Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Cacing-cacing yang termasuk dalam filum ini, hidup didalam tanah
lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya annelida hidup bebas,
ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewanhewan aquatis, dan ada juga yang bersifat parasit pada vertebrata.
(Kastawi, 2005: 155)
Annelida adalah kelompok hewan dengan bentuk tubuh seperti
susunan cincin, gelang-gelang atau ruas-ruas. Istilah kata annelida berasal
dari bahasa Yunani dari kata annulus yang berarti cincin, dan oidos yang
berarti bentuk. Annelida merupakan cacing dengan tubuh bersegmen,
tripoblastik dengan rongga tubuh sejati (hewan selomata) dan bernafas
melalui kulitnya. Terdapat sekitar 15.000 spesies annelida dengan panjang
tubuh mulai dari 1 mm sampai 3 m. Filum annelida hidup di air tawar, air
laut, dan di tanah. Umumnya annelida hidup secara bebas meskipun ada
yang bersifat parasit.

Sumber: google.co.id

Gambar 1. Annelida
A. CIRI-CIRI ANNELIDA (CACING GELANG)
Annelida memiliki ciri-ciri atau karakteristik antara lain sebagai berikut
:
Memiliki tubuh bersegmen (beruas-ruas yang mirip dengan cincin)
dan memiliki otot.
Bersifat tripoblastik selomata, simetri bilateral, dan metameri
Mempunyai sistm pencernaan sempurna (mulut, kerongkongan,
perut, perut otot, tembolok, usus, dan anus.
Tubuh di lapisi dengan kutikula tipis dan lembab
Sistem respirasi melalui permukaan kulit dan berlangsung difusi
Sistem syaraf berupa ganglion otak dan tali syaraf yang tersusun
dari tangga tali
Sistem peredaran darah annelida adalah tertutup dengan tersusun
dari pembuluh darah yang mempunyai hemoglobin

Sistem ekskresinya berupa nefridia atau nefrostom


Sifat kelamin annelida adalah hemaprodit, jadi reproduksi secara
genetif dengan cara konjugasi, dan secara vegetatif dengan
fragmentasi/generasi (mempunyai daya regenerasi yang tinggi).
B. SISTEM ORGAN ANNELIDA
Sistem Peredaran Darah: Annelida memiliki sistem peredaran
darah tertutup dan pada pembulu darah mengandung hemoglobin,
sehingga darah berwarna merah. Fungsi pembulu darah annelida
adalah menghantarkan nutrisi dan oksigen keseluruh tubuh.
Dibagian kulit, terdapat sejumlah pembulu darah kecil, karena
bernafas melalui kulit.
Sistem Pernafasan: Annelida dalam sistem pernafasan
berlangsung diseluruh kulit permukaan tubuhnya, tetapi ada
sumber yang menyatakan bahwa, ada juga spesies yang melalui
insang.
Sistem Pencernaan:
Annelida memiliki sistem pencernaan
lengkap yang terdiri dari mulut, faring, esofagus, usus, dan anus.
Sistem Ekskresi: Annelida memiliki organ ekskresi berupa
nefridia (organ ekskresi yang merupakan saluran), nefrostom
(corong bersilia dalam tubuh), dan nefrotor (pori tubuh tempat
kotoran keluar). Setiap segmen memiliki organ ekskresinya
masing-masing.
Sistem Reproduksi: Annelida memiliki sistem perkembangbiakan
secara seksual. Satu annelida mempunyai 2 alat kelamin yaitu
jantan dan betina (hermafrodit), tetapi reproduksi secara aseksual
tetap membutuhkan dua individu yang akan mmengatur dirinya
sedemikian rupaa sehingga dapat menukarkan sperma. Lalu, dari
hasil sperma tersebut, akan di lepas dari kepala cacing, tinggal
dan berkembang biak dalam tanah. Sebagian annelida
bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi diikuti dengan
regenerasi.
Annelida yang sering juga disebut Annulata adalah cacing yang
bersigmen, hidup dalam air tawar, air laut, dan di darat. Beberapa di
antaranya hidup sebagai parasit. Pada annelida terdapat selom, yang oleh
septum-septum transversal di bagi menjadi kopartemen-kopartemen.
Hewan-hewan itu mempunyai sistem digesti, syaraf, eksresi dan
reproduksi yang majemuk. Sebagian besar Annelida mempunyai sistem
pembulu yang didalamnya terdapat darah yang bersirkulasi. Hewanhewan itu bersifat deisius atau hermafrodit, walaupun pada beberapa jenis
terjadi reproduksi aseksual kebanyakan annelida menghasilkan larva yang
bersilia dan disebut larva trokofor. (Brotowidjoyo, 2001)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. KLASIFIKASI
Cacing laut (Nereis sp.)

Gambar 2. Morfologi Cacing Laut (Nereis sp.)


Klasifikasi cacing laut (Nereis sp.) menurut Suwignyo dkk. (2005)
adalah :
Kingdom :Animalia
Phylum : Annelida
Kelas :
Polychaeta
Sub Kelas :
Errantia
Famili :
Nereidae
Genus : Nereis
Spesies : Nereis sp.
2. MORFOLOGI DAN ANATOMI
Bentuk morfologi dan anatomi pada cacing laut sangat beragam. Spasi
umumnya berukuran 5-10 cm dengan diameter 2-10 mm. Pada setiap sisi
lateral ruas tubuhnya kecuali kepala dan bagian ujung posterior, terdapat
sepasang parapodia dengan sejumlah besar setae yang terdiri atas
notopodium dan neuropodium, masing-masing di sangga oleh sebuah
batang kitim yang disebut acicula. Pada notopodium terdapat cirrus
ventral. Bentuk parapodia dan setae pada setiap jenis tidak sama. Pada
prosomium terdapat mata, antena,dan sepasng palp (Suwignyo dkk,
2005).

Gambar 3.
3. HABITAT DAN PENYEBARAN
Cacing laut (Nereis sp.) banyak di temui d pantai , sangat banyak
terdapat pada pantai cadas, paparan lumpur dan sangat umum di temui di
pantai pasir. Beberapa jenis hidup di bawah batu, dalam lubang lumpur
dan liang di dalam batu karang, dan ada juga yang terdapat pada air
tawar sampai 60 km dari laut, seperti di Bogor.
4. REPRODUKSI DAN DAUR HIDUP
Reproduksi pada Cacing laut (Nereis sp.) terjadi baik bagi secara
aseksual maupun seksual. Reproduksi seksual terjadi dengan cara
pertunasan dan pembelahan namun kebanyakan
hanya melakukan
reproduksi secara seksual saja dan biasanya pada dioecious.
Pada
dasarnya hampir semua menghasilkan gamit, namun bebrapa jenis hanya
beberapa ruas saja. Pada beberapa jenis cacing dengan gamit yang telah
matang akan berenang menjadi cacing pelagis, setelah tubuhnya koyokkoyok dan gamit berhamburan di air laut maka cacing tersebut mati,
pembuahan terjadi di air laut (Suwignyo dkk, 2005).
5. MAKANAAN DAN KEBIASAAN MAKAN
Cara makan Cacing laut (Nereis sp.) bermacam-macam sesuai dengan
kebiasaan hidupnya, karnivora, omnivora, herbivora dan adapula yang
memakan detritus. Pemakan endapan secara langsung maupun tidak
langsung, secara langsung dengan menelan pasir dan lumpur dalam
lorongnya (sarangnya). Mangsa terdiri dari berbagai anvertebrata kecil,
yang ditangkap dengan pharynx atau probosis yang dijulurkan.
6. NILAI EKONOMIS
Cacing Polychaeta merupakan makanan alami yang baik bagi udang
windu (peneaeus monodon) ditambak, menjadikan warna udang lebih
cemerlang sehingga meningkatkan mutu dan nilai jual udang tersebut
(Aslan dkk, 2007).

Anda mungkin juga menyukai