat soal yang relatif sama sekalipun penulis soalnya
berbeda. Dalam konteks penilaian hasil belajar, kisi-kisi disusun berdasarkan silabus setiap mata pelajaran. Jadi, Anda harus
melakukan analisis silabus terlebih dahulu. Perhatikan langkah-langkah berikut ini :
Dalam praktiknya, seringkali guru di madrasah membuat soal langsung dari buku sumber. Hal ini jelas sangat keliru, karena buku
sumber belum tentu sesuai dengan silabus. Kisi-kisi ini menjadi penting dalam perencan

evaluasi, karena didalamnya terdapat sejumlah indikator sebagai acuan dalam menulis soal. Kisi-kisi soal yang baik harus memenuhi
persyaratan tertentu, antara lain :
a. Representatif, yaitu harus betul-betul mewakili isi kurikulum yang akan dievaluasi.
b. Komponen-komponennya harus terurai/rinci, jelas, dan mudah dipahami.
c. Soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.
Sebenarnya, format kisi-kisi tidak ada yang baku, karena itu banyak model format yang dikembangkan para pakar evaluasi. Namun
demikian, sekedar untuk memperoleh gambaran, format kisi-kisi dapat dibagi menjadi dua komponen pokok, yaitu komponen
identitas dan komponen matriks. Komponen identitas ditulis di bagian atas matriks, sedangkan komponen matriks dibuat dalam
bentuk kolom yang sesuai. Komponen identitas meliputi jenis/jenjang madrasah, jurusan/program studi (bila ada), bidang studi/mata
pelajaran, tahun ajaran dan semester, kurikulum acuan, alokasi waktu, jumlah soal keseluruhan, dan bentuk soal. Sedangkan
komponen matriks terdiri atas kompetensi dasar, materi, jumlah soal, jenjang kemampuan, indikator, dan nomor urut soal. Contoh:
Salah satu unsur penting dalam komponen matriks adalah indikator. Indikator adalah rumusan pernyataan sebagai bentuk ukuran
spesifik yang menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar dengan menggunakan kata kerja operasional (KKO). Dalam praktiknya,
penggunaan kata kerja operasional untuk setiap indikator harus disesuaikan dengan domain dan jenjang kemampuan yang diukur.
Berikut contoh rumusan kata kerja operasional.
a. Domain kognitif :
1) Pengetahuan/ingatan : mendefinisikan, memberikan, mengidentifikasi, memberi nama, menyusun daftar, mencocokkan,
menyebutkan, membuat garis besar, menyatakan kembali, memilih, menyatakan, dan sebagainya.
2) Pemahaman : mengubah, mempertahankan, membedakan, memprakirakan, menjelaskan, menyatakan secara luas, menyimpulkan,
memberi contoh, melukiskan kata-kata sendiri, meramalkan, menuliskan kembali, meningkatkan, dan sebagainya.
3) Penerapan : menghitung, mendemonstrasikan, mengungkapkan, mengerjakan dengan teliti, menjalankan, menghubungkan,
menunjukkan, memecahkan, menggunakan, dan sebagainya.
4) Analisa : mengurai, membuat diagram, memisah-misahkan, menggambarkan kesimpulan, membuat garis besar, menghubungkan,
merinci, dan sebagainya.5) Sintesa : menggolongkan, menggabungkan, menghimpun, menciptakan, merencanakan, menjelaskan,
membangkitkan, mengorganisir, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, dan sebagainya.
6) Evaluasi : menilai, membandingkan, mempertentangkan, mengeritik, membeda-bedakan, mempertimbangkan kebenaran,
menyokong, dan sebagainya.
b. Domain afektif :
1) Kemauan menerima : bertanya, memilih, menggambarkan, mengikuti, memberi, berpegang teguh, menjawab, menggunakan, dan
sebagainya.
2) Kemauan menanggapi : menjawab, membantu, memperbincangkan, memberi nama, menunjukkan, mempraktikkan, mengemukakan,
membaca, melaporkan, menuliskan, memberitahu, dan sebagainya.
3) Berkeyakinan : melengkapi, menggambarkan, membeda-bedakan, mengusulkan, bekerjasama, mencoba, dan sebagainya.
4) Ketekunan, ketelitian : merevisi, melaksanakan, memeriksa kebenaran, melayani, dan sebagainya.
c. Domain psikomotor :

Menirukan, menggunakan, artikulasi (mengucapkan dengan nyata, menyatukan dengan menyambung), mewujudkan, membina,
menukar, membersihkan, menyusun, menghubungkan, melatih, mengikuti, membuat bagan, melokalisir, mengikat, mencampur,
mengasah/menajamkan, mengaduk, mengerjakan dengan teliti, memulai, memanaskan, mengidentifikasi, dan sebagainya.
Rumusan indikator sebenarnya hampir sama dengan tujuan pembelajaran khusus atau tujuan tingkah laku (behavioral objective).
Bedanya, kalau tujuan pembelajaran 3khusus harus dirumuskan dengan lengkap. Contoh :
a. Siswa dapat menyebutkan empat komponen dalam sistem komputer.
b. Siswa dapat menjelaskan fungsi monitor dalam pesawat komputer.
c. Siswa dapat membedakan antara hard-ware dengan soft-ware.
Manfaat adanya indikator adalah (a) guru dapat memilih materi, metode, media, dan sumber belajar yang tepat, sesuai dengan
kompetensi yang telah ditetapkan, dan (b) sebagai pedoman dan pegangan bagi guru untuk menyusun soal atau instrument
penilaian lain yang tepat, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Untuk mengukur pencapaian target dalam indikator, sebaiknya Anda menyusun butir soal dalam format khusus. Hal ini bermanfaat
untuk menimbang apakah rumusan indikator sudah benar atau belum, dan apakah sudah konsisten antara indikator dengan butir
soal. Contoh :

A. PENGEMBANGAN INDIKATOR
1. Pengertian
Indikator merupakan penanda pencapaian Kompetensi Dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku
yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai
dengan karakteristik peserta didik,mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan
dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
a. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata
kerja yang digunakan dalam Kompetensi Dasar
b. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah
c. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat,
dan lingkungan/daerah.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian,
terdapat dua rumusan indikator, yaitu:
a. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal
sebagai indikator
b. Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun

kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai


indikator soal.Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional.
Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang
menjadi media pencapaian kompetensi.
2. Fungsi Indikator
Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam
mengembangkan pencapaian kompetensi berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Indikator berfungsi sebagai berikut:
a. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indicator yang dikembangkan. Indikator yang
dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang
efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta
lingkungan.
b. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran
Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat dicapai secara maksimal.
Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan indikator yang dikembangkan, karena
indikator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi.
Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan
pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discoveryinquiry.
c. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna
menunjang pencapaian kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan
indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.
d. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar. Indikator menjadi pedoman
dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan
acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian.
Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator pencapaian yang dikembangkan sesuai
dengan tuntutan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
3. Mekanisme Pengembangan Indikator
a. Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Langkah pertama
pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan

untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat
mengembangkan indikator melebihi standar minimal tersebut. Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui
kata kerja operasional yang digunakan dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat
diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata
kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan. Tingkat
penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang diinginkan. Klasifikasi tingkat kompetensi
berdasarkan kata kerja yang digunakan disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Tingkat Kompetensi Kata Kerja Operasional
No Klasifikasi Tingkat
Kompetensi

Kata Kerja Operasional yang


Digunakan

Berhubungan dengan
mencari keterangan
(dealing with retrieval)

1.Mendeskripsikan (describe)
2.Menyebutkan kembali (recall)
3.Melengkapi (complete)
4.Mendaftar (list)
5.Mendefinisikan (define)
6.Menghitung (count)
7.Mengidentifikasi (identify)
8.Menceritakan (recite)
9.Menamai (name)

Memproses
(processing)

1.Mensintesis (synthesize)
2.Mengelompokkan (group)
3.Menjelaskan (explain)
4.Mengorganisasikan (organize)
5.Meneliti/melakukan
eksperimen (experiment)
6.Menganalogikan
(make
analogies)
7.Mengurutkan (sequence)
8.Mengkategorikan (categorize)

9. Menganalisis (analyze)
10.Membandingkan (compare)
11.Mengklasifikasi (classify)
12.Menghubungkan (relate)
13.Membedakan (distinguish)
14.Mengungkapkan
sebab
(state causality)
3

Menerapkan dan
mengevaluasi
(Application and
Evaluation)

1.Menerapkan
suatu
prinsip
(applying a principle)
2.Membuat
model
(model
building)
3.Mengevaluasi (evaluating)
4.Merencanakan (planning)
5.Memperhitungkan/meramalka
n kemungkinan
(extrapolating)
6.Memprediksi (predicting)
7.Menduga/Mengemukakan
pendapat/ mengambil
kesimpulan (inferring)
8.Meramalkan
kejadian
alam/sesuatu (forecasting)
9.Menggeneralisasikan
(generalizing)
10.Mempertimbangkan
/memikirkan
kemungkinan-kemungkinan
(speculating)
11.Membayangkan
/mengkhayalkan/
mengimajinasikan (Imagining)
12.Merancang (designing)

13.Menciptakan (creating)
14.Menduga/membuat dugaan/
kesimpulan awal
(hypothezing)
Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan penekanan aspek yang diinginkan,
mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Pengembangan indikator harus mengakomodasi
kompetensi sesuai tendensi yang digunakan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jika aspek
keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan keterampilan
yang diinginkan. Klasifikasi kata kerja berdasarkan aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik disajikan dalam
tabel 2, 3, dan 4.
Tabel 2 : Kata Kerja Ranah Kognitif
Pengetahua
n
Mengutip
Menyebutkan
Menjelaskan
Menggambar
Membilang
Mengidentifik
asi
Mendaftar
Menunjukkan
Memberi
label
Memberi
indeks
Memasangka
n
Menamai
Menandai
Membaca
Menyadari
Menghafal

Pemahaman

Penerapan

Analisis

Sintesis

Penilaian

Memperkirakan Menugaskan
Menganalisis
Mengabstraksi Membandingka
Menjelaskan
Mengurutkan Mengaudit
Mengatur
n
Mengkategorika Menentukan
Memecahkan Menganimasi
Menyimpulkan
n
Menerapkan
Menegaskan
Mengumpulkan Menilai
Mencirikan
Menyesuaikan Mendeteksi
Mengkategorika Mengarahkan
Merinci
Mengkalkulasi Mendiagnosis n
Mengkritik
Mengasosiasika Memodifikasi Menyeleksi
Mengkode
Menimbang
n
Mengklasifikasi Merinci
Mengombinasika Memutuskan
Membandingka Menghitung
Menominasikan n
Memisahkan
n
Membangun
Mendiagramka Menyusun
Memprediksi
Menghitung
Membiasakan n
Mengarang
Memperjelas
Mengkontraska Mencegah
Megkorelasikan Membangun
Menugaskan
n
Menentukan
Merasionalkan Menanggulangi Menafsirkan
Mengubah
Menggambarka Menguji
Menghubungkan Mempertahanka
Mempertahank n
Mencerahkan Menciptakan
n
an
Menggunakan Menjelajah
Mengkreasikan Memerinci
Menguraikan
Menilai
Membagankan Mengoreksi
Mengukur
Menjalin
Melatih
Menyimpulkan Merancang
Merangkum
Membedakan Menggali
Menemukan
Merencanakan Membuktikan
Mendiskusikan Mengemukakan Menelaah
Mendikte
Memvalidasi

Meniru
Mencatat
Mengulang
Mereproduksi
Meninjau
Memilih
Menyatakan
Mempelajari
Mentabulasi
Memberi
kode
Menelusuri
Menulis

Menggali
Mengadaptasi Memaksimalka Meningkatkan
Mengetes
Mencontohkan Menyelidiki
n
Memperjelas
Mendukung
Menerangkan Mengoperasika Memerintahkan Memfasilitasi
Memilih
Mengemukakan n
Mengedit
Membentuk
Memproyeksika
Mempolakan
Mempersoalkan Mengaitkan
Merumuskan
n
Memperluas
Mengkonsepka Memilih
Menggeneralisas
Menyimpulkan n
Mengukur
i
Meramalkan
Melaksanakan Melatih
Menggabungkan
Merangkum
Meramalkan
Mentransfer
Memadukan
Menjabarkan
Memproduksi
Membatas
Memproses
Mereparasi
Mengaitkan
Menampilkan
Menyusun
Menyiapka
Mensimulasika
n
n
Memproduksi
Memecahkan
Merangkum
Melakukan
Merekonstruksi
Mentabulasi
Memproses
Meramalkan

Tabel 3. Kata Kerja Ranah Afektif


Menerima
Memilih
Mempertanyaka
n
Mengikuti
Memberi
Menganut
Mematuhi
Meminati

Menanggapi
Menjawab
Membantu
Mengajukan
Mengompromikan
Menyenangi
Menyambut
Mendukung
Menyetujui
Menampilkan
Melaporkan
Memilih
Mengatakan
Memilah

Menilai
Mengasumsikan
Meyakini
Melengkapi
Meyakinkan
Memperjelas
Memprakarsai
Mengimani
Mengundang
Menggabungkan
Mengusulkan
Menekankan
Menyumbang

Mengelola
Menghayati
Menganut
Mengubah perilaku
Mengubah
Berakhlak mulia
Menata
Mempengaruhi
Mengklasifikasikan Mendengarkan
Mengombinasikan Mengkualifikasi
Mempertahankan Melayani
Membangun
Menunjukkan
Membentuk
Membuktikan
pendapat
Memecahkan
Memadukan
Mengelola
Menegosiasi
Merembuk

Menolak

Tabel 4. Kata Kerja Ranah Psikomotor


Menirukan
Mengaktifkan
Menyesuaikan
Menggabungkan
Melamar
Mengatur
Mengumpulkan
Menimbang
Memperkecil
Membangun
Mengubah
Membersihkan
Memposisikan
Mengonstruksi

Memanipulasi
Mengoreksi
Mendemonstrasika
n
Merancang
Memilah
Melatih
Memperbaiki
Mengidentifikasika
n
Mengisi
Menempatkan
Membuat
Memanipulasi
Mereparasi
Mencampur

Pengalamiahan
Mengalihkan
Menggantikan
Memutar
Mengirim
Memindahkan
Mendorong
Menarik
Memproduksi
Mencampur
Mengoperasikan
Mengemas
Membungkus

Artikulasi
Mengalihkan
Mempertajam
Membentuk
Memadankan
Menggunakan
Memulai
Menyetir
Menjeniskan
Menempel
Menseketsa
Melonggarkan
Menimbang

4. Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan


Sekolah
Pengembangan indikator mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan
sekolah karena indikator menjadi acuan dalam penilaian. Sesuai Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun
2005, karakteristik penilaian kelompok mata pelajaran adalah sebagai berikut.
Kelompok Mata
Pelajaran

Mata Pelajaran

Aspek yang Dinilai

Agama dan Akhlak


Mulia
Kewarganegaraan dan
Kepribadian

Pendidikan Agama

Afektif dan Kognitif

Pendidikan
Kewarganegaraan

Afektif dan Kognitif

Jasmani Olahraga dan


Kesehatan

Penjas Orkes

Psikomotorik, Afektif, dan


Kognitif

Estetika
Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi

Seni Budaya
Matematika, IPA, IPS
Bahasa, dan TIK.

Afektif dan Psikomotorik


Afektif, Kognitif, dan/
atau Psikomotorik sesuai
karakter mata pelajaran

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dari mata pelajaran lainnya.
Perbedaan ini menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan indikator. Karakteristik mata
pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar, membaca, berbicara dan menulis sangat berbeda
dengan mata pelajaran matematika yang dominan pada aspek analisis logis. Guru harus melakukan kajian
mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran sebagai acuan mengembangkan indikator. Karakteristik
mata pelajaran dapat dikaji pada dokumen standar isi mengenai tujuan, ruang lingkup dan Standar
Kompetensi serta Kompetensi Dasar masing-masing mata pelajaran.
Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik peserta didik yang unik dan beragam.
Peserta didik memiliki keragaman dalam intelegensi dan gaya belajar. Oleh karena itu indikator selayaknya
mampu mengakomodir keragaman tersebut. Peserta didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau
psiko-kinestetik selayaknya diakomodir dengan penilaian yang sesuai sehingga kompetensi siswa dapat
terukur secara proporsional. Sebagai contoh dalam mata pelajaran fisika terdapat indikator sebagai
berikut:
a.Membuat model atom Thomson, Rutherford, dan Niels Bohr dengan menggunakan bahan kertas,
steroform, atau lilin mainan.
b.Memvisualisasikan perbedaan model atom Thomson, Rutherford, dan Niels Bohr. Indikator pertama tidak
mengakomodir keragaman karakteristik peserta didik karena siswa dengan intelegensi dan gaya belajar
visual verbal dapat mengekspresikan melalui cara lain, misalnya melalui lukisan atau puisi. Karakteristik

sekolah dan daerah menjadi acuan dalam pengembangan indikator karena target pencapaian sekolah tidak
sama. Sekolah kategori tertentu yang melebihi standar minimal dapat mengembangkan indikator lebih
tinggi. Termasuk sekolah bertaraf internasional dapat mengembangkan indikator dari SK dan KD dengan
mengkaji tuntutan kompetensi sesuai rujukan standar internasional yang digunakan. Sekolah dengan
keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan dalam mengembangkan indikator.
5. Menganalisis Kebutuhan dan Potensi
Kebutuhan dan potensi peserta didik, sekolah dan daerah perlu dianalisis untuk dijadikan bahan
pertimbangan dalam mengembangkan indikator. Penyelenggaraan pendidikan seharusnya dapat melayani
kebutuhan peserta didik, lingkungan, serta mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Peserta
didik mendapatkan pendidikan sesuai dengan potensi dan kecepatan belajarnya, termasuk tingkat potensi
yang diraihnya. Indikator juga harus dikembangkan guna mendorong peningkatan mutu sekolah di masa
yang akan datang, sehingga diperlukan informasi hasil analisis potensi sekolah yang berguna untuk
mengembangkan kurikulum melalui pengembangan indikator.
6. Merumuskan Indikator
Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap Kompetensi Dasar dikembangkan sekurang-kurangnya
menjadi tiga indikator
b. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan
dalam SK dan KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan
melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.
c. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.
d. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi
pembelajaran.
e. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja
operasional yang sesuai.
f. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah
kognitif, afektif, dan/atau psikomotorik.
7. Mengembangkan Indikator Penilaian
Indikator penilaian merupakan pengembangan lebih lanjut dari indikator (indikator pencapaian
kompetensi). Indikator penilaian perlu dirumuskan untuk dijadikan pedoman penilaian bagi guru, peserta

didik maupun evaluator di sekolah. Dengan demikian indikator penilaian bersifat terbuka dan dapat diakses
dengan mudah oleh warga sekolah.Setiap penilaian yang dilakukan melalui tes dan non-tes harus sesuai
dengan indikator penilaian. Indikator penilaian menggunakan kata kerja lebih terukur dibandingkan dengan
indikator (indikator pencapaian kompetensi).
Rumusan indikator penilaian memiliki batasan-batasan tertentu sehingga dapat dikembangkan
menjadi instrumen penilaian dalam bentuk soal, lembar pengamatan, dan atau penilaian hasil karya atau
produk, termasuk penilaian diri. Pengembangan indikator dapat menggunakan format seperti contoh
berikut.

Kompetensi Dasar/
Indikator

Indikator Penilaian

Bentuk

.Mendeskripsikan
perkembangan teori
atom

Siswa
dapatPenilaian hasil
memvisualisasikan
karya/produk
bentuk atom Thomson,
Rutherford, dan Bohr

Mendeskripsikan
karakteristik teori atom
Thomson, Rutherford,
Niels Bohr, dan
mekanika kuantum

Siswa
dapatPenilaian sikap
menunjukkan sikap
kerjasama,
minat
dan
kreativitas,
serta
komitmen melaksanakan
tugas
dalam
kerja
kelompok

Menghitung perubahan Siswa


dapatTes tertulis
energi elektron yang
menunjukkan
mengalami eksitasi
kelemahan
dari
teori
atom
Thomson,
Rutherford, atau Niels

Menghitung panjang
gelombang terbesar
dan terkecil pada deret
Lyman, Balmer, dan
Paschen pada spectrum
atom hidrogen

Bohr
Siswa dapat menghitung
energi
dan momentum sudut
electron berdasarkan teori
atom Bohr
Siswa dapat menghitung
besar
momentum
sudut
berdasarkan
teori
atom
mekanika
kuantum
Siswa dapat menghitung
panjang
gelombang atau frekuensi
terbesar
dari deret Lyman, Balmer,
atau
Paschen
Siswa dapat menerapkan
konsep
energi ionisasi, energi
foton, dan/
atau
energi
foton
berdasarkan
data
dan
deskripsi
elektron dalam
atom.

Tes tertulis

Tes tertulis

Tes tertulis

Tes tertulis

8. Manfaat Indikator Penilaian


Indikator Penilaian bermanfaat bagi :
a.Guru dalam mengembangkan kisi-kisi penilaian yang dilakukan melalui tes (tes tertulis seperti ulangan
harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester, tes praktik, dan/atau tes perbuatan)
maupun non-tes.
b.Peserta didik dalam mempersiapkan diri mengikuti penilaian tes
maupun non-tes. Dengan demikian siswa dapat melakukan self assessment untuk mengukur kemampuan
diri sebelum mengikuti penilaian sesungguhnya.
c.Pimpinan sekolah dalam memantau dan mengevaluasi keterlaksanaan pembelajaran dan penilaian di
kelas.
d.Orang tua dan masyarakat dalam upaya mendorong pencapaian kompetensi siswa lebih maksimal

Anda mungkin juga menyukai