Anda di halaman 1dari 12

Buku Pegangan Guru

Kata Pengantar

Matematika adalah bahasa universal untuk menyajikan gagasan atau


pengetahuan secara formal dan presisi sehingga tidak memungkinkan terjadinya
multi tafsir.Penyampaiannya adalah dengan membawa gagasan dan pengetahuan
konkret ke bentuk abstrak melalui pendefinisian variabel dan parameter sesuai
dengan yang ingin disajikan. Penyajian dalam bentuk abstrak melalui matematika
akan mempermudah analisis dan evaluasi selanjutnya.
Permasalahan terkait gagasan dan pengetahuan yang disampaikan secara
matematis akan dapat diselesaikan dengan prosedur formal matematika yang
langkahnya sangat presisi dan tidak terbantahkan. Karenanya matematika
berperan sebagai alat komunikasi formal paling efisien. Perlu kemampuan
berpikir kritis-kreatif untuk menggunakan matematika seperti uraian diatas:
menentukan variabel dan parameter, mencari keterkaitan antar variabel dan
dengan parameter, membuat dan membuktikan rumusan matematika suatu
gagasan, membuktikan kesetaraan antar beberapa rumusan matematika,
menyelesaikan model abstrak yang terbentuk, dan mengkonkretkan nilai abstrak
yang diperoleh.
Buku Matematika Kelas VII untuk Pendidikan Menengah Pertama ini disusun
dengan tujuan memberi pengalaman konkret-abstrak kepada peserta didik seperti
uraian diatas. Pembelajaran matematika melalui buku ini akan membentuk
kemampuan peserta didik dalam menyajikan gagasan dan pengetahuan konkret

lingkaran

Buku Pegangan Guru

secara abstrak, menyelesaikan permasalahan abstrak yang terkait, dan berlatih


berfikir rasional, kritis dan kreatif.
Melalui

penggunaan

buku

ini

diharapkan

siswa

dan

guru

dapat

memaksimalkan pembelajaran di dalam kelas sehingga tujuan pembelajaran yang


akan dicapai dapat terealisasikan dengan baik, dan peserta didik akan lebih merasa
senang dalam mengikuti proses pembelajaran matematika di kelas. Buku ini juga
telah menjabarkan kesuluruhan kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh
guru dan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang di terapkan dalam buku ini peserta
didik dituntut untuk dapat mengaktifkan dan melibatkan dirinya secara langsung
di dalam proses pembelajaran dan tidak menutup kemungkinan untuk mencari dan
memperoleh informasi dari sumber belajar yang lain yang pada akhirnya akan
memperkaya khazanah pengetahuan peserta didik itu sendiri.
Melalui buku ini guru juga dituntut untuk lebih berkreasi dan berinovasi di
dalam menciptakan suasana pembelajaran yang dinamis serta dapat melibatkan
peserta didik untuk lebih aktif dan tanpa merasa beban dalam mengikuti
pembelajaran matematika di kelas. Buku ini juga masih tergolong jauh dari
kesempurnaan, sedemikian hingga saya mengharapkan para pembaca dan
pengguna buku ini untuk berasama-sama memberikan kritikan dan saran guna
perbaikan yang jauh lebih baik lagi.

Medan,
Muhammad Daut Siagian

lingkaran

ii

Buku Pegangan Guru

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR

......................................................................

DAFTAR ISI

......................................................................

iii

SALAM PERUBAHAN ......................................................................

iv

DESKRIPSI SINGKAT PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI ..

vi

LINGKARAN

......................................................................

A. Kompetensi Dasar dan Pengalaman ...........................................

B. Peta Konsep

......................................................................

C. Materi Pembelajaran ..................................................................

1. Menemukan Konsep Lingkaran ...........................................

2. Unsur-Unsur Lingkaran .......................................................

3. Menemukan Pendekatan Nilai

untuk Menentukan

Keliling dan Luas Lingkaran ................................................

13

4. Menghitung Besaran-Besaran Bagian Lingkaran ................

45

D. Kunci Jawaban Latihan ..............................................................

66

lingkaran

iii

Buku Pegangan Guru

Salam untuk Guru


Bapak, Ibu guru kami yang terhormat, banyak hal yang sudah kita lakukan
sebagai

usaha

membelajarkan

peserta

didik

dengan

harapan,

mereka

berketuhanan, berperikemanusiaan, berpengetahuan, dan berketerampilan melalui


pendidikan matematika. Harapan dan tugas mulia ini cukup berat, menuntut
tanggung jawab yang tidak habis-habisnya dari generasi ke generasi.
Banyak masalah pembelajaran matematika yang kita hadapi, bagaikan
menelusuri sebuah lingkaran dengan titik-titik masalah yang tak berhingga
banyaknya. Salah satu kemampuan siswa saat ini yang dipandang masih rendah
adalah kemampuan siswa dalam melihat keterkaitan-keterikana matematika.
Menurut Bruner tak ada konsep atau operasi yang tak terkoneksikan dengan
konsep atau operasi lain dalam suatu sistem, karena merupakan suatu kenyataan
bahwa esensi matematika adalah sesuatu yang terkait dengan sesuatu yang
lainnya. Dengan demikian, agar siswa berhasil dalam belajar matematika, siswa
harus lebih banyak diberi kesempatan untuk melihat kaitan-kaitan itu.
Artinya, guru sebagai orang yang pertama dan yang utama bertindak sebagai
pengembang kurikulum yang mengenal karakteristik siswa dengan baik, dituntut
bekerjasama memikirkan jalan keluar permasalahan yang terjadi. Pola
pembelajaran yang bagaimana yang sesuai dengan karakteristik matematika dan
karakteristik peserta didik di sekolah Bapak/Ibu dan dapat menumbuhkan serta
menanamkan kemampuan dalam melihat keterkaitan-keterkaikan matematika
(koneksi matematika).

lingkaran

iv

Buku Pegangan Guru

Salah satu alternatif, kita akan mengembangkan pembelajaran matematika


berbasis paham konstruktivisme. Buah pikiran ini didasari prinsip bahwa: (1)
setiap anak lahir di bumi, mereka telah memiliki potensi, (2) cara berpikir,
bertindak, dan persepsi setiap orang dipengaruhi budaya, (3) matematika adalah
produk budaya, yaitu hasil konstruksi sosial dan sebagai alat pemecahan masalah
kehidupan, dan (4) matematika adalah hasil abstraksi pikiran manusia. Untuk itu
diperlukan perangkat pembelajaran, media pembelajaran, asesmen otentik dalam
pelaksanaan proses pembelajaran di kelas.
Dalam buku ini deikambangkan bagaimana suatu materi pelajaran dikaitkan
dengan sesuai indikator dalam koneksi matematis. Berbagai konsep, aturan dan
sifat-sifat dalam matematika ditemukan melalui pemecahan masalah nyata, media
pembelajaran, yang terkait dengan materi yang diajarkan. Seluruh materi yang
diajarkan berkiblat pada pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum
matematika 2013. Semua petunjuk yang diberikan dalam buku ini hanyalah
pokok-pokoknya

saja.

Oleh

karena

itu,

Bapak

dan

Ibu

guru

dapat

mengembangkan dan menyesuaikan dengan keadaan dan suasana kelas saat


pembelajaran berlangsung.
Akhirnya, tidak ada gading yang tak retak. Rendahnya kualitas pendidikan
matematika adalah masalah kita bersama. Mari kita lakukan tugas mulia ini
sebaik-baiknya, semoga buku petunjuk guru ini dapat digunakan dan bermanfaat
dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika di sekolah.

lingkaran

Buku Pegangan Guru

DESKRIPSI SINGKAT PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI


(SOMATIS, AUDITORI, VISUAL DAN INTELEKTUAL)
Pendekatan pembelajaran yang diterapkan dalam buku ini adalah
pendekatan pembelajaran SAVI (somatic, audtori, visual dan intelektual).
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar
haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Pendekatan SAVI
diperkenalkan pertama kali oleh Dave Meier. Prinsip pada pembelajaran ini
adalah bahwa manusia memiliki empat dimensi yakni: tubuh atau somatis (S),
pendengaran atau auditori (A), penglihatan atau visual (V), dan pemikiran atau
intelektual (I).
Somatis yang bermakna gerakan tubuh (hand-on, aktivitas fisik) dimana
belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditori yang bermakna bahwa belajar
haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi,
argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi; Visual yang bermakna
belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar,
mendemontrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga; dan
Intelektual yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan
berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih
menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan,
mencipta, mengkontruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
Pembelajaran matematika yang diharapkan pada prakteknya di kelas
adalah dapat melibatkan siswa secara aktif artinya pembelajaran lebih terpusat
pada siswa dengan memberinya keleluasaan dalam memecahkan dan memahami

lingkaran

vi

Buku Pegangan Guru

masalah serta agar lebih leluasa dalam mengungkapkan gagasan dan ide di dalam
pembelajaran.Peran guru di harapkan dapat lebih membimbing siswa dalam
pembelajaran agar siswa lebih terarah dalam mengoptimalkan kemampuannya.
Rancangan pembelajaran yang diterapkan merujuk lima komponen utama
pendekatan pembelajaran yang dijabarkan sebagi berikut:
1. Sintaks
Pengelolaan pembelajaran terdiri dari lima tahapan pembelajaran, yaitu:
a. Persiapan
Pada tahapan persiapan diawalai dengan menginformasikan kepada siswa
kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai siswa melalui pembelajaran
materi yang akan diajarkan. Kemudian guru memberikan persepsi positif dan
memberikan

motivasi

pada

siswa

melalui

pemaparan

manfaat

materi

pembelajaran matematika yang akan dibahas. Selanjutnya memberikan siswa


pemahaman agar melibat dirinya secara aktif di dalam pembelajaran, menemukan
konsep matematika melalui penyelesaian masalah-masalah yang ada. Dengan
demikian penguasaan siswa akan lebih baik dan akan lebih bertahan lama karena
siswa mengalaminya sendiri.
b. Penyampaian
Pada tahap ini guru membantu siswa menemukan materi belajar yang baru
dengan cara menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindra, dan cocok
untuk semua gaya belajar. Inti dalam tahapan ini adalah mengorganisasikan siswa
ke dalam sebuah kelompok belajar.Pembentukan kelompok belajar menerapkan
prinsip kooperatif, yakni keheterogenan anggota kelompok dari segi karakteristik

lingkaran

vii

Buku Pegangan Guru

(kemampuan dan jenis kelamin) siswa, berbeda budaya, berbeda agama dengan tujuan
agar siswa terlatih bekerjasama, berkomunikasi, menumbuhkan rasa toleransi dalam
perbedaan, saling memberi ide dalam penyelesaian masalah, saling membantu dan
berbagi informasi.

c. Pelatihan
Setelah siswa terbentuk dalam kelompok maka guru meminta siswa untuk

menyelesaikan maslah-masalah yang ada di dalam secara aktif, dan mendiskusikan


hasil pemikiran melalui belajar kelompok.Selanjutnya menyelesaikan lembar aktivitas

yang telah disusun. Guru meminta siswa memahami masalah dan mendiskusikan hasil
pemikirannya dalam kelompok, dan dilanjutkan berdialog secara interaktif (berdebat,
bertanya, mengajukan ide-ide, berdiskusi) dengan kelompok lain dengan arahan guru.
Antar anggota kelompok saling bertanya-jawab, berdebat, merenungkan hasil pemikiran
teman, mencari ide dan jalan keluar penyelesaian masalah.Setiap kelompok memadu hasil
pemikiran dan menuangkannya dalam sebuah lembar Mari Beraktivitas yang dirancang
guru.Jika semua anggota kelompok mengalami kesulitan memahami dan menyelesaikan
masalah, maka salah seorang dari anggota kelompok bertanya pada guru sebagai
panutan.Selanjutnya guru memberi arahan dan bimbingan, yaitu berupa pemberian
petunjuk, memberi kemudahan pengerjaan siswa, contoh analogi, struktur, bantuan jalan
keluar sampai saatnya siswa dapat mengambil alih tugas-tugas penyelesaian masalah.

d. Penampilan Hasil
Pada tahap ini guru meminta perwakilan kelompok untuk menyajikan
hasil kerja kelompoknya di depan kelas, serta memberikan kesempatan kepada
siswa yang lain untuk mengoreksi dan memberikan gagasan dari hasil kerja
kelompok temannya. Dalam tahapan ini sesekali guru mengajukan pertanyaan
menguji pemahaman/penguasaan penyaji dan dapat ditanggapi oleh kelompok lain.

lingkaran

viii

Buku Pegangan Guru

Kriteria untuk memilih hasil diskusi kelompok yang akan dipresentasikan antara lain:
jawaban kelompok berbeda dengan jawaban dari kelompok lain, ada ide penting dalam
hasil diskusi kelompok yang perlu mendapat perhatian khusus.
Tujuan tahapan ini adalah untuk mengetahui keefektifan hasil diskusi dan hasil
kerja kelompok pada tahapan sebelumnya. Dalam penyajiannya, kelompok penyaji akan
diuji oleh kelompok lain dan guru tentang penguasaan dan pemahaman mereka atas
penyelesaian masalah yang dilakukan. Dengan cara tersebut dimungkinkan tiap-tiap
kelompok mendapatkan pemikiran-pemikiran baru dari kelompok lain atau alternatif
jawaban yang lain yang berbeda. Sehingga pertimbangan-pertimbangan secara objektif
akan muncul di antara siswa. Tujuan lain tahapan ini adalah melatih siswa terampil
menyajikan hasil kerjanya melalui penyampaian ide-ide di depan umum. Selanjutnya
siswa diberi soal latihan yang telah tersedia untuk menguji pemahaman dan kemampuan
siswa setelah menerima materi yag telah dipelajari.
2. Sistem Sosial
Pengorganisasian

siswa

selama

proses

pembelajaran

menerapkan

pola

pembelajaran kelompok (kooperatif). Dalam interaksi sosio kultural di antara siswa dan
temannya, guru selalu menanamkan nilai-nilai soft skill dan nilai matematis.Siswa dalam
kelompok saling bekerjasama dalam menyelesaikan masalah, saling bertanya/berdiskusi
antara siswa yang lemah dan yang pintar, kebebasan mengajukan pendapat, berdialog dan
berdebat, guru tidak boleh terlalu mendominasi siswa, bersifat membantu dan gotong
royong) untuk menghasilkan penyelesaian masalah yang disepakati bersama.
3. Prinsip Reaksi
Model pembelajaran yang diterapkan dalam buku ini dilandasi teori konstruktivis
dimana siswa belajar yang memberi penekanan pembelajaran berpusat pada siswa,
sehingga

fungsi

guru

sebagai

lingkaran

fasilitator,

ix

motivator

dan

mediator

dalam

Buku Pegangan Guru

pembelajaran.Tingkah laku guru dalam menanggapi hasil pemikiran siswa berupa


pertanyaan atau kesulitan yang dialami dalam menyelesaikan masalah harus bersifat
mengarahkan, membimbing, memotivasi dan membangkitkan semangat belajar siswa.
Untuk mewujudkan tingkah laku tersebut, guru harus memberikan kesempatan
pada

siswa

untuk

mengungkapkan

hasil

pemikirannya

secara

bebas

dan

terbuka,mencermati pemahaman siswa atas objek matematika yang diperoleh dari proses
dan hasil penyelesaian masalah, menunjukkan kelemahan atas pemahaman siswa dan
memancing mereka menemukan jalan keluar untuk mendapatkan penyelesaian masalah
yang sesungguhnya. Jika ada siswa yang bertanya, sebelum guru memberikan
penjelasan/bantuan, guru terlebih dahulu memberi kesempatan pada siswa lainnya
memberikan tanggapan dan merangkum hasilnya.Jika keseluruhan siswa mengalami
kesulitan, maka guru saatnya memberi penjelasan atau bantuan/memberi petunjuk sampai
siswa dapat mengambil alih penyelesaian masalah pada langkah berikutnya.Ketika siswa
bekerja menyelesaikan tugas-tugas, guru mengontrol jalannya diskusi dan memberikan
motivasi agar siswa tetap berusaha menyelesaikan tugas-tugasnya.
4. Sistem Pendukung
Agar pendekatan pembelajaran ini dapat terlaksana secara praktis dan efektif,
guru diwajibkan membuat suatu rancangan pembelajaran yang dilandasi teori
pembelajaran konstruktivis dan nilai soft skill matematis yang diwujudkan dalam setiap
langkah-langkah pembelajaran yang ditetapkan dan menyediakan fasilitas belajar yang
cukup. Dalam hal ini dikembangkan petunjuk pelaksanaan dan seluruh perangkat
pembelajaran yang digunakan seperti rencana pelaksanaan pembelajaran, buku guru,
buku siswa, lembar mari beraktivitas, dan media pembelajaran yang diperlukan.

lingkaran

Buku Pegangan Guru

5. Dampak Instruksional dan Pengiring yang Diinginkan


Dampak langsung penerapan pembelajaran ini adalah memampukan siswa
merekonstruksi konsep dan prinsip matematika, serta mumpuni dalam melihat
keterkaitan-keterkaitan yang di dalam matematika melalui penyelesaian masalah dan
terbiasa menyelesaikan masalah nyata dilingkungan siswa.Pemahaman siswa terhadap
obek-objek matematika dibangun berdasarkan pengalaman kehidupan sehari-hari dan
pengalaman belajar yang telah dimiliki sebelumnya.Kebermaknaan pembelajaran yang
melahirkan pemahaman, dan pemahaman mendasari kemampuan siswa mentransfer
pengetahuannya dalam menyelesaikan masalah. Kemampuan menyelesaikan masalah
tidak rutin menyadarkan siswa akan kebergunaan matematika. Kebergunaan akan
menimbulkan motivasi belajar secara internal dari dalam diri siswa dan rasa memiliki
terhadap matematika akan muncul sebab matematika yang dipamami adalah hasil
rekonstruksi pemikirannya sendiri.
Dampak pengiring yang akan terjadi dengan penerapan pendekatan pembelajaran
berbasis konstruktivistik adalah siswa mampu menemukan kembali berbagai konsep dan
aturan matematika dan menyadari betapa tingginya manfaat matematika bagi kehidupan
sehingga dia tidak merasa terasing dari lingkungannya. Matematika sebagai ilmu
pengetahuan tidak lagi dipandang sebagai hasil pemikiran dunia luar tetapi berada pada
lingkungan

siswa

yang

bermanfaat

dalam

menyelesaikan

permasalahan

di

lingkungannya.Dengan demikian terbentuk dengan sendirinya rasa memiliki, sikap, dan


persepsi positif siswa terhadap matematika.
Disamping itu kemampuan siswa dalam bersosialisasi dalam lingkungan
sekitarnya akan terpupuk dengan baik melalui penerapan pembelajaran berkelompok, dan
diharapkan siswa mampu menghargai perbedaan-perbedaan yang terjadi di sekitarnya.
Melalui pembelajaran ini siswa diharapkan dapat dengan baik menggunakan

lingkaran

xi

Buku Pegangan Guru

pancainderanya di dalam proses pembelajaran dan menyadari gaya dan cara belajar yang
dapat membantunya mempermudah menerima dan menyelesaikan masalah sehingga
siswa tidak lagi terbebani di dalam pembelajaran.

lingkaran

xii

Anda mungkin juga menyukai