Anda di halaman 1dari 17

PENCAPAIAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, PEMANFAATAN SUMBER DAYA,

DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA KAMOJANG
1. Pendahuluan
PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang (PGE Area Kamojang) adalah bagian dari PT
Pertamina Geothermal Energy yang merupakan anak perusahaan PT PERTAMINA (PERSERO) pada
sektor hulu sampai hilir yang menangani kegiatan usaha panasbumi. Kapasitas produksi PGE Area
Kamojang adalah 1.752 GWh/tahun (setara 3,4 juta Barrel Oil Equivalent/tahun). PGE Area Kamojang
mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan ditandai dengan diresmikannya PLTP unit V
oleh menteri ESDM tanggal 12 Januari 2013.
Era baru bagi energi panasbumi di Indonesia
diawali dengan peresmian Lapangan Geothermal
Kamojang milik PT PERTAMINA (PERSERO)
pada tanggal 29 Januari 1983 sebagai lapangan
panasbumi pertama di Indonesia ditandai dengan
diresmikannya PLTP Kamojang Unit I oleh Presiden
Republik Indonesia dan Perdana Menteri Selandia
Baru. Selanjutnya dikembangkan PLTP Kamojang
Unit II & III serta Unit IV yang beroperasi masingmasing pada tahun 1988 dan 2008.
PGE Area Kamojang terletak sekitar 40 km sebelah
tenggara kota Bandung tepatnya di Desa Laksana,
Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
dengan ketinggian rata-rata 1.500 m dpl.
Keberhasilan PGE Area Kamojang dalam pengelolaan pengusahaan panasbumi dengan menerapkan
integrasi aspek sustainabilitas bisnis panasbumi, lingkungan, serta community Development.
Dengan menerapkan manajemen QHSE integrasi sistem manajemen mutu, lingkungan, dan keselamatan
kerja (ISO 14001, ISO 9001 dan OHSAS 18001), dan menetapkan Rencana Strategis (RENSTRA) sejak
tahun 2008, maka PGE Area Kamojang menjadi menjadi center of excellence perusahaan panasbumi.
Hal ini dibuktikan dengan sustainabilitas operasional lebih dari 30 tahun, PLTP Kamojang Unit IV telah
ter-register dan mendapatkan CERs (Certified Emission Reductions) pada program Clean Development
Mechanism (CDM) di UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change), serta
pengembangan PLTP Kamojang Unit V yang telah ter-register pertanggal 28 Nopember 2012.
Berbagai perhargaan yang telah diperoleh pada periode 2012 2013 sebanyak 31 penghargaan,
diantaranya adalah Penghargaan Energi dari Menteri ESDM, Penghargaan Aditama Bidang K3 dan
Penghargaan Utama Bidang Lingkungan dari Ditjen EBTKE Kementrian ESDM, Penghargaan
Pembangunan Daerah & Kelistrikan dari Dinas ESDM Jabar, Penghargaan Raksa Prasada dari Gubernur
Jawa Barat & BPLHD Jawa Barat, Penghargaan Juara Umum Upstream Improvement & Innovation
Award CIP dari Direktorat Hulu Pertamina, Pencapaian PROPER EMAS dua kali berturut-turut tahun
2010-2011 dan 2011-2012 dari Kementrian Lingkungan Hidup serta sederet penghargaan lain tingkat
Propinsi, Kabupaten,Korporat, Nasional bahkan Internasional.
PGE Area Kamojang menetapkan Kebijakan Perusahaan, menerapkan manajemen QHSE dan
melaksanakan Program Rencana Strategis (RENSTRA). Pelaksanaan RENSTRA meliputi bidang sistem
manajemen lingkungan, konservasi sumber daya, pengelolaan limbah, perlindungan keanekaragaman
hayati serta Community Development yang didukung hasil social mapping. Setelah berhasil dalam
pengembangan pusat pemberdayaan masyarakat sekitar PKBM Annur maka Program unggulan tahun
2012-2013 bertema Sustainable Community Development - Mewujudkan Harmoni Alam dan
Masyarakat yang di dalamnya terdapat program budidaya jamur geothermal, Koperasi Produsen

1|17

Kamojang Sejahtera sebagai wadah kelompok tanaman herbal, ternak domba dan bank sampah, Green
School SD Kamojang, pengembangan borondong, program dusun bersih Kamojang.
2. Sistem Manajemen Lingkungan
Sejalan dengan Misi perusahaan, PGE Area Kamojang sangat memperhatikan sustainabilitas pasokan
energi jangka panjang dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip pengembangan energi secara optimal
yang berwawasan lingkungan. PGE Area Kamojang mengimplementasikan GCG (Good Corporate
Goverment) dan aspek QHSE (Quality, Health, Safety And Environment) dalam kebijakan perusahaan
yang berwawasan lingkungan untuk memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholder PGE Area
Kamojang.
PGE Area Kamojang telah mendapatkan
integrasi standar internasional Sistem
Manajemen
Lingkungan
Mutu,
dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (ISO
14001, ISO 9001 dan OHSAS 18001) yang
tersertifikasi
oleh
Badan
Sertifikasi
Internasional Independen, TV Rheinland
sejak tahun 2002. Akreditasi integrasi sistem
manajemen tersebut berlaku secara konsisten
sampai 29 Juni 2015. Ruang lingkup
sertifikasi meliputi manajemen lingkungan,
aspek produksi hulu hilir dan keselamatan
kerja, termasuk sebagai kegiatan yang dinilai
PROPER.
Untuk penerapan secara konsisten QHSE
Excelent PGE Area Kamojang menerapkan
Sistem Manajemen Lingkungan dengan
proses seperti gambar di samping. Untuk
menjamin
pelaksanaan SML secara
konsisten, PGE Area Kamojang melaksanakan
berbagai program berdasarkan TKO B-015/
PGE2402011S0 tentang Identifikasi &
Evaluasi Aspek Dampak Lingkungan &
Bahaya Risiko K3, meliputi penetapan tujuan
dan sasaran program lingkungan yang
mencakup penanggung jawab, metode dan
tata waktu untuk mencapai tujuan.
Untuk menjamin perbaikan berkelanjutan,
penerapan SML diawali dengan tahapan
review manajemen, yang meliputi penaatan
pemenuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku, klausul-kausul ISO/OHSAS dan pemenuhan
kriteria PROPER. Program Manajemen Lingkungan disinergikan dengan rencana strategis (RENSTRA)
jangka panjang lima tahunan serta Rencana Kerja Tahunan. Aspek SML tidak hanya dilakukan pada
seluruh pekerja, mitra kerja, bahkan SML kotraktor menjadi perhatian PGE Area kamojang, hal ini
dengan diimplementasikannya sistem Contractor Safety Management System (CSMS) termasuk
penilaian kinerja kontraktor dalam SML. Seluruh program dan implementasi SML, RENSTRA dapat
dengan diakses melalui dashboard QHSSE PGE Area Kamojang.

2|17

3. Efisiensi Energi
PGE Area Kamojang memiliki komitmen dan kebijakan untuk melaksanakan efisiensi energi dalam
kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan energi panasbumi. PGE Area Kamojang memasok daya listrik
sebesar 200 MWe untuk jaringan Jawa-Bali melalui PLTP Kamojang Unit IV. PGE Area Kamojang
secara aktif melakukan penghematan dan konservasi energy untuk proses produksi maupun fasilitas
pendukungnya yang dapat dilihat dari penurunan houseload total energi listrik persatuan produk tahun
2011-2012 sebesar 3,48% menjadi 3,40% di tahun 2012-2013 setara dengan penghematan sebesar
422.621 kWh dari tahun sebelumnya.
Tabel 3.1 Status Pemakaian Energi

Rasio Pemakaian energy listrik untuk proses produksi


PLTP Kamojang Unit IV terhadap produk yang
dihasilkan lebih baik jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, dimana house load PLTP Kamojang Unit
IV terhadap produk tahun 2012-2013 adalah sebesar
3,25% dan tahun 2011-2012 adalah sebesar 3,33%.
Hasil penggunaan energy house load di PGE Area
Kamojang tergolong kategori yang sangat baik jika
dibandingkan dengan industry sejenis baik di Asia
maupun di dunia.

Grafik 3.1.Houseload Per satuan Produk

2,4%
%

Grafik 3.2. Index Konsumsi Energi


Komitmen PGE Area Kamojang dalam
konservasi energy juga ditunjukkan dengan
penghematan penggunaan energy untuk fasilitas
penunjang dan fasilitas gedung kantor
ditunjukkan dengan hasil audit energi dan
verifikasi oleh pihak Eksternal dengan hasil nilai
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) bangunan
perkantoran PLTP sebesar 147 kWh/m2/year dan
untuk bangunan kantor Utama sebesar 67.6
kWh/m2/year, angka ini jauh lebih baik (lebih
rendah) dari IKE ASEAN sebesar 240
kWh/m2/year.
Pencapaian penghematan dan konservasi energi yang dilakukan PGE Area Kamojang dengan penerapan
perbaikan berkelanjutan melalui suatu Forum Continuous Improvement Program (CIP) yang dilakukan
secara rutin, yang tentunya dapat memberikan nilai tambah perusahaan maupun masyarakat sekitar.
Unggulan Program additionality Penilaian Praktek Umum dengan menggunakan pendekatan teknologi

3|17

yang tidak umum di lakukan di PGE Area Kamojang untuk periode tahun 2012-2013 yang memberikan
nilai tambah adalah pemanfaatan uap geothermal untuk budidaya jamur masyarakat Kamojang dengan
konsep sustainability development dengan memberdayakan potensi masyarakat Kamojang dan
memanfaatkan uap geothermal yang dapat menghemat penggunaan gas LPG sebesar 432 kg pertahun
atau sekitar 4,834,800 kCal pertahun. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Tabel 3.2 Additionalitas Efisiensi Energy

Program CIP PGE Area Kamojang secara signifikan meningkatkan efisiensi penggunaan energy absolut
dan sumber daya di lingkungan PGE Area Kamojang dan dapat dilihat pada table dan chart penggunaan
energy tahun 2010-2013 sebagai berikut :
Tabel 3.3. Kegiatan Efisiensi Energi

Dari hasil kegiatan efisiensi energi yang dilakukan pada tahun 2013, PGE Area Kamojang telah berhasil
menurunkan houseload sebesar 0,08% dibandingkan dengan tahun 2012.
PGE Area Kamojang telah melakukan benchmarking intensitas pemakaian energi (houseload) persatuan
produk dengan pembangkit geothermal sejenis yang verifikasi oleh pihak External (Pihak ketiga
Independent untuk Benchmarking) dengan nilai total houseload sebesar 3,4% dan menempatkan PGE
Area Kamojang pada posisi tiga terbaik di dunia.

Sumber : Pihak Ketiga Independent

4|17

Upaya-upaya penghematan sumber daya yang dilakukan PGE Area Kamojang melalui program
Continuous Improvement telah memperoleh beberapa penghargaan diantaranya adalah :
-

Medali Gold tingkat nasional


Meningkatkan Efisiensi Pembangkit dengan Optimalisasi Pemakaian Uap di PLTP Kamojang IV
pada saat start up unit.
Medali Gold Temu Karya Mutu & Produktifitas Nasional-TKMPN (2012).
Medali Gold Tingkat Internasional Asia Pacific Quality Conference- APQC (2013)
Medali Silver Tingkat Nasional (2013).

Selain penghargaan tersebut, PGE Area Kamojang juga mendapatkan penghargaan dari Kementrian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tertanggal 27 September 2012 dibidang energi atas
komitmen tinggi untuk mewujudkan keseimbangan pasokan energi melalui penyaluran uap panas bumi
yang berdampak penghematan 18.707.107 kl/th dan dukungan ketahanan energi nasional dalam
penyediaan listrik yang beroperasi konstan sepanjang tahun.
4.

Penurunan Emisi

PGE Area Kamojang secara konsisten menerapkan perbaikan berkelanjutan kualitas lingkungan hidup
yang lebih baik dengan menetapkan RENSTRA pengendalian emisi meliputi inventarisasi sumber emisi,
implementasi, pemantauan, pelaporan dan benchmarking data beban emisi meliputi bahan pencemar
konvensional maupun Gas Rumah Kaca. PGE Area Kamojang secara berkala melakukan pemantauan
dan evaluasi emisi 3 tahun terakhir dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Status Beban Emisi

PGE Area Kamojang pada satu tahun terakhir berhasil menurunkan emisi sebesar 19,55% untuk
emission factor H2S dengan EF H2S 0,00128 Ton H2S/MWh, penurunan sebesar 27,63% untuk emission
factor NH3 dengan EF NH3 0,00012 Ton NH3/MWh serta penurunan sebesar 3,35% untuk emission
factor CO2 dengan EF CO2 sebesar 0,05956 Ton CO2/MWh.
Pencapaian pengendalian emisi yang dilakukan PGE Area
Kamojang dengan penerapan perbaikan berkelanjutan
melalui program additionality unggulan PGE Area Kamojang
untuk periode tahun 2012-2013 melalui program Clean
Development Mechanism (CDM) PLTP Kamojang Unit IV
dan Unit V, hal ini dibuktikan dengan teregister dan terbitnya

Gambar D.1
Bagi hasil CERs 237.713,66 Euro

CERs PLTP Kamojang Unit IV dan teregisternya PLTP Kamojang


Unit V pada 28 Nopember 2013.
Program CDM PLTP Kamojang Unit-IV sudah teregister di
UNFCCC per tanggal 16 Desember 2010 dan mendapatkan kredit
karbon dengan Certified Emission Reduction (CERs) sebesar 92.691
ton CO2 equivalent dan mendapatkan bagi hasil kredit karbon
sebesar 237.713,66 EURO. Hasil monitoring CDM pada tahun 2013, PGE Area Kamojang memiliki potensi
Emission Reduction (ERs) sebesar 398.468 Ton CO2 dan untuk tahun 2012 PLTP Kamojang unit IV memiliki
Emission Reduction (ERs) sebesar 333.419 Ton CO2 pertahun. Selain program CDM, PGE Area Kamojang juga
5|17

melakukan improvement dalam upaya pengurangan pencemar udara melalui kegiatan Continuos Improvement
Program dengan hasil absolut pada 4 tahun terakhir sebagai berikut:

Tabel 4.1 Kegiatan CIP

PGE Area Kamojang melakukan benchmarking pengurangan pencemar udara dengan pembangkit
geothermal sejenis yang verifikasi oleh pihak External dengan hasil faktor emisi NH3 terbaik jika
dibandingkan dengan pembangkit sejenis di dunia sedangkan faktor emisi CO2 masuk dalam 6 besar
dan faktor emisi H2S masuk dalam 2 besar jika dibandingkan dengan pembangkit sejenis dunia.

KMJ

KMJ

KMJ

Sejalan dengan program perusahaan dalam hal pengendalian pencemaran udara, perusahaan secara
berkala melakukan uji emisi kendaraan tiap tahun dimana hasilnya 100% kendaraan operasional
memenuhi baku mutu.

Upaya-upaya pengendalian emisi yang dilakukan PGE Area Kamojang melalui program Continuous
Improvement telah memperoleh beberapa penghargaan diantaranya adalah :
- Medali Gold Temu Karya Mutu & Produktifitas Nasional-TKMPN (2012)
- Medali Gold Asia Pacific Quality Conference- APQC (2013)
- Medali Silver tingkat nasional (2013)

6|17

5. 3R LIMBAH B3
Penerapan kebijakan PGE Area Kamojang secara konsisten dalam pengurangan dan pemanfaatkan
limbah B3 dibuktikan sebagai berikut:
Dibentuknya Tim Limbah dengan kualifikasi personal yang kompeten dan tersertifikasi ( SP
001/PGE240/2013-S8, tanggal 11 Januari 2013).
Perusahaan menyusun rencana strategis (RENSTRA) jangka panjang 5 tahunan didukung oleh
anggaran yang memadai.
Pengurangan dan pemanfaatan limbah B3 dominan dan non-dominan dilakukan secara
kuantitatif
Dilakukannya konsultasi serta diverifikasi oleh Ahli B3 dan TUV Rheinland setiap tahun.
Perusahaan memberikan penghargaan kepada pekerja yang melakukan inovasi dalam
pengurangan dan pemanfaatan limbah B3
dominan maupun non-dominan melalui
program CIP.
Program
pengurangan,
pengelolaan,
dan
pemanfaatan limbah B3 dilakukan oleh tim limbah
dan petugas yang memiliki latar belakang
pendidikan yang relevan dengan kegiatan
pemanfaatan limbah B3 berikut alokasi pendanaan
kegiatan tersebut. Program ini dimulai dengan
melakukan identifikasi aspek penting terkait
timbulan Limbah B3 yang dilanjutkan identifikasi
peraturan yang terkait. Langkah berikutnya dengan
melakukan inventarisasi limbah B3 secara berkelanjutan, sehingga program ini dapat dilakukan secara
sistematis dan terencana, sesuai dengan siklus program pengurangan dan pemanfaatan limbah B3.
Tabel 5 3 Rasio Limbah B3 Dominan

Tabel 5. 4 Rasio Limbah B3 Non Dominan

Dalam rencana strategis perusahaan, PGE Area Kamojang telah membuat program Additionalitas
pemanfaatan limbah B3 jangka panjang yang tertuang dalam program lima tahunan, seperti terlihat
dalam contoh dibawah ini :
Program
: Pengurangan limbah B3 air sisa analisa laboratorium
Indikator Program : Limbah keluaran air sisa analisa di laboratorium berkurang minimal 50% dari
baseline awal dalam 5 tahun.
Grafik 5.1 Pemanfaatan Limbah B3

Grafik 5.2 Pengurangan Limbah B3

7|17

PGE Area Kamojang telah melakukan benchmarking pengelolaan limbah B3 dengan pembangkit
geothermal sejenis yang diverifikasi oleh pihak External, (Pihak ketiga Independent untuk
Benchmarking), dengan hasil PGE Area Kamojang pada posisi terbaik.

Grafik 5.2 Pemanfaatan Limbah B3

6. 3R Limbah Padat Non B3

Sejalan dengan kebijakan 3R limbah padat Non B3 yang tertuang dalam kebijakan manajemen
Pertamina, PT PGE Area Kamojang telah menyelenggarakan usaha pengurangan dan pemanfaatan
Limbah padat Non B3 melalui komitmen kebijakan pemanfaatan limbah dan sampah yang teah di
perbaharui pada 1 Mei 2012 dan di tandatangani oleh Pimpinan tertinggi di Area Kamojang.
Program pemanfaatan limbah dan sampah dilakukan oleh petugas yang memiliki latar belakang
pendidikan yang relevan dan pelatihan terkait termasuk alokasi pendanaan kegiatan dimaksud.
Kampanye pengurangan dan pemanfaatan limbah padat Non B3 terus dilakukan melalui kegiatan
sosialisasi secara berkala dan intens kepada seluruh karyawan, pekerja outsourcing dan stakeholder PGE
Area Kamojang. Program kampanye tersebut berperan dalam menggugah kesadaran yang pada akhirnya
akan berhasil mengurangi limbah padat Non B3 dan pada sisi lain akan meningkatkan pemanfaatan
limbah padat Non B3 yang menghasilkan nilai tambah.
Program Pengurangan dan Pemanfaatan Limbah padat Non B3, dimulai dengan melakukan identifikasi
jenis-jenis sampah yang ada, kemudian dilanjutkan dengan melakukan inventarisasi limbah padat Non
B3. Setelah itu dilakukan kajian untuk program 3R disertai dengan verifikasi oleh pihak ketiga yang
kompeten. Program pengurangan sampah terus dilakukan oleh seluruh pekerja, outsourcing serta
melibatkan warga sekitar . Diawali dengan sosialisasi dan pemberian pemahaman pentingnya melakukan
pengurangan timbulan sampah. Tabel 4 di bawah ini menunjukan data timbulan sampah selama empat
tahun terakhir.
Hasil absolut pengurangan dan / atau pemanfaatan limbah padat non B3 selama 4 tahun terakhir yang
dinyatakan dengan unit ton limbah padat non per tahun
Tabel 6.2 Data rasio timbulan sampah

PGE Area Kamojang memiliki program Additionalitas 3R limbah non B3 yaitu Program Bank Sampah
yang memperdayakan masyarakat sekitar dilakukan dengan memanfatkan sampah dengan cara
melakukan recyle untuk sampah kertas dan plastik sedangkan untuk sampah organik dilakukan
pemanfaatan dengan melakukan program composting. Program Composting mendapat perhatian yang
lebih mengingat potensi pemanfaatannya yang besar.

8|17

Untuk itu, perusahaan telah menyelenggarakan training Composting bagi pekerja, outsourcing dan
masyarakat sekitar, adapaun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Pada periode tahun 2013 sebesar 18.8% dari sampah kertas dan plastik dimanfaatkan dengan
cara recycle sedangkan sisanya diolah di Incenerator
Selama tiga tahun terakhir ini sebesar 100% sampah organik dimanfaatkan dengan cara
composting.
Secara keseluruhan pada periode tahun 2013 sampah yang dimanfaatkan dari sampah jenis
kertas, plastik dan organik sebesar 29.19%.
Persentase pemanfaatan sampah pada periode 2012 menurun jika dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya, hal ini disebabkan oleh menurunnya timbulan sampah organik sehingga
sampah yang dimanfaatkan dengan cara composting menjadi menurun. Sedangkan untuk
persentase pemanfaatan sampah dari jenis kertas dan plastik cenderung stabil setiap tahunnya.
Timbulan sampah non B3 turun 10%.

Implementasi kebijakan Extended Procuder Responsible yang dimiliki oleh PGE Area Kamojang adalah
dengan selalu disertakannya perjanjian penanganan limbah non B3 oleh suplier barang-barang dalam
kerangka acuan kerja di setiap proses pengadaan. Program-program yang dilakukan untuk pengurangan
sampah ini, diantaranya adalah:
1. Implementasi Disposisi On Line, dan arsip online sehingga jumlah penggunaan kertas yang
terdistribusi berkurang
2. Memaksimalkan pemakaian kertas, untuk dokumen yang masih bersifat draft, menggunakan
kertas bekas.
3. Mengurangi penggunaan botol kemasan plastik dengan memakai gelas kaca yang bisa dipakai
berulang-ulang
PGE Area Kamojang telah melakukan benchmarking pengelolaan limbah non B3 dengan pembangkit
geothermal sejenis yang verifikasi oleh pihak External (Pihak ketiga Independent untuk Benchmarking)
dengan nilai timbulan sampah per orang perhari sebesar 0.110 kg/orang/hari dan menempatkan PGE
Area Kamojang pada posisi terbaik.
Grafik 6.1 Benchmarking Pengelolaan Limbah Non B3 Dengan Pembangkit Geothermal Sejenis

7. Konservasi Air dan Penurunan Beban Pencemaran Air


Konservasi Air
Untuk menjamin konservasi sumber daya air dan penurunan beban pencemaran air di lingkungan
operasional, perusahaan menerapkan kebijakan dan Rencana Strategis (RENSTRA) Program 5 Tahunan
Konservasi Air. PGE Area Kamojang melakukan pemantauan dan evaluasi program konservasi sumber
daya air secara berkala baik untuk proses dan fasilitas pendukung dengan hasil seperti table berikut :

9|17

Tabel 7.1 Status penggunaan air PGE Area Kamojang

Dapat disimpukan bahwa PGE Area Kamojang pada tahun 2012-2013 berhasil menurunkan rasio
pemakaian dari tahun 2011-2012 sebesar 25,03 % atau setara dengan 5.128.844 liter
Program Additionalitas konservasi air PGE Area Kamojang sebagai berikut :
Pembuatan Lubang Resapan Biopori
Program ini merupakan bentuk komitmen manajemen yang berada di bawah pengawasan fungsi HSE,
dengan memberdayakan masyarakat sekitar dengan total 750 titik lubang biopori di 8 daerah sebaran
dengan penyerapan air sekitar 6.000 Liter per tahunnya.
Dalam menjalankan program-program Renstra di atas tersebut, PGE Area Kamojang memiliki SDM
yang kompeten dan tersertifikasi dalam bidang konservasi air dengan memiliki SDM yang bersertifikat
EPCM Bidang Air.
Direct Injection System condensate by Natural Gravity
Metode direct injection system kondensat PLTP Kamojang Unit IV memanfaatkan gaya gravitasi ke
sumur reinjeksi dapat mengurangi potensi peggunaan air permukaan 3000 m3/hari, beban emisi dan
penghematan daya sebesar 55 kW.
Penggunaan kondensat saat start up PLTP
PGE Area Kamojang pun menghemat penggunaan air permukaan sebesar 2.932 M3 / tahun untuk
pengisian basin cooling tower dengan mensubtitusi air kondensat saat start up power plant.
Penggunaan kondensat untuk aktifitas pengeboran
Di tahun 2012-2013 PGE Area Kamojang menggunakan air kondensat untuk aktivitas pengeboran
sumur, dimana dengan kegiatan ini dapat menghemat penggunaan air permukaan sebesar 23.296
M3/tahun. Realisasi program Renstra 3R Air PGE Area Kamojang telah berhasil menurunkan beban
penggunaan air permukaan sebesar 5.128,84M3/tahun dan dapat dilihat pada table sebagai berikut :
Tabel 7.2 Hasil Absolut 3R Air

Penggunaan Kran Air Otomatis


Tujuan program penggunaan kran air otomatis dilakukan untuk
meminimalkan penggunaan air permukaan di lingkungan kantor,
laboratorium, PLTP, dan perumahan karyawan.

10|17

Pemanfaatan Air Hujan Untuk Pemakaian Domestik


Pemanfaatan air hujan untuk kebutuhan domestik menjadi prioritas untuk mengurangi
penggunaan air permukaan dan proses secara berlebihan, salah satunya adalah
pemasangan talang/tandon air hujan di area PLTP Unit IV, dengan total pemanfaatan
air hujan sebesar 1.019 M3 dalam kurun waktu 1 tahun.
Sosialisasi dan Kampanye Penghematan
Air
Upaya sosialisasi secara konsisten melalui
QHSE meeting, SWAT (Safety Walk And
Talk),
PPIK
(Program
Peningkatan
Implementasi Keselamatan), pemasangan stiker
baik di lingkungan kantor maupun di
lingkungan perumahan. Intensitas penggunaan
air per satuan produk yang digunakan oleh
PGE Area Kamojang untuk proses dan non
proses setara 25,42 liter/orang/hari. Pencapaian
terbaik kedua ini telah diverifikasi dan
dibenchmark dengan perusahaan sejenis serta
standard nasional dan dunia oleh pihak
eksternal Independent untuk Benchmarking.

Grafik G.1 Penggunaan air domestic per orang


per hari ( internasional)

Penurunan Beban Pencemaran Air


Disamping melakukan konservasi air, kegiatan penurunan beban pencemaran air merupakan salah satu
prioritas utama PGE Area Kamojang dalam menjaga lingkungan operasi, dimana hasil kegiatan
penurunan beban pencemaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7.3 Penurunan Beban Pencemar Air

Dapat disimpukan bahwa PGE Area Kamojang pada tahun 2012-2013 berhasil menurunkan rasio beban
pencemar air dari tahun 2011-2012 sebesar 28,30 % atau setara dengan 415,5 liter/tahun.
Program Additionalitas penurunan beban pencemar air PGE Area Kamojang sebagai berikut :
Tabel 7.4 Hasil Absolut Penurunan Beban Pencemar Air

11|17

Secara keseluruhan PGE Area Kamojang telah berhasil


menurunkan beban pencemar air sebesar 72,90
M3/tahun pada tahun 2012-2013.
Komitmen perusahaan selama telah 30 tahun
beroperasi, PGE Area Kamojang selalu berusaha
menjaga kelestarian lingkungan di Situ (Danau) Cikaro
dengan program-program dan kegiatan konservasi air
serta
penurunan
beban
pencemaran
secara
berkesinambungan. Kualitas sumber mata air Situ
Cikaro secara intensif di ukur untuk memastikan bahwa
air berada dalam ambang batas mutu yang diizinkan, terlihat dari masyarakat sekitar yang
memanfaatkan Situ untuk pemancingan dan keramba budidaya ikan. Selain itu PGE Area Kamojang
menjaga ketinggian air permukaan Situ Cikaro, dimana sampai dengan saat ini tidak pernah terjadi
komplain/konflik sosial terhadap penurunan/kualitas air permukaan Situ Cikaro.
PGE Area Kamojang telah melakukan pencatatan konservasi air di setiap hari dan rekapitulasi data di
setiap bulannya, dimana hasil kinerja pengelolaan air telah di audit oleh pihak eksternal Independent
untuk Audit Energy Efisiensi dan Konservasi Air, Pihak external Independent untuk Tim Kajian Air
Hujan sebagai tim pengkaji serta verifikator kualitas air hujan, Pihak external Independent untuk
Sertfikasi Integrasi Sistem management Lingkungan, Mutu dan K3, untuk melakukan benchmark
konservasi terhadap industri geothermal di tingkat Nasional, Asia, dan Dunia.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 261 tahun 1998 dan dengan menggunakan Indeks
Konsumsi Energi (IKE) sebagai nilai KPI penggunaan air, rata-rata nilai Konsumsi air Spesifik (KAS)
adalah 40 Liter/Orang/Hari di lingkungan kerja perkantoran. Hasil audit adalah konsumsi air PLTP IV
19,3 Liter/Orang/Hari, Kantor Utama 14 Liter/Orang/Hari, WS PML 7,6 Liter/Orang/Hari, sehingga
nilai penggunaan air PGE Area Kamojang lebih kecil jika dibandingkan kebutuhan air bersih
berdasarkan KepMen Kesehatan RI.
Di bidang konservasi air, hasil benchmarking
posisi PGE Area Kamojang berada pada 10 besar
tingkat Dunia, 5 besar Asia, 5 besar Nasional, dan
masuk kategori 25 % terbaik dari seluruh kandidat
hijau terhadap industri sejenis seperti pada Grafik
samping.

PROGRAM PERLINDUNGAN FAUNA


Program Perlindungan fauna yang dilakukan di PGE Area Kamojang selain dengan menciptakan habitat
bagi tempat hunian satwa, juga dengan melakukan sosialisasi ke warga sekitar agar tidak melakukan
aktifitas di dalam hutan yang mengancam keanekaragaman hayati. Sosialisasi tersebut dengan
melibatkan instansi dari BBKSDA dan pihak ahli dan juga dipasang beberapa tulisan larangan-larangan
berburu di beberapa titik. Monitoring perlindungan Fauna dilakukan secara rutin setiap setahun sekali.
Dari hasil Pengamatan yang dilakukan di 15 titik pengamatan dijumpai 95 jenis burung yang tercatat
sejak tahun 2006-2013, dimana tidak semua jenis tersebut selalu ditemukan pada setiap monitoring
tahunan. Terdapat 21 jenis burung yang selalu ditemukan di setiap monitoring antara lain Alcippe
pyrrhoptera, Cacomantis sepulclaris, Collocalia linchi, Cynniris jugularis, Diaeum sanguinolentum,
Ficedula westernmanni, Halcyon chloris, Halcyon cyanoventris, dll.

12|17

Grafik 8.3 Jumlah jenis burung di Kamojang

Dalam monitoring ini hewan yang telah diinventaris memiliki status konservasi yang berbeda-beda,
berdasarkan data IUCN (International Union for Conservation of Nature), CITES (Convention On
International Trade In Endangered Species), dan Peraturan Pemerintah no.7. tahun 1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Selain itu endimisitas jenis pun dicantumkan untuk
memperlihatkan kekhasan lokasi jenis tertentu. Diantara fauna-fauna yang dilindungi adalah: 10 jenis
burung berstatus dilindungi berdasarkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia, 2 jenis
burung masuk katagori IUCN, 4 jenis burung masuk dalam daftar CITES dan 10 jenis burung endemic
Jawa, Sedangkan mamalia yang dilindungi sebanyak 10 Jenis, Jenis Amphibia yang dilindungi
sebanyak 4 jenis dan Reptilia 1 jenis yaitu Phyton reticulatus (ular sanca)
Perlindungan terhadap fauna endemik sangat penting, karena penyebarannya sangat terbatas,
memunculkan resiko yang lebih tinggi terhadap kepunahan jenis-jenis tersebut.
Program Perlindungan Elang Jawa
Tujuan program ini adalah membangun pusat konservasi elang jawa dalam upaya penyelamatan dan
rehabilitasi elang jawa melalui kegiatan penelitian dan pelestarian di habitatnya, dengan melibatkan
masyarakat daerah penyangga di sekitar Taman Wisata Alam (TWA) Kamojang

9. Pemberdayaan Masyarakat
Sustainable Community Development - Mewujudkan Keseimbangan Alam dan Kemandirian
Masyarakat
PGE Area Kamojang telah mengimplementasikan Kebijakan
CSR
dengan prinsip mengedepankan partisipasi aktif
masyarakat baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi program sehingga keberlanjutan
program terjamin, serta teralokasinya dana khusus CSR
dengan tujuan pemenuhan kebutuhan kelompok rentan melalui
strategi pemberdayaan masyarakat sehingga tercipta
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi,
pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan lingkungan. Untuk
mewujudkan kebijakan tersebut, dilaksanakan kegiatan social

13|17

mapping yang dilakukan secara periodik selama 4 tahun sekali. Output dari kegiatan ini antara lain,
teridentifikasinya jaringan sosial yang ada di masyarakat baik individu maupun institusi,
teridentifikasinya masalah sosial, teridentifikasinya potensi sosial, serta teridentifikasinya kelompok
rentan yang menjadi sasaran utama pelaksanaan program.
Hasil social mapping merupakan basis data yang dipakai oleh PGE Area Kamojang untuk penyusunan
dokumen rencana strategis (RENSTRA) yang memuat uraian rencana program dan indikator
keberhasilannya selama 5 tahun, serta rincian kegiatan dalam satu tahun. Setelah berhasil dengan
program PKBM An Nur pada tahun sebelumnya, PGE Area Kamojang berhasil mewujudkan program
unggulan CSR 2013, diantaranya Program Institusionalisasi Budidaya Jamur Berbasis Masyarakat
Dengan Pemanfaatan Geothermal, Program Pengembangan PKBM Annur sebagai Sentra Pemberdayaan
Masyarakat, Pemberdayaan Pengusaha Borondong, Program Budidaya Domba Terpadu untuk para
peternak, Program Pemberdayaan Perempuan melalui Budidaya Tanaman Obat Keluarga
(TOGA)/Herbal, Program Dusun Bersih Kamojang, Program Sehat Bersama Pertamina, Program Green
School, serta Pembangunan Infrastruktur pendukung kegiatan masyarakat. Realisasi dana dan capaian
program sebesar Rp 9.096.533.064,-.
Institusionalisasi Budidaya Jamur Berbasis Masyarakat Dengan
Pemanfaatan Geothermal
(Inovasi Program Pemberdayaan Masyarakat dengan Pemanfaatan
Sustainable Energy)
Inovasi selalu dikembangkan PGE Area Kamojang demi meningkatkan
kualitas program CSR. Dengan memanfaatkan potensi geothermal yang
sustainable, PGE Area Kamojang telah berhasil mensubtitusikan bahan
bakar proses sterilisasi media pertumbuhan jamur berupa gas dan kayu
bakar yang mencemari lingkungan dengan uap geothermal. Di sisi
pengembangan aspek kelembagaan masyarakat, PGE Area Kamojang
telah menginstitusionalisasikan pembudidaya jamur di Dusun Kamojang
dengan membentuk Kelompok Budidaya Jamur Sauyunan, dimana
sebagian besar anggota Kelompok Sauyunan tersebut merupakan pemuda
pengangguran asli Dusun Kamojang yang teridentifikasi dalam pemetaan
sosial sebagai kelompok rentan.

Kelompok Budidaya Jamur Kamojang


Sauyunan

Alat Sterilisasi Media Pertumbuhan Jamur


dengan Uap Geothermal

Jamur Hasil Budidaya


dengan Uap Geothermal

Sedangkan dari aspek ekonominya, hanya dari 30% total kapasitas


produksi yang dikembangkan PGE Area Kamojang telah berhasil
menaikkan pendapatan kelompok secara signifikan. Program ini
menjadi bentuk nyata komitmen PGE Area Kamojang dalam
memberdayakan masyarakat. Uap geothermal yang merupakan
komoditas bisnis utama perusahaan, secara cuma-cuma
disumbangkan demi kesejahteraan masyarakat untuk mewujudkan
kehidupan harmonis antara perusahaan, alam, dan masyarakat

sekitar.
Tabel 9.1 Perbandingan Sterilisasi Jamur dengan LPG Vs Geothermal
Jenis Bahan Bakar
Uraian

Keterangan
Konvensional

Geothermal

Kebutuhan Bahan Bakar (1 bulan)

144 kg LPG

Tanpa Biaya

Kapasitas Produksi

240 baglog

800 baglog

Aspek Pencemaran

Mencemari udara

Tidak mencemari

Menggunakan uap buangan


dari Steam Trap

14|17

PKBM An Nur Pengembangan Pusat Pemberdayaan Masyarakat


Dalam mengembangkan program PKBM An Nur, penolakan dari masyarakat pada awalnya sangatlah
tinggi terutama dari orang tua yang menginginkan anaknya tidak bersekolah tetapi langsung bekerja,
namun dengan inovasi pengembangan life skill yang disisipkan pada kegiatan pemebrlajaran akademik,
PKBM An Nur mampu memfasilitasi murid tidak hanya untuk menuntut ilmu namun juga menambah
penghasilan melalui kegiatan kewirausahaan. PGE Area Kamojang bersama Kegiatan PKBM AnNur
sebagai pusat kegiatan kejar Paket A, B, dan C serta pemberantasan buta huruf lansia dikembangkan
melalui program uatama pelatihan life skill dan kewirausahaan.
Hasilnya pada tahun 2013 pendapatan PKBM AnNur dan
down line-nya dapat meningkat menjadi 300%. PKBM An
Nur juga berhasil mengembangkan pemasaran usaha seperti
keset tenun sampai ke Malaysia. PKBM An Nur melalui Ibu
Tjitjih Rukaesih, Kepala Sekolah PKBM An Nur bersama
PGE Area Kamojang telah mampu menyebarluaskan ilmu
dalam skala nasional. PKBM An Nur telah mendapatkan
banyak apresiasi baik skala Internasional dari UNESCO dan
apresiasi skala nasional melalui liputan khusus kegiatan
PKBM An Nur dalam acara Kick Andy on Location di
stasiun televisi nasional Metro-TV.
Tabel 9.2 Kebermanfaatan PKBM An Nur
Aspek
Motivasi Orang Tua terhadap
pendidikan anaknya

Sebelum Ada PKBM An Nur


Orang tua tidak ingin anaknya sekolah, ingin
anaknya langsung bekerja

Sesudah Ada PKBM An Nur


Orang tua termotivasi untuk menyekolahkan anaknya

Keberadaan Murid Sekolah

Siswa SMP, SMA, SMK yang kurang mampu dapat bersekolah


di PKBM An Nur Gratis

Pemberantasan Buta Huruf

Siswa SMP (sebelum ada BOS (Bantuan


Operasional Pendidikan)), SMA, dan SMK
kurang mampu tidak dapat bersekolah
Sebagian besar Lansia Buta Huruf

Down Line (Kewirausahaan)

Tidak Ada

Fisik
Penghargaan

Tidak Ada Bangunan Sekolah


-

Dikembangkan Program Pemberantasan Buta Huruf melalui


Program Keaksaraan Fungsional bagi Lansia
Muncul Down Line wirausaha lulusan PKBM An Nur yang
mampu menyerap tenaga kerja lokal
Muncul PAUD,Rumah Pintar, TK, SMP, SMA, SMK
Penghargaan dari UNESCO (Pemberantasan Buta Huruf),
Penghargaan Dinas Pendidikan Nasional

Pemberdayaan Perempuan Melalui Budidaya Tanaman Herbal


Sasaran program ini adalah para ibu rumah tangga di sekitar daerah operasi
perusahaan. Pendampingan kelompok sasaran dilakukan secara
berkesinambungan guna memonitor perkembangan program. Penguatan
kelembagaan diimplemenasikan melalui kegiatan pelatihan manajemen
organisasi. Saat ini kelompok Budidaya Herbal Perempuan mampu
mendapatkan tambahan penghasilan yang signifikan dari hasil
pengembangan sentra agrowisata saung herbal, pengembangan inovasi
produk, serta pengembangan kegiatan kemitraan dengan masyarakat
sekitar melalui pembagian bibit tanaman herbal.
Pengembangan Usaha Makanan Ringan Tradisional Borondong Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Tradisi
Usaha berondong binaan PGE Area Kamojang ini telah mendapatkan
penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan atas
keberhasilan memberdayakan ibu rumah tangga. Kelompok yang sudah
mempunyai ijin usaha dan Nomor P-IRT dari Dinkes Kab Bandung ini
juga telah mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia.

Kegiatan Budidaya Tanaman Herbal


Pengrajin Borondong Desa Laksana

15|17

Jumlah pekerja yang terikat dalam kegiatan produksi Madu Rasa adalah 12 orang yang semuanya adalah
ibu rumah tangga. Setiap bulannya usaha ini mampu menyerap bahan baku sebanyak 2 ton yang didapat
dari petani di sekitar Desa Laksana. Keberhasilan dari segi ekonomi, kelompok usaha Borondong binaan
PGE Area Kamojang berhasil menaikkan pendapatan sebesar 200% .
Pemberdayaan Peternak Domba Terpadu
Kegiatan Mitra Peternak Domba

Jumlah peternak mitra binaan dalam program ini sebanyak 70 peternak


(jumlah awal peternak 20 orang) yang berdomisili di wilayah sekitar
daerah operasi perusahaan. Penguatan kelembagaan dilakukan melalui
pelatihan peningkatan
skill
berorganisasi
juga
dilakukan
pengembangan produk turunan ternak seperti pupuk padat dan cair dari
olahan kotoran ternak. Produk turunan tersebut dapat dimanfaatkan
untuk kebutuhan masyarakat yang mayoritas bercocok tanam sayuran
dan tanaman herbal. Dalam kurun waktu 3 tahun, program budidaya
ternak domba ini berhasil menaikkan omzet secara nyata.

Program GREEN SCHOOL


Ditetapkannya SDN Kamojang sebagai sekolah lingkungan hidup oleh Bupati Bandung, mendorong
PGE Area Kamojang untuk mengembangkan program green school yang mendukung program
Adiwiyata KLH dan Kemendikbud. Komponen kegiatan meliputi empat aspek, diantaranya Penyusunan
Kebijakan Berwawasan Lingkungan, Penerapan Kebijakan Berwawasan Lingkungan, Partisipasi Aktif
Warga Sekolah Menjaga Lingkungan, Serta Melengkapi Sarana
Infrastruktur Sekolah Ramah Lingkungan. Bukti keberhasilan program
ini ditunjukkan oleh nilai pengetahuan siswa mengenai kesadaran
lingkungan mencapai angka 8,58 (skala 10) yang artinya tergolong
kategori sangat baik.
Program Dusun Bersih
Kamojang
Pengembangan program
dusun bersih didasari beberapa prinsip pengembangan bank
sampah meliputi penyerapan, peningkatan nilai ekonomis
sampah, serta peningkatan partisipasi masyarakat. Dari segi
nilai penyerapan sampah, program ini berhasil mereduksi
sampah seberat 10,8 ton.
Dalam tahap institusionalisasi
ini, PGE Area Kamojang
telah mampu mendorong
dibentuk dan diresmikannya
Koperasi Produsen Kamojang
Sejahtera, yang merupakan
lembaga yang menaungi
program domba, herbal, dan dusun bersih (bank sampah).
Program Sehat Bersama Pertamina
Program kesehatan diimplementasikan dengan pelaksanaan program
SEHATI (Sehat Anak Tercinta dan Ibu), Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) bagi balita, pemberian alat-alat kesehatan berupa
timbangan balita, KMS, inkubator, dan ambulan, serta peningkatan
peran aktif kader posyandu. PGE Area Kamojang bekerjasama dengan Kader Siaga binaan PGE Area Kamojang
PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) dalam rangka
membentuk kader kesehatan siaga yang siap membantu kelompok rentan ketika dibutuhkan.

16|17

Pembangunan Infrastruktur Pendukung Kegiatan Masyarakat


Komitmen PGE Area Kamojang dalam mendukung pembangunan salah satunya diwujudkan dengan
pembangunan infrastruktur pendukung kegiatan masyarakat. Program ini rutin dilaksanakan setiap
tahunnya dengan sasaran pembangunan fasilitas publik seperti jalan, toilet umum, gedung sekolah,
gedung puskesmas, bangunan peribadatan seperti masjid, dan pembangunan sarana lain yang sifatnya
mendukung kelancaran perputaran faktor perekonomian masyarakat sekitar.

17|17

Anda mungkin juga menyukai